You are on page 1of 32

KEWASPADAAN

TRANSMISI
Drg Tini Suryanti Suhandi Mkes
Curiculum Vitae
2021 : Komite Akreditasi Kesehatan Pratama ( KAKP)
2016 – 2021 : Ketua eksekutif Komisi Akreditasi FKTP Kemenkes RI
2015 -- 2017 : Health Policy Unit Kementerian Kesehatan RI (PIS-PK)
2014 — 2015 : Staf Ahli Menteri Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes RI
2011 — 2014 : Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran Kementerian Kesehatan RI
2009 — 2011 : Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes RI
2008 — 2009 : Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta
2004 — 2008 : Kepala Bidang promosi dan Informasi (Dinas Kesehatan Prov. DKI Jakarta)
2001 — 2004 : Kepala Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Kotamadya Jakarta Barat DKI
2000 — 2001 : Kepala Sub Dinas Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes DKI Jakarta.
1999 — 2000 : Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Dinkes DKI Jakarta.

1986 — 1999 : Kepala Seksi Pencegahan Penyakit dan Imunisasi, Dinkes DKI Jakarta.
1982 — 1984 : Puskesmas Kelurahan Petojo Utara Kecamatan Gambir –Jakarta Pusat
Drg Tini Suryanti Suhandi Mkes; hp: 08121133623 ; tinisuryanti@gmail.com
SUMBER RUJUKAN UTAMA
2

1
PENDAHULUAN
Latar
belakang

1. Penyakit infeksi di pelayanan Kesehatan atau health care Associated


Infection (HAIs) dapat dicegah dengan mengimplementasikan program
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
2. Salah satu program PPI adalah Kewaspadaan Isolasi, yang terdiri dari
Kewaspadaan Standar dan KEWASPADAAN TRANSMISI.
3. Untuk mencepah terjadinya infeksi silang pasien dan petugas, perlu
dijalankan program PPI terutama kewaspadaan isolasi oleh seluruh petugas
di fasyankes.
PROGRAM PPI
PMK NO.27 TAHUN 2017 TENTANG PPI
PEDOMAN TEKHNIS PPI DI FKTP TAHUN 2021
PROGRAM PPI : KEWASPADAAN ISOLASI
KEWASPADAAN ISOLASI
KEWASPADAAN STANDAR KEWASPADAAN TRANSMISI

Pengendalian
Kebersihan tangan Lingkungan
DROPLE AIRBORN
KONTAK
Pengendalian Limbah T E
Alat Pelindung Diri
RS
Influenza,
MRSA, Diarrhea, Chiken Fox,
Penyuntikan yang Manajemen Linen E.Colli
Pertussis,
TBC, SARS
aman Mumps, Rubella

Kebersihan VEKTOR
pernafasan/etika batuk
Penempatan pasien
(Lalat, naymuk, tikus,kecoa dll)

Pengelolaan alkes
Kesehatan petugas HH, sarung tangan, Masker Bedah Masker Respiratorik
gaun pelindung wajah (N95)

Pengendalian
Praktek lumbal fungsi lingkungan , limbah
RS
Kapan dilakukan ?

A. Kewaspadaan Standar dilakukan setiap saat bila


1. Bersentuhan dengan darah
2. Semua cairan tubuh, kecuali keringat
3. Kulit tidak utuh
4. Lapisan mukosa
!! Tanpa melihat apakah pasien infeksius atau tidak ….

 Kewaspadaan Berdasar Transmisi ditambahkan


bila ada indikasi penularan melalui Airborne,
droplet, atau kontak
9

How are infection transmitted

pelatihan ipcn lanjut.doc.file. diklat hippii


KEWASPADAAN TRANSMISI

Merupakan lapis kedua dari


kewaspadaan isolasi, yaitu tindakan
pengendalian infeksi yang dlakukan
pada saat memberikan pelayanan baik
pada kasus yang belum maupun yang
sudah terdiagnosis penyakit
infeksinya.
KEWASPADAAN TRANSMISI

1. Yaitu tindakan pencegahan atau pengendalian


infeksi yang dilakukan baik yang belum atau
yang sudah terdiagnosa penyakit infeksinya.

2. Kewaspadaan ini diterapkan untuk mencegah dan


memutus rantai penularan penyakit lewat kontak,
droplet, dan udara.

3. Transmisi penyakit infeksi dapat terjadi melalui


satu cara atau lebih.
INDIKASI                        

1. Saat pertama kali menerima pasien di Triage


2. Saat akan melakukan tindakan pemasangan alat
3. Saat akan melakukan tindakan bedah
4. Saat melayani langsung pasien dengan infeksi
menular ditransmisikan kontak,droplet,airborne
5. Saat melakukan tindakan yang menghasilkan
aerosol
Tiap petugas kesehatan harus tahu kapan dan bagaimana melaksanakan praktek terbaik
dalam upaya memutus mata rantai infeksi

Mikroba Infektius

Pejamu rentan
INFEKSI Reservoir

Pintu masuk Pintu keluar

Cara TRANSMISI

13
METODE MEMUTUS RANTAI PENULARAN INFEKSI

identifikasi dan pengelolaan organisme yang


cepat, pembersihan dan desinfeksi
lingkungan)
Mengurangi kerentanan pasien
yang menerima perawatan Personal hygiene, immunisasi,
kesehatan (pengobatan penyakit pengelolaan lingkungan,
yang mendasari, mengenali dekontaminasi alat, linen dan limbah
pasien berisiko tinggi)

Misalnya teknik aseptik non- Kebersihan Tangan, penggunaan APD


sentuh, APD yang tepat, yang tepat, pengemasan yang aman,
perawatan alkes yang aman, dan pembuangan limbah) batuk, bersin
etika batuk dan kebersihan
pernafasan
Kebersihan Tangan, isolasi pasien yang terinfeksi,
kontrol aliran udara sesuai transmisi, etika batuk
KEWASPADAAN TRANSMISI
TRANSMISI MELALUI KONTAK

1. Berlaku untuk pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi atau terkolonisasi
dengan patogen yang dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan pasien
(tangan atau kontak kulit-ke-kulit yang terjadi selama aktivitas perawatan
pasien) atau kontak tidak langsung dari permukaan lingkungan yang
terkontaminasi atau layanan kesehatan
2. Contoh infeksi yang ditularkan melalui kontak antara lain skabies,norovirus,
Staphylococcus aureus resisten methicillin (MRSA),Enterococci resisten
vankomisin (VRE) dan Clostridium difficile
3. Sarung tangan dan gaun pelindung harus dipakai selama merawat pasien

KONTAK dengan dugaan infeksi atau kontak dengan bahan yang terinfeksi
4. Kebersihan tangan menjadi hal yang utama untuk mencegah transmisi
PRINSIP KEWASPADAAN TRANSMISI KONTAK

1. Petugas mematuhi prosedur kewaspadaan standar yang


telah ditetapkan.
2. Tidak menyentuh sesuatu secara langsung tanpa
memperhatikan jenis pajanan.
3. Prosedur PPI :
 Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan sekitar pasien.
 Kenakan celemek plastik sekali pakai saat memberikan
perawatan langsung. Lepaskan tanpa menyentuh area yang
terkontaminasi.
 Kenakan sarung tangan sekali pakai saat memberikan
perawatan langsung.
Penerapan kewaspadaan Transmisi Kontak

1. Isolasi pasien atau kohorting dengan infeksi sama


2. Gunakan sarung tangan bersih, tidak perlu steril
SETIAP kali masuk ruangan pasien dan ganti
segera setelah menyentuh bahan infeksius (pus,
pembalut luka, pasien, tempat tidur pasien)
3. Gunakan jubah/gaun, tidak perlu steril, bila ada
kemungkinan terkontaminasi lingkungan pasien
yang tercemar (diare, kolostomi, drainase luka)
4. !! TINGGALKAN jubah/sarung tangan sebelum
meninggalkan ruangan isolasi, bukan setelah ke luar
ruangan
5. jangan mengkontaminasi permukaan yang sering di
sentuh (seperti gagang pintu, tombo;, lampu dll)
TRANSMISI DROPLET ( PERCIKAN)

1. Berlaku untuk pasien yang diketahui atau diduga


terinfeksi pathogen yang dapat ditularkan melalui
jalur droplet. Pencegahan droplet mencegah
penyebaran organisme yang ditularkan oleh partikel
tetesan besar (ukuran > 5 mikron). Partikel percikan
dihasilkan ketika pasien batuk, berbicara atau bersin,
melayang dalam jarak pendek (biasanya dalam jarak
1 meter) dari pasien
2. Contoh infeksi yang ditularkan melalui droplet adalah
DROPLET influenza, Streptokokus grup A, pertusis, dan rubella
3. Masker bedah harus dipakai selama merawat pasien
PRINSIP KEWASPADAAN DROPLET

1. Sumber kendali: penggunaan masker bedah.


2. Pastikan penempatan pasien yang tepat di satu ruangan sendiri (single room)
jika memungkinkan. Jika kamar tunggal tidak tersedia, gunakan rekomendasi
untuk pertimbangan penempatan pasien alternatif kohorting
3. Dalam pengaturan rawat jalan, tempatkan pasien dengan jarak 1 meter dan
lakukan pemeriksaan sesegera mungkin dan instruksikan pasien untuk
mematuhi Etika Batuk / Kebersihan Pernafasan.
4. Gunakan alat pelindung diri (APD) dengan benar. Kenakan masker saat masuk
ke ruang pasien atau ruang pasien.
5. Batasi transportasi dan pergerakan pasien di luar ruangan untuk tujuan medis
yang diperlukan. Jika transportasi atau pergerakan ke luar ruangan diperlukan,
anjurkan pasien untuk memakai masker dan ikuti Etiket Kebersihan Pernafasan
/ Batuk.
Penerapan kewaspadaan Transmisi Droplet

1. Isolasi pasien atau lakukan kohorting (kumpulkan


pasien dengan infeksi sama) atau jauhkan jarak
pasien > 1m
2
2. TIDAK diperlukan penanganan udara secara khusus
3. Pintu tertutup
4. Gunakan masker, Pelindung mata (kacamata atau
pelindung wajah) dan Gaun ketika merawat pasien
5. Kenakan masker pada pasien bila dibawa ke luar
ruangan
KEWASPADAAN AIRBORNE (UDARA)

1. Berlaku untuk pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi pathogen yang
dapat ditularkan melalui jalur udara. Tindakan pencegahan melalui
droplet nuclei di udara (ukuran < 5 mikron) yang mengandung
mikroorganisme yang dapat tetap tersuspensi dalam udara untuk jangka
waktu yang lama, atau partikel debu yang mengandung agen infeksi.
2. Mikroorganisme yang ada udara dipertimbangkan dengan merekayasa
ventilasi
3. Contoh infeksi yang ditularkan melalui udara adalah tuberkulosis
paru,cacar air, campak, dan herpes zoster diseminata.
4. Prosedur yang menghasilkan aerosol dapat menimbulkan penularan
infeksi airborne misalkan Tindakan pelayanan Gigi

AIRBORNE 5. Respirator N95 harus dipakai selama perawatan pasien suspek infeksi
airborne
KEWASPADAAN AIRBORNE

6. Gunakan alat pelindung diri (APD) dengan benar, termasuk N95 yang disetujui
NIOSH atau respirator tingkat yang lebih tinggi untuk petugas kesehatan.
7. Batasi transportasi dan pergerakan pasien di luar ruangan untuk tujuan medis yang
diperlukan dan anjurkan pasien untuk memakai masker bedah, jika memungkinkan,
dan amati Etiket Batuk / Kebersihan Pernafasan. Petugas kesehatan yang
mengangkut pasien yang berada di udara terbuka tidak perlu memakai masker atau
respirator selama pengangkutan jika pasien mengenakan masker
8. Imunisasi orang yang rentan sesegera mungkin setelah kontak tanpa pelindung

AIRBORNE dengan infeksi yang dapat dicegah dengan vaksin (misalnya campak, varisela, atau
cacar).
PRINSIP KEWASPADAAN AIRBORNE

1. Sumber kendali: Gunakan masker N95 untuk petugas dan masker bedah pada pasien.
2. Pastikan penempatan pasien yang tepat di ruang isolasi infeksi airborne (AIIR) yang sesuai
dengan pengaturan sirkulasi udara dalam ruangan.
3. Dalam keadaan di mana ruang isolasi negative ventilasi tidak dapat diterapkan karena sumber
daya teknik yang terbatas, mengisolasi pasien dan menempatkan pasien di ruang khusus
dengan pintu tertutup akan mengurangi kemungkinan penularan melalui udara sampai pasien
dipindahkan ke fasilitas dengan AIIR atau di pulangkan.
4. Batasi petugas perawatan kesehatan yang rentan untuk memasuki ruangan pasien.
Penerapan kewaspadaan Transmisi UDARA

1. Ruangan isolasi bertekanan negatip, pertukaran udara setiap


5-10 menit
2. Ventilasi menggunakan saringan udara hepa-filter
3. Dikeluarkan ke udara luar yang aman
4. Pintu selalu TERTUTUP
5. Pasien dikohort / infeksi yang sama dikumpulkan
6. Gunakan respirator N95
7. Kenakan masker surgical pada pasien bila dibawa ke luar
ruangan
8. Petugas yang rentan (hamil, kurang sehat) tidak
dibenarkan mendekati pasien
SARANA YANG PERLU DISEDIAKAN DALAM
PENEMPATAN PASIEN RUANG ISOLASI
1. Face shield
2. Gloves
3. Surgical mask
4. Respirators N95
5. Long sleeve gowns
6. Alcohol hand hub solution
7. Soap (hand)
8. Disposable paper tower
9. Sharp disposable container
10. Detergent for cleaning and environmental disinfection
11. Big trash bags
12. Trash bags for biological risk
13. Bag for dirt clothes
2
14. Hampers6 for used equipment
CARA MENGGUNAKAN DAN MELEPASKAN APD

06/05/2023 PPI di FKTP_Kemkes 2020 27


Alat, HH, tehnik disinfeksi alat,
lingkungan
RUANG LINGKUP PPI DI
PELAYANAN FKTP

Kontak PNEUMONIA Droplet


Alat , HH, APD
SDM handal
Kontak
Tekhnik aseptic

Alat , HH,
Kontak PLEBITIS/IAD KIPI tekhnik aseptik

Kontak Droplet Kontak Droplet

Airborne IDO/ABSES IDO Airborne

Peralatan, HH, APD, Peralatan HH, APD


sterilitas alat, lingkungan, Sterilitas alat
lingkungan Kontak immunitas pasien
ISK

Peralatan, SDM handal,


sterilitas alat, lingkungan
PENGENDALIAN VEKTOR

1. Jaga sirkulasi udara dengan perputaran minimal 6 x perputaran


udara/jam
2. Tidak ditemukannya lubang tanpa kawat kasa yang
memungkinkan nyamuk masuk ke dalam ruangan, terutama di
ruangan perawatan.
3. Semua ruang di fasyankes harus bebas dari kecoa, terutama pada
dapur, gudang makanan, dan ruangan steril
4. Tempatkan benda/barang yang berada di ruangan tidak menjadi
tempat persembunyian binatang pengerat, tikus, kecoa dll
5. Lakukan pembersihan secara rutin minimal 2 kali sehari
PENGENDALIAN VEKTOR

6. Susun penempatan barang dengan jarak 15 cm


ke dinding, 20-30 cm ke langit langit dan 20 cm
ke lantai
7. Buang barang yang sudah tidak diperlukan
8. Jangan menumpuk kardus bekas
9. Hindari ruangan lembab karena bocor
10.Tidak makan dan minum selain di ruang makan ,
segera bersihkan dan buang sampah pada
tempatnya
KESIMPULAN

 Kewaspadaan transmisi merupakan lapis kedua dari kewaspadaan


isolasi.
 Kewaspadaan ini diterapkan untuk mencegah dan memutus
rantai penularan penyakit lewat kontak, droplet, udara dan vektor.
 Peran PPI sebagai upaya meningkatan mutu pelayanan dalam
kewaspadaan transmisi menjadi hal yang penting.
Terima
kasih

You might also like