You are on page 1of 195

BIODATA

NAMA : IDA SRI WAHYUNI, SH


JABATAN : Pengawas Ketenagakerjaan Madya
PENDIDIKAN : D3 Hiperkes Universitas Airlangga
S1 Sarjana Hukum
S2 Magister Hukum
Pelatihan / Training : 1. Pengawas Ketenagakerjaan,
2. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
3. TOT HIV/AIDS di tempat kerja
UNIT KERJA : Disnakertrans Prov.Jatim
ALAMAT : Jl. Dukuh Menanggal 124-126 Sby
Telp/fax : 031-8292648 / 031-8294447
HP : 081 23352017
WA : 089508400093
Email : idasri67@gmail.com
UNDANG-UNDANG
KESELAMATAN KERJA
Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970
(Tambahan Lembaran Negara No. 1918)
Faktor Resiko Kecelakaan Kerja

Tenaga
kerja
Kesehatan Keselamatan

Proses

Alat
Bahan

Lingkungan

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
3
Arti dan Maknanya Kepmenaker RI 1135/MEN/1987 tentang Bendera
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Bentuk lambang K3: palang dilingkari roda bergigi sebelas berwarna
hijau di atas warna dasar putih.

Arti dan Makna simbol/lambang/logo K3 :


Palang : bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).
Roda Gigi : bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani.
Warna Putih : bersih dan suci.
Warna Hijau : selamat, sehat dan sejahtera.
Sebelas gerigi roda : sebelas bab dalam Undang-Undang No 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja.
Bekerja Yang Aman Dan Selamat Dengan Adanya Komitmen Terhadap
K3"
PENGERTIAN
Secara Etimologis :
Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang
lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat dan agar setiap
sumber produksi perlu dipakai dan digunakan secara aman dan efisien

Secara Filosofi :
Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin
kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya beserta
hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil, makmur dan
sejahtera

Secara Keilmuan :
Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang
mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di tempat
kerja
KECELAKAAN KERJA DAN PAK

KECELAKAAN KERJA PENYAKIT AKIBAT


KERJA
Suatu kejadian yang tidak diduga semula
dan tidak dikehendaki yang mengacaukan Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
proses yang telah diatur dari suatu dan lingkungan kerja
aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian
baik korban jiwa dan harta benda

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
6
KESELAMATAN (SAFETY)

Kemampuan untuk
Mengendalikan kerugian dari mengidentifikasikan dan
akibat terjadinya kecelakaan menghilangkan (mengontrol)
resiko yang tidak bisa diterima (the
(control of accident loss
ability to identify and eliminate
unacceptable risks)

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
7
KESEHATAN

Agar Tenaga Kerja memperoleh Derajat kesehatan yang


setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun sosial dengan
usaha – usaha preventif dan kuratif.
Sasarannya : Manusia (Tenaga Kerja)

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
8
UNSUR KECELAKAAN

Tidak diduga semula

Mengganggu proses
Mengakibatkan kerugian, baik fisik maupun psikis

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
9
PENYEBAB KECELAKAAN

KONDISI TIDAK AMAN

TINDAKAN TIDAK AMAN


Adalah suatu pelanggaran
Adalah suatu kondisi fisik atau keadaan yang
terhadap prosedur keselamatan
berbahaya yang mungkin dapat langsung
yang memberikan peluang mengakibatkan terjadinya kecelakaan
terhadap terjadinya kecelakaan
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
10
TINDAKAN TIDAK AMAN (UNSAFE ACTION)

Mengambil posisi/sikap tubuh


Melakukan pekerjaan diluar ICON yang tidak aman
wewenang, lupa
mengamankan, lupa
ICON ICON

memberikan tanda peringatan


Bekerja pada obyek yang
Bekerja dengan kecepatan berputar
berbahaya

ICON ICON

Membuat alat pengaman tidak


berfungsi Melalaikan penggunaan APD
ICON

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
11
UNSAFE ACTION

Disnakertransduk Prov. Jatim | 12


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
KONDISI YANG TIDAK AMAN
UNSAFE CONDITION

Peralatan/
Kecacatan/ APD tidak
bahan yang
ketidaksemp aman
tidak
urnaan
seharusnya
Pengaman
Yang tidak
Sempurna Bising
Pengaturan Getaran
prosedur yang yang
tidak aman berbahaya

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
13
UNSAFE
CONDITION

Disnakertransduk Prov. Jatim | 14


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
KESEHATAN KERJA

BEBAN KERJA LINGKUNGAN KERJA KONDISI KERJA


- Fisik - Ketrampilan
•FISIK
- Kimia - Kesegaran jasmani & rohani
•MENTAL - Biologi - Status kesehatan/gizi
- Ergonomi - usia
- Jenis kelamin
- Psikologi
- Ukuran tubuh

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
15
KENAPA PERLU K3
Menjamin pelaksanaan HAM,
Semua orang memerlukan menekan Inciden, Accident,
keselamtan Dan kesehatan Menekan Claim

Merupakan HAM Cost & Efficiency

Regulasi Internasional,
Nasional, Lokal Citra

Untuk menjaga HAM tidak Citra pada publik,klien,


mengalami distorsi maka pemerintah
diperlu Hukum

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
16
SASARAN K3

Melindungi para pekerja Menjamin setiap sumber Menjamin proses


dan orang lainnya di produksi dipakai secara produksi berjalan lancar
tempat kerja (formal aman dan efisien
maupun informal)

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
17
PENDEKATAN K3 (KEMANUSIAAN)

1. Kecelakaan dapat menimbulkan


penderitaan bagi si korban dan
keluarganya
2. K3 melindungi pekerja dan
masyarakat
3. K3 bagian HAM

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
18
PENDEKATAN K3 (HUKUM)

Pendekatan Hukum
• K3 merupakan ketentuan perundangan
• K3 wajib dilaksanakan
• Pelanggaran K3 akan dikenakan sanksi
pidana (denda/kurungan)

Tujuan :
• Melindungi Tenaga Kerja dan orang lain, aset serta
lingkungan hidup

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
19
PENDEKATAN K3 (EKONOMI)

• K3 mencegah kerugian
• Meningkatkan produktivitas
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
20
GUNUNG ES KECELAKAAN

BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT


• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)

$1
• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material

$5 $50
• Terlambat dan ganguan produksi
HINGGA • Biaya legal hukum
• Pengeluaran biaya untuk penyediaan fasilitas
dan peralatan gawat darurat
BIAYA DALAM PEMBUKUAN: • Sewa peralatan
KERUSAKAN PROPERTI
(BIAYA YANG TAK
• Waktu untuk penyelidikan
DIASURANSIKAN)

$1 $3
• Gaji terus dibayar untuk waktu yang hilang
HINGGA • Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/ atau biaya
BIAYA LAIN YANG
melatih
TAK DIASURANSIKAN • Upah lembur
• Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
21
DEFINISI K3 MENURUT ILO DAN OSHA
K3 ADALAH DISIPLIN ILMU YANG BERTUJUAN UNTUK :

1 menciptakan sistem kerja yang


aman (safe work system)

menjamin tercapainya
2 kesejahteraan (well-being) pada
pekerja, property, lingkungannya
dalam melaksanakan pekerjaannya.

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
22
K3 ADALAH ILMU TERAPAN YG DITOPANG BANYAK
ILMU

Environment

Lebih aplikatif
Safety Health
Safety

Lebih ilmiah
HAZARDS
RISKS

Psikologi
Sosial Biologi
Ekonomi Fisika Kimia
Budaya
Manajemen Alam Engineering

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
23
POLA PENGENDALIAN KECELAKAAN

PERATURAN STANDARISASI
yaitu peraturan perundangan yg bertalian dg Yaitu menyusun standar - standar yg
sarat sarat kerja, perencanaan, kontruksi,
bersifat sukarela yg bertalian dg
perawatan, pengawasan, pengujian dan
kontruksi yg aman dan peralatan industri,
pemakaian peralatan industri, kewajiban
pengusaha dan para pekerja pelatihan hasil produksi pelindung diri, alat
pengawasan keselamatan kerja, pertolongan pengaman
pertama pada kecelakaan dan pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja
PENGAWASAN PENELITIAN TEKNIK
yaitu pengawasan terhadap pelaksanaan yaitu meliputi penelitian terhadap benda
peraturan perundangan undangan yg dan karakteristik bahan - bahan
berlaku. berbahaya, mempelajari pengamanan
mesin, pengujian alat pelindung diri,
penyelidikan tentang desain yg cocok
untuk instalasi industri.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
24
POLA PENGENDALIAN KECELAKAAN

PENELITIAN MEDIS PENELITIAN PSIKOLOGIS


yaitu meliputi hal-hal kusus yg berkaitan yaitu penelitian terhadap pola pola
dg penyakit akibat kerja dan akibat medis psikologis, yg dapat menjurus kearah
terhadap manusia dan berbagai kecelakaan kerja.
kecelakaan kerja

PENELITIAN STATISTIK PENDIDIKAN


Menentukan kecenderungan kecelakaan Pemberian pengajaran dan pendidikan
yg terjadi melalui pengamatan terhadap cara pencegahan kecelakaan kerja dan
jumlah jenis orangnya, jenis kecelakaan, teori keselamatan dan kesehatan kerja
faktor penyebab, shg dapat ditentukan sebagai mata pelajaran di sekolah sekolah
pola pencegahan kecelakaan yg serupa. tehnik dan pusat pusat latihan kerja.
. Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
25
POLA PENGENDALIAN KECELAKAAN

TRAINING PERSUASI
Yaitu menanamkan kesadaran akan
pemberian instruksi atau petunjuk
pentingnya keselamatan dan kesehatan
petunjuk melalui praktek kepada para
kerja dalam upaya untuk mencegah
pekerja mengenai cara kerja yg aman
terjadinya kecelakan, shg semua
ketentuan keselamatan dan kesehatan
kerja dapat diikuti oleh semua tenaga
kerja.
ASURANSI
supaya pemberian insentif dalam bentuk
reduksi terhadap premi asuransi kepada
perusahaan yg melakukan usaha usaha
keselamatan dan kesehatan kerja atau yg
berhasil menurunkan tingkat kecelakaan
di perusahaannya.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
26
1 Latar Belakang

2 Tujuan

BAHASAN 3 Ruang Lingkup


UNDANG-
UNDANG NOMOR 4 Dasar Hukum

01 TAHUN 1970 5 Batang Tubuh

6 Peraturan Turunan

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
27
1. VEILIGHEIDS REGLEMENT 1910 (VR 1910, Stbl No.
406) sudah tidak sesuai lagi.

2. Perlindungan tenaga kerja tidak hanya di industri /


pabrik

3. Perkembangan teknologi / IPTEK serta kondisi dan


situasi ketenagakerjaan
4. Sifat refresif dan polisional pada VR. 1910 sudah
tidak sesuai lagi

LATAR BELAKANG
LAHIRNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 01 TAHUN 1970

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
28
TUJUAN

Agar proses produksi dapat


berjalan lancar tanpa
hambatan apapun

Agar sumber-sumber produksi


dapat dipakai dan digunakan
secara efisien

Agar tenaga kerja dan setiap


orang lainnya yang berada
dalam tempat kerja selalu
dalam keadaan selamat dan
sehat Disnakertransduk Prov. Jatim |
29
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
RUANG LINGKUP
Undang- undang No 1 tahun 1970 ini berlaku untuk setiap tempat kerja yang didalamnya terdapat
3 unsur yaitu :

ADANYA USAHA ADANYA TENAGA KERJA ADANYA POTENSI BAHAYA

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
30
DASAR HUKUM

Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU


Ketenagakerjaan

UU No.1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
31
DASAR HUKUM
PASAL 27 AYAT 2 UUD 1945

Tiap-tiap warga negara


berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
32
DASAR HUKUM
PASAL 86 & 87 UU NO. 13 TAHUN 2003

Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dilaksanakan

Pasal 87
1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

PP No. 50 Tahun 2012


Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
33
DASAR HUKUM
Pasal 190

Pasal 190
1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai sanksi administratif atas pelanggaran ketentuan-ketentuan sebagaimana
diatur dalam Pasal 5, Pasal 6, Pasal 15, Pasal 25, Pasal 38 ayat (2), Pasal 45 ayat (1), pasal 47 ayat (1), Pasal 48, Pasal 87,
Pasal 106, Pasal 126 ayat (3), dan Pasal 160 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi;
h. pencabutan ijin.
(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
34
PERATURAN PELAKSANAAN
UNDANG-UNDANG NO. 01 TAHUN 1970

Secara Sektoral

Pendekatan Kelembagaan dan


Sistem
Pembidangan Teknis

Pendekatan SDM

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
35
PERATURAN TURUNAN
SECARA SEKTORAL

PP No. 19/1973 - Pengaturan dan Pengawasan KK di


bidang Pertambangan (6 pasal)

PP No. 11/1979 - KK pada Pemurnian dan Pengolahan


minyak dan gas bumi (57 pasal)

Per.Menaker No. 01/1978 - KK Dalam Penebangan


dan Pengangkutan Kayu (17 pasal)

Per.Menakertrans No. 01/1980 - K3 Pada


Konstruksi Bangunan (106 pasal)

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
36
PERATURAN TURUNAN
PEMBIDANGAN TEKNIS

PP No. 7/1973 - Per.Menakertrans No. 04/1980 Per.Menaker No. 02/1983


Pengawasan Atas Peredaran, Syarat-syarat Pemasangan dan Instalasi Alarm Kebakaran
Penyimpangan dan Penggunaan Pemeliharaan APAR (27 pasal) Automatik (86 pasal)
Pestisida (12 pasal

Per.Menaker No. 37 Tahun


Kepmenaker No. Kep.197/MEN/1999 2016
Pengendalian Bahan Kimia Bejana Tekan dan Tangki
Berbahaya Timbun

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
37
PERATURAN TURUNAN
PEMBIDANGAN TEKNIS

Per.Menaker No. 03/1985


Tentang K3 Pemakaian Asbes (25
pasal) Per.Menaker No. 38/2016
Tentang Pesawat Tenaga &
Per.Menaker No. 05/1985 Produksi

Tentang Pesawat Angkat & Angkut (146 pasal) Per.Menaker No. 02/1989
 Pengawasan Instalasi Penyalur Petir (62 pasal)
Per.Menaker No. 03/1999
Permenaker No.32 Tahun
Syarat-syarat K3 Lift untuk
2015
pengangkutan Orang dan Barang (34
pasal) Perubahan atas Permenaker No.
03/1999 tentang Syarat-syarat K3
Lift untuk pengangkutan orang
dan barang

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
38
PERATURAN TURUNAN
PEMBIDANGAN TEKNIS

Kep.Menakertrans No. 75/2002 - Pemberlakuan SNI PUIL


1
2000 di tempat kerja (6 pasal)

2 Permenaker No.12 Tahun 2015 – K3 Listrik di Tempat Kerja

Permenaker No.33 Tahun 2015 – Perubahan atas


3 Permenaker No.12 Tahun 2015 tentang K3 Listrik di tempat
kerja

Peraturan Menteri Perburuhan Tahun 1964 – Syarat


4 Kesehatan, Kebersihan, Penerangan dalam Tempat Kerja

Permenakertrans No. Per.13/MEN/X/2011 – Nilai Ambang


5 Batas Faktor Fisika dan Kimia di tempat Kerja

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
39
PERATURAN TURUNAN
PENDEKATAN SDM

ICON
Per.Menaker No. 01/1976 - Kewajiban Latihan
Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan (7 pasal

ICON
Per.Menaker No. 01/1979 - Kewajiban Latihan
Hygiene Perusahaan K3 bagi Paramedis
Perusahaan (7 pasal

ICON
Per.Menakertrans No. 02/1980 - Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan
KK (11 pasal)

ICON
Per.Menaker No. 02/1982 - Klasifikasi Juru Las
(36 pasal)

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
40
PERATURAN TURUNAN
PENDEKATAN KELEMBAGAAN DAN SISTEM

• Per.Menaker No. 04/1987 - P2K3 serta


Tata Cara Penunjukan Ahli KK (16 pasal)
• Per.Menaker No. 04/1995 -
Perusahaan Jasa K3 (20 pasal)
• Per.Menaker No. 05/1996 - SMK3 (12
pasal)
• Per.Menaker No. 03/1998 - Tata cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
(15 pasal)

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
41
Undang – undang No.
01 Tahun 1970
Tentang Keselamatan Kerja
GAMBARAN UMUM

Terdiri dari 11 bab Mengandung


Mulai bab I - XI 18 Pasal

1.Bersifat lebih preventif Diundangkan


2.Memperluas ruang lingkup mulai tanggal 12
Januari 1970
3.Tidak hanya menitik sebagai pengganti
beratkan pengamanan VR 1910

terhadap alat produksi


KONSIDERANS
Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup meningkatkan produksi dan produktivitas nasional

Setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja perlu


terjamin pula keselamatannya

Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan


secara aman dan efisien

Perlu diadakan segala upaya untuk membina norma norma


perlindungan kerja

Diwujudkan dalam Undang Undang yang memuat ketentuan


ketentuan umum tentang keselamatan kerja,sesuai dengan
perkembangan masyarakat, Industrialisasi, Tehnik dan
Tehnologi

Disnakertransduk Prov. Jatim |


44
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
BAB I
TENTANG ISTILAH - ISTILAH

45
PASAL 1
AYAT 1

”Tempat Kerja” ialah tiap ruangan atau


lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau
yang sering dimasuki kerja untuk keperluan
suatu usaha dan dimana terdapat sumber
atau sumber-sumber bahaya sebagaimana
diperinci dalam pasal 2, termasuk tempat
kerja ialah semua ruangan, lapangan,
halaman dan sekililingnya yang merupakan
bagian-bagian atau yang berhubungan
dengan tempat kerja tersebut.

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
46
UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
BAB I - ISTILAH
Pasal 1
(1) Tempat kerja Unsur tempat kerja, ada :
1. Ruangan/ lapangan (1) Pekerja
2. Tertutup/ terbuka (2) Suber bahaya
3. Bergerak/ tetap (3) usaha
(2) Pengurus  pucuk pimpinan (bertanggung jawab/ kewajiban)
(3) Pengusaha
orang/ badan hukum yg menjalankan usaha atau tempat kerja
(4) Direktur
Pejabat yg ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
melaksanakan UU No. 1/1970
2) “Pengurus” ialah orang yang mempunyai
tugas pemimpin langsung sesuatu tempat kerja
atau bagiannya yang berdiri sendiri

3) “Pengusaha” ialah :
a. Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha
milik sendiri dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat
kerja.
b. Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan sesuatu usaha bukan miliknya dan untuk
keperluan itu mempergunakan tempat kerja.
c. Orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili orang
atau badan hukum termaksud pada (a) dan (b), jika kalau yang
mewakili berkedudukan diluar Indonesia.

PASAL 1

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
48
PASAL 1

“Direktur” ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan
4 undang undang ini.

“Pegawai Pengawas” ialah pegawai tehnis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga
5 Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.

“Ahli Keselamatan Kerja” ialah Tenaga tehnis berkeahlian khusus dari luar Departemen
6 Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya
undang-undang ini.
Per.Menaker No. 02/1992; Per.Menaker No. 04/1995)

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
49
PERMENAKER NO. 02 /MEN/1992
TENTANG TATA CARA PENUNJUKAN KEWAJIBAN DAN
WEWENANG AK3

50
14 PASAL

TERDIRI DARI 5
BAB
PERMENAKER NO. 02 /MEN/1992

PASAL 2
1) Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat yang ditunjuk berwewenang menunjuk
ahli keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat dengan kriteria tertentu
dan pada perusahaan yang memberikan jasa di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja
2) Kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah:
a) Suatu tempat kerja dimana pengurus memperkerjakan tenaga kerja > 100
orang
b) Suatu tempat kerja dimana pengurus memperkerjakan tenaga kerja < 100
orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses, alat dan atau instalasi yg
besar risiko bahaya terhadap K3

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
52
PERMENAKER NO. 02 /MEN/1992

PASAL 3
Untuk dapat ditunjuk sebagai ahli keselamatan dan kesehatan kerja harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Berpendidikan Sarjana, Sarjana muda atau Sederajat dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) Sarjana dengan pengalaman kerja sesuai dengan bidang keahliannya
sekurang-kurangnya 2 tahun;
2) Sarjana Muda atau Sederajat dengan pengalaman kerja sesuai dengan bidang
keahlian sekurang-kurangnya 4 tahun:
a. Berbadan sehat;
b. Berkelakuan baik;
c. Bekerja penuh di instansi yang bersangkutan;
d. Lulus seleksi dari Tim Penilai Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
53
PERMENAKER NO. 02 /MEN/1992

PASAL 8
1) Keputusan penunjukan ahli keselamatan dan kesehatan kerja tidak berlaku apabila yang
bersangkutan:
a. Pindah tugas ke perusahaan atau instansi lain;
b. Mengundurkan diri;
c. Meninggal dunia
2) Keputusan penunjukan ahli keselamatan dan kesehatan kerja dicabut apabila yang
bersangkutan terbukti:
a. Tidak memenuhi peraturan perundang-undangan keselamatan dan kesehatan kerja;
b. Melakukan kesalahan dan kecerobohan sehingga menimbulkan keadaan berbahaya;
c. Dengan sengaja dan atau karena khilafannya menyebabkan terbukanya rahasia suatu
perusahaan/instansi yang karena jabatannya wajib untuk dirahasiakan

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
54
PERMENAKER NO. 02 /MEN/1992

PASAL 9
1) Ahli keselamatan dan kesehatan kerja berkewajiban:
a. Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan perundangan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai
dengan bidang yang ditentukan dalam keputusan penunjukannya;
b. Memberikan laporan kepada Menteri Tenaga Kerja atau Pejabat yang ditunjuk mengenai hasil
pelaksanaan tugas dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk AK3 di tempat kerja satu kali dalam 3 (tiga) bulan, kecuali ditentukan lain
2. Untuk AK3 di perusahaan yang memberikan jasa di bidang K3 setiap saat setelah selesai melakukan
kegiatannya
c. Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia perusahaan/instansi yang didapat berhubung dengan
jabatannya.
2) Tembusan laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b ditujukan kepada:
1. Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat
2. Kantor Wilayah Departemen Tenaga kerja setempat
3. Direktur Bina Pengawasan Norma K3
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
55
PERMENAKER NO. 02 /MEN/1992

PASAL 10
1) Ahli keselamatan dan kesehatan kerja berwenang untuk:
a) Memasuki tempat kerja sesuai dengan keputusan penunjukan penunjukan
b) Meminta keterangan dan atau informasi mengenai pelaksanaan syarat-syarat K3 di
temapat kerja sesuai dengan keputusan penunjukannya;
c) Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluai dan memberikan
persyaratan serta pembinaan K3 yang meliputi:
1. Keadaan dan fasilitas tenaga kerja
2. Keadaan mesin-mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi serta peralatan lainnya
3. Penanganan bahan-bahan
4. Proses produksi
5. Sifat Pekerjaan
6. Lingkungan kerja
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
56
PERMENAKER NO. 02 /MEN/1992

2 Perincian sebagaimana dimaksud 3 Perincian sebagaimana dimaksud


dalam ayat (1) huruf c dapat dalam ayat (1) huruf c dapat
dirubah sesuai dengan dirubah sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi dan teknologi

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
57
PERMENAKER NO. 04 /MEN/1995
TENTANG PERUSAHAAN JASA K3

58
21 PASAL

TERDIRI DARI 7
BAB
PERMENAKER NO. 04 /MEN/1995
PASAL 2

1) PJK3 dalam melaksanakan kegiatan jasa K3 harus


terlebih dahulu memperoleh keputusan
penunjukan dari Menteri tenaga kerja c.q. Direktur
Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
60
PERMENAKER NO. 04 /MEN/1995

PASAL 3
PJK3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 yat (1) meliputi:
a) Jasa Konsultan K3
b) Jasa Pabrikasi, Pemeliharaan dan Pabrikasi Intalasi K3
c) Jasa Pemeriksaan dan Pengujian Teknik
d) Jasa Pemeriksaan/pengujian dan atau pelayanan kesehatan kerja
e) Jasa audit K3
f) Jasa Pembinaan K3

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
61
PERMENAKER NO. 04 /MEN/1995
Pasal 6

Ahli K3 atau dokter pemeriksa yang


bekerja pada PJK3 mempunyai tugas
melakukan pemeriksaan dan pengujian
teknik atau pemeriksaan/pengujian dan
atau pelayanan kesehatan kerja sesuai
dengan Keputusan penunjukannya

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
62
PERMENAKER NO. 04 /MEN/1995

PASAL 7
Untuk menjadi PJK3 harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Berbadan hukum
b) Memiliki SIUP
c) Memiliki NPWP
d) Memiliki Bukti Wajib Lapor Ketenagakerjaan
e) Memiliki peralatan yang memadai sesuai dengan jenis usahanya
f) Memiliki AK3 sesuai dengan bidang usahanya yang bekerja penuh pada
perusahaan
g) Memiliki tenaga teknis sesuai bidang usahanya

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
63
PERMENAKER NO. 04 /MEN/1995

PASAL 11
PJK3 yang telah mendapatkan Keputusan Penunjukan berhak untuk :
a) Melakukan kegiatan sesuai dengan penunjukannya
b) Menerima imbalan jasa sesuai dengan kontrak diluar retribusi
norma Keselamatan dan kesehatan Kerja , sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
64
PERMENAKER NO. 04 /MEN/1995

PASAL 12
PJK3 yang telah mendapatkan Keputusan Penunjukan bekewajiban:
a) Mentaati semua peraturan yang berlaku
b) Mengutamakan pelayanan dalam rangka pemenuhan syarat-
syarat K3 sesuai dengan peraturan eprundangan yang berlaku
c) Membuat kontrak kerja dengan pemberi kerja yang isinya antara
lain memat jelas hak dan kewajiban
d) Memelihara dokumen kegiatan sekurang-kurangnya 5 tahun

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
65
PERMENAKER NO. 04 /MEN/1995

PASAL 13
Selain kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 PJK3 harus
melaporkan dan berkonsultasi dengan Kepala Kantor Departemen atau
Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja setempat sebelum
dan sesudah melakukan kegiatan dengan menyerahkan laporan teknis
sesuai ketentuan yang berlaku.

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
66
Icon

BAB II – RUANG LINGKUP

67
PASAL 2

1. Yang diatur oleh undang-undang


ini ialah keselamatan kerja dalam
segala tempat kerja, baik didarat,
didalam tanah, dipermukaan air,
didalam air maupun diudara,
yang berada didalam wilayah
kekuasaan hukum Republik
Indonesia.
PASAL 2

1) Ketentuan-Ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja dimana :
a) Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas, peralatan atau instalasi
yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan.
b) Dibuat, diolah, dipakai/dipergunakan, di perdagangkan, diangkut atau disimpan bahan atau
barang yang : dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, suhu
tinggi.
c) Dikerjakan pembangunan, perbaikkan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah,
gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan pengairan, saluran atau terowongan
dibawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
d) Dilakukan usaha : pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan
kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan.
e) Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak atau biji logam lainnya, batu-
batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik dipermukaan atau didalam bumi, maupun didasar
perairan Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
69
PASAL 2

f. Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui terowongan, di
permukaan air, dalam air maupun diudara.
g. Dikerjakan bongkar muat barang muatan dikapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang.
h. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain didalam air.
i. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan.
j. Dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah.
k. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda,
terjatuh atau terpelosok, hanyut atau terpelanting.
l. Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
70
PASAL 2

k. Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran.
l. Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau timah.
m.Dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio, radar, telivisi, atau telepon
n. Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset (penelitian) yang
menggunakan alat tehnis.
o. Dibandingkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas,
minyak atau air.
p. Diputar film, dipertunjukkan sandiwara atau diselenggarakan rekreasi lainnya yang memakai
peralatan, instalasi listrik atau mekanik.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
71
TEMPAT KERJA

Disnakertransduk Prov. Jatim | 72


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
Pasal 2

3. Dengan peraturan perundangan


dapat ditunjuk sebagai tempat kerja
ruangan-ruangan atau lapangan-
lapangan lainnya yang dapat
membahayakan keselamatan atau
kesehatan yang bekerja dan atau
yang berada diruangan atau
lapangan itu dan dapat dirubah
perincian tersebut dalam ayat (2).

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
73
Icon

BAB III – SYARAT-


SYARAT KESELAMATAN

Disnakertransduk Prov. Jatim | 74


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
Pasal 3 ( Ayat 1 )

Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :


a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-
kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran,asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran.
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis,
keracunan, infeksi dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan suhu dan lembah udara yang baik.
Pasal 3 ( Ayat 1 )

h. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.


i. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
j. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan cara dan proses kerjanya.
k. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang.
l. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
m.Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang.
n. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
o. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
76
Pasal 3 ( Ayat 2)

2) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1)
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tehnik dan teknologi serta pendapatan-
pendapatan baru dikemudian hari.
Disnakertransduk Prov. Jatim | 77
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
Pasal 4

1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-


syarat keselamatan kerja dalam perencanaan,
pembuatan, pengangkutan, peredaran,
perdagangan, pemasangan, pemakaian,
penggunaan, pemeliharan dan penyimpanan bahan,
barang, produk tehnis dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.
Disnakertransduk Prov. Jatim | 78
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
2) Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip
tehnis ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan
yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang
mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan
dan pembuatan, perlengkapan alat-alat
perlindungan, pengujian dan pengesahan,
pengepakan atau pembungkusan, pemberian
tanda-tanda pengenal atas bahan, barang, produk
tehnis dan aparat produksi guna menjamin
keselamatan barang-barang itu sendiri,
keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan
keselamatan umum.

3) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah


perincian seperti tersebut dalam ayat (1) dan (2),
dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa
yang berkewajiban memenuhi dan mentaati
syarat-syarat keselamatan tersebut.

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
79
BAB IV - PENGAWASAN

80
Pasal 5
1) Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap undang-
undang ini, sedangkan para pegawai pengawas dan ahli
keselamatan kerja ditugaskan menjalankan pengawasan
langsung tehadap ditaatinya undang-undang ini dan
membantu pelaksanaannya.
2) Wewenang dan kewajiban direktur, pegawai pengawas dan
ahli keselamatan kerja dalam melaksanakan undang-undang
ini diatur dengan peraturan perundangan.

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
81
Pasal 6
1) Barang siapa tidak dapat menerima keputusan
direktur dapat mengajukan permohonan
banding kepada panitia banding.
2) Tata cara permohonan banding menerima,

Pasal 6 dan 7 susunan panitia banding, tugas panitia banding


dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga
Kerja.
3) Keputusan panitia banding tidak dapat
dibanding lagi.

Pasal 7
Untuk Pengawasan berdasarkan undang-undang
ini pengusaha harus membayar retribusi
menurut ketentuan-ketentuan yang akan diatur
dengan peraturan perundangan.

Disnakertransduk Prov. Jatim | 82


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
PASAL 8

Sebelum Bekerja Berkala Pengaturan lebih lanjut

1) Pengurus diwajibkan memeriksakan 2) Pengurus diwajibkan memeriksa 3) Norma-norma mengenai pengujian


kesehatan badan, kondisi mental semua tenaga kerja yang berada kesehatan ditetapkan dengan
dan kemampuan fisik dari tenaga dibawah pimpinannya, secara peraturan perundangan.
kerja yang akan diterimanya maupun berkala pada dokter yang ditunjuk
Per.Menakertrans No. 02/1980)
akan dipindahkan sesuai dengan oleh pengusaha dan dibenarkan oleh
sifat-sifat pekerjaan yang direktur.
diberikannya padanya. Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
83
PERMENAKERTRANS NO. PER.02
/MEN/1980
Tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja

84
PENGERTIAN
Kesehatan kerja menurut Joint ILO/WHO
mempnyai tujuan pada promosi dan
pemeliharaan derajat yang setinggi-tingginya dari
kesehatan fisik, mental dan sosial dari para
pekerja pada semua pekerjaan; pencegahan
gangguan kesehatan pada pekerja yang
disebabkan oleh kondisi kerja mereka;
perlindungan pekerja dalam pekerjaan mereka
dari resiko akibat faktor yang mengganggu
kesehatan; penempatan dan pemeliharaan
pekerja dalam suau lingkungan kerja yang sesuai
dengan kemampuan fisik dan psikologisnya; dan
sebagai kesimpulan, peyesuaian terhadap
manusia dan setiap manusia terhadap
pekerjaannya.
27 PASAL

TERDIRI DARI
16 BAB
PERMENAKERTRANS NO. PER.02 /MEN/1980

Pasal 2
1) Pemeriksaan Kesehatan sebelum bekerja ditujukan agar tenaga kerja yang diterima berada
dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yang
akan mengenai tenaga kerja lainnya, dan cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan
sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja
yang lain-lainnya dapat dijamin.
2) Semua perusahaan sebagaimana tersebut dalam pasal 2 ayat (2) Undang-undang No. 1
tahun 1970 harus mengadakan Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja.
3) Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran
jasmani, rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan laboratorium rutin, serta pemeriksaan
lain yang dianggap perlu.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
87
PERMENAKERTRANS NO. PER.02 /MEN/1980

Pasal 3
1) Pemeriksaan Kesehatan Berkala dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan
tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya
pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-
usaha pencegahan.
2) Semua perusahaan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (2) tersebut di atas harus
melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 tahun
sekali kecuali ditentukan lain oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Perburuhan dan
Perlindungan Tenaga Kerja.
3) Pemeriksaan Kesehatan Berkala meliputi pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani,
rontgen paru-paru (bilamana mungkin) dan laboratoriuin rutin sertapemeriksaan lain yang
dianggap perlu. Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
88
PERMENAKERTRANS NO. PER.02 /MEN/1980

Pasal 5
1) Pemeriksaan Kesehatan khusus dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh
dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja
tertentu.
2) Pemeriksaan Kesehatan Khusus dilakukan pula terhadap:
a. tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan
perawatan yang lebih dari 2 (dua minggu).
b. tenaga kerja yang berusia diatas 40 (empat puluh) tahun atau tenaga kerja wanita dan
tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja muda yang melakukan pekerjaan tertentu.
c. tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai gangguangangguan
kesehatannya perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan kebutuhan.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
89
2

BAB V - PEMBINAAN
Pasal 9

1) Pengurus diwajibkan menunjukkan dan


menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
tentang :

a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang


dapat timbul dalam tempat kerjanya.
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan
yang diharuskan dalam tempat kerjanya.
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja
yang bersangkutan.
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam
melaksanakan pekerjaannya.

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
91
Pasal 9

2 Pengurus hanya dapat memperkejakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia


yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut diatas.

Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja


3 yang berada dibawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja,
pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan

Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan


4
ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang
dijalankannya

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
92
BAB V
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
93
Pasal 10
Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk
Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja
guna memperkembangkan kerja sama, saling
1 pengertian dan partisipasi efektif dari
pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja
dalam tempat-tempat kerja untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban dersama
dibidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
dalam rangka melancarkan usaha
berproduksi.

Susunan Panitia Pembina Keselamatan


dan Kesehatan Kerja, tugas dan lain-
2 lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga
Kerja.

Per.Menaker No. 04/1987


PERMENAKER NO.PER.04/MEN/1987
TENTANG PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA SERTA TATA CARA PENUNJUKAN AHLI KK

95
PERMENAKER NO.PER.04/MEN/1987

PASAL 2
1) Setiap Tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3
2) Tempat Kerja dimaksud ayat (1) ialah:
a. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100
orang atau lebih
b. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan < 100
orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang
mempunyai resiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran,
keracunan dan penyinaran radio aktif
PERMENAKER NO.PER.04/MEN/1987

PASAL 3
1) Keanggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang
susunannya terdiri dari ketua, Sekretaris dan Anggota
2) Sekretaris P2K3 ialah Ahli Keselamatan Kerja dari perusahaan yang
bersangkutan
3) P2K3 ditetapkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuknya atas usul dari
pengusaha atau pengurus yang bersangkutan
PERMENAKER NO.PER.04/MEN/1987

PASAL 11
1) Keputusan penunjukan Ahli Keselamatan Kerja sebagaimana dimaksud pasal
8 hurup c butir 1 berlaku untuk jangka waktu 3 Tahun.
2) Setelah tenggang waktu sebagaimana dimaksud ayat (1) berakhir, dapat
dimintakan perpanjangan kepada Menteri.
3) Permohonan perpanjangan sebagaimana dimaksud ayat (2) diajukan
menurut prosedur pasal 6 dengan melampirkan :
a. Photo copy keputusan Ahli keselamatan Kerja yang bersangkutan;
b. Surat Pernyataan pengurus yang menyatakan bahwa Ahli Keselamatan
Kerja yang bersangkutan mempunyai prestasi baik.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
104
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
105
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
106
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
107
BAB VII - KECELAKAAN
PASAL 11
1) Pengurus diwajibkan
melaporkan tiap kecelakaan
yang terjadi dalam tempat
kerja yang dipimpinnya,
pada pejabat yang ditunjuk
oleh Menteri Tenaga Kerja.

2) Tata cara pelaporan dan


pemeriksaan kecelakaan
oleh pegawai termaksud
dalam ayat (1) diatur dengan
peraturan perundangan.

Per.Menaker No. 03/1998

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
109
Definisi Kecelakaan Kerja :
Kecelakaan yg terjadi berhubung dg hubungan kerja, termasuk penyakit yg timbul
karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yg terjadi dalam perjalanan
berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang kerumah melalui jalan yg biasa
atau wajar dilalui.

Kriteria berhubung dg hubungan kerja, al :


1. Atas perintah dari perusahaan/majikan atau;
2. Untuk kepentingan perusahaan/majikan atau;
3. Dalam perjalanan Dinas, sepanjang kegiatan yg dilakukan ada
kaitannya dg pekerjaan dan dilengkapi dg SP;

Pengertian kecelakaan yg terjadi dlm perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat
05/28/2023
kerja adalah sejak TK tsb keluar dari halaman
110 rumah dan berada dijalan umum.
PERMENAKER NOMOR PER.03/MEN/1998
TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PEMERIKSAAN
KECELAKAAN KERJA

111
15 PASAL DAN 4 LAMPIRAN

TERDIRI DARI 6
BAB
PERMENAKER NOMOR PER.03/MEN/1998

PASAL 2
1) Pengurus atau pengusaha wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di tempat
kerja dipimpinnya.
2) Kecelakaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a) Kecelakaan Kerja
b) Kebakaran atau peledakan atau bahaya pembuangan limbah
c) Kejadian berbahaya lainnya.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 113


PERMENAKER NOMOR PER.03/MEN/1998

PASAL 3

Kewajiban melaporkan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) berlaku bagi
pengurus atau pengusaha yang telah dan
yang belum mengikutsertakan pekerjaannya
ke dalam program Jaminan Sosial tenaga kerja
berdasarkan UU No. 3 Thn 1992

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
114
Lampiran I : PERATURAN MENTERI
NOMOR: 03/MEN TAHUN 1998
TANGGAL: 26 Pebruari 1998
LAPORAN KECELAKAAN
FORMULIR BENTUK 3
KK2 A

Wajib dilaporkan dalam 2x24 jam setelah terjadinya kecelakaan Bentuk KK2 A Nomor KLUI :
Nomor Kecelakaan :
Diterima Tanggal :
(Diisi oleh Petugas Kantor Departemen
Tenaga Kerja)

Nomor Agenda JAMSOSTEK :


1. Nama Perusahaan NPP

Alamat dan Nomor Telepon Kode Pos: No.Telp:

Jenis Usaha

Nomor Tenaga Kerja L P


Nomor Pendaftaran (Bentuk KKI)

Nomor Akter Pengawas


2. Nama Tenaga Kerja No. KPA :

Alamat dan Nomor Telepon Kode Pos : No. Telp :

Tempat dan Tanggal Lahir L: P:

Jenis Pekerjaan/Jabatan

Unit/ Bagian Perusahaan

3. a. Tempat ]Kecelakaan

b. Tanggal Kecelakaab Jam:

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya 115
4. Uraian Kejadian Kecelakaan F**)
1.Bagaimana terjadinya kecelakaan G**)

2. Jenis pekerjaan waktu kecelakaan


3. Saksi yang melihat kecelakaan
4 a. Sebutkan: mesin, pesawat, instalasi, alat proses, H**)
cara kerja, bahan atau lingkungan yang
menyebabkan kecelakaan.

b. Sebutkan : bahan, proses, lingkungan cara kerja, E**)


atau sifat pekerjaan yang menyebabkan penyakit
akibat kerja.

5. Akibat kecelakaan
a. Akibat yang diderita korban Meninggal dunia Sakit Luka-luka

b. Sebutkan bagian tubuh yang sakit


c. Sebutkan jenis penyakit akibat kerja
- Jabatan/pekerjaan
- Lama berkerja
d. Keadaan penderita setelah pemeriksaan pertama
1) Berobat jalan Sambil bekerja Tidak bekerja
2) Dirawat di: Alamat: Rumah Sakit Puskesmas Poliklinik

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya 116
6. Nama dan alamat dokter/tenaga
medik yang memberikan
pertolongan pertama (dalam hal
penyakit yang timbul karena
hubungan kerja, nama dokter yang
pertama kali mendiagnosa)

7. Kejadian di tempat kerja yang


membahayakan keselamatan dan
kesehatan kerja (misal: kebakaran,
peledakan, rubuhnya konstruksi
bangunan, dan lain-lain)

8. Perkiraan kerugian :
a. Waktu (dalam hari-orang)
b. Material

9. Upah tenaga kerja


a. Upah (upah pokok dan Rp.
tunjangan)
b. Penerimaan lain-lain Rp.
c. Jumlah a+b Rp.
10. Kecelakaan dicatat dalam Buku
Kecelakaan pada No. Unit

11. Kecelakaan lain-lain yang perlu

*) Jika perlu dapat ditambah Dibuat dengan


sesungguhnya

Nama dan tanda tangan pimpinan Jabatan Tanggal


perusahaan
Laporan Kecelakaan ini dikirim :
•Warna Putih, Merah, dan Merah Jambu ke Kandep
•Tenaga Kerja setempat
•Warna Kuning untuk arsip perusahaan
•Warna Hijau dan Biru Penyelenggara / PT. JAMSOSTEK (persero)
•(Persero Jamsostek)
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 26 Pebruari 1998

Menteri Tenaga Kerja

ttd.

Drs.ABDUL LATIEF
5

BAB VIII – HAK DAN


KEWAJIBAN TENAGA
KERJA
PASAL 12

Memberikan keterangan yang benar bila


diminta oleh pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.

Memakai alat-alat perlindungan diri yang


diwajibkan.
Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan

d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-


syarat keselamatan dan kesehatan yang diwajibkan.

e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana


syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya
kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai
Per.Menakertrans No. 08/2010 pengawas dalam batas-batas yang masih dapat
dipertanggung-jawabkan. 120
PERMENAKERTRANS NO.08/MEN/VII/2010
TENTANG ALAT PERLINDUNGAN DIRI

121
TERDIRI DARI
11 PASAL DAN
1 LAMPIRAN
PERMENAKERTRANS NO.08/MEN/VII/2010

PASAL 2
1) Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja

2) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan


Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku

3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diberikan oleh


pengusaha secara cuma-cuma

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
123
PERMENAKERTRANS NO.08/MEN/VII/2010

PASAL 3
1) APD Sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 2 meliputi :
1. Pelindung kepala
2. Pelindung mata dan muka
3. Pelindung telinga
4. Pelindung pernafasan beserta perlengkapannya
5. Pelindung tangan
6. Pelindung kaki

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
124
APD : ALAT PELINDUNG DIRI
( Permenakertrans No. Per.08/Men/VII/2010)

a. Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di


tempat kerja
b. APD harus sesuai dengan standart SNI yang berlaku
c. Diberikan secara Cuma-cuma
Macam APD :
1. Pelindung Kepala
2. Pelindung mata dan muka
3. Pelindung telinga
4. Pelindung Pernapasan beserta perlengkapannya
5. Pelindung tangan dan kaki

Selain macam tersebut dapat dikategorikan APD


1. Pakaian pelindung
2. Alat pelindung jatuh perorangan
3. Pelampung
A P D
Pasal 13
BAB IX Barang siapa akan memasuki
KEWAJIBAN BILA sesuatu tempat kerja, diwajibkan
mentaati semua petunjuk
MEMASUKI keselamatan kerja dan memakai
alat-alat perlindungan diri yang
TEMPAT KERJA diwajibkan.

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
127
BAB X - KEWAJIBAN PENGURUS
PASAL 14

Pengurus diwajibkan :
a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang
diwajibkan, sehelai undang-undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja
yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli kesehatan kerja.

b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan
semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli Keselamatan Kerja.
c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang
berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-
ahli keselamatan kerja.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
128
3

BAB XI - KETENTUAN
PENUTUP
PASAL 15
1)Pelaksanaan ketentuan tersebut pada
pasal-pasal diatas diatur lebih lanjut
dengan peraturan perundangan.
2)Peraturan perundangan tersebut
pada ayat (1) dapat memberikan
ancaman pidana atas pelanggaran
peraturannya dengan hukuman
kurungan selama-lamanya 3 (tiga)
bulan atau denda setinggi-tingginya
Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah).
3)Tindak pidana tersebut adalah
pelanggaran.
Pasal 16

Pengusaha yang mempergunakan tempat-tempat kerja yang sudah ada pada waktu undang-
undang ini mulai berlaku wajib mengusahakan didalam satu tahun sesudah undang-undang ini
mulai berlaku, untuk memenuhi ketentuan-ketentuan menurut atau berdasarkan undang-
undang ini. Disnakertransduk Prov. Jatim | 131
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17 Pasal 18
Selama Peraturan perundangan Undang-undang ini disebut
untuk melaksanakan ketentuan “Undang-undang Keselamatan
dalam undang-undang ini belum Kerja” dan mulai berlaku pada hari
dikeluarkan, maka peraturan diundangkan. Agar supaya setiap
dalam bidang keselamatan kerj orang dapat mengetahuinya,
yang ada pada waktu undang- memerintahkan pengundangan
undang ini mulai berlaku, tetap undang-undang ini dengan
berlaku sepanjang tidak penempatannya dalam lembaran
bertentangan dengan undang- Negara Republik Indonesia.
undang ini.
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
132
PERATURAN PELAKSANAAN
UU No. 1 Tahun 1970
SDM

MGT
Lingkungan Kerja
BAHAN

AMAN
FAKTOR
PERALATAN SEHAT
PENYEBAB Prod’s
TEMPAT KERJA

Sifat Pekerjaan

Proses Produksi
CARA KERJA
KECELAKAAN

ANALISIS
PEMBIDANGAN

SECARA SEKTORAL

PEMBIDANGAN TEKNIS

PENDEKATAN SDM

PENDEKATAN KELEMBAGAAN DAN SISTEM

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
135
Secara SEKTORAL

Per.Menaker No. 01/1978 Per.Menakertrans No.


PP No. 19/1973 PP No. 11/1979
01/1980
Pengaturan dan KK pada Pemurnian KK Dalam K3 Pada Konstruksi
Pengawasan KK di dan Pengolahan Penebangan dan Bangunan (106
bidang Pertambangan minyak dan gas bumi
Pengangkutan Kayu pasal)
(6 pasal) (57 pasal)
(17 pasal)

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
136
1 PP No. 7/1973
Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpangan dan Penggunaan
Pestisida (12 pasal)

2 Kepmenaker No. Kep.197/MEN/1999


Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya

3 Per.Menakertrans No. 04/1980


Pembidangan Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR (27 pasal)

Teknis 4 Per.Menaker No. 01/1982


Bejana Tekan (48 pasal)

5 Per.Menaker No. 02/1983


Instalasi Alarm Kebakaran Automatik (86 pasal)

6 Per.Menaker No. 03/1985


K3 Pemakaian Asbes (25 pasal)

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
137
Pembidangan Teknis

Per.Menaker No. 04/1985 Per.Menaker No. 05/1985 Per.Menaker No. 02/1989

Pesawat Tenaga & Produksi Pesawat Angkat dan angkut Pengawasan Instalasi Penyalur
(147 pasal) (146 pasal) Petir (62 pasal)

Permenaker No.32 Tahun Kep.Menakertrans No.


Per.Menaker No. 03/1999
2015 75/2002
Syarat-syarat K3 Lift untuk Perubahan atas Permenaker No. Pemberlakuan SNI PUIL 2000
pengangkutan Orang dan 03/1999 tentang Syarat-syarat di tempat kerja (6 pasal)
Barang (34 pasal) K3 Lift untuk pengangkutan
orang dan barang

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
138
Pembidangan TEKNIS

Permenaker No.12 Tahun 2015 Permenaker No.33 Tahun 2015


K3 Listrik di Tempat Kerja Perubahan atas Permenaker No.12 Tahun 2015
tentang K3 Listrik di tempat kerja

Peraturan Menteri Perburuhan Tahun 1964 Permenakertrans No. Per.13/MEN/X/2011


Syarat Kesehatan, Kebersihan, Penerangan dalam Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di
Tempat Kerja tempat Kerja

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
139
1 Per.Menaker No. 01/1976
Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan (7 pasal)

2 Per.Menaker No. 01/1979


Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan K3 bagi Paramedis Perusahaan (7
pasal)

Pendekatan SDM 3 Per.Menakertrans No. 02/1980


Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan KK (11
pasal)

4 Per.Menaker No. 02/1982


Klasifikasi Juru Las (36 pasal)

5 Per.Menaker No. 01/1988


Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat Uap (13 pasal)

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
140
Pendekatan SDM

Per.Menaker No. 02/1992


1
Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli K3
(14 pasal)

2 Kep.Menaker No. 186/1999


Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja (17 pasal)

3 Per.Menakertrans No. 08/2010


Alat Pelindung Diri (11 pasal)

4 Per.Menaker No. 09/2010


Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan Angkut (40
pasal)
Disnakertransduk Prov. Jatim |
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
141
PENDEKATAN KELEMBAGAAN DAN SISTEM

1 2 3 4

Per.Menaker No. 04/1987 Per.Menaker No. 04/1995 Per.Menaker No. 03/1998 PP No. 50 Tahun 2012
P2K3 serta Tata Cara Penunjukan Ahli KK (16 Perusahaan Jasa K3 (20 pasal) Tata cara Pelaporan dan Tata cara Pelaporan dan
pasal) Pemeriksaan Kecelakaan (15 Pemeriksaan Kecelakaan (15
pasal) pasal)

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
142
Add an image

LATIHAN

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
143
Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja secara etimologis adalah

A. Suatu upaya perlindungan kerja

B. Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah dan mengurangi


kecelakaan dan penyakit akibat kerja

C. Suatu upaya agar tenaga kerja bekerja sehat dan selamat

D. Upaya agar produksi tidak terganggu


Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja secara etimologis adalah

A. Suatu upaya perlindungan kerja

B. Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah dan mengurangi


kecelakaan dan penyakit akibat kerja

C. Suatu upaya agar tenaga kerja bekerja sehat dan selamat

D. Upaya agar produksi tidak terganggu


BELUM TEPAT

Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja secara etimologis adalah

A. Suatu upaya perlindungan kerja

B. Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah dan mengurangi


kecelakaan dan penyakit akibat kerja

C. Suatu upaya agar tenaga kerja bekerja sehat dan selamat

D. Upaya agar produksi tidak terganggu


BELUM TEPAT

Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja secara etimologis adalah

A. Suatu upaya perlindungan kerja

B. Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah dan mengurangi


kecelakaan dan penyakit akibat kerja

C. Suatu upaya agar tenaga kerja bekerja sehat dan selamat

D. Upaya agar produksi tidak terganggu


JAWABAN
ANDA TEPAT
SELANJUTNYA

Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja secara etimologis adalah

A. Suatu upaya perlindungan kerja

B. Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah dan mengurangi


kecelakaan dan penyakit akibat kerja

C. Suatu upaya agar tenaga kerja bekerja sehat dan selamat

D. Upaya agar produksi tidak terganggu


BELUM TEPAT

Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja secara etimologis adalah

A. Suatu upaya perlindungan kerja

B. Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah dan mengurangi


kecelakaan dan penyakit akibat kerja

C. Suatu upaya agar tenaga kerja bekerja sehat dan selamat

D. Upaya agar produksi tidak terganggu


Sumber bahaya yang termasuk dalam lingkungan kerja adalah :

A. Cara penanganan bahan salah B. Kebisingan

C. Tempat kerja yang kotor D. Jawaban a,b dan c benar


Sumber bahaya yang termasuk dalam lingkungan kerja adalah :

A. Cara penanganan bahan salah B. Kebisingan

C. Tempat kerja yang kotor D. Jawaban a,b dan c benar


JAWABAN
ANDA BELUM
TEPAT

Sumber bahaya yang termasuk dalam lingkungan kerja adalah :

A. Cara penanganan bahan salah B. Kebisingan

C. Tempat kerja yang kotor D. Jawaban a,b dan c benar


SELAMAT,
JAWABAN
ANDA TEPAT

Sumber bahaya yang termasuk dalam lingkungan kerja adalah :

A. Cara penanganan bahan salah B. Kebisingan

C. Tempat kerja yang kotor D. Jawaban a,b dan c benar

SELANJUTNYA
JAWABAN
ANDA BELUM
TEPAT

Sumber bahaya yang termasuk dalam lingkungan kerja adalah :

A. Cara penanganan bahan salah B. Kebisingan

C. Tempat kerja yang kotor D. Jawaban a,b dan c benar


JAWABAN
ANDA BELUM
TEPAT

Sumber bahaya yang termasuk dalam lingkungan kerja adalah :

A. Cara penanganan bahan salah B. Kebisingan

C. Tempat kerja yang kotor D. Jawaban a,b dan c benar


Ketentuan tentang P2K3 diatur dalam UU No. 01 Tahun 1970 :

A. Pasal 3 B. Pasal 9

C. Pasal 10 D. Pasal 15
Ketentuan tentang P2K3 diatur dalam UU No. 01 Tahun 1970 :

A. Pasal 3 B. Pasal 9

C. Pasal 10 D. Pasal 15
BELUM TEPAT

Ketentuan tentang P2K3 diatur dalam UU No. 01 Tahun 1970 :

A. Pasal 3 B. Pasal 9

C. Pasal 10 D. Pasal 15
BELUM TEPAT

Ketentuan tentang P2K3 diatur dalam UU No. 01 Tahun 1970 :

A. Pasal 3 B. Pasal 9

C. Pasal 10 D. Pasal 15
SELAMAT,
JAWABAN
ANDA TEPAT

Ketentuan tentang P2K3 diatur dalam UU No. 01 Tahun 1970 :

A. Pasal 3 B. Pasal 9

C. Pasal 10 D. Pasal 15

SELANJUTNYA
BELUM TEPAT

Ketentuan tentang P2K3 diatur dalam UU No. 01 Tahun 1970 :

A. Pasal 3 B. Pasal 9

C. Pasal 10 D. Pasal 15
Usaha pengendalian kecelakaan kerja antara lain melalui :

A. Standarisasi B. Penelitian Teknik

C. Asuransi D. Jawaban a, b, dan c benar


Usaha pengendalian kecelakaan kerja antara lain melalui :

A. Standarisasi B. Penelitian Teknik

C. Asuransi D. Jawaban a, b, dan c benar


BELUM TEPAT

Usaha pengendalian kecelakaan kerja antara lain melalui :

A. Standarisasi B. Penelitian Teknik

C. Asuransi D. Jawaban a, b, dan c benar


BELUM TEPAT

Usaha pengendalian kecelakaan kerja antara lain melalui :

A. Standarisasi B. Penelitian Teknik

C. Asuransi D. Jawaban a, b, dan c benar


BELUM TEPAT

Usaha pengendalian kecelakaan kerja antara lain melalui :

A. Standarisasi B. Penelitian Teknik

C. Asuransi D. Jawaban a, b, dan c benar


SELAMAT,
JAWABAN
ANDA TEPAT

Usaha pengendalian kecelakaan kerja antara lain melalui :

A. Standarisasi B. Penelitian Teknik

C. Asuransi D. Jawaban a, b, dan c benar

SELANJUTNYA
Salah satu kewajiban pengurus perusahaan sesuai dengan Pasal 14 Undang-
undang No. 01 Tahun 1970 adalah :

A. Menempatkan semua syarat keselamatan kerja dan UU No. 1 Tahun 1970 secara
tertulis di tempat kerja

B. Memasang gambar/poster K3 di tempat kerja

C. Menyediakan alat pelindung diri (APD) secara gratis kepada pekerja

D. Jawaban a, b dan c benar


Salah satu kewajiban pengurus perusahaan sesuai dengan Pasal 14 Undang-
undang No. 01 Tahun 1970 adalah :

A. Menempatkan semua syarat keselamatan kerja dan UU No. 1 Tahun 1970 secara
tertulis di tempat kerja

B. Memasang gambar/poster K3 di tempat kerja

C. Menyediakan alat pelindung diri (APD) secara gratis kepada pekerja

D. Jawaban a, b dan c benar


BELUM TEPAT

Salah satu kewajiban pengurus perusahaan sesuai dengan Pasal 14 Undang-


undang No. 01 Tahun 1970 adalah :

A. Menempatkan semua syarat keselamatan kerja dan UU No. 1 Tahun 1970 secara
tertulis di tempat kerja

B. Memasang gambar/poster K3 di tempat kerja

C. Menyediakan alat pelindung diri (APD) secara gratis kepada pekerja

D. Jawaban a, b dan c benar


BELUM TEPAT

Salah satu kewajiban pengurus perusahaan sesuai dengan Pasal 14 Undang-


undang No. 01 Tahun 1970 adalah :

A. Menempatkan semua syarat keselamatan kerja dan UU No. 1 Tahun 1970 secara
tertulis di tempat kerja

B. Memasang gambar/poster K3 di tempat kerja

C. Menyediakan alat pelindung diri (APD) secara gratis kepada pekerja

D. Jawaban a, b dan c benar


BELUM TEPAT

Salah satu kewajiban pengurus perusahaan sesuai dengan Pasal 14 Undang-


undang No. 01 Tahun 1970 adalah :

A. Menempatkan semua syarat keselamatan kerja dan UU No. 1 Tahun 1970 secara
tertulis di tempat kerja

B. Memasang gambar/poster K3 di tempat kerja

C. Menyediakan alat pelindung diri (APD) secara gratis kepada pekerja

D. Jawaban a, b dan c benar


SELAMAT,
JAWABAN
ANDA TEPAT
Salah satu kewajiban pengurus perusahaan sesuai dengan Pasal 14 Undang-
undang No. 01 Tahun 1970 adalah :

A. Menempatkan semua syarat keselamatan kerja dan UU No. 1 Tahun 1970 secara
tertulis di tempat kerja

B. Memasang gambar/poster K3 di tempat kerja

C. Menyediakan alat pelindung diri (APD) secara gratis kepada pekerja

D. Jawaban a, b dan c benar


Ketentuan mengenai kewajiban pengurus untuk melaporkan
kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja kepada pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja, diatur dalam Undang-undang
Nomor 01 Tahun 1970 Pasal:

A. Pasal 3 B. Pasal 8

C. Pasal 11 D. Pasal 15
Ketentuan mengenai kewajiban pengurus untuk melaporkan
kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja kepada pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja, diatur dalam Undang-undang
Nomor 01 Tahun 1970 Pasal:

A. Pasal 3 B. Pasal 8

C. Pasal 11 D. Pasal 15
BELUM TEPAT

Ketentuan mengenai kewajiban pengurus untuk melaporkan


kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja kepada pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja, diatur dalam Undang-undang
Nomor 01 Tahun 1970 Pasal:

A. Pasal 3 B. Pasal 8

C. Pasal 11 D. Pasal 15
BELUM TEPAT

Ketentuan mengenai kewajiban pengurus untuk melaporkan


kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja kepada pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja, diatur dalam Undang-undang
Nomor 01 Tahun 1970 Pasal:

A. Pasal 3 B. Pasal 8

C. Pasal 11 D. Pasal 15
SELAMAT,
JAWABAN
ANDA TEPAT

Ketentuan mengenai kewajiban pengurus untuk melaporkan


kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja kepada pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja, diatur dalam Undang-undang
Nomor 01 Tahun 1970 Pasal:

A. Pasal 3 B. Pasal 8

C. Pasal 11 D. Pasal 15

SELANJUTNYA
BELUM TEPAT

Ketentuan mengenai kewajiban pengurus untuk melaporkan


kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja kepada pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja, diatur dalam Undang-undang
Nomor 01 Tahun 1970 Pasal:

A. Pasal 3 B. Pasal 8

C. Pasal 11 D. Pasal 15
Add an image

EDI SANTOSO
Perum Taman Pondok Legi IV Blok O-69 Waru, Sidoarjo

081330432115 santos_edi@yahoo.co.id

www.facebook.com/edisantoso 081330432115

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
180
TERIMA KASIH

Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan


DINAS TENAGA KERJA TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI JAWA TIMUR
Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
Email : keselamatan.nakerjatim@gmail.com 181
ERGONOMI

182
Pendekatan Ergonomi: BUKAN SEBALIKNYA
Penyesuaian dari suatu
pekerjaan (alat, cara,
proses, tempat
&lingkungan kerja)
terhadap pekerja (kondisi
manusia)
TUJUAN

kepuasan kerja & produktivitas


kerja meningkat

Ergonomi dpt mengurangi kelelahan


dan kesalahan operator, mencegah
cedera dan gangguan otot rangka

Kontribusi pada solusi bbg masalah


yg berhubungan keselamatan,
kesehatan, kenyamanan dan efisiensi
pekerjaan

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
184
PENERAPAN DALAM PRAKTEK SEHARI-HARI

 Posisi/postur kerja (duduk, berdiri dll) & gerakan seluruh tubuh (movement) :

kepala, bola mata, badan, lengan, tangan, jari tangan, tungkai, kaki dan jari kaki
 Tata letak tempat & peralatan kerja

 Proses kerja & Arus material

Disnakertransduk Prov. Jatim |


Jl. Dukuh Menanggal 124 – 126 Surabaya
185
Add an image

PENERAPAN ERGONOMI
186
GOOD

BAD

You might also like