You are on page 1of 25

GONORE

PENGERTIAN
• Gonore adalah infeksi menular
seksial yang disebabkan oleh
bakteri Neisseria gonorrhoeae yang
dapat menyebabkan infeksi pada
uretra, serviks, anus, tenggorokan
(bergantung bentuk kontak seks
yang dilakukan), dan meskipun
jarang infeksi dan dapat menyebar
diluar oran reproduksi lainnya.
ETIOLOGI
• Gonore disebabkan oleh Nersseria
gonorrhoeae kuman kokus negatif Gram famili
Neisseriaceae,tampak di dalam dan di luar
leukosit polimorfonuklear (neutrofil), berukuran
0,6-1,5 um, berbentuk diplokokus seperti biji
kopi dengan sisi datar yang berhadap-
hadapan dan mempnnyai 3 lapis dinding sel
yaitu outer membrone,membran periplasma
dan inner membran pada bagian terdalam.
• Kuman ini tidak motil dan tidak membentuk
spora.
• Neisseria gonorrhoeae dapat dibiakkan
dengan media Thayer Martin pada suhu
optimal 35-37˚C dengan kadar CO2 5%.
• Kuman ini tidak tahan lama di udara bebas,
cepat mati pada keadaan kering, tidak tahan
suhu di atas 39˚C dan tidak tahan zat
disinfektan.
ETIOLOGI
• Afinitas kuman sangat baik pada mukosa yang dilapisi
epitel silindris seperti pada vagina atau epitel lapis
gepeng yang belum berkembang (imatur, pada wanita
prepubertas) sedangkan epitel transisional dan berlapis
pipih lebih resisten terhadap kuman gonokokus ini.
• Kellog melaporkan secara morfologik gonokokus terdiri
dari 4 tipe yaitu tipe I dan II yang mempunyai pili yang
bersifat virulen, serta tipe III dan IV yang memiliki pili yang
bersifat nonvirulen. Pili akan melekat pada mukosa epitel
dan akan menimbulkan reaksi radang. Hanya tipe I dan II
yang patogen pada manusia
EPIDEMIOLOGI
• Diperkirakan terdapat lebih dari 150 juta kasus gonore di
dunia setiap tahunnya (Hakim, 2009). Insidensi gonore
lebih tinggi di negara berkembang daripada negara maju.
Namun, walaupun di Amerika Serikat insidensi menurun
secara signifikan, tetapi masih ada 325.000 kasus baru di
tahun 2006 (Ram and Rice, 2012).
EPIDEMIOLOGI
• Pada tahun 2011, sebanyak 39.179 kasus ditemukan di negara Uni
Eropa (Bulgaria, Rep. Ceko, Denmark, Estonia, Yunani, Islandia,
Irlandia, Italia, Latvia, Portugal, Romania, Spanyol, Swedia, dan UK).
• Sepertiga (33%) kasus gonore banyak terjadi pada laki-laki suka laki-
laki (LSL) dan pada usia di bawah 25 tahun (Fraser et al., 2013).
• Terdapat peningkatan sebesar 19% dari tahun 2007 ke 2011. Pada
tahun 2007, dinas kesehatan provinsi Bali mencatat sebanyak 4971
kasus IMS.
• Di Kota Denpasar pada tahun 2006 terdapat 3488 kasus IMS, dan
kecamatan Denpasar Selatan adalah kecamatan di Denpasar
dengan kasus IMS terbanyak (Dinas Kesehatan Kota Denpasar,
2007).
EPIDEMIOLOGI
• Banyak penelitian tentang gonore faring telah dilakukan di
dunia. Menurut data CDC 2003, kejadian gonore faring di
San Fransisco pada LSL sebesar 3-15%. Di Swedia
meningkat secara signifikan dari 15% menjadi 38%
selama 7 tahun terakhir (Berglund et al., 2007). Di San
Diego, California kejadian gonore faring pada lakilaki
tahun 1997-2006 meningkat lebih dari 10 kali lipat. Dari
seluruh kasus gonore ditemukan gonore faring sebesar 3-
7% pada pria heteroseksual, 10-20% pada wanita
heteroseksual, dan 10-25% pada LSL aktif (Hook and
Handsfield, 2008).
GONORE
• Gonore dapat menyerang di bagian:
1. Mata
2. Tenggorokan
3. Rasa sakit pada otot dan tulang sendi
4. Pada wanita: saluran telur, rahim, leher rahim, saluran
kencing, kelenjar kencing, dan kantung kencing, anus.
5. Pada pria: penis, saluran kencing, anus.
FAKTOR RISIKO

Status sosial ekonomi yang rendah

Aktivitas seksual yang dini

Hidup serumah tanpa ikatan perkawinan

Homoseksual, heteroseksual, biseksual

Pengobatan gonore dengan antibiotik yang tidak adekuat

Seks bebas

Ada riwayat Neisseria gonorrhoeae


CARA PENULARAN
• Gonore dapat ditularkan melalui
hubungan seks, baik secara genito-
genital, oro-genital dan ano-genital.
• Gonore dapat ditularkan dari ibu
hamil yang terinfeksi ke bayinya
dalam proses persalinan yang
manifestasinya dapat berupa infeksi
pada mata yang dikenal dengan
blenorrhea.
TANDA DAN GEJALA
A. Pada Wanita
• Cairan keputihan yang tidak biasa
• Perdarahan yang tidak teratur
• Nyeri saat berkemih
• Nyeri panggul, terutama saat berhubungan seksual
• Bengkak dan bernanah baru timbul 2-10 hari setelah
tertular
• Rasa nyeri dan keluar nanah (G-O pada anus)
• Nyeri ketika menelan makanan (G-O pada tenggorokan)
TANDA DAN GEJALA
B. Pada Pria
• Perih atau nyeri saat kencing
• Bengkak dan bernanah baru timbul setelah 2-10 hari
setelah tertular
• Ujung penis tampak merah dan bengkak
• Terdapat bercak nanah kuning kehijauan pada celana
(biasanya pada saat bangun tidur pagi hari)
• Rasa nyeri dan keluar nanah pada anus (G-O pada anus)
• Nyeri ketika menelan (G-O pada tenggorokan)
DIAGNOSIS
• Diagnosis gonore ditegakkan atas dasar anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium yang
terdiri atas :
A. Sediaan langsung
• Dengan pengecatan Gram akan ditemukan gonococcus
negatif-Gram intraseluler dan ekstraseluler. Bahan duh
tubuh pria diambil dari daerah fosa navikularis,
sedangkan pada wanita diambil dari uretra, muara
kelenjar Bartholin dan endoserviks.
DIAGNOSIS
B. Kultur / biakan
• Untuk identifikasi dilakukan pembiakan dengan
menggunakan media pertumbuhan yaitu Media Thayer
Martin yang mengandung vankomisin, kolimestat dan
nistatin yang dapat menekan pertumbuhan kuman positif-
Gram, negatif-Gram dan jamur, dimana tampak koloni
berwarna putih keabuan, mengkilat dan cembung. Media
lain adalah agar coklat Mcleod, tetapi media ini dapat
ditumbuhi oleh kuman lain selain gonococcus.
• Pemeriksaan kultur dengan bahan dari duh uretra pria,
sensitivitasnya lebih tinggi 94-98% daripada duh
endoserviks 85-95%,sedangkan spesifisitasnya sama yaitu
99%.
DIAGNOSIS
C. Pemeriksaan DNA
• Pemeriksaan DNA pada prinsipnya mendeteksi asam
nucleat mikroorganisme dengan menggunakan pelacak
DNA.
• Biasanya yang digunakan adalah teknik PCR
(polymerase chain reaction), yaitu suatu teknik in vitro
untuk menggandakan atau amplikasi DNA secara
enzimatis melalui rekayasa sintesis DNA baru secara
berulang, sehingga sedikit sampel DNA dapat dilakukan
untuk mendeteksi adanya kelainan.
DIAGNOSIS
D. Tes beta-laktamase
• Tes ini menggunakan cefinase TM cakram. BBL 96192
yang mengandung lrromogenik sepalosporin.
• Apabila kuman mengandung enzim beta-laktamase, akan
menyebabkan perubahan warna koloni dari kuning
menjadi merah.
DIAGNOSIS
E. Tes Thomson
• Tes ini berguna untuk mengetahui sampai dimana infeksi
sudah berlangsung tanpa melakukan pemeriksaan
laboratorium.
• Tes ini dilakukan pada pagi hari setelah bangun pagi, urin
dibagi 2 gelas dan tidak boleh menahan kencing dari
gelas I ke gelas 2.
• Dengan hasil interpretasi infeksi uretritis anterior jika
gelas 1 keruh sedangkan gelas 2 jernih.
PENATALAKSANAAN
• Sesuai panduan World Health Organisation (WHO) tahun
2003 terapi gonore tanpa komplikasi adalah sebagai
berikut :
1. Sefiksim 400 mg per oral dosis tunggal atau
2. Setriakson 125 mg i.m dosis tunggal
3. Siprofloksasin 500 mg per oral dosis tunggal
4. Spektinomisis 2 gram i.m dosis tunggal
PENATALAKSANAAN
• Sedangkan terapi gonore dengan komplikasi (lokal) dapat
diberikan regimen berikut:
1. Siprofloksasin 500 mg per oral selama 5 hari atau
2. Seftriakson 125 mg i.m selama 5 hari atau
3. Sefiksim 400 mg per oral selama 5 hari atau
4. Spektinomisin 2 gram i.m selama 5 hari
PENATALAKSANAAN
• Regimen terapi untuk infeksi disseminated gonococcal
adalah sebagai berikut:
1. Seftriakson 1 gr i.m/i.v 1x/hari selama 7 hari atau
2. Spellinomisin 2 gr i.m 2x/hari selama 7 hari.

• Antibiotik lain yang juga sering digunakan dalam


penatalaksanaan gonore adalah : Kanamisin 2 gram i.m,
tiamfenikol oral 2,5-3,5 gram, ofloksasin oral 400 mg dan
levofloksasin 250 mg per oral, tetapi beberapa kota di
Indonesia sudah mulai melaporkan adanya resistensi
terhadap gonongan kuinolon ini.
DAMPAK
• Komplikasi terjadi bila pengobatan tidak segera dilakukan
atau pengobatan sebelumnya tidak adekuat.
• Infeksi dapat menjalar ke uretra bagian belakang
• secara ascendent.
• Pada pria dapat memberi gambaran klinis antara lain:
tisonitis, parauretritis, litritis, cowperitis, prostatitis,
vesikulitis, funikulitis dan epididimitis, sistitis.
• Sedangkan pada wanita, komplikasi yang dapat terjadi
antara lain: salpingitis, penyakit radang panggul (PRP),
parauretritis dan bartolinitis.
DAMPAK
• DGI merupakan komplikasi yang jarang terjadi. Gejala
klinisnya merupakan sindroma artritis-dermatitis akut yang
terdiri dari artritis akut, tenosinovitis, dermatitis atau
kombinasi dari gejala-gejala tersebut.
• 1–3% dari penderita dengan DGI dapat mengalami
endokarditis dan meningitis gonokokal.
• Infeksi non genital dapat berupa konjungtivitis,
orofaringitis dan proktitis.
PENCEGAHAN
• Praktekkan “safe sex” dengan selalu menggunakan
kondom untuk seks oral, vaginal, dan anal untuk
mencegah infeksi. Harus diingat untuk mengganti kondom
untuk seks vaginal setelah sebelumnya melakukan seks
anal.
• Tidak melakukan seks bebas
• Setia kepada pasangan
• Menjalani pengobatan gonore dengan teratur

You might also like