You are on page 1of 26

EMOTION, FLOW DAN

INTEREST DALAM
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
Dosen Pembimbing
Dr Ervin Azhar, M.Pd

Disusun Oleh :
Berliana Nur Rahmah (2109097035)
Indra Afandi (2109097029)
Sri Neviyanti Sarman (2109097028)
Dalam pembelajaran matematika

01 02 03

emotion flow ineterest


Pengertian dan konsep
Emotion, flow dan interest
dalam pembelajaran
matematika
EMOTION DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Pengertian dan konsep emotion dalam pembelajaran matematika

Ada beberapa pendapat ahli yaitu:


 Menurut Patricia Patton dalam Riyanto (2012: 253) Kecerdasan emosional adalah kemampuan individu dalam
menggunakan (mengelola) emosinya secara efektif untuk mencapai tujuan, membangun hubungan yang produktif dengan
orang lain dan meraih keberhasilan ditempat kerja.
 Daniel Goelman dalam Aunurrahman (2009: 89) mendefinisikan Kecerdasan emosional sebagai kemampuan seseorang
untuk memotivasi diri sendiri, ketahanan menghadapi frustasi, kemampuan mengendalikan dorongan hati dan tidak
melebih-lebihkan kesenangan, kemampuan menjaga suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan
kemampuan berpikir, berempati dan berdo’a.
 Menurut Salovey dan Mayer dalam Aunurrahman (2009: 87) Kecerdasan emosional sebagai himpunan bagian dari
kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain,
memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.
 Teori lain dikemukakan oleh Reuven Bar-On sebagaimana dikutip oleh Steven J. Stein dan Howard E. Book dalam Uno
(2012: 96) menyatakan Kecerdasan emosi sebagai serangkaian kemampuan, kompetensi dan kecakapan non kognitif,
yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan.
—kecerdasan emosional
Dari beberapa definisi kecerdasan emosional yang
diungkapkan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan emosional merupakan serangkaian kemampuan,
kecakapan non kognitif untuk mengenali perasaan diri
sendiri dan orang lain serta dapat mengendalikannya untuk
mencapai tujuan serta untuk mengatasi tuntutan dan
tekanan lingkungan.
Kecerdasan emosional

Goelman dalam Riyanto (2012 :87) mengelompokan kecerdasan emosional kedalam


dua kelompok yaitu kecakapan pribadi (Intrapersonal) dan kecakapan sosial
(interpersonal). Kecerdasan emosional yang berkaitan dengan kecakapan pribadi
(Intrapersonal) meliputi mengenali emosi diri/kesadaran diri (self awarness), mengelola
emosi/pengaturan diri (self regulation), motivasi diri (self motivation). Sementara,
kecerdasan emosional yang berkaitan dengan kecakapan sosial (intepersonal) meliputi
mengenal emosi orang lain/empati (social awarness), membina hubungan sosial (social
skill).
flow DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
Pengertian dan konsep flow dalam pembelajaran
matematika

Kondisi menikmati aktivitas yang disenangi hingga mengesampingkan hal-hal lain


selain aktivitas yang disenangi dinamakan flow. Flow didefinisikan sebagai suatu
kondisi kesadaran pada individu yang benar-benar tenggelam dalam suatu kegiatan,
dan menikmatinya secara intens (Bakker, 2005). Yuwanto (2013), menyatakan definisi
inti dari flow adalah kondisi ketika individu mampu berkonsentrasi, merasa nyaman,
dan motivasi intrinsik untuk mengerjakan suatu aktivitas. Penjelasan lain terkait flow
adalah keadaan terciptanya konsentrasi yang menyeluruh ketika melakukan suatu
kegiatan, disertai kenikmatan dalam melakukannya (Ghani & Dhespande disitat dalam
Makikangas, Baker, Aunola & Demerouti, 2010).
flow
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan dapat disimpulkan
bahwa flow akademik adalah suatu keadaan ketika seseorang dalam
belajar atau menjalankan kegiatan akademik merasa nyaman tanpa
beban, berkonsentrasi tinggi dan didorong oleh motivasi internal
yang sangat kuat. Individu yang mengalami kondisi flow sangat
terlibat dalam aktivitas yang dilakukannya, keterlibatan dalam
aktivitas dikarenakan terjadinya proses kognitif dan adanya
kenikmatan dalam pelaksanaanya hingga melupakan waktu,
kelelahan, dan segala hal yang tidak berkaitan dengan aktivitas yang
dilakukan.
Aspek-aspek flow

absorption (penyerapan) enjoyment (kesenangan) intrinsik work motivation


(motivasi kerja intrinsik
terserapnya seluruh adanya perasaan nyaman saat
konsentrasi dalam aktivitas melakukan aktivitas yang mengacu pada motivasi
yang dilakukan dilakukan melakukan aktivitas lebih
didasarkan oleh motivasi dari
dalam diri untuk kepentingan
diri sendiri
Intereset DALAM
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
Pengertian dan konsep flow dalam
pembelajaran matematika
Interest ini berhubungan dengan minat. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang,
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya
terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa,
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Menurut
Woodruff (Rahman, 2014:188) bahwa sesungguhnya belajar tidak terjadi tanpa ada minat.
Keller (Rahman, 2014) menyatakan bahwa dalam kegiatan pembelajaran minat tidak hanya
harus dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Dalam pembelajaran minat bukan hanya dibangkitkan tetapi harus tetap
dipelihara sampai pembelajaran itu selesai. Menurut Suparno (dalam Sulistyaningrum,
Karyanto, & Sunarno, 2015: 114) dalam proses pembelajaran, guru perlu menciptakan
suasana yang membuat siswa menjadi lebih antusias dalam memecahkan setiap permasalahan
yang diberikan guru. Hal ini dilakukan dengan cara guru memberikan bantuan agar siswa
berpikir. Membangkitkan dan memelihara minat belajar siswa sangat penting dilakukan agar
siswa merasa tertarik untuk melaksanakan proses pembelajaran.
penerapan
Emotion, flow dan interest
dalam pembelajaran
matematika
Penerapan Emotion
a. Mengembangkan empati dan kepedulian: pengajar mengajarkan siswanya untukmenolong orang,
bersedia berbagi dengan temannya, meminjamkan peralatan tulis kepada teman yang tidak membawa.
b. Mengajarkan kejujuran dan integritas: disetiap pelajaran yang diajarkan pengajar juga menyisipkan
nasehat-nasehat tentang nilai-nilai positif, pengajar memberikan kepercayaan kepada sisiwa untuk
berperilaku jujur dan integritas ketika pengajar meminta siswa untuk menilai hasil ulangan.
c. Menghargai privasi anak didik: pengajar berusaha untuk tidak membeberkan hal buruk tentang anak
didiknya di depan umum yang akan membuat anak didik itu merasa malu dan minder.
d. Mengajarkan memecahkan masalah: pengajar memberikan pelajaran mengenai cara berpikir sistematis
agar dapat menyelesaikan persoalan dengan baik.
PENERAPAN iNTEREST
● Guru harus intensif dalam memperhatiakan siswa pada proses pembelajaan;
● Guru dalam menyampaikan materi harus lebih terinci dan detail dengan memberi banyak contoh dalam
kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik dapat dengan mudah menangkap materi dari penjelasan guru;
● Pembentukan kelompok heterogen, Sehingga diskusi dalam kelompok berjalan aktif, lancar dan terjadi adanya
tutor sebaya dimana siswa yang pandai dalam kelompoknya bisa memberikan penjelasan terhadap teman satu
kelompok pada jawaban tugas kelompok;
● Guru selalu aktif memantau masing-masing kerja kelompok dengan cara melihat aktivitas diskusi dan hasil
kerja kelompok;
● Dalam mempresentasi tugas kelompok didepan kelas, harus terjadwal sehingga setiap kelompok benar benar
mempersiapkan diri dan guru selalu membantu kelompok dalam merencanakan dan mempersiapkan saat
presentasi pada pokok bahasan yang akan disampaikan.
Penerapan flow
● Menciptakan penyajian materi yang bervariatif dan menarik. Penyajian materi bisa dalam bentuk
permainan, diskusi, atau kegiatan outdoor. Hal ini untuk mencegah siswa merasa bosan dengan
pelajaran matematika.
● Sampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan manfaat dari materi yang akan dipelajari agar
anak didik merasa tertarik. Jika anak mengetahui aplikasi materi maka mereka akan termotivasi untuk
menguasai materi tersebut.
● Menyampaikan materi pelajaran matematika dengan bercerita dan memberi contoh. Memahami
matematika bukan dengan menghafal rumus matematika semata, melainkan dengan berpikir logis
dalam memecahkan masalah matematis. Daya pikir dan nalar anak akan berkembang saat
permasalahan matematis dirangkai dalam bentuk cerita. Misalnya, untuk materi tentang bangun
ruang, anak diminta berimajinasi sedang berada dalam sebuah prisma atau limas. Mereka diminta
untuk merasakan permukaan, garis, dan titik sudutnya. Materi lain seperti aritmatika, anak-anak bisa
diminta membayangkan sedang melompat di dalam bak pasir kemudian melompat lagi dan akhirnya
dapat menghitung total jumlah lompatan.
Penerapan flow
● Menerjemahkan soal matematika dalam bentuk permainan. Misalnya untuk konsep pengurangan dan
penjumlahan pada sekolah dasar bisa dikenalkan melalui permainan peran sebagai penjual dan pembeli.
● Mengajak anak berlomba mengerjakan soal matematika. Jika terlibat dalam sebuah perlombaan, anak
akan termotivasi untuk menyelesaikan soal matematika dan cara ini lebih menyenangkan apalagi jika
ada reward yang bisa diterapkan.
● Melibatkan kemampuan anak untuk memecahkan masalah matematika. Anak diberi permasalahan
matematis yang terdapat dalam kehidupan mereka sehari-hari dan diajak untuk menyelesaikannya secara
matematis. Misal, berapa jumlah kue yang bisa dimakan oleh dua anak jika dalam sehari mereka bisa
makan kue sebanyak 3 kali dengan jumlah masing-masing 2 buah kue.
● Membiasakan anak didik dengan hitungan matematika dalam keseharian di kelas misalnya menghitung
jumlah anak yang hadir, menggunakan kurikulum berbasis penelitian, dan lain-lain.
● Menggunakan teknologi sebagai alat bantu. Misalnya, agar anak lebih mudah memahami tentang bangun
ruang, pengajar bisa membuat peraga visual yang bisa ditonton oleh anak-anak di kelas.
Penerapan flow
● Menggunakan kisah sukses dari para ilmuwan dunia untuk menumbuhkan motivasi dan teladan bagi
peserta didik.
● Anak diminta membuat karya yang berhubungan dengan materi matematika yang kemudian dipajang
di depan kelas atau diikutkan dalam berbagai lomba. Hal ini akan mengembangkan kemampuan siswa
tidak hanya berkaitan dengan pemahaman tentang materi matematika tetapi juga kreativitasnya.
pengembangan
Emotion, flow dan interest
dalam pembelajaran
matematika
Pengembangan emotion
Kecakapan pribadi (Intrapersonal) 2. Mengelola Emosi/Pengaturan Diri (Self Regulation)
Menangani emosi sedemikian rupa sehingga berdampak positif
1. Mengenali Emosi Diri/Kesadaran Diri (Self Awarness) kepada pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup
Mengetahui emosi yang dirasakan pada suatu saat dan menunda kenikmatan sebelum tercapainya satu gagasan, maupun
menggunakannya untuk memandu pengambilan pulih kembali dari tekanan emosi.
keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realitas Contoh : Siswa menjelaskan hasil pekerjaannya
atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.
Contoh : Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya

3. Motivasi Diri (Self Motivation) Menggunakan hasrat yang paling dalam untuk
menggerakan dan menuntut kita menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan
bertindak sangat efektif, serta untuk bertahan menghadapi kegagalan.
Contoh : siswa berusaha dalam menyelesaikan soal – soal matematika
kecakapan sosial (interpersonal)
1. Mengenal Emosi Orang Lain/Empati (Social Awarness) Merasakan yang dirasakan orang
lain, mampu memahami prespektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan
menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.

Contoh : pembelajaran antar siswa atau tutor sebaya


2. Membina Hubungan Sosial (Social Skill) Menengani emosi dengan baik ketika
berhubungan dengan orang lain dan dengan cermat membaca situasi dan jaringan
sosial, berinteraksi dengan lancar, menggunakan kemampuan ini untuk
mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan
untuk bekerjasama dan bekerja dalam tim.

Contoh : Siswa sedang melakukan diskusi kelompok


Pengembangan Flow
Metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar akan memudahkan
siswa untuk melakukan pemusatan perhatian dan kosentrasi belajar pada pokok
pelajaran secara terarah yang mana merupakan syarat mencapai keadaan flow.
Untuk mengarahkan pikiran dan perhatian siswa dalam belajar, guru dituntut
untuk menciptakan kondisi atau menghidupkan pelajaran, agar tidak
membosankan, dan siswa pun dapat belajar dengan asyik.

Teknik yang dilakukan guru untuk mampu menciptakan susana belajar yang kondusif dan menyenangkan
:
1). Bantulah siswa menghilangkan gangguan psikologis dan fisik yang menjadi penghambat belajar.
Sebelum siswa melakukan aktivitas belajar,siswa harus benar-benar dalam kondisi segar untuk belajar. Kondisi
fisik harus benar-benar bebas dari gangguan penyakit dan rasa lapar. Kondisi psikis harus steril dari gangguan
ketegangan- ketegangan emosional seperti perasaan cemas, marah dan kecewa.
2). Pahamilah apa yang sedang dibicarakan.
Guru dituntut secara kreatif mempersiapkan materi pelajaran, dikemas, dan dimodifikasi sesuai dengan kondisi
lapangan.
3). Hargailah siswa anda.
Salah satu bagian dari menghargai siswa adalah membuatnya berani mengajukan pertanyaan dan mengetengahkan
pendapatnya. Siswa dihargai walaupun dalam mengutarakan pendapatnya itu salah sehingga dalam proses
pembelajaran guru mengetahui masalah yang dialami siswa dan dapat membantu siswa memperbaiki kesalahan
siswa tersebut.
Pengembangan Flow
4). Bangkitkan minat dan perhatian siswa dengan memberi motivasi belajar .
Siswa diberi semangat untuk ambil bagian dalam menyelesaikan tugas dalam belajarnya. Sebagai
contoh dalam memberi motivasi yang nampaknya sepele tapi berdampak cukup baik adalah
pemberian penghargaan bagi siswa yang telah selesai lebih dulu mengerjakan dengan benar tugas
yang diberikan kepadanya setidak-tidaknya diberi pujian.

5). Kontruksikan selalu tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.


Dengan telah dikonstruksikan tujuan pembelajaran, maka anda dapat memilih kegiatan-kegiatan
kelas dan penetapan tugas rumah yang lebih fokus untuk membantu siswa meningkatkan
kemampuannya. Disini guru dituntut secara kreatif mengembangkan silabus sehingga mampu
diselenggarakannya suatu proses pembelajaran untuk mewujudkan kompetensi dasar yang telah
ditetapkannya.

6). Baca metode pembelajaran dan praktekkan sesuai dengan materi dan kondisi.
Terdapat banyak metode pembelajaran berikut dasar-dasar psikologinya. Gunakan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kondisi siswa.

7). Konstruksikan tes yang valid.


Buatlah tes yang benar-benar sahih dan reliabel, mengacu pada kompetensi dasar yang ingin dicapai.
Untuk itu tingkat kesederhanaan tes yang anda buat dimintakan pertimbangan guru yang lain.
Pengembangan Interest
Pengembangan Interest dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan metode
penemuan terbimbing. Akan tetapi metode ini mempunyai kelebihan dan kelemahan
diantaranya :

Kelebihan Kelemahan
siswa percaya diri dan termotivasi untuk mengikuti
waktu yang dibutuhkan cukup lama
pembelajaran, meningkatkan peran aktif siswa dalam
karena proses penemuannya dengan
kegiatan pembelajaran, mampu mencipatkan kegiatan
melakukan percobaan dan ada
pembelajaran yang aktif, kreatif, memberi kesempatan
beberapa siswa yang kurang serius
pada siswa untuk saling bekerja sama dengan siswa
dalam melakukan percobaan sehingga
lainnya dalam menyelesaikan permasalahan yang
memungkinkan hasil yang diperoleh
diberikan (membantu temannya yang mengalami
dari percobaaan kurang akurat.
kesulitan), siswa mengalami sendiri proses
menemukannya dan sesuatu yang diperoleh dengan cara
ini lebih lama diingat

You might also like