You are on page 1of 12

PASAR MODAL SYARI’AH

Dosen pengampu:
Agus Kurniawan, S.E., M.S.Ak.

KELOMPOK II :

Eddo Agnan Oktaviando (2051040202)
Junice Esti Pratiwi (2051040329)
Pramita Hasan (2051040130)
slidesmania.com
A. Pasar Modal Syariah
Pasar Modal Syariah adalah Pasar Modal adalah kegiatan
yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan
Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan Efek, berdasarkan prinsip syariah.

Pasar modal syariah merupakan pasar modal yang


diharapkan mampu menjalankan fungsi yang sama dengan
pasar modal konvensional, namun dengankekhususan
syariahnya yaitu mencerminkan keadilan dan pemerataan
distribusi keuntungan..
.
slidesmania.com
B. Sejarah dan Perkembangan Industri Pasar Modal Syariah
• Sejarah pasar modal syariah di Indonesia
Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT.
Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek
Jakarta) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index
pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya
secara syariah. Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa
Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.
Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi
Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002.
Perkembangan tersebut dimulai dari MoU antara Bapepam dan DSN-MUI pada tanggal 14 Maret 2003.
MoU menunjukkan adanya kesepahaman antara Bapepam dan DSN-MUI untuk mengembangkan pasar
modal berbasis syariah di Indonesia. Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK, perkembangan Pasar Modal
Syariah ditandai dengan pembentukan Tim Pengembangan Pasar Modal Syariah pada tahun 2003. 3
Selanjutnya, pada tahun 2004 pengembangan Pasar Modal Syariah masuk dalam struktur organisasi
Bapepam dan LK, dan dilaksanakan oleh unit setingkat eselon IV yang secara khusus mempunyai tugas dan
fungsi mengembangkan pasar modal syariah. Sejalan dengan perkembangan industri yang ada, pada tahun
slidesmania.com

2006 unit eselon IV yang ada sebelumnya ditingkatkan menjadi unit setingkat eselon III.
Pada tanggal 23 Nopember 2006, Bapepam-LK menerbitkan paket Peraturan
Bapepam dan LK terkait Pasar Modal Syariah. Paket peraturan tersebut yaitu
Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan
Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek
Syariah di Pasar Modal. Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2007 Bapepam-LK
menerbitkan Peraturan Bapepam dan LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan
Penerbitan Daftar Efek Syariah dan diikuti dengan peluncuran Daftar Efek
Syariah pertama kali oleh Bapepam dan LK pada tanggal 12 September 2007.
Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru dengan
disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008. Pada tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama
kalinya Pemerintah Indonesia menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan IFR0002.
Pada tanggal 30 Juni 2009, Bapepam-LK telah melakukan penyempurnaan
terhadap Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek
Syariah danII.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.
slidesmania.com
• Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia
Perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

1. 14 Desember 1912: Bursa efek pertama di Indonesia dibentuk fi Batavia oleh pemerintah
Hindia-Belanda.
2. 1952: Bursa efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang
dikeluarkan oleh menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) dan menteri keuangan (Prof.Dr.
Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: obligasi Pemerintah RI (1950).
3. 10 Agustus 1977: Bursa efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan
dibawah Bapepam (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT
Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal juga ditandai dengan go public PT Semen
Cibinong sebagai emiten pertama.
4. 1988-1990: Paket deregulasi dibidang perbankan dan pasar modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk
asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.
5. 2000: Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan PT Danareksa Investment Management meluncurkan
Jakarta Islamic Index yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara
syariah.
5. 2007: Penggabungan BEJ dan BES berdasarkan kesepakatan RUPSLB pada tanggal 30 Oktober 2007
yang kemudian dituangkan dalam Akta Penggabungan dan berganti nama menjadi PT Bursa Efek
slidesmania.com

Indonesia (BEI) yang resmi beroperasi sejak tanggal 1 November 2007.


C. Prinsip Dasar Fikih Mualamah
a. Pemberi Modal
Sebagian pendapat ulama menyatakan bahwa salah satu yang harus diperhatikan adalah
mengenai kedudukan pemberi modal, apakah ia ikut campur dalam menentukan kebijaksanaan
dalam perniagaan atau tidak. menurut mazhab Malik dan Imam Syafi’i bahwa pemilik modal
tidak dibenarkan mengikat si pelaksana dalam menetapkan kebijaksanaan (Thohir Abdul
Mukhsin Sulaiman) yang berarti harus bebas dalam bertindak.

b. Pelaksana dan Resiko yang ditanggung


Menurut ketentuan fikih, transaksi seperti ini dilaksanakan atas dasar adanya saling kepercayaan
dari pemilik modal terhadap si pelaksana yang meliputi kecakapanya, pengalamannya dan
pengetahuanya serta kejujurannya dalam mengembangkan dan menjalankan usahanya, jadi
dalam masalah ini kedudukan si pelaksana sebagai seorang yang sedang mendapat kepercayaan
atau menjadi seorang wakil manakala ia sedang bertindak atas usahanya. Maka apabila transaksi
telah berlangsung si pelaksana sudah memegang modal, kalau terjadi kerusakan atau kerugian
dengan tidak disengaja berdasarkan keterangan yang dapat diterima maka tidak memikul
kewajiban apa-apa kebijaksanaan (Thohir Abdul Mukhsin Sulaiman) , berarti tidak dikenakan
gantirugian.
slidesmania.com

— Irene M. Pepperberg
c. Pembagian Keuntungan
Menurut ajaran islam keuntungan yang diperoleh pada dasarnya adalah milik kedua pihak,
yakni milik si pemodal dan milik si pelaksana. Untuk pembagian dari hasil keuntungan
hendaklah presentasenya ditentukan dengan jalan keseakatan kedua belah pihak seperti
seperdua, sepertiga, dll. Tidak dapat dibenarkan baik si pemodal maupun si pelaksana
menuntut kelebihan dari ketentuan yang telah disepakati kedua belah pihak. Karena cara
demikian oleh para ulamah diharamkan (Ibnu Rusy).

d. Modal dan Penafsiran harus jelas


Untuk mempermudah penetapan beberapa jumlah laba atau keuntungan yang diperoleh
selama modal dikembangkan dan sekaligus untuk mempermudah perhitungan akir nilai uang
selama dikembangkan, semua kekayaan yang ada dikurangi modal yang pernah dan
diserahkan sebelumnya, maka diperlukan kejelasan dari modal yang diserahkan.

e. Sifat Modal
Asy. Syaiyid Sabiq berpendapat bahwa modal hendaklah bersifat uang tunai. Jika berbentuk
emas atau perak batangan, serta barang perhiasan atau barang dagangan, maka tidak sah
(Syaiyid Sabiq). Karena apabila modal itu dengan barang dagangan maka transaksi ini
slidesmania.com

menjadi samar (Ibnu Rusy).


D. Fatwa Terkait Pasar Modal Syariah
Tiga fatwa DSN-MUI yang menjadi dasar pengembangan
pasar modal syariah adalah:
1.Fatwa DSN-MUI No: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang
Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.
2.Fatwa DSN-MUI No: 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar
Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah
Syariah di Bidang Pasar Modal.
3.Fatwa DSN-MUI No: 80/DSN-MUI/III/2011 tentang
Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan
Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Regiler Bursa Efek.
slidesmania.com
E. Konsep Akad dan Jenisnya

Adapun akad-akad yang digunakan dalam transaksi di pasar modal syariah telah di atur oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam POJK No. 53 tahun 2015 tentang Akad yang digunakan
dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal. Dalam peraturan tersebut, disebutkan bahwa akad-
akad tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1.ijarah
Ijarah merupakan akad perjanjian sewa jasa atau sewa barang namun tanpa perpindahan
kepemilikan. Akad ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak penyewa dan pihak yang menyewakan.
2. Kafalah
Akad kafalah merupakan akad yang dilakukan oleh pihak penjamin dan pihak yang dijamin. Pihak
penjamin menanggung kewajiban (utang) pihak yang dijamin kepada pihak ketiga.
3. Istishna
Istishna merupakan akad jual beli yang barang nya tidak tersedia dan harus dibuat terlebih dahulu.
4. Wakalah
Akad wakalah adalah akad yang dilakukan untuk memberi kuasa kepada seseorang yang akan
mewakili tindakan tertentu
slidesmania.com
5.Musyarakah
Akad musyarakah adalah akad
kerjasama yang dilakukan oleh kedua
pihak yang mana keduanya sama-sama
menyerahkan modal dan usaha
kemudian nisbah bagi hasil dibagi
sesuai kesepakatan bersama.
6.Mudharabah
Mudharabah merupakan akad
kerjasama antara shahibul maal
(pemilik modal) dan mudharib
(pengelola modal) atas suatu usaha.
slidesmania.com
.
Som a ca
slidesmania.com
SEKIAN DARI KELOMPOK
KAMI,KAMI SIAP MENERIMA SEMUA
PERTANYAAN,KECUALI MENERIMA
KENYATAAN BAHWA KITA HANYA
SEBATAS TEMAN 

You might also like