Professional Documents
Culture Documents
UU No. 1 Tahun 1970 Terbaru 2023
UU No. 1 Tahun 1970 Terbaru 2023
Tenaga
kerja
Kesehatan Keselamatan
Proses
Alat
Bahan
Lingkungan
Secara Filosofi :
Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin
kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta
hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan
sejahtera
Secara Keilmuan :
Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang
mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat
kerja
KECELAKAAN KERJA DAN PAK
Kemampuan untuk
Mengendalikan kerugian dari mengidentifikasikan dan
akibat terjadinya kecelakaan menghilangkan (mengontrol)
resiko yang tidak bisa diterima (the
(control of accident loss
ability to identify and eliminate
unacceptable risks)
Mengganggu proses
Mengakibatkan kerugian, baik fisik maupun psikis
ICON ICON
Peralatan/
Kecacatan/ APD tidak
bahan yang
ketidaksemp aman
tidak
urnaan
seharusnya
Pengaman
Yang tidak
Sempurna Bising
Pengaturan Getaran
prosedur yang yang
tidak aman berbahaya
Regulasi Internasional,
Nasional, Lokal Citra
Pendekatan Hukum
• K3 merupakan ketentuan perundangan
• K3 wajib dilaksanakan
• Pelanggaran K3 akan dikenakan sanksi
pidana (denda/kurungan)
Tujuan :
• Melindungi Tenaga Kerja dan orang lain, aset serta
lingkungan hidup
• K3 mencegah kerugian
• Meningkatkan produktivitas
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
20
GUNUNG ES KECELAKAAN
$1
• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material
$5 $50
• Terlambat dan ganguan produksi
HINGGA • Biaya legal hukum
• Pengeluaran biaya untuk penyediaan fasilitas
dan peralatan gawat darurat
BIAYA DALAM PEMBUKUAN: • Sewa peralatan
KERUSAKAN PROPERTI
(BIAYA YANG TAK
• Waktu untuk penyelidikan
DIASURANSIKAN)
$1 $3
• Gaji terus dibayar untuk waktu yang hilang
HINGGA • Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/ atau biaya
BIAYA LAIN YANG
melatih
TAK DIASURANSIKAN • Upah lembur
• Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik
menjamin tercapainya
2 kesejahteraan (well-being) pada
pekerja, property, lingkungannya
dalam melaksanakan pekerjaannya.
Environment
Lebih aplikatif
Safety Health
Safety
Lebih ilmiah
HAZARDS
RISKS
Psikologi
Sosial Biologi
Ekonomi Fisika Kimia
Budaya
Manajemen Alam Engineering
PERATURAN STANDARISASI
yaitu peraturan perundangan yg bertalian dg Yaitu menyusun standar - standar yg
sarat sarat kerja, perencanaan, kontruksi,
bersifat sukarela yg bertalian dg
perawatan, pengawasan, pengujian dan
kontruksi yg aman dan peralatan industri,
pemakaian peralatan industri, kewajiban
pengusaha dan para pekerja pelatihan hasil produksi pelindung diri, alat
pengawasan keselamatan kerja, pertolongan pengaman
pertama pada kecelakaan dan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
PENGAWASAN PENELITIAN TEKNIK
yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan yaitu meliputi penelitian terhadap benda
peraturan perundangan undangan yg dan karakteristik bahan - bahan
berlaku. berbahaya, mempelajari pengamanan
mesin, pengujian alat pelindung diri,
penyelidikan tentang desain yg cocok
untuk instalasi industri.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
24
POLA PENGENDALIAN KECELAKAAN
TRAINING PERSUASI
Yaitu menanamkan kesadaran akan
pemberian instruksi atau petunjuk
pentingnya keselamatan dan kesehatan
petunjuk melalui praktek kepada para
kerja dalam upaya untuk mencegah
pekerja mengenai cara kerja yg aman
terjadinya kecelakan, shg semua
ketentuan keselamatan dan kesehatan
kerja dapat diikuti oleh semua tenaga
kerja.
ASURANSI
supaya pemberian insentif dalam bentuk
reduksi terhadap premi asuransi kepada
perusahaan yg melakukan usaha usaha
keselamatan dan kesehatan kerja atau yg
berhasil menurunkan tingkat kecelakaan
di perusahaannya.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
26
1 Latar Belakang
2 Tujuan
6 Peraturan Turunan
LATAR BELAKANG
LAHIRNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 01 TAHUN 1970
Peraturan Pelaksanaan
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dilaksanakan
Pasal 87
1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 190
1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai sanksi administratif atas pelanggaran ketentuan-ketentuan sebagaimana
diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 15, Pasal 25, Pasal 38 ayat (2), Pasal 45 ayat (1), pasal 47 ayat (1), Pasal 48, Pasal 87,
Pasal 106, Pasal 126 ayat (3), dan Pasal 160 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi;
h. pencabutan ijin.
(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri
Secara Sektoral
Pendekatan SDM
Tentang Pesawat Angkat & Angkut (146 pasal) Per.Menaker No. 02/1989
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir (62 pasal)
Per.Menaker No. 03/1999
Permenaker No.32 Tahun
Syarat-syarat K3 Lift untuk
2015
pengangkutan Orang dan Barang (34
pasal) Perubahan atas Permenaker No.
03/1999 tentang Syarat-syarat K3
Lift untuk pengangkutan orang
dan barang
ICON
Per.Menaker No. 01/1976 - Kewajiban Latihan
Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan (7 pasal
ICON
Per.Menaker No. 01/1979 - Kewajiban Latihan
Hygiene Perusahaan K3 bagi Paramedis
Perusahaan (7 pasal
ICON
Per.Menakertrans No. 02/1980 - Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan
KK (11 pasal)
ICON
Per.Menaker No. 02/1982 - Klasifikasi Juru Las
(36 pasal)
45
PASAL 1
AYAT 1
3) “Pengusaha” ialah :
a. Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha
milik sendiri dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat
kerja.
b. Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan sesuatu usaha bukan miliknya dan untuk
keperluan itu mempergunakan tempat kerja.
c. Orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili orang
atau badan hukum termaksud pada (a) dan (b), jika kalau yang
mewakili berkedudukan diluar Indonesia.
PASAL 1
“Direktur” ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan
4 undang undang ini.
“Pegawai Pengawas” ialah pegawai tehnis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga
5 Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
“Ahli Keselamatan Kerja” ialah Tenaga tehnis berkeahlian khusus dari luar Departemen
6 Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya
undang-undang ini.
Per.Menaker No. 02/1992; Per.Menaker No. 04/1995)
50
14 PASAL
TERDIRI DARI 5
BAB
PERMENAKER NO. 02 /MEN/1992
PASAL 2
1) Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat yang ditunjuk berwewenang menunjuk
ahli keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat dengan kriteria tertentu
dan pada perusahaan yang memberikan jasa di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja
2) Kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah:
a) Suatu tempat kerja dimana pengurus memperkerjakan tenaga kerja > 100
orang
b) Suatu tempat kerja dimana pengurus memperkerjakan tenaga kerja < 100
orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses, alat dan atau instalasi yg
besar risiko bahaya terhadap K3
PASAL 3
Untuk dapat ditunjuk sebagai ahli keselamatan dan kesehatan kerja harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Berpendidikan Sarjana, Sarjana muda atau Sederajat dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) Sarjana dengan pengalaman kerja sesuai dengan bidang keahliannya
sekurang-kurangnya 2 tahun;
2) Sarjana Muda atau Sederajat dengan pengalaman kerja sesuai dengan bidang
keahlian sekurang-kurangnya 4 tahun:
a. Berbadan sehat;
b. Berkelakuan baik;
c. Bekerja penuh di instansi yang bersangkutan;
d. Lulus seleksi dari Tim Penilai Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
53
PERMENAKER NO. 02 /MEN/1992
PASAL 8
1) Keputusan penunjukan ahli keselamatan dan kesehatan kerja tidak berlaku apabila yang
bersangkutan:
a. Pindah tugas ke perusahaan atau instansi lain;
b. Mengundurkan diri;
c. Meninggal dunia
2) Keputusan penunjukan ahli keselamatan dan kesehatan kerja dicabut apabila yang
bersangkutan terbukti:
a. Tidak memenuhi peraturan perundang-undangan keselamatan dan kesehatan kerja;
b. Melakukan kesalahan dan kecerobohan sehingga menimbulkan keadaan berbahaya;
c. Dengan sengaja dan atau karena khilafannya menyebabkan terbukanya rahasia suatu
perusahaan/instansi yang karena jabatannya wajib untuk dirahasiakan
PASAL 9
1) Ahli keselamatan dan kesehatan kerja berkewajiban:
a. Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan bidang yang ditentukan dalam keputusan penunjukannya;
b. Memberikan laporan kepada Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat yang ditunjuk mengenai hasil
pelaksanaan tugas dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk AK3 di tempat kerja satu kali dalam 3 (tiga) bulan, kecuali ditentukan lain
2. Untuk AK3 di perusahaan yang memberikan jasa di bidang K3 setiap saat setelah selesai melakukan
kegiatannya
c. Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan/instansi yang didapat berhubung dengan
jabatannya.
2) Tembusan laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b ditujukan kepada:
1. Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat
2. Kantor Wilayah Departemen Tenaga kerja setempat
3. Direktur Bina Pengawasan Norma K3
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
55
PERMENAKER NO. 02 /MEN/1992
PASAL 10
1) Ahli keselamatan dan kesehatan kerja berwenang untuk:
a) Memasuki tempat kerja sesuai dengan keputusan penunjukan penunjukan
b) Meminta keterangan dan atau informasi mengenai pelaksanaan syarat-syarat K3 di
temapat kerja sesuai dengan keputusan penunjukannya;
c) Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluai dan memberikan
persyaratan serta pembinaan K3 yang meliputi:
1. Keadaan dan fasilitas tenaga kerja
2. Keadaan mesin-mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi serta peralatan lainnya
3. Penanganan bahan-bahan
4. Proses produksi
5. Sifat Pekerjaan
6. Lingkungan kerja
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
56
PERMENAKER NO. 02 /MEN/1992
58
21 PASAL
TERDIRI DARI 7
BAB
PERMENAKER NO. 04 /MEN/1995
PASAL 2
PASAL 3
PJK3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yat (1) meliputi:
a) Jasa Konsultan K3
b) Jasa Pabrikasi, Pemeliharaan dan Pabrikasi Intalasi K3
c) Jasa Pemeriksaan dan Pengujian Teknik
d) Jasa Pemeriksaan/pengujian dan atau pelayanan kesehatan kerja
e) Jasa audit K3
f) Jasa Pembinaan K3
PASAL 7
Untuk menjadi PJK3 harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Berbadan hukum
b) Memiliki SIUP
c) Memiliki NPWP
d) Memiliki Bukti Wajib Lapor Ketenagakerjaan
e) Memiliki peralatan yang memadai sesuai dengan jenis usahanya
f) Memiliki AK3 sesuai dengan bidang usahanya yang bekerja penuh pada
perusahaan
g) Memiliki tenaga teknis sesuai bidang usahanya
PASAL 11
PJK3 yang telah mendapatkan Keputusan Penunjukan berhak untuk :
a) Melakukan kegiatan sesuai dengan penunjukannya
b) Menerima imbalan jasa sesuai dengan kontrak diluar retribusi
norma Keselamatan dan kesehatan Kerja , sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku
PASAL 12
PJK3 yang telah mendapatkan Keputusan Penunjukan bekewajiban:
a) Mentaati semua peraturan yang berlaku
b) Mengutamakan pelayanan dalam rangka pemenuhan syarat-
syarat K3 sesuai dengan peraturan eprundangan yang berlaku
c) Membuat kontrak kerja dengan pemberi kerja yang isinya antara
lain memat jelas hak dan kewajiban
d) Memelihara dokumen kegiatan sekurang-kurangnya 5 tahun
PASAL 13
Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 PJK3 harus
melaporkan dan berkonsultasi dengan Kepala Kantor Departemen atau
Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja setempat sebelum
dan sesudah melakukan kegiatan dengan menyerahkan laporan teknis
sesuai ketentuan yang berlaku.
67
PASAL 2
1) Ketentuan-Ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja dimana :
a) Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas, peralatan atau instalasi
yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan.
b) Dibuat, diolah, dipakai/dipergunakan, di perdagangkan, diangkut atau disimpan bahan atau
barang yang : dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, suhu
tinggi.
c) Dikerjakan pembangunan, perbaikkan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah,
gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan pengairan, saluran atau terowongan
dibawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
d) Dilakukan usaha : pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan
kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan.
e) Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak atau biji logam lainnya, batu-
batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik dipermukaan atau didalam bumi, maupun didasar
perairan Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
69
PASAL 2
f. Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui terowongan, di
permukaan air, dalam air maupun diudara.
g. Dikerjakan bongkar muat barang muatan dikapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang.
h. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain didalam air.
i. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan.
j. Dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah.
k. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda,
terjatuh atau terpelosok, hanyut atau terpelanting.
l. Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
70
PASAL 2
k. Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran.
l. Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau timah.
m.Dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio, radar, telivisi, atau telepon
n. Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset (penelitian) yang
menggunakan alat tehnis.
o. Dibandingkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas,
minyak atau air.
p. Diputar film, dipertunjukkan sandiwara atau diselenggarakan rekreasi lainnya yang memakai
peralatan, instalasi listrik atau mekanik.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
71
TEMPAT KERJA
2) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1)
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tehnik dan teknologi serta pendapatan-
pendapatan baru dikemudian hari.
Disnakertransduk Prov. Jatim | 77
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
Pasal 4
80
Pasal 5
1) Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap undang-
undang ini, sedangkan para pegawai pengawas dan ahli
keselamatan kerja ditugaskan menjalankan pengawasan
langsung tehadap ditaatinya undang-undang ini dan
membantu pelaksanaannya.
2) Wewenang dan kewajiban direktur, pegawai pengawas dan
ahli keselamatan kerja dalam melaksanakan undang-undang
ini diatur dengan peraturan perundangan.
Pasal 7
Untuk Pengawasan berdasarkan undang-undang
ini pengusaha harus membayar retribusi
menurut ketentuan-ketentuan yang akan diatur
dengan peraturan perundangan.
84
PENGERTIAN
Kesehatan kerja menurut Joint ILO/WHO
mempnyai tujuan pada promosi dan
pemeliharaan derajat yang setinggi-tingginya dari
kesehatan fisik, mental dan sosial dari para
pekerja pada semua pekerjaan; pencegahan
gangguan kesehatan pada pekerja yang
disebabkan oleh kondisi kerja mereka;
perlindungan pekerja dalam pekerjaan mereka
dari resiko akibat faktor yang mengganggu
kesehatan; penempatan dan pemeliharaan
pekerja dalam suau lingkungan kerja yang sesuai
dengan kemampuan fisik dan psikologisnya; dan
sebagai kesimpulan, peyesuaian terhadap
manusia dan setiap manusia terhadap
pekerjaannya.
27 PASAL
TERDIRI DARI
16 BAB
PERMENAKERTRANS NO. PER.02 /MEN/1980
Pasal 2
1) Pemeriksaan Kesehatan sebelum bekerja ditujukan agar tenaga kerja yang diterima berada
dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yang
akan mengenai tenaga kerja lainnya, dan cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan
sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja
yang lain-lainnya dapat dijamin.
2) Semua perusahaan sebagaimana tersebut dalam pasal 2 ayat (2) Undang-undang No. 1
tahun 1970 harus mengadakan Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja.
3) Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran
jasmani, rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan laboratorium rutin, serta pemeriksaan
lain yang dianggap perlu.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
87
PERMENAKERTRANS NO. PER.02 /MEN/1980
Pasal 3
1) Pemeriksaan Kesehatan Berkala dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan
tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya
pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-
usaha pencegahan.
2) Semua perusahaan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (2) tersebut di atas harus
melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 tahun
sekali kecuali ditentukan lain oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan
Perlindungan Tenaga Kerja.
3) Pemeriksaan Kesehatan Berkala meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani,
rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan laboratoriuin rutin sertapemeriksaan lain yang
dianggap perlu. Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
88
PERMENAKERTRANS NO. PER.02 /MEN/1980
Pasal 5
1) Pemeriksaan Kesehatan khusus dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh
dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja
tertentu.
2) Pemeriksaan Kesehatan Khusus dilakukan pula terhadap:
a. tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan
perawatan yang lebih dari 2 (dua minggu).
b. tenaga kerja yang berusia diatas 40 (empat puluh) tahun atau tenaga kerja wanita dan
tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja muda yang melakukan pekerjaan tertentu.
c. tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai gangguangangguan
kesehatannya perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan kebutuhan.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
89
2
BAB V - PEMBINAAN
Pasal 9
95
PERMENAKER NO.PER.04/MEN/1987
PASAL 2
1) Setiap Tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3
2) Tempat Kerja dimaksud ayat (1) ialah:
a. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100
orang atau lebih
b. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan < 100
orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang
mempunyai resiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran,
keracunan dan penyinaran radio aktif
PERMENAKER NO.PER.04/MEN/1987
PASAL 3
1) Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang
susunannya terdiri dari ketua, Sekretaris dan Anggota
2) Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan Kerja dari perusahaan yang
bersangkutan
3) P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuknya atas usul dari
pengusaha atau pengurus yang bersangkutan
PERMENAKER NO.PER.04/MEN/1987
PASAL 11
1) Keputusan penunjukan Ahli Keselamatan Kerja sebagaimana dimaksud pasal
8 hurup c butir 1 berlaku untuk jangka waktu 3 Tahun.
2) Setelah tenggang waktu sebagaimana dimaksud ayat (1) berakhir, dapat
dimintakan perpanjangan kepada Menteri.
3) Permohonan perpanjangan sebagaimana dimaksud ayat (2) diajukan
menurut prosedur pasal 6 dengan melampirkan :
a. Photo copy keputusan Ahli keselamatan Kerja yang bersangkutan;
b. Surat Pernyataan pengurus yang menyatakan bahwa Ahli Keselamatan
Kerja yang bersangkutan mempunyai prestasi baik.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
104
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
105
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
106
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
107
BAB VII - KECELAKAAN
PASAL 11
1) Pengurus diwajibkan
melaporkan tiap kecelakaan
yang terjadi dalam tempat
kerja yang dipimpinnya,
pada pejabat yang ditunjuk
oleh Menteri Tenaga Kerja.
Pengertian kecelakaan yg terjadi dlm perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat
05/28/2023
kerja adalah sejak TK tsb keluar dari halaman
110 rumah dan berada dijalan umum.
PERMENAKER NOMOR PER.03/MEN/1998
TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PEMERIKSAAN
KECELAKAAN KERJA
111
15 PASAL DAN 4 LAMPIRAN
TERDIRI DARI 6
BAB
PERMENAKER NOMOR PER.03/MEN/1998
PASAL 2
1) Pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di tempat
kerja dipimpinnya.
2) Kecelakaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a) Kecelakaan Kerja
b) Kebakaran atau peledakan atau bahaya pembuangan limbah
c) Kejadian berbahaya lainnya.
PASAL 3
Wajib dilaporkan dalam 2x24 jam setelah terjadinya kecelakaan Bentuk KK2 A Nomor KLUI :
Nomor Kecelakaan :
Diterima Tanggal :
(Diisi oleh Petugas Kantor Departemen
Tenaga Kerja)
Jenis Usaha
Jenis Pekerjaan/Jabatan
3. a. Tempat ]Kecelakaan
5. Akibat kecelakaan
a. Akibat yang diderita korban Meninggal dunia Sakit Luka-luka
8. Perkiraan kerugian :
a. Waktu (dalam hari-orang)
b. Material
ttd.
Drs.ABDUL LATIEF
5
121
TERDIRI DARI
11 PASAL DAN
1 LAMPIRAN
PERMENAKERTRANS NO.08/MEN/VII/2010
PASAL 2
1) Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja
PASAL 3
1) APD Sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 2 meliputi :
1. Pelindung kepala
2. Pelindung mata dan muka
3. Pelindung telinga
4. Pelindung pernafasan beserta perlengkapannya
5. Pelindung tangan
6. Pelindung kaki
Pengurus diwajibkan :
a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang
diwajibkan, sehelai undang-undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja
yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli kesehatan kerja.
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan
semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli Keselamatan Kerja.
c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang
berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-
ahli keselamatan kerja.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
128
3
BAB XI - KETENTUAN
PENUTUP
PASAL 15
1)Pelaksanaan ketentuan tersebut pada
pasal-pasal diatas diatur lebih lanjut
dengan peraturan perundangan.
2)Peraturan perundangan tersebut
pada ayat (1) dapat memberikan
ancaman pidana atas pelanggaran
peraturannya dengan hukuman
kurungan selama-lamanya 3 (tiga)
bulan atau denda setinggi-tingginya
Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah).
3)Tindak pidana tersebut adalah
pelanggaran.
Pasal 16
Pengusaha yang mempergunakan tempat-tempat kerja yang sudah ada pada waktu undang-
undang ini mulai berlaku wajib mengusahakan didalam satu tahun sesudah undang-undang ini
mulai berlaku, untuk memenuhi ketentuan-ketentuan menurut atau berdasarkan undang-
undang ini. Disnakertransduk Prov. Jatim | 131
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17 Pasal 18
Selama Peraturan perundangan Undang-undang ini disebut
untuk melaksanakan ketentuan “Undang-undang Keselamatan
dalam undang-undang ini belum Kerja” dan mulai berlaku pada hari
dikeluarkan, maka peraturan diundangkan. Agar supaya setiap
dalam bidang keselamatan kerj orang dapat mengetahuinya,
yang ada pada waktu undang- memerintahkan pengundangan
undang ini mulai berlaku, tetap undang-undang ini dengan
berlaku sepanjang tidak penempatannya dalam lembaran
bertentangan dengan undang- Negara Republik Indonesia.
undang ini.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
132
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
SDM
MGT
Lingkungan Kerja
BAHAN
AMAN
FAKTOR
PERALATAN SEHAT
PENYEBAB Prod’s
TEMPAT KERJA
Sifat Pekerjaan
Proses Produksi
CARA KERJA
KECELAKAAN
ANALISIS
PEMBIDANGAN
SECARA SEKTORAL
PEMBIDANGAN TEKNIS
PENDEKATAN SDM
Pesawat Tenaga & Produksi Pesawat Angkat dan angkut Pengawasan Instalasi Penyalur
(147 pasal) (146 pasal) Petir (62 pasal)
1 2 3 4
Per.Menaker No. 04/1987 Per.Menaker No. 04/1995 Per.Menaker No. 03/1998 PP No. 50 Tahun 2012
P2K3 serta Tata Cara Penunjukan Ahli KK (16 Perusahaan Jasa K3 (20 pasal) Tata cara Pelaporan dan Tata cara Pelaporan dan
pasal) Pemeriksaan Kecelakaan (15 Pemeriksaan Kecelakaan (15
pasal) pasal)
LATIHAN
SELANJUTNYA
JAWABAN
ANDA BELUM
TEPAT
A. Pasal 3 B. Pasal 9
C. Pasal 10 D. Pasal 15
Ketentuan tentang P2K3 diatur dalam UU No. 01 Tahun 1970 :
A. Pasal 3 B. Pasal 9
C. Pasal 10 D. Pasal 15
BELUM TEPAT
A. Pasal 3 B. Pasal 9
C. Pasal 10 D. Pasal 15
BELUM TEPAT
A. Pasal 3 B. Pasal 9
C. Pasal 10 D. Pasal 15
SELAMAT,
JAWABAN
ANDA TEPAT
A. Pasal 3 B. Pasal 9
C. Pasal 10 D. Pasal 15
SELANJUTNYA
BELUM TEPAT
A. Pasal 3 B. Pasal 9
C. Pasal 10 D. Pasal 15
Usaha pengendalian kecelakaan kerja antara lain melalui :
SELANJUTNYA
Salah satu kewajiban pengurus perusahaan sesuai dengan Pasal 14 Undang-
undang No. 01 Tahun 1970 adalah :
A. Menempatkan semua syarat keselamatan kerja dan UU No. 1 Tahun 1970 secara
tertulis di tempat kerja
A. Menempatkan semua syarat keselamatan kerja dan UU No. 1 Tahun 1970 secara
tertulis di tempat kerja
A. Menempatkan semua syarat keselamatan kerja dan UU No. 1 Tahun 1970 secara
tertulis di tempat kerja
A. Menempatkan semua syarat keselamatan kerja dan UU No. 1 Tahun 1970 secara
tertulis di tempat kerja
A. Menempatkan semua syarat keselamatan kerja dan UU No. 1 Tahun 1970 secara
tertulis di tempat kerja
A. Menempatkan semua syarat keselamatan kerja dan UU No. 1 Tahun 1970 secara
tertulis di tempat kerja
A. Pasal 3 B. Pasal 8
C. Pasal 11 D. Pasal 15
Ketentuan mengenai kewajiban pengurus untuk melaporkan
kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja kepada pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja, diatur dalam Undang-undang
Nomor 01 Tahun 1970 Pasal:
A. Pasal 3 B. Pasal 8
C. Pasal 11 D. Pasal 15
BELUM TEPAT
A. Pasal 3 B. Pasal 8
C. Pasal 11 D. Pasal 15
BELUM TEPAT
A. Pasal 3 B. Pasal 8
C. Pasal 11 D. Pasal 15
SELAMAT,
JAWABAN
ANDA TEPAT
A. Pasal 3 B. Pasal 8
C. Pasal 11 D. Pasal 15
SELANJUTNYA
BELUM TEPAT
A. Pasal 3 B. Pasal 8
C. Pasal 11 D. Pasal 15
Add an image
EDI SANTOSO
Perum Taman Pondok Legi IV Blok O-69 Waru, Sidoarjo
081330432115 santos_edi@yahoo.co.id
www.facebook.com/edisantoso 081330432115
182
Pendekatan Ergonomi: BUKAN SEBALIKNYA
Penyesuaian dari suatu
pekerjaan (alat, cara,
proses, tempat
&lingkungan kerja)
terhadap pekerja (kondisi
manusia)
TUJUAN
Posisi/postur kerja (duduk, berdiri dll) & gerakan seluruh tubuh (movement) :
kepala, bola mata, badan, lengan, tangan, jari tangan, tungkai, kaki dan jari kaki
Tata letak tempat & peralatan kerja
PENERAPAN ERGONOMI
186
GOOD
BAD