You are on page 1of 10

TOKSISITAS STIMULAN CNS

KELOMPOK V
ASRI NOVIATIN (F1F1 13 004)
DWI YANDANI SULISTIAS (F1F1 13 010)
GEDE YOGI PRANA WARDANA (F1F1 13 016)
IMELDA SARDA SOLEMAN (F1F1 13 022)
MARGANITA NURHASSANAH (F1F1 13 027)
MUTMAINNAH (F1F1 13 035)
RAHMAT RAMADHAN (F1F1 13 043)
A. PENGERTIAN TOKSISITAS STIMULAN CNS
 Toksisitas adalah efek yang tidak diinginkan dan
membahayakan dianggap sebagai racun.

 Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang dapat


merangsang serebrum medula dan sumsum tulang
belakang.

 Obat yang bekerja pada susunan saraf pusat


memperlihatkan efek yang sangat luas (merangsang atau
menghambat secara spesifik atau secara umum). Contoh
senyawa stimulan SSP yaitu kafein dan amfetamin.
B. Mekanisme Toksik stimulan CNS
 Pada perangsangan sususnan saraf pusat (SSP) baik oleh obat
yang berasal dari alam atau sintetik, beberapa obat
memeperhatikan efek perangsangan SSP yang nyata dalam
dosis toksik contohnya pada amfetamin :

 Mekanisme toksik amfetamin


Amfetamin memiliki kemampuan untuk menigkatkan
konsentrasi serotonin secara besar-besaran di sanps, namun
penigkatan serotinin dalam jumlah besar tidak hanya
meningkatkan gejala psikotik akut, tetapi juga menyebabkan
kerusakan kimia pada sel yang melepaskannya.
Gejala mental dan tingkah laku yang berhubungan
dengan toksisitas serotinin diantaranya :
 Gangguan ingatan
 Halusinasi dan depresi berat
 Gangguan dalam mengambil keputusan sangan impulsif dan
kurang kontrol diri
 Amfetamin tidak hanya menyebabkan toksisitas neurologik,
namun juga meninggalkan masalah fisik seperti rahang
mengcangkram dan nyeri otot serta toksisitas pada sistem
sirkulasi seperti berkurang/hilangnya kontrol pada tekanan
darah serta denyut jantung oleh sistem saraf otonom,
C. Karakteristik Toksik Stimulan CNS
 Jalan masuk ke dalam tubuh suatu bahan yang toksik, umumnya
melalui :

1. saluran penceraan makanan,

2. saluran pernapasan,

3. kulit dan jalur lain.


 Jalan masuk yang berbeda ini akan mempengaruhi toksisitas
bahan polutan.
 Bahan paparan yang berasal dari industri biasanya masuk ke
dalam tubuh melalui kulit dan terhirup, sedangkan kejadian
keracunan biasanya melalui proses tertelan.
 Contoh : Amfetamin
Pada dosis tinggi amfetamin menyebabkan
kulit pucat, sakit kepala, dizziness, pandangan
kabur, tremor, denyut nadi tidak teratur, kram
perut, berkeringat, resah, nafas tidak teratur
dan hilangannya koordinasi (ataksia). Selain itu,
amfetamin dosis tinggi dapat menyebabkan
psikosis.
D. Penanganan Toksisitas Amfetamin

 Pengurasan lambung dapat dilakukan dalam jam pertama


setelah keracunan karena over dosis, meskipun belum tentu
efektif. Sebagai alternatif, dapat diberi karbon aktif 50-100 g

 Sebagai tindakan suportif, dapat diberi obat sedatif seperti


Klorpromazin 50-100 mg secara IM, atau diazepam 5-10 mg
secara IV
E. Studi kasus Amfetamin

Sehabis olah raga, Maimunah menelan tablet


diazepam guna meringankan serangan kejang kaki
yang didertitanya. Namun karena fungsi hatinya
kurang baik, dia justru mengalami keracunan dengan
gejala awal berupa mual, muntah, lemas dan keluar
keringat berlebihan. Sepuluh jam kemudian,
Maimunah siap menjalani terapi di RS.
TERIMA KASIH

You might also like