You are on page 1of 77

PENERAPAN FUNGSI LINEAR

DALAM EKONOMI
NERISA AGNESIA WIDIYANTO, SP., M.SI
FUNGSI PERMINTAAN

FUNGSI PERMINTAAN MENUNJUKKAN HUBUNGAN ANTARA


JUMLAH PRODUK YANG DIMINTA OLEH KONSUMEN DENGAN
HARGA PRODUK

DI DALAM TEORI EKONOMI


• JIKA HARGA NAIK MAKA JUMLAH BARANG YANG DIMINTA TURUN
•JIKA HARGA TURUN MAKA JUMLAH BARANG YANG DIMINTA NAIK
•SEHINGGA GRAFIK FUNGSI PERMINTAAN MEMPUNYAI SLOPE NEGATIF (MIRING KE KIRI)
Notasi fungsi permintaan akan barang x adalah:
P
Qx = f (Px)
Qx = a – b Px
a/b Qd = a - bP dimana:
Qx = Jumlah produk x yang
diminta
Px = Harga produk x
a dan b = parameter

Q  a  bP
0 b Qd
atau
a 1
P  Q
b b
SUATU BARANG, JIKA DIJUAL SEHARGA RP 5000
PERBUAH AKAN TERJUAL SEBANYAK 3000 BUAH. AKAN
TETAPI, JIKA DIJUAL DENGAN HARGA LEBIH MURAH
YAITU RP 4000 PERBUAH, MAKA JUMLAH PERMINTAAN
TERHADAP BARANG TERSEBUT MENINGKAT MENJADI
6000 BUAH. BAGAIMANAKAH FUNGSI
PERMINTAANNYA ? GAMBARKAN FUNGSI PERMINTAAN
TERSEBUT PADA GRAFIK KARTESIUS.
SOLUSI
P1 = 5000, Q1 = 3000
P2 = 4000, Q2 = 6000 P

P – P1 = Q – Q1 P = -1/3 Qd +
P2 – P1 Q2 – Q1 6000
6000
P – 5000 = Q – 3000
4000 – 5000 6000 - 3000
P = -1/3 QD + 6000 Qd
0
18000

JADI FUNGSI
PERMINTAANNYA :
Qd = 18.000 – 3P
PERMINTAAN SUATU BARANG SEBANYAK 500 BUAH PADA
SAAT HARGANYA 40.000. APABILA SETIAP KENAIKAN HARGA
SEBESAR 1.250 AKAN MENYEBABKAN JUMLAH PERMINTAAN
MENGALAMI PENURUNAN SEBESAR 250, BAGAIMANA FUNGSI
PERMINTAANNYA DAN GAMBARKAN FUNGSI
PERMINTAANNYA PADA GRAFIK KARTESIUS ?
SOLUSI
P
42.500

P1 = 40.000 , Q1 = 500
∆ P = 1.250, ∆Q= -250 P = -5Q +
(P – P1) = M (Q – Q1) 42.500
M = ∆P / ∆Q
= 1.250 / -250
= -5 0 Q
8500
P = -5Q + 42.500
FUNGSI PENAWARAN
FUNGSI PENAWARAN MENUNJUKKAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH PRODUK YANG
DITAWARKAN OLEH PRODUSEN UNTUK DIJUAL DENGAN HARGA PRODUK.

DI DALAM TEORI EKONOMI


•JIKA HARGA NAIK MAKA JUMLAH BARANG YANG DITAWARKAN BERTAMBAH,
•JIKA HARGA TURUN MAKA JUMLAH BARANG YANG DITAWARKAN TURUN,
•GRAFIK FUNGSI PERMINTAAN MEMPUNYAI SLOPE POSITIF (MIRING KE KANAN)
FUNGSI PENAWARAN
Suatu barang, harga di pasarnya Rp 5000 perbuah maka
produsen akan menawarkan sebanyak 3000 buah.
Akan tetapi, jika harga lebih tinggi menjadi Rp 6000
perbuah, maka jumlah barang yang ditawarkan
produsen menjadi 6000 buah. Bagaimanakah fungsi
penawarannya ? Gambarkan fungsi penawarannya
pada Grafik Kartesius
solusi
P1 = 5000, Q1 = 3000 p

P2 = 6000, Q2 = 6000

P – P1 = Q – Q1
P = 1/3Q +
P2 – P1 Q2 – Q1 4000 4000

Qs
P = 1/3Q + 4000 0
Penawaran suatu barang sebanyak 500 buah
pada saat harga 40.000. Apabila setiap kenaikan
harga sebesar 1.250 akan menyebabkan jumlah
penawaran mengalami peningkatan sebesar 250,
bagaimana fungsi penawarannya dan
gambarkan fungsi penawaran tersebut pada
Grafik Jartesius
solusi P
P1 = 40.000, Q1 = 500
∆P = 1.250, ∆Q = 250

37.500
(P – P1) = m (Q – Q1)

m = ∆P/∆Q = 5
- 7500
Qs
0
P = 5Q + 37.500
Keseimbangan Pasar

Definisi : Pasar suatu barang


dikatakan dalam keseimbangan
(equilibrium) apabila :
a) Jumlah barang yang diminta sama
dengan jumlah barang yang
ditawarkan Qd = Qs. Atau :
b) Harga barang yang ditawarkan
sama dengan harga barang yang
diminta Pd = Ps
Keseimbangan Pasar

Qd  Qs P

Qs

Pe
E

Qd
0 Qe Q
Contoh Kasus 1 :
Diketahui : Fungsi Permintaan ; Q = 15 – P
Fungsi Penawaran ; Q = - 6 + 2P
Ditanyakan : Pe dan Qe ?...

Jawab : keseimbangan pasar; Qd = Qs

P
15 15 – P = - 6 + 2P
21 = 3P, P=7
Qs
Q = 15 – P
E = 15 – 7 = 8
7
3 Jadi, Pe = 7
Qd
Qe = 8
0 8 15
Q
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
• Di pasar terkadang permintaan suatu
barang dipengaruhi oleh permintaan
barang lain.
• Ini bisa terjadi pada dua macam produk
atau lebih yang berhubungan secara
- substitusi (produk pengganti)
- komplementer (produk pelengkap).
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
Contoh Produk substitusi :
•Beras dengan gandum,
•minyak tanah dengan gas elpiji,
Contoh produk komplementer
•teh dengan gula,
•semen dengan pasir,
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
Secara matematis fungsi
permintaan dan fungsi penawaran
produk yang beinteraksi mempunyai
dua variabel bebas, yaitu
(1)harga produk itu sendiri, dan
(2)harga produk lain yang saling
berhubungan
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
Dimana
•Qdx = Jumlah yang diminta dari produk X
•Qdy = Jumlah yang diminta dari produk Y
•Qsx = Jumlah yang ditawarkan dari produk X
•Qsy = Jumlah yang ditawarkan dari produk Y
•Px = Harga produk X
•Py = Harga produk Y
•a0, b0, m0, dan n0 adalah konstanta.
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
Syarat keseimbangan pasar dicapai jika:
•Qsx = Qdx dan Qsy = Qdy
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
Contoh:
Diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran dari dua
macam produk yang mempunyai hubungan substitusi sebagai
berikut:

Carilah harga dan jumlah keseimbangan pasar!


KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK
KESEIMBANGAN PASAR
DUA MACAM PRODUK

Jadi nilai Qx=3; Qy=5; Px=3 dan Py=4


Fungsi Penerimaan
• Fungsi penerimaan disebut juga fungsi pendapatan
atau fungsi hasil penjualan, dilambangkan dengan R
(Revenue) atau TR (Total Revenue)
• Fungsi Penerimaan merupakan fungsi dari output :
R = f(Q) dengan Q = jumlah produk yang laku terjual.
• Fungsi penerimaan merupakan hasil kali antara harga
jual per unit dengan jumlah barang yang diproduksi
dan laku dijual.
• Jika P adalah harga jual per unit, maka :
R=PxQ
dengan : P = harga jual per unit
` Q = jumlah produk yang dijual
R = total penerimaan
Contoh 1
Misalkan suatu produk dengan harga Rp. 5.000 per unit
barang, bagaimanakah fungsi penerimaannya ?
Gambarkan fungsi penerimaan tersebut pada grafik.
Jawab : Fungsi Penerimaan :
R = P x Q → R = 5.000Q
R
Gambar Grafik:
Karena intersepnya
tidak ada (nol) maka
fungsi penerimaan R = 5.000Q
digambarkan melalui
titik (0,0) dengan
gradien positif Q
FUNGSI PENERIMAAN

Semakin banyak barang yang diproduksi dan terjual, semakin besar pula
penerimaannya. Penerimaan total (total revenue) adalah hasilkali
jumlah barang yang terjual dengan harga jual per unit barang tersebut.
Secara matematik, penerimaan merupakan fungsi jumlah barang,
kurvanya berupa garis lurus berlereng positif dan bermula dari titik
pangkal.

R  Q  P  f Q 
Contoh Kasus 7 :
Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp. 200,00 per unit.
Tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan total perusahaan ini !!!
Berapa besar penerimaannya bila terjual barang sebanyak 350 unit ???
Penyelesaian :
R = Q X P = Q X 200 = 200 Q
Bila Q = 350, maka ; R = 200 X 350 = 70.000

R R  200Q
70.000

40.000

0 Q
200 350
FUNGSI BIAYA DAN FUNGSI PENERIMAAN
 Fungsi Biaya. Biaya total (total cost) yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan
dalam operasi bisnisnya terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel
(variable cost).
FC  k
VC  f Q   vQ
C  g Q   FC  VC  k  vQ
C
FC : biaya tetap
C  k  vQ VC : biaya variabel
C : biaya total
VC  vQ
k : konstanta
v : lereng kurva VC dan kurva C
k FC  k

0 Q
Contoh Kasus 6 :
Diketahui : FC = 20.000 , VC = 100 Q
Ditanyakan : Tunjukkan persamaan dan kurva totalnya !!! Berapa biaya total
yang dikeluarkan jika diproduksi 500 unit barang ???
Penyelesaian :
C = FC + VC  C = 20.000 + 100 Q
Jika Q = 500, maka ; C = 20.000 + 100 (500) = 70.000

C C  20.000  100Q

70.000 VC  100Q

50.000

20.000 FC

0 500 Q
Fungsi Biaya
• Dilambangkan dengan C (Cost) atau TC (Total
Cost)
• Terdiri atas dua jenis fungsi biaya, yaitu :

1. Fixed cost atau fungsi biaya tetap (FC)


2. Variabel cost atau fungsi biaya yang
berubah-ubah (VC)
Fixed Cost
• Fixed cost atau fungsi biaya tetap (FC)
merupakan fungsi yang tidak bergantung
pada jumlah produk yang diproduksi.
• Jadi fungsi biaya tetap adalah fungsi
konstanta.
FC = k
dengan k : konstanta positif
Contoh 2
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap
sebesar Rp. 100.000.000 Bagaimanakah fungsi
biaya tetapnya dan gambarkan fungsi tersebut
pada grafik kartesius.
Jawab : FC = 100.000.000
FC
Gambar Grafik:

FC = 100.000.000

Q
Variabel Cost
• Variabel cost atau fungsi biaya yang berubah-ubah atau
biaya variabel (VC) merupakan fungsi biaya yang
besarnya bergantung dari jumlah produk yang
diproduksi.
• Jadi : VC = f(Q) merupakan hasil kali antara biaya
produksi per unit dengan jumlah barang yang
diproduksi.
• Jika P adalah biaya produksi per unit, dimana biaya
produksi per unit senantiasa lebih kecil dibandingkan
harga jual perunit barang, maka :
VC = P x Q
dengan : P = biaya produksi per unit
Q = jumlah produk yang diproduksi
Contoh 3
Suatu produk diproduksikan dengan biaya produksi Rp.
3.000 per unit. Bagaimana fungsi biaya variabelnya
dan gambarkan fungsi tersebut pada grafik.
Jawab : VC = P x Q → VC = 3.000 Q
VC
Gambar Grafik:
Karena intersepnya
tidak ada (nol) maka
fungsi biaya variabel
digambarkan melalui VC = 3.000 Q
titik (0,0) dengan
gradien positif
Q
Total Cost
• Fungsi Total Cost (TC) merupakan penjumlahan antara
biaya tetap dengan biaya variabel.
• TC = FC + VC
• Contoh 4 :
Dari contoh 2 dan contoh 3 diatas, dimana biaya tetap
yang dikeluarkan sebuah perusahaan sebesar Rp.
100.000.000,- dan biaya variabelnya : 3.000 Q, maka
TC = 100.000.000 + 3.000 Q.
Ternyata intersep dari fungsi total biaya adalah sama
dengan biaya tetapnya dan gradiennya sama dengan
gradien fungsi biaya tetap. Hal ini mencerminkan
bahwa penggambaran fungsi total biaya haruslah
melalui titik (0,FC) dan sejajar dengan grafik VC.
Contoh 4
Gambar Grafik TC :
TC
100.009.000

100.006.000

100.003.000 TC = 100.000.000 + 3.000 Q

100.000.000
Q
ANALISIS PULANG-POKOK

 Keuntungan (profit positif,  > 0) akan didapat apabila R > C .

 Kerugian (profit negatif,  < 0) akan dialami apabila R < C .

 Konsep yang lebih penting berkenaan dengan R dan C adalah konsep


pulang-pokok (break-even), yaitu suatu konsep yang digunakan untuk
menganalisis jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual
agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Keadaan break-even (profit
nol,  = 0) terjadi apabila R = 0; perusahaan tidak memperoleh keuntungan
tetapi tidak pula mengalami kerugian. Secara grafik, hal ini ditunjukkan oleh
perpotongan antara kurva R dan kurva C.
Definisi BEP
• Break Even Point = BEP = Titik Pulang Pokok adalah
keadaan suatu usaha ketika TIDAK MEMPEROLEH LABA
dan TIDAK RUGI
• Untuk keperluan analisa tersebut perlu mempelajari kaitan
antara REVENUE, COST, NETT PROFIT
• Dengan BEP maka pebisnis dapat mengambil keputusan
yang berkaitan dengan pengurangan atau penambahan
harga jual, biaya dan laba
Analisa BEP digunakan untuk :
• Mengetahui jumlah penjualan minimal yang harus
dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian
• Mengetahui jumlah penjualan yang harus dicapai
untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu
• Mengetahui seberapa jauh berkurangnya
penjualan agar perusahaan tidak menderita
kerugian
• Mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual,
biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan
BEP
PENJUALAN
Rp
BIAYA TOTAL
BEP

BIAYA VARIABEL

P BIAYA TETAP

0 Volume (unit)
P = BIAYA TETAP PADA KAPASITAS PRODUKSI
PEMETAAN BEP
Daerah Laba PENJUALAN
Rp
BIAYA TOTAL
BEP

BIAYA VARIABEL

P BIAYA TETAP

0 Volume (unit)
Daerah
Rugi

P = BIAYA TETAP PADA KAPASITAS PRODUKSI


Gambar Kurvanya :

C, R
R  r Q 
 0
C  cQ 

Q : jumlah produk
TPP   0  R : penerimaan total
C : biaya total
 : profit total ( = R – C )
TPP : (break-even point / BEP)
 0
0 Q
Q'
ASUMSI – ASUMSI PENERAPAN BEP

 Biaya tetap tidak berubah – ubah


 Biaya Variabel bervariasi dalam perbandingan yang
konstan
 Harga penjualan per satuan konstan
 Hanya untuk satu macam barang, jika lebih maka
bauran penjualannya harus konstan
 Hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel
tidak bervariasi
 Ada kesesuaian antara produksi dan penjualan
Contoh Kasus 8 :

Diketahui : C = 20.000 + 100 Q , R = 200 Q


Ditanyakan : Berapakah tingkat produksi pada saat BEP ???.. Apa yang terjadi
pada saat produksinya sebanyak 300 unit ???...
Penyelesaian :
 = R–C jika Q = 300, maka :
BEP ;  = 0,  R – C = 0 R = 200 (300) = 60.000
R = C C = 20.000 + 100 (300)
200 Q = 20.000 + 100 Q = 50.000
100 Q = 20.000
Q = 200 Keuntungan ;  = R–C
= 60.000 – 50.000
= 10.000
Gambar Kurvanya adalah :

C , R, 

C
60.000
}
50.000
VC
40.000 TPP

20.000 FC

0 Q
100 200 300
PENDEKATAN MENGHITUNG BEP

 PENDEKATAN PERSAMAAN

 PENDEKATAN MARGIN KONTRIBUSI

 PENDEKATAN GRAFIK
PENDEKATAN PERSAMAAN

 RUMUS : Y = cx - bx - a
 Y = laba
 c = harga jual per unit
 X = jumlah produk yang dijual
 B = biaya variabel per satuan
 A = biaya tetap total
 Cx = hasil penjualan
 Bx = biaya variabel total

 Maka BEP dalam UNIT =


 a / (c-b)

 dan BEP dalam RUPIAH =


 a / 1 – (bx/cx)
Income Statement
 Penjualan 8000 unit @ Rp 5000 Rp 40.000.000

 HARGA POKOK PENJUALAN :


 Biaya Tetap Biaya Variabel
 Bahan Langsung - Rp 7.200.000
 Tenaga Langsung - Rp 6.800.000
 BOP Rp 2.500.000 Rp 4.000.000
 Jumlah Rp 2.500.000 Rp 18.000.000 Rp 20.500.000

 Biaya Usaha :
 Biaya Penjualan Rp 2.400.000 Rp 3.600.000
 Biaya Adm Rp 2.600.000 Rp 2.400.000
 Jumlah Rp 5.000.000 Rp 6.000.000 Rp 11.000.000
 Total Biaya Rp 7.500.000 Rp 24.000.000 Rp 31.500.000

 LABA USAHA ………………………………………. Rp 8.500.000


Maka BEP dihitung sbb :

 BEP dalam unit :


 7.500.000 / (5000 – 3000) = 3.750 unit

 BEP dalam rupiah penjualan :


 7.500.000 / 1- (24.000.000/40.000.000)
 = Rp 18.750.000
PENDEKATAN MARGIN KONTRIBUSI

 MARGIN KONTRIBUSI ( MK ) dapat dihitung dengan 2 cara :


 Total Revenue dikurang Total Variable Cost
 Mengurangkan Harga Jual per unit dengan Biaya Variabel per unit

 BEP (unit) = Biaya Tetap / Margin Kontribusi

 BEP (rupiah) = Biaya Tetap / Ratio MK


 Margin Kontribusi per unit =


 Rp 5000 – Rp 3000 = Rp 2000
 BEP (unit) = 7.500.000 / 2000
 = 3.750 unit
 Ratio MK = Rp 2000 / Rp 5000 = 0,40
 BEP (rupiah) = 7.500.000 / 0,40
 = Rp 18.750.000
Y Rupiah SALES

40.000.000 TC

BEP
18.750.000

7.500.000 FC

3.750 8.000 X UNIT


FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN
 Fungsi konsumsi pertama kali diperkenalkan oleh seorang
ahli ekonomi yang bernama John Maynard Keynes.
 Keynes berasumsi bahwa fungsi konsumsi mempunyai
beberapa sifat khusus, seperti :
1. terdapat sejumlah konsumsi mutlak (absolut) tertentu untuk
mempertahankan hidup walaupun tidak mempunyai pendapatan uang.
2. Konsumsi berhubungan dengan pendapatan yang dapat dibelanjakan
(disposible income), yaitu C = f (Yd)
3. Jika pendapatan yang siap dibelanjakan meningkat, maka konsumsi
juga akan meningkat walaupun dalam jumlah Yang lebih sedikit.
4. Proporsi kenaikan pendapatan yang siap dibelanjakan untuk konsumsi
adalah konstan. Proporsi ini disebut kecenderungan konsumsi
marginal (marginal propensity to consume – MPC).
Jadi, bila :
Δ Yd = perubahan kenaikan pendapatan yang
siap dibelanjakan,
Δ C = perubahan konsumsi

Maka :
ΔC
------ akan bernilai positif dan kurang dari satu
Δ Yd
ΔC
0 < ------ < 1
Δ Yd
Berdasarkan keempat asumsi tersebut, maka
fungsi konsumsi dapat ditulis kedalam bentuk
persamaan :
C = a + b Yd
Dimana :
C = konsumsi
Yd = pendapatan yang dapat dibelanjakan
a = konsumsi dasar tertentu yang tidak
tergantung pada pendapatan
b = kecenderungan konsumsi marginal
(MPC)
Hasrat Mengkonsumsi Marjinal dan
Rata-rata
 Hasrat mengkonsumsi / MPC (marginal
propensity to consume) didefinisikan sbg
perbandingan antara pertambahan konsumsi
(ΔC) yang dilakukan dengan pertambahan
pendapatan disposible (ΔY)

Nilai MPC dapat dihitung dengan formula :


(ΔC)
MPC =
(ΔY)
 Hasrat mengkonsumsi rata-rata / APC
(average propensity to consume), didefini-
sikan, sbb:
Perbandingan antara tingkat pengeluaran
konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan
disposibel pada tingkat konsumsi tsb
dilakukan (Y).

Nilai APC dapat dihitung dg formula


C
APC =
Y
TABUNGAN
Tidak semua pendapatan yang diperoleh
langsung dikonsumsi pada periode yang
sama. Sebagian diantaranya ada yang
ditabung. Besarnya jumlah tabungan juga
tergantung pada pendapatan. Makin tinggi
jumlah pendapatan makin tinggi pula jumlah
tabungan.
Fungsi Tabungan

Fungsi tabungan adalah suatu peersamaan


yang menggambarkan sifat hubungan
diantara tingkat tabungan rumah tangga
dalam perekonomian dengan pendapatan
nasional perekonomian tersebut.
Dari persamaan Y = C + S, dapat ditulis
kembali menjadi :
S=Y–C
Juga dari persamaan sebelumnya kita tahu
C = a + bY
Fungsi tabungan :
Y = C + S
Y = (a + b Yd) + S
S = Y - (a + b Yd)
S = -a + (1 – b) Yd
Dimana :
S = tabungan
a = tabungan negatif bila pendapatan sama dengan
nol
(1 – b) = kecenderungan menabung marginal (MPS)
Yd = pendapatan yang dapat dibelanjakan
Hasrat menabung Marginal dan Rata-rata
 Hasrat menabung / MPS (marginal
propensity to Save). Dapat didefinisikan
sebagai perbandingan di antara
pertambahan tabungan (ΔS) dengan per-
tambahan pendapatan disposibel (ΔY).
Nilai MPS dapat dihitung dg rumus :

(ΔS)
MPS =
(ΔY)
 Hasrat Menabung Rata-rata
Hasrat menabung rata-rata / APS (average
propensity to save), menunjukkan
perbandingan antara tabungan (S) dengan
pendapatan disposibel (Y).
Nilai APS dapat dihitung dg formula :

S
APS =
Y
Apabila diperhatikan :
•Pada persamaan tabungan  MPS = (1 – b)

•Pada persamaan konsumsi  MPC = b

Berarti :
MPS = 1 – MPC
MPS + MPC = 1
Contoh :
Jika fungsi konsumsi ditunjukkan oleh persamaan
C = 15 + 0,75 Yd, pendapatan yang dapat
dibelanjakan adalah Rp 30 milyar.
a.Berapa nilai konsumsi agregat ?

b.Berapa besar keseimbangan pendapatan


nasional ?
c.Gambarkanlah fungsi konsumsi dan tabungan
dalam satu grafik !
Penyelesaian :
a. Jika Yd = Rp 30 milyar, maka C = 15 + 0,75 (30)
C = 37,5 milyar
b. Yd = C + S atau S = Yd – C
S = Yd – (15 + 0,75 Yd)
S = 0,25 Yd - 15
Keseimbangan pendapatan terjadi bila S = 0
Jadi, 0 = 0,25 Yd – 15
0,25 Yd = 15
Yd = 60 milyar
C = 15 + 0,75 (60) = 60 milyar
 Diketahui fungsi konsumsi C = 200 + 0,75Y
ditanya fungsi tabungan???
S = -a+ (1-b)Yd
= -200 + (1-0,75)Yd
= -200 +0,25 Yd
Diketahui pada saat pendapatan nasional Rp.2500 maka konsumsinya adalah
Rp 2000. setelah pendapatan berubah menjadi Rp 3500 maka konsumsinya
juga ikut berubah menjadi Rp. 2700. tentukan fungsi konsumsinya??

C = a+by

MPC = C2-C1/Y2-Y1
APC = C/Y
A = (APC-MPC)Y
MPC = b

C-C1/C2-C1 = Y-Y1/Y2-Y1
TERIMA KASIH

You might also like