You are on page 1of 57

Konsep Perilaku

BATASAN
► Perilaku dari pandangan biologis adalah
merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan.
► Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu
aktivitas dari manusia itu sendiri.
► mencakup berjalan, berbicara, bereaksi,
berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan
internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi
dan emosi juga merupakan perilaku manusia.
► Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh
organisme tersebut, baik dapat diamati secara
langsung atau secara tidak langsung.
► Hereditas atau faktor keturunan adalah adalah
konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan
perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya.
► Sedangkan lingkungan adalah suatu kondisi atau
merupakan lahan untuk perkembangan perilaku
tersebut.
► Suatu mekanisme pertemuan antara kedua faktor
tersebut dalam rangka terbentuknya perilaku
disebut proses belajar (learning process).
► Skiner (1938), Perilaku : merupakan
respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus (rangsangan dari luar).
► Perilaku  S – O – R
► Skiner membedakan Rerpon :
- Respondent Respon atau Reflexifve
respon, yakni respon yang ditimbulkan
oleh rangsangan2 (stimulus) tertentu
- Operant respon atau Instrumental
Respon, yakni respon yg timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh
stimulus atau perangsang tertentu
Prosedur Pembentukan Perilaku
1. Melakukan identifikasi ttg hal2 yg merupakan
penguat (reinforcer)
2. Menganalisis untuk mengidentifikasi komponen2
kecil yg membentuk perilaku yg dikehendaki
3. Menggunakan scr urut komponen2 sbg tujuan
sementara, mengidentifikasi reinforce masing2
komponen
4. Melakukan pembentukan perilaku dg
menggunakan urutan komponenyg tersusun
“anak dikehendaki mempunyai kebiasaan
gosok gigi sebelum tidur”
► Pergi ke kamar mandi sblm tidur
► Mengambil sikat gigi dan odol
► Mengambil air dan berkumur
► Melaksanakan gosok gigi
► Menyimpan sikat gigi dan odol
► Pergi ke kamar tidur
Berdasarkan Bentuk Respon,
Perilaku dapat dibedakan :
► Covert behavior
- Respon seseorang thdp stimulus dlm bentuk
terselubung/tertutup
- Belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain
- Misalnya : perhatian, persepsi,
pengetahuan/kesadaran,
► Overt behavior
- Respon seseorang thdp stimulus dlm bentuk
tindakan nyata, yg dpt mudah diamati oleh orang
lain
Perilaku Kesehatan

► Perilakukesehatan pada dasarnya adalah


suatu respons seseorang (organisme)
terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan serta lingkungan.
Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni
respons dan stimulus atau perangsangan.
 Respons atau reaksi manusia, baik bersifat pasif
(pengetahuan, persepsi, dan sikap)

 Bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice).

 Sedangkan stimulus atau rangsangan disini terdiri 4


unsur pokok, yakni sakit & penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan dan lingkungan.
Perilaku kesehatan itu mencakup :

► Perilaku seseorang terhadap sakit dan


penyakit.
► Perilaku terhadap sistem pelayanan
kesehatan
► Perilaku terhadap makanan (nutrition
behaviour)
► Perilaku terhadap lingkungan kesehatan
(enviromental health behaviour)
1. Perilaku sakit (illness behavior), yaitu segala
tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh orang
sakit untuk merasakan dan mengenal keadaan
kesehatannya, termasuk kemampuan untuk
mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit,
serta usaha pencegahannya.
2. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan
(health service behavior), yaitu perilaku
terhadap fasilitas pelayanan kesehatan
tradisional maupun modern, yang terwujud
dalam pengetahuan, sikap dan penggunaan
fasilitas pelayanan, petugas dan obat.
3. Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior),
yaitu perilaku seseorang terhadap makanan sebagai
kebutuhan vital bagi kehidupan, meliputi
pengetahuan, sikap dan praktik terhadap makanan,
unsur-unsur gizi yang terkandung di dalamnya,
pengelolaan makanan, dan sebagainya.
4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan
(environmental health behavior), yaitu perilaku
seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan
kesehatan manusia yang meliputi pengetahuan, sikap
dan tindakan terkait air bersih, pembuangan air
limbah, rumah sehat, pembersihan sarang nyamuk
(vector), dan sebagainya.
DOMAIN PERILAKU KESEHATAN

a) Ranah kognitif (cognitive domain)

a) Ranah afektif (affective domain)

a) Ranah psikomotor (psychomotor domain).


► Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang
dewasa dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek
tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi
atau objek di luarnya.
► Sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek
tersebut dan selanjutnya menimbulkan respons batin
dalam bentuk sikap si subjek terhadap objek yang
diketahui itu. Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah
diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan
menimbulkan respons lebih jauh lagi, yaitu berupa
tindakan (action) terhadap atau sehubungan dengan
stimulus atau objek tadi.
DOMAIN PERILAKU
► Benyamin • Ki Hajar • Kepetingan
Bloom Dewantara Pengukuran
(1908) 1. Kognisi 1. Knowledge
1. Kognitif (cipta) 2. Attitude
2. Afectif 2. Emosi 3. Practice
3. Psikomotor (rasa)
3. Konasi
(karsa)
PENGETAHUAN
► Pengetahuan adalah merupakan hasil
“TAHU” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan suatu objek.
► Sebagaian besar dg melalui mata dan
telinga
► Domain yg sangat penting terbentuknya
tindakan
► Perilaku yg didasari dg pengetahuan lebih
langgeng
TINGKATAN PENGETAHUAN
1. Tahu (Know)
2. Memahami (Comprehension)
3. Aplikasi (Aplication)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation)
Tahu (Know)
► mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk mengingat kembali
(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang pernah
diterimanya
► Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan, dan sebagainya.
Memahami (Comprehension)
► diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui, dan mampu menginterprestasikan
materi tersebut secara benar
► Orang yang paham terhadap objek atau materi
harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya.
Aplikasi (Aplication)
►diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya
►Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai
penggunaan hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lain.
Analisis (Analysis)
► diartikan sebagai kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam
satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya
satu sama lainnya
► Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti menggambarkan
(membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya
Sintesis (Synthesis)
►diartikan sebagai kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-
bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru
►Dengan kata lain, sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari beberapa formulasi yang ada.
Evaluasi (Evaluation)
►diartikan sebagai kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek
►Penilaian tersebut didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri
atau menggunakan kriteria yang ada
SIKAP
► Merupakan reaksi/respon yg masih tertutup
dari seseorang thdp stimulus
► Merupakan kesiapan untuk bertindak dan
bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu (Newcomb)
► Bersifat emosional thdp stimulus sosial
► Manifestasi tdk dpt dilihat langsung, ttp dpt
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
tertutup
PROSES TERBENTUKNYA SIKAP & REAKSI

REAKSI
STIMULUS PROSES Tingkah laku
RANGSANGAN STIMULUS (terbuka)

SIKAP
TERTUTUP
KOMPONEN SIKAP
(Allport 1954)
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep
thdp objek
2. Kehidupan emosional atau evaluasi
emosional
3. Kecenderungan untuk bertindak
TINGKATAN SIKAP
► Menerima (Receiving)
► Merespon (Responding)
► Menghargai (Valuing)
► Bertanggungjawab (Responsible)
Menerima (Receiving)
►Menerima diartikan sebagai kesediaan
seseorang untuk memperhatikan stimulus
yang diberikan (objek).
►Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat
dilihat dari kesediaan dan perhatiannya
terhadap ceramah tentang gizi
Merespon (Responding)
► Memberikan jawaban diartikan sebagai
kesediaan seseorang untuk mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah
suatu indikasi dari sikap.
► Karena dengan suatu usaha untuk menjawab
pertanyaan atau mengerjakan tugas yang
diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah,
berarti orang menerima ide tersebut.
Menghargai (Valuing)
► Menghargai diartikan sebagai kesediaan seseorang
untuk mengajak orang lain mengerjakan atau
mendiskusikan dengan orang lain suatu masalah.
► Misalnya seorang ibu yang mengajak ibu yang lain
(tetangganya, saudaranya, dan sebagainya), untuk
pergi menimbang anak balitanya ke posyandu, atau
mendiskusikan gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu
tersebut mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.
Bertanggungjawab (Responsible)

►Bertanggung jawab diartikan sebagai


kesediaan seseorang untuk menanggung
segala risiko terhadap sesuatu yang telah
dipilihnya.
►Misalnya, seorang ibu mau menjadi
akseptor KB, meskipun mendapat tantangan
dari mertua atau orang tuanya sendiri.
PRAKTEK/TINDAKAN
► Tingkatannya
1. Persepsi (Perception)
2. Respon Terpimpin (Guided Respon)
3. Mekanisme (Mecanism)
4. Adaptasi (Adaptation)
Persepsi (Perception)
►Mengenal dan memilih berbagai objek
sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil merupakan praktik tingkat
pertama,
►misalnya seorang ibu dapat membuat
makanan yang bergizi bagi anak balitanya
Respon Terpimpin (Guided
Respon)
►Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan
urutan yang benar sesuai dengan contoh
adalah indikator praktik tingkat dua,
►misalnya seorang ibu dapat memasak
sayur dengan benar, mulai dari cara
mencuci, memotong, memasak, menutup
panci dan sebagainya
Mekanisme (Mecanism)
► Apabila seseorang telah melakukan sesuatu
dengan benar secara otomatis, atau
mengerjakan sesuatu yang sudah menjadi
kebiasaan,
► misalnya seorang ibu yang sudah biasa
mengimunisasikan bayi pada umur tertentu,
tanpa menunggu perintah atau ajakan orang
lain
Adaptasi (Adaptation)
► Adaptasi adalah praktik atau tindakan yang
sudah berkembang dengan baik. Artinya
tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
► Misalnya ibu dapat memilih dan memasak
makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-
bahan yang murah dan sederhana
Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
menurut H.L. Bloom

Lingkungan

Fisik,
biologi
kimia
sosek

Norma,
Kesehatan
Genetik Keturunan kebiasaan Perilaku
Masyarakat gaya hdp

Yan.
Kuratif
rehab.

Pelayanan
Kesehatan
LEWRENCE GREEN
PERILAKU

PREDISPOSING ENABLING REINFORCING


FACTORS FACTORS FACTORS
(Pengetahuan, sikap, (Ketersediaan (Sikap, & perilaku
Kepercayaan, tradisi, sumber/fasilitas) Petugas, peraturan)
nilai, dsb)

Komunikasi Pemberdayaan Training

PENDIDIKAN
KESEHATAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan

a. Predisposing factors mencakup


pengetahuan, sikap, dan nilai seseorang.
b. Enabling factors yang mencakup
ketersediaan dan keterjangkauan sarana
dan sumber daya.
c. Reinforcing factors yang mencakup sikap
dan tindakan petugas kesehatan dan
aturan lingkungan sosialnya
INTERVENSI TERHADAP FAKTOR PERILAKU

► Tekanan (coertion)
- Law enforcement
- Intruksi Tidak
langgeng
- Tekanan fisik dan non fisik
- Sanksi

► Edukasi (education)
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa
sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku
baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yakni :

► Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut


menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu
terhadap stimulus (objek).

► Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau


objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai
timbul.

► Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik


dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini
berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
► Trial dimana subjek mulai mencoba untuk
melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.

► Adoption dimana subjek telah berperilaku


baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran
dan sikapnya terhadap stimulus.
Perubahan Perilaku
Menurut WHO
a. Perubahan Alamiah (Natural Change)
 Perilaku manusia selalu berubah dimana
sebagian perubahan itu disebabkan karena
kejadian alamiah.
 Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi
perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya
dan ekonomi maka anggota-anggota
masyarakat didalamnya juga akan mengalami
perubahan.
b. Perubahan Rencana (Planned Change)
 Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri
oleh subjek.

c. Kesediaan Untuk Berubah (Readiness to Change)

 Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan


didalam masyarakat maka yang sering terjadi adalah sebagai orang
sangat cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut
(berubah perilakunya).
 Tetapi sebagian orang lagi sangat lambat untuk menerima inovasi
atau perubahan tersebut. Hal ini disebabkan karena pada setiap
orang mempunyai kesediaan untuk berubah (readiness of change)
yang berbeda-beda.
Bentuk perubahan Perilaku & Strategi
Perubahan perilaku menurut WHO
Bentuk Perubahan : STRATEGI:
► Natural change • Kekuatan
► Planned change • Informasi
► Readiness to • Diskusi dan
change partisipasi
Strategi untuk Memperoleh
Perubahan Perilaku (WHO)
a. Menggunakan Kekuatan / Kekuasaan atau
Dorongan
 Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada
sasaran atau masyarakat sehingga ia mau melakukan
(berperilaku) seperti yang diharapkan. Cara ini dapat
ditempuh misalnya dengan adanya peraturan-peraturan
/ perundang-undangan yang harus dipatuhi oleh
anggota masyarakat.
 Cara ini akan menghasilkan perubahan perilaku yang
cepat akan tetapi perubahan tersebut belum tentu akan
berlangsung lama karena perubahan perilaku yang
terjadi tidak atau belum berdasarkan kesadaran sendiri.
b. Pemberian Informasi
 Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-
cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan
kesehatan, cara-cara menghindari penyakit, dan
sebagainya akan meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang hal tersebut.
 Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu akan
menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan
menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan
pengetahuan yang dimilikinya itu.
 Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini akan
memakan waktu yang lama tetapi perubahan yang
dicapai akan bersifat langgeng karena didasari pada
kesadaran mereka sendiri (bukan karena paksaan).
c. Diskusi dan Partisipasi
 Masyarakat tidak hanya pasif menerima
informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi
melalui diskusi-diskusi tentang informasi yang
diterimanya.
 Diskusi partisipasi adalah salah satu cara yang
baik dalam rangka memberikan informasi-
informasi dan pesan-pesan kesehatan.
PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT

► Motonya adalah health is not everything, but without health


everything is nothing yang artinya kesehatan bukan segalanya,
tetapi tanpa kesehatan segalanya menjadi tidak berarti.
► Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan perilaku
yang harus dipraktikkan oleh setiap individu dengan kesadaran
sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif
dalam mewujudkan lingkungan yang sehat. PHBS harus
diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan
di mana saja.
► PHBS di rumah tangga/keluarga, sekolah, tempat kerja, tempat-
tempat umum, ataupun di pelayanan kesehatan
►Tujuan PHBS adalah meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, kemauan,
dan kemampuan masyarakat agar
hidup bersih dan sehat dan berperan
serta aktif mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal
PHBS TATANAN RUMAH TANGGA
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
b. Memberi ASI esklusif.
c. Menimbang balita setiap bulan..
d. Menggunakan air bersih.
e. Mencuci tangan dengan air dan sabun.
f. Menggunakan jamban sehat..
g. Memberantas jentik di rumah seminggu sekali.
h. Makan buah dan sayur setiap hari..
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
j. Tidak merokok dalam rumah.
PHBS TATANAN SEKOLAH
a. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dengan
sabun.
b. Menjaga konsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.
c. Membuang sampah pada tempatnya.
d. Olah raga yang teratur dan terukur.
e. Pemberantasan jentik nyamuk.
f. Tidak merokok.
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap
bulan..
h. Menggunakan jamban..
PHBS TATANAN DI TEMPAT
KERJA
a. Tidak merokok.
b. Membeli dan mengonsumsi makanan dari tempat kerja.
c. Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik.
d. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan
sesudah buang air besar dan buang air kecil.
e. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
f. Menggunakan air bersih.
g. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
h. Membuang sampah pada tempatnya.
i. Menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.
PHBS DI TEMPAT UMUM
a. PHBS di pasar, yaitu menggunakan air bersih,
membuang sampah pada tempatnya, menggunakan
jamban, tidak merokok, tidak meludah sembarangan,
dan memberantas jentik nyamuk.
b. PHBS di tempat ibadah, yaitu menggunakan air bersih,
membuang sampah pada tempatnya, menggunakan
jamban, tidak merokok, tidak meludah sembarangan,
dan memberantas jentik nyamuk.
PHBS DI TEMPAT UMUM
a. HBS di rumah makan, yaitu menggunakan air bersih,
membuang sampah pada tempatnya, menggunakan
jamban, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
tidak merokok, menutup makanan, tidak meludah
sembarangan, dan memberantas jentik nyamuk.
b. PHBS di angkutan umum (bus, angkutan umum, kereta api,
pesawat, kapal laut, dan lain-lain), yaitu menggunakan air
bersih, membuang sampah pada tempatnya, menggunakan
jamban, tidak merokok, dan tidak meludah sembarangan.
PHBS DI FASYANKES

a. Menggunakan air bersih.


b. Menggunakan jamban yang bersih dan
sehat.
c. Membuang sampah pada tempatnya.
d. Tidak merokok.
e. Tidak meludah sembarangan.
f. Memberantas jentik nyamuk.

You might also like