Professional Documents
Culture Documents
BAB I Pengantar
BAB I Pengantar
KETENAGAKERJAAN
(2 SKS)
A. Beberapa Pengertian
“Perburuhan” :
Kejadian kenyataan seseorang
biasanya disebut buruh/pekerja, bekerja
pada orang lain biasanya disebut
majikan/pengusaha dengan menerima
upah/gaji.
“Buruh” : Kelompok tenaga kerja yang sedang
memperjuangkan program organisasinya
“Pekerja” : dalam praktek sering dipakai untuk
menunjukkan status hubungan kerja seperti
pekerja kontrak, borongan, pekerja harian,
pekerja honorer/kontrak.
“Karyawan/Pegawai” : lebih sering dipakai
untuk data administrasi (Pegawai : PNS, yang
bekerja pada pemerintah UU No.43/1999,
UU No. 5/ 2014
Buruh : identik dengan pekerjaan kasar,
pendidikan rendah, dan penghasilan rendah
pula. Bahkan pada zaman kolonial terdapat
istilah kuli, mandor, atau semacamnya yang
menempatkan buruh pada posisi yang lemah
di bawah pengusaha. Padahal keberadaan
buruh sangatlah penting artinya bagi
kelangsungan perusahaan.
Istilah buruh terdapat dalam (setidaknya) 4
(empat) undang-undang:
1. UU No. 23 Tahun 1948
tentang Pengawasan Perburuhan
2. UU No. 22 Tahun 1957 tentang
Penyelesaian Perselisihan Perburuhan
3. UU No. 21 Tahun 2000 tentang
Serikat Pekerja/ Serikat Buruh
4. UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang menyamakan
istilah buruh dengan pekerja
Dalam Pasal 1 angka 2 UU No. 13/ 2003
Tentang Ketenagakerjaan : Bahwa istilah
“tenaga kerja” mengandung pengertian
yang bersifat umum, yaitu setiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang/jasa untuk
memenuhi kebutuhan sendiri/masyarakat.
Pengertian tersebut belum jelas
menunjukkan status hubungan kerjanya.
Pengertian Hukum Perburuhan :
Dapat terlaksana :