You are on page 1of 27

PERPAJAKAN –

12
KLARA KUMALA
Pajak Pertambahan
Nilai (PPN)

2
PENGERTIAN-PENGERTIAN

1. Daerah Pabean adalah wilayah RI yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara di atasnya serta
tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen yang di dalamnya berlaku UU
Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan.

2. Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang
bergerak atau barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud yang dikenakan PPN.

3. Jasa Kena Pajak adalah setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum
yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk
jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas
petunjuk dari pemesan, yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.

4. Pengusaha adalah orang pribadi atau badan yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan
barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang
tidak berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah
Pabean.
6. Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah adalah pengusaha yang melakukan penyerahan BKP dan
atau penyerahan JKP yang dikenakan PPN, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya
ditetapkan dengan Keputusan Menkeu.

7. Impor adalah setiap kegiatan memasukkan barang dari luar Daerah Pabean ke dalam Daerah
Pabean.

8. Ekspor adalah setiap kegiatan mengeluarkan barang dari dalam Daerah Pabean ke luar
Daerah Pabean.

9. Pajak Masukan (PM) adalah PPN yang seharusnya sudah dibayar oleh PKP karena perolehan
BKP dan atau penerimaan JKP fan atau pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar Daerah
Pabean dan atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean dan atau impor BKP.

10. Pajak Keluaran (PK) adalah PPN terutang yang wajib dipungut oleh PKP yang melakukan
penyerahan BKP, penyerahan JKP, atau ekspor BKP.
PENGERTIAN UMUM
PPN adalah Pajak atas Konsumsi
Barang atau jasa

Di Dalam Daerah Pabean


DAERAH PABEAN
Wilayah RI yang didalamnya berlaku
ketentuan Kepabeanan
(UU No 10/1995)

1 Darat
Ruang udara di
dan atasnya
2 Perairan

Tempat tertentu di zona


3 Ekonomi Eksklusif

4 Landas Kontinen
SYARAT PENGENAAN PPN

▪ Penyerahan BKP / JKP


▪ Daerah Pabean.
▪ Dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau
pekerjaan.
▪ Yg melakukan harus Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Hakikat PPN

Di dalam daerah Kegiatan Konsumsi


pabean.

Atas barang atau


jasa yang terutang
pajak.

Dikenai Pajak Pertambahan Nilai

8
PRINSIP PEMUNGUTAN

Prinsip Tempat Tujuan


• Dipungut di tempat konsumsi.
Prinsip Tempat Asal
• Dipungut di tempat asal barang atau jasa.

9
PERTANYAN
1. Apakah semua barang terkena PPN?
2. Barang yang terkena pungutan PPN?
3. Jasa yang terkena pungutan PPN?
Soal : Apakah semua barang terkena PPN?

Jawaban : Tidak, karena tidak semua barang dikenakan PPN barang yang dikenakan PPN disebut
Barang Kena Pajak.
BARANG KENA PAJAK
BARANG ADALAH

BARANG BARANG TIDAK


BERWUJUD BERWUJUD

BARANG CONTOH :
BERGERAK • HAK ATAS MEREK
DAGANG
• HAK PATEN
• HAK CIPTA
BARANG TIDAK
BERGERAK Landas
Kontinen
Lingkup BKP Tak Berwujud
Hak menggunakan hak cipta, paten, desain, formula,
merek dagang, dan HAKI lain.
Hak menggunakan peralatan atau perlengkapan
industrial, komersial, atau ilmiah.
Pemberian pengetahuan di bidang industrial,
komersial, atau ilmiah.
Pemberian bantuan tambahan terkait ketiga point
sebelumnya.
Hak menggunakan gambar hidup, pita video, atau pita
suara.
Pelepasan hak yang berkenaan penggunaan HAKI dan
hak yang disebutkan sebelumnya.

13
BARANG KENA PAJAK
1. Barang kena pajak (BKP) Barang Kena Pajak adalah barang berwujud/tidak berwujud baik
bergerak/tidak bergerak yang menyebabkan seseorang wajib membayar pajak menurut undang-
undang.

2. Jenis barang berwujud , contoh : tanah, bangunan, mobil, dan motor

3. Jenis Barang tidak berwujud contoh : merek dagang, formula produk, desain serta hak paten
(Walaupun barang-barang tersebut tidak memiliki wujud, tetapi keberadaannya mendatangkan
manfaat ekonomi dan tidak termasuk kebutuhan pokok sehingga dikenakan pajak. )
JENIS BARANG YANG KENA PAJAK
1. Barang elektronik seperti laptop, smartphone, televisi, dan alat elektronik rumah

2. Produk textile seperti baju atau pakaian, celana, aksesoris dan lain-lain.

3. Perlengkapan kebersihan seperti aneka sabun, pasta gigi, sikat gigi dan lain-lain

4. Produk alas kaki seperti sepatu dan sandal.

5. Berbagai jenis produk tas dan aksesorisnya.

6. Pulsa telepon dan tagihan internet.

7. Rumah atau hunian selain rusun sederhana, rusunami, RS, dan RSS.

8. Motor, mobil dan barang lainnya yang dikenakan PPN.

9. Listrik rumah tangga khusus daya lebih dari 6600 VA.

10. Jasa iklan digital, hingga barang yang dibeli di market place.
JENIS BARANG YANG TIDAK
KENA PAJAK
Jenis Barang Tidak Kena Pajak menurut Pasal 4A Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 Pasal 1 s.d.
Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 144 Tahun 2000 adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan pokok

2. Barang hasil ekstraksi bumi

3. Seluruh hidangan baik minuman atau makanan yang disajikan di rumah makan, hotel, restoran, dan
sejenisnya 

4. Emas batangan, uang dan surat-surat berharga


JKP (JASA KENA PAJAK )

17
Pengertian Jasa Kena Pajak (JKP)

JKP adalah kegiatan pelayanan yang menyebabkan suatu fasilitas,


kemudahan atau hak menjadi tersedia untuk dipakai.

Pengertian meliputi pula jasa untuk berproduksi dengan material dan


berdasar petunjuk pemesan (maklon).

JKP tersebut dikenai PPN.

18
Lingkup JKP dari Luar Daerah
Pabean
Jasa melekat pada
benda bergerak di
daerah pabean.
• Contoh: Jasa
persewaan mesin
Jasa melekat pada produksi. Jasa yang dilakukan
benda tak bergerak secara di daerah
di daerah pabean. pabean.
• Contoh: Jasa • Contoh: Jasa
desain konstruksi pengacara,
bangunan. akuntan,
surveyor.

JKP dari Luar


Daerah Pabean

19
Jasa Tidak Dikenai PPN (1)
Pasal 4A Ayat (3) UU PPN

Jasa
Jasa Jasa
Jasa Medik Pelayanan
Keagamaan Pendidikan
Sosial

Jasa Jasa
Jasa
Jasa Kesenian Penyiaran Angkutan
Perhotelan
Non Iklan Umum

Jasa Katering

20
Jasa Tidak Dikenai PPN (2)
Pasal 4A Ayat (3) UU PPN

Jasa Jasa Layanan


Jasa Asuransi
Keuangan Pemerintah

Jasa Surat Jasa Telepon


Jasa Wesel
Berperangko Umum Koin

Jasa Tempat Jasa Tenaga


Parkir Kerja

21
Jawaban
1. Makan di restoran harus dikenai pajak ketika restoran tersebut memiliki kewajiban perpajakan.

2. Restoran yang memiliki pembukuan dan penghasilannya menjadi obyek pajak penghasilan adalah
pelayanan yang diberikan kepada konsumen misalnya penyajian makanan/minuman tidak dikenakan PPN.
Sehingga untuk jasa restoran ini biasanya menjadi obyek pajak Pemerintah Daerah dalam bentuk pajak
bangunan1 atau yang biasa disebut dalam struk PB1 dan besarannya pada tiap daerah bisa berbeda.

3. Jika pada suatu daerah, seperti Jakarta terdapat charge 10% pada struk restoran itu bukanlah pajak
pertambahan nilai (PPN) namun PB1, yang kebetulan tarifnya sama dengan PPN 10%.

4. Tarif PB1 dikalikan dengan dasar pengenaan pajak (DPP), yang biasanya tidak hanya terdiri dari harga
produk di restoran tetapi bisa juga ditambah dengan biaya layanan (service charge) yang tarifnya lebih
rendah dari tarif PB1. Misalnya jika PB1 tarifnya 10% maka service charge tarifnya 5%.
PERBEDAAN PB 1 DAN PPN
Adapun perbedaan PPN dan PB1 adalah, meskipun pemajakannya sama-sama dari transaksi
jual-beli, yang jadi pembeda dari PPN dan PB1 atau pajak restoran ini adalah dari segi
pemungut pajaknya. PPN dipungut oleh pemerintah pusat dalam hal ini DJP, sedangkan PB1
dipungut oleh pemerintah daerah (pemda).
1. Adapun, yang menjadi objek pajak PB1, merujuk pada Pasal 37 ayat (1) dan (2) UU PDRD
adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran dari pelayanan penjualan makanan atau
minuman yang dikonsumsi pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun di
tempat lain (dibawa pulang).

2. Sementara subjek pajak PB1 adalah subjek yang dikenakan atau dipungut PB1, yaitu
pembeli dari layanan yang disediakan oleh restoran tersebut. Dengan kata lain, PB1 tidak
dibebankan kepada pemilik restoran, melainkan dikenakan pada pembeli atau
konsumennya. Pembeli makanan atau minuman membayarkan PB1 bersamaan pada
saat melakukan pembayaran karena Perpajakan Restoran tersebut sudah tertera dalam
setruk pembelian.

You might also like