Professional Documents
Culture Documents
Metode Dakwah Rasulullah Saw
Metode Dakwah Rasulullah Saw
RASULULLAH SAW
FASE
DAKWAH
RASULULLAH SAW
Fase Da’wah di Makkah (13 tahun) Fase Da’wah di Madinah (10 tahun)
FASE
DAKWAH
MAKKAH
Tahap pembinaan dan pengkaderan
Tahap berinteraksi dengan masyarakat
FASE
DAKWAH
MADINAH
Tahap penyerahterimaan kekuasaan dan
Tathbiq Ahkaamul Islam (pelaksanaan
Syariat Islam)
DAKWAH KEPADA
ORANG
TERDEKAT
Dalam mengawali langkah dakwahnya, Rasulullah SAW mendatangi
orang-orang terdekat beliau dan secara terang-terangan
mengajak orang-orang Makkah untuk masuk Islam (Lihat: QS al-
Mudatstsir [74]:1-2).
Rasulullah SAW melakukan kontak dengan orang-orang Makkah
dan mengajarkan mereka al-Quran.
Satu-persatu dari mereka memeluk Islam, Beliau SAW kemudian
memerintahkan kepada mereka yang lebih dulu memeluk Islam
untuk mengajarkan al-Quran kepada yang lainnya.
Diantaranya Khabbab bin Arts ra yang mengajarkan Al-Quran
kepada Fatimah binti Khaththab r.ha bersama suaminya (Said bin
Zaid ra).
DAKWAH KEPADA
ORANG
TERDEKAT
Allah SWT berfirman: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat
dan rendahkan dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu dari kalangan orang-
orang yang beriman” (QS. As-Syu’araa 214-215)
Perintah Allah SWT agar menyampaikan da’wah kepada kerabat terdekat berarti bahwa
tanggung jawab seorang da’i sebelum keluar rumah untuk berda’wah hendaklah dimulai
dari dirinya, kemudian istri dan anak-anaknya di rumahnya kemudian keluarga yang
terdekat.
Atas dasar inilah Rasulullah SAW pernah mengundang 45 orang keluarga Bani Hasyim
untuk makan di rumahnya, lalu beliau SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah telah mengutus aku untuk seluruh ummat manusia dan kepada kalian
khususnya, dan aku menyuruh kepada kamu dengan dua kalimat yang ringan diucapkan
dengan lidah tetapi berat di timbangan yaitu: Bersaksi bahwa tiada ilaah selain Allah dan
aku adalah Rasulullah, dan siapa yang menerima seruanku ini untuk menolongku dalam
menegakkannya” (Lihat Siroh Al-Halabiah 1: 460).
RUMAH ARQAM BIN ABI
ARQAM SEBAGAI PUSAT
PEMBINAAN
Setelah peristiwa perkelahian Sa‘ad bin Abi
Waqash ra, Rasulullah saw. dan para sahabatnya
menjalankan aktivitas (shalat dan pengkajian
Islam) secara sembunyi-sembunyi di Darul
Arqam (Sîrah al-Halabiyah. jilid I/456).
Hal itu dilakukan Rasulullah SAW dan para
sahabatnya hingga tibanya dakwah secara
terang-terangan dan i‘lân (ekspose secara
terang-terangan) pada tahun ke-4 setelah
kenabian. (Ibid, jilid I/457).
BERINTERAKSI
DENGAN MASYARAKAT
Setelah Baginda Nabi saw. membentuk kekuatan kelompok
bersama para sahabatnya, Allah SWT memerintahkan beliau keluar
secara terang-terangan.
Sebelum dakwah ini digulirkan Umar ra. bertanya kepada
Rasulullah SAW:
"Wahai Rasulullah, bukankah kita berada di pihak yang benar?"
"Benar, ya Umar. Kita berada di pihak yang benar." "Kalau begitu,
kenapa kita harus bersembunyi-sembunyi? Kenapa kita tidak
beribadah di depan orang banyak dan mendeklarasikan Islam
terang-terangan kepada mereka?"
Kemudian turunlah perintah dakwah secara terang-terangan.
(Lihat: QS al-Hijr [15]: 94).
DAKWAH SECARA
TERANG-TERANGAN
Dengan turunnya surat al-Hijr ayat 94, Rasulullah
SAW dan para sahabat turun ke jalan dalam dua
barisan.
Mereka berjalan mengelilingi Ka’bah sepanjang
siang dalam rangka menunjukan eksistensi Islam.
Setelah itu Rasul dan para sahabat berdakwah dan
menentang praktik-praktik dari aturan-aturan kota
Makkah.
KAJIAN SECARA
TERBUKA
Kalau sebelumnya halaqoh-halaqoh atau kelompok-kelompok pengajian
diadakan secara sembunyi-sembunyi di rumah para sahabat dan di Darul
Arqam, maka setelah Hamzah ra dan Umar bin Khatab ra masuk
Islam, pengajian dilakukan secara terbuka di sekitar Ka’bah dengan
lebih intensif.
Tempat pembinaan dan pengkaderan justru dilakukan di Masjidil
Haram sesuai dengan riwayat dari Shuhaib:
“Ketika Umar masuk Islam kami duduk berkelompok di sekitar
Baitullah” (Sirah Al-Halabiah II: 21).
Dari Anas ra. Beliau SAW berkata:
“Apabila mereka selesai shalat di pagi hari, mereka duduk berkelompok
membaca Al-Quran dan mempelajari hukum-hukum yang wajib dan
yang sunnah.” (Lihat Majmauz Zawaid I: 32).
MENCELA PRAKTEK
KOTOR
DI MASYARAKAT
Baginda Nabi SAW dan para Sahabat ra. selalu berdakwah dan
mengambil setiap kesempatan untuk mengungkap kesalahan dari
cara pandang hidup yang selama ini dijalani orang-orang Quraisy.
Beliau mencela korupsi, mengungkap masalah-masalah sosial, dan
sistem pergaulan kaum Quraisy.
Salah satu contohnya adalah ketika para Rasulullah SAW dan para
sahabat mencela praktik-praktik kotor ekonomi kaum Quraisy
pada saat itu dengan membacakan firman Allah SWT: “Kecelakaan
besarlah bagi orang-orang yang curang.” (QS al-Mutaffifin [83]:
1)
MEMBACAKAN AL
QURAN
DI TENGAH MASYARAKAT
تو بٍ
َّ َ َ َت يَ َدا َأيِب هَل
ب ْ ََّتب
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan
sesungguhnya dia akan binasa.” (QS al-Masad
[111]: 1)
REAKSI
KAFIR QURAISY
Da’wah pada marhalah ini segera mendapatkan reaksi
keras dari kaum musyrikin. Siksaan dan penganiayaan
datang bertubi-tubi.
Pengikut Muhammad SAW mulai diuji keimanannya,
sampai sejauh mana kualitas iman mereka setelah 3
tahun mendapat pembinaan di Darul Arqom.
Rasulullah SAW sendiri ketika sedang sholat di depan
Ka’bah didatangi oleh Uqbah bin Mui’th dan mencekik
leher beliau, sampai kemudian datang Abu Bakar Ash-
Shiddiq ra melerainya sambil berkata:
“Apakah kalian hendak membunuh orang yang berkata
bahwa Allah Tuhanku.” (HR. Bukhari)
PENGADUAN SAHABAT
KEPADA RASULULLAH SAW
THALABUN
NUSHRAH
Membangun Menanamkan ideologi ke Menegakkan pemerintahan
kepribadian Islam pada tengah-tengah masyarakat Islam dengan cara
diri kader dakwah Menyerang seluruh membaiat seseorang yang
Membentuk kader & keyakinan dan sistem akan menduduki jabatan
kelompok dakwah masyarakat yang rusak khalifah
Memperbanyak anggota Mengungkap makar Menerapkan hukum Islam
dakwah musuh-musuh Islam dan di dalam negeri dengan
antek-anteknya syamil dan kamil,
mengemban dakwah Islam
DAKWAH SIRRIYAH DAKWAH TERBUKA ke seluruh penjuru dunia