You are on page 1of 41

Tinea

Cruris Presentan :

Diyah Ratnasari (1410070100026)


Regina Yuva (1510070100021)
Vinta Utami Amri (1510070100031)
Putri Wahyuni Allfazmy (1510070100071)

Preseptor :
dr. Yosse Rizal, Sp.KK, FINSDV
Definisi
Dermatofitosis adalah sekelompok
penyakit jamur kulit superfisial yang
menyerang jaringan dengan zat tanduk,
misalnya stratum korneum pada
epidermis, rambut, dan kuku, yang
disebabkan oleh jamur golongan
dermatofita.
• Dermatofitosis pada lipat paha,
Defenisi daerah perineum dan sekitar
anus.

• Sering disebabkan Epidermophyton

Etiologi floccosum, dapat pula oleh


Tricophyton rubrum dan Tricophyton
mentagrophytes.
Tinea kapitis

Tinea barbe
Tinea
manus Tinea
Tinea corporis
unguium
Tinea
kruris
Tinea pedis
Epidemiologi
- •Dapat diderita seumur hidup

- •Lebih sering diderita orang dewasa dibanding anak

• Menyerang laki-laki lebih sering


- dibanding wanita

• Penularan dapat melalui kontak langsung,


- baik dengan manusia maupun binatang, dan
dari serpihan jamur pada pakaian, handuk,
dan lain-lain
,
td
ap
nae Patogenesis
r
tk
t
u
or
m
ob
m
pku
eoh
a
tn
n
i
sdd
ia
an
d
2. Invasi spora ke lapisan yang lebih dalam

Mannans
Sekresi proteinase, Trauma dan menghalangi
lipase dan enzim maserasi juga proliferasi dari
keratinosit dan respon
musinolitik yang membantu imunitas seluler yang
menjadi nutrisi bagi penetrasi jamur ke memperlambat
jamur keratinosit penyembuhan
epidermis.
3.
Pembent
ukan
respon
pejamu
Penjalaran
Jenis Kelamin infeksi dari
Lk > Pr bagian tubuh
yang lain

Faktor
Kelembaban Host
kulit
Usia

Penggunaan
kortikosteroid
dan obat obat
Obesitas
imunosupresif
Gejala Klinis
● Lesi yang khas berupa plak
eritematosa berbatas tegas
meluas dari lipat paha hingga
ke paha bagian dalam dan
seringkali bilateral
● Skrotum biasanya jarang
terlibat. Lesi disertai skuama
selapis dengan tepi yang
meninggi
Gejala Klinis
● Gatal
● Nyeri
● Peradangan di bagian tepi lesi
lebih terlihat dibandingkan
bagian tengah tampak seperti
menyembuh (central healing)

● Tepi lesi dapat disertai vesikel,


pustul, dan papul, terkadang • Lesi kronis dapat ditemukan
adanya likenifikasi disertai skuama
terlihat erosi disertai keluarnya
dan hiperpigmentasi
serum akibat garukan.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaa Pemeriksa Pemeriksaa Pemeriksaan


n elemen an kultur n Lampu Wood
jamur histopatolo
gi
Pemeriksaan Penunjang
1. 1. Pemeriksaan
Pemeriksaan elemen
elemen jamur jamur

 Spesimen kerokan kulit diambil di


daerah pinggir lesi yang meninggi atau
aktif.
 Pemeriksaan mikroskopik secara
langsung dengan KOH 10-20%. Positif
bila didapatkan hifa dengan atau tanpa
artrospora (deretan spora di ujung hifa)
2.2.Pemeriksaan
Pemeriksaan kultur
kultur

● Merupakan metode diagnostik yang lebih spesifik namun


membutuhkan waktu yang lebih lama
● Memiliki sensitivitas yang rendah
● Harga yang lebih mahal
● Digunakan pada kasus berat dan tidak berespon pada
pengobatan sistemik
● Dilakukan untuk mengetahui golongan ataupun spesies dari
jamur penyebab tinea kruris.
Morfologi Dan Gambaran Mikroskopis Jamur
Penyebab Tersering Tinea Kruris

T. Mentagrophytes
3.3.Pemeriksaan
Pemeriksaanhistopatologi
histopatologi

● Punch biopsi dapat digunakan untuk membantu menegakkan


diagnosis namun sensitifitasnya dan spesifisitasnya rendah. Pada
pengecatan dengan Peridoc Acid–Schiff, jamur akan tampak merah
muda atau dengan menggunakan pengecatan methenamin silver,
jamur akan tampak coklat atau hitam
4.3. Pemeriksaan Lampu Wood
histopatologi

● Lampu wood menghasilkan sinar UV dengan panjang


gelombang 360 nm ( atau sinar “hitam”) yang dapat
digunakan untuk membantu evaluasi penyakit kulit dan
rambut.
Diagnosis
Pemeriksaa
Anamnesis Pemeriksaa n
n Fisik Penunjang
Diagnosis Banding

Dermatitis
Eritrasma
Seboroik

Pemfigus Psoriasis
Vegetans Intertriginosa
Penatalaksanaan

Tatalaksana Tatalaksana
Umum Khusus

Topikal Sistemik
Tatalaksana umum
Edukasi
● Daerah terinfeksi dijaga agar tetap kering dan terhindar dari sumber infeksi
● Mencegah pemakaian peralatan mandi bersama
● Pengurangan keringat dan penguapan dari daerah lipat paha :

○ Penggunaan pakaian yang menyerap keringat dan longgar

○ Daerah lipat paha harus benar-benar dikeringkan setelah mandi dan


diberikan bedak.
● Pencucian rutin pakaian, sprei, handuk yang terkontaminasi
● Penurunan berat badan pada seorang dengan obesitas
Tatalaksana Khusus
● Terapi topikal : Untuk lesi yang ringan dan tidak luas

● Terapi sistemik : Diberikan untuk lesi yang lebih luas


dan meradang, sering kambuh dan tidak sembuh
dengan obat topikal yang sudah adekuat
Pilihan obat antijamur topikal
Golongan Imidazol Golongan Alilamin Golongan Naftionat Golongan lain

mikonazol 2% naftitin 1% tolnaftat 1% siklopiroksolamin 1%


klotrimazol 1% terbinafin 1% tolsiklat salep Whitfield
ekonazol 1% butenafin 1% salep 2-4/3-10
isokonazol vioform 3%
sertakonazol
tiokonazol 6,5%
ketokonazol 2%
bifonazol
oksikonazol 1%
Pilihan obat antijamur sistemik
Laporan
Kasus
Identitas Pasien

● Nama : Tn.X
● Umur : 25 Tahun
● Alamat : Padang
● Pekerjaan : Tukang parkir
● Status : Belum Menikah
Anamnesis

 Keluhan Utama

Bercak merah yang terasa gatal pada area selangkangan

sejak 1 minggu yang lalu.


Riwayat Penyakit Sekarang

● Bercak merah yang terasa gatal pada area selangkangan sejak 1 minggu
yang lalu. Keluhan bertambah gatal terutama jika berkeringat.
● Keluhan tidak disertai dengan kelainan kulit bernanah dan demam
● Tidak ada riwayat beruntus merah bersisik tebal pada siku, lutut, punggung,
atau bokong dan nyeri sendi.
● Riwayat sering berketombe disertai beruntus-beruntus bersisik kekuningan
pada area wajah, lipat hidung, belakang telinga, punggung, area lipatan kulit
sebelumnya disangkal.
● Pasien sering berkeringat karena pekerjaan pasien sebagai tukang parkir
Riwayat Penyakit Dahulu
● Pasien tidak pernah menderita penyakit ini sebelumnya

Riwayat Pengobatan
● Pasien belum pernah mengobati penyakit kulitnya dengan apapun

Riwayat Penyakit Keluarga


● Pasien tidak memiliki keluarga dengan penyakit yang sama sebelumnya
Riwayat Kebiasaan
●Pasien mempunyai kebiasaan jarang mengganti celana dan pakaian jika berkeringat dan
saat bekerja.
●Riwayat sering mengoles sesuatu pada area selangkangan sebelum timbul kelainan kulit
disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
● Keadaan Umum : Sakit Sedang
● Kesadaran : Compos Mentis Cooperatif
● Staus Gizi : Baik
● Berat Badan : 60 Kg
● Pemeriksaan Thoraks : Dalam batas normal
● Pemeriksaan Abdomen : Dalam batas normal
Status Dermatologikus
● Lokasi : Regio inguinal bilateral simetris
● Distribusi : Terlokalisir
● Bentuk : Khas
● Susunan : Berkelompok
● Ukuran : Plakat
● Efloresensi : Plak eritema, skuama , berbatas tegas dengan
tepi lebih aktif
 
Gambar : Tinea Cruris (tampak plak eritema, Skuama,, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif )
 
Status Venereologikus
 Kelainan selaput lendir : Tidak ditemukan kelainan
 Kelainan rambut :Tidak ditemukan kelainan
 Kelainan kuku :Tidak ditemukan kelainan
 Kelenjar Limfa :Tidak ditemukan pembesaran KGB

Pemeriksaan Anjuran
-Pemeriksaan KOH
Diagnosa Kerja
Tinea Cruris

Diagnosa Banding
● Eritrasma
● Dermatitis Seboroik
● Pemfigus Vegetans
● Psoriasis Intertriginosa
Penatalaksanaan
Umum
 Memberikan edukasi tentang penyakit pasien, penyebab, cara penularan dan terapi
 Menjaga daerah yang terinfeksi agar tetap kering
 Mencegah peralatan mandi bersama
 Mengurangi keringat dan penguapan dari daerah lipat paha seperti penggunaan
pakaian yang menyerap keringat dan longgar agar daerah lipat paha tetap kering
 Daerah lipat paha harus benar benar dikeringkan setelah mandi dan diberikan bedak
 Pencucian rutin pakaian, sprei, handuk yang terkontaminasi
Khusus
Obat sistemik :
 Itrakonazol capsul 2x100 mg
Topikal :
 Ketokonazol 2% salap

Prognosis
 Qua ad vitam: Bonam
 Qua ad sanationam: Bonam
 Qua ad functionam: Bonam
 Qua ad Cosmeticum : Bonam
/2020

Pro : Tn. X
Umur : 25 tahun
Kesimpulan
Tinea Kruris merupakan jamur dermatofit yang
mengenai daerah inguinal pada bagian atas, bokong,
pubis, genital dan perianal. Tinea kruris terutama
disebabkan oleh E. Floccosum, diikuti T. Rubrum dan
T. Mentagrophytes.

Diagnosis tinea kruris ditegakkan berdasarkan


karakteristik gambaran klinis yang khas yaitu gambaran
polisiklik, bagian tepi lesi tampak lebih aktif dibanding
bagian tengah yang tampak seperti menyembuh
(central healing) dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan
elemen jamur dengan penambahan larutan KOH 10% ,
tampak hifa panjang, bersekat, dan bercabang, atau
dengan pemeriksaan kultur.
Tinea kruris dapat didiagnosis banding
dengan eritrasma, pemfigus vegetans, dermatitis
seboroik, psoriasis intertriginosa.
Penatalaksanaan tinea kruris dibagi menjadi dua,
yaitu umum dan khusus.

Terapi umum berupa edukasi pada pasien


untuk menjaga kebersihan area lesi dan
penatalaksanaan khusus topikal dapat diberikan
alilamin, imidazol, naftionat ataupun golongan
lain. Terapi antifungal sistemik dapat diberikan
gliseofulvin, terbinafin, itrakonazol, ketokonazol
ataupun flukonazol.
Terima Kasih

You might also like