Professional Documents
Culture Documents
Polip Nasi
Polip Nasi
Tampak deformitas hidung luar, lubang hidung mekar dan batang hidung melebar
Palpasi
Selaput lendir Sekret (+), Pucat (+) Sekret (+), Pucat (+)
Korpus alineum - -
Massa tumor - -
Polip + +
Tidak dilakukan
Cont’d
Mulut: DBN
Faring: DBN
Laring (Laringoskopi indirect): DBN
KGB leher: DBN
Nervii craniales: DBN
Tes penala: DBN
Diagnosis dan DD
Diagnosis
Polip nasi bilateral
Diagnosis Banding
1. Konka polipoid
2. Angiofibroma Nasofaring Juvenil
3. Keganasan pada hidung
Tatalaksana
Diagnostik
Test serological radioalergosorben (RAST) atau test alergi kulit
evaluasi alergi
Biopsi curiga keganasan
Radilogi :
benign
Cont’d
Terapi
Pada pasien dengan polip yang sudah stadium 3 sehingga
seminggu.
Untuk mengurangi nyeri dapat diberikan analgetik atau
Tanggal Follow Up
Indra penghidu
Resonansi suara
Proses bicara
Refleks nasal
Etiologi
Alergi terutama rinitis alergi.
Sinusitis kronik.
Iritasi.
Sumbatan hidung oleh kelainan anatomi seperti
deviasi septum dan hipertrofi konka.
Patofisiologi
Breinstein peradangan/aliran udara bertubulensi
perubahan mukosa hidung di daerah KUM
prolaps submukosa reepitelisasi dan
pembentukan kelenjar baru peningkatan
penyerapan natrium retensi air polip
Ketidakseimbangan saraf vasomotor
peningkatan permeabilitas kapiler dan gangguan
regulasi vaskular edema mukosa membesar
turun ke rongga hidung membentuk tangkai
polip
Diagnosis
Gejala: hidung tersumbat, rinore jernih-purulen,
parosmia, bersin
Gejala sekunder : sakit kepala, post nasal drip, nyeri
muka, telinga rasa penuh, bernafas melalui mulut, suara
sengau, halitosis, rhinorrhea, mendengkur dan gangguan
tidur
Pemeriksaan fisik : inspeksi deformitas, palpasi
teraba deformitas
Rhinoskopi anterior : polip, sekret, pucat-hiperemis
Rhinoskopi postertior : polip, sekret, pucat-hiperemis
Klasifikasi Polip
Polip tunggal dan multiple
Menurut Mackay dan Lund :
Stadium 0 : Tidak ada polip
Menurut mikroskopi :
Polip eusinofil 80-90%
Polip neutrofil 7%
Diagnosis Banding
Koana
Koana