You are on page 1of 51

KROMATOGRAFI GAS

Mukhlis Sanuddin,M.Sc.
Dasar Pemisahan

• Penyebaran cuplikan antara 2 fase → fase diam & fase gerak


• Aplikasi → senyawa mudah ↑
erdasarkan Fase Diam
• KGP → fase diam padat
Dasar → penyerapan fase diam / adsorpsi
Ex: silika gel, ayakan nol, arang dsb.

• KGC → fase diam cair


Dasar pemisahan → partisi sampel yang
masuk/keluar dari lapisan cair

Sampel / cuplikan : bisa cair, padat, gas


Contoh Fase Gerak : gas H2, He, N2
Keuntungan

• Kolom scr kontinyu dijaga oleh FG/ gas


• Sampel terpisah secara sempurna
• Waktu relatif pendek
• Sensitivitas tinggi
• Sampel sedikit
• mudah
Kerugian

• Komponen yang tertahan kuat dalam fase diam → sulit dipisahkan



diatasi dengan suhu kolom ↑
• Personal tertentu
• Mahal
agian Dasar Kromatografi Gas

Tangki gas pembawa


Pengendali aliran & pengatur tekanan
Gerbang suntik
Kolom
Detektor
Perekam
Termostat
SISTEM KROMATOGRAFI GAS

• Tangki Gas pembawa


• Gas pembawa → H2, He, N2
Syarat :
Lembam
Meminimumkan difusi
Mudah didapat & murni
Cocok dengan detektor → pers. Van Deemter
H = A + B/u + C.u
Tangki gas pembawa/fase gerak
Kolom

Tembaga, baja, aluminium, kaca


Dapat lurus, lengkung, O
Panjang dari cm – 15 m
Kolom analitik 1 – 3 m
Garis tengah 0,01 – 2 inch

efisiensi kolom : harga N
→H=L/N
Mengkondisikan Kolom

Minimum 2 jam, 250C di atas suhu maksimum kolom yang digunakan


Aliran gas pembawa lambat
(5 – 10 ml/menit)
Jangan disambung ke detektor
Contoh Penyangga

Chromosorb P
Chromosorb W Sifat penyangga :
Chromosorb G
Chromosorb T
Bata Lembam
Fluoropak 80
Tidak mudah remuk
Permukaan luas
Bentuk teratur, ukuran

sama
Ciri Fase Diam

Sampel mempunyai Koefisien distribusi yang berbeda


Sampel mempunyai kelarutan yang berbeda
Fase diam harus mempunyai tekanan uap yang dapat diabaikan pada
suhu kerja
Suhu / Termostat :
sistem pengendali

1. Suhu gerbang suntik


- cukup panas me↑ suhu cuplikan
- cukup rendah mencegah penguraian
2. Suhu kolom
- cukup tinggi → analisis tercapai
- cukup rendah → Rs
3. Suhu detektor
- jenis detektornya
DETEKTOR

• Mendeteksi komponen
• Kepekaan ↑
• Tingkat fluktuasi rendah
• Tanggapan kelinieritas lebar
• Tanggap semua jenis senyawa
• Kuat
• Tidak peka terhadap perubahan aliran dan suhu
Parameter Kinerja Detektor

Syarat Detektor yang baik adalah :


• Selektivitas
• Sensitivitas
• Noise dan Kuantitas minimum yang dapat terdeteksi
• Linear range (rentang linier)
DETEKTOR, ada 2 jenis :
A. DHB (detektor hantar bahang) → TCD ( thermal Conductivity
Detector)
Peka terhadap laju aliran gas pembawa
Makin besar jumlah tumbukan molekul dengan kawat pijar per
waktu → makin besar pelepasan bahang
Nama lain Katarometer → Claesson (1946)
Prinsip Operasional T.C.D
•  Thermal conductivity detector didasarkan pada prinsip
bahwa suatu badan yang panas akan melepaskan
panas pada suatu tingkat yang tergantung pada
komposisi dari lingkungan sekitarnya. Kebanyakan
thermal conductivity detector berisi kawat logam yang
dipanaskan secara elektrik dan menjulang pada aliran
gas. Resistan elektrik adalah secara normal diukur oleh
Wheatstone brigde circuit.

• TCD merupakan detektor universal dan tidak mudah rusak


Sensitivitas T.C.D

dimana :
S= sensitivitas
K= konstanta cell bergantung pada geometri
I= arus filemen
R= resistan filamen
?c= konduktivitas termal gas pembawa
?s= konduktivitas termal gas sampel
Tf = temperatur filamen
Tb = temperatur blok detektor
B. DPN (detektor pengionan nyala) → FID (flame ionization det)
Bahwa hantar listrik suatu gas berbanding lurus dengan konsentrasi
zarah bermuatan dalam gas
lanjutan
• Sejumlah besar detektor dalam kromatografi gas diklasifikasikan
sebagai Ionization Detectors. Dalam ionization detectors,
konduktivitas elektrik dari gas diukur pada kehadiran komponen
analit.
• Jenis ionization detector adalah :

• Flame Ionization Detector (F.I.D.)


• Electron Capture Detector (E.C.D.)
• Thermionic Spesific Detector N, P spesific (T.S.D.)
• Photo Ionization Detector (P.I.D.)
Flame Ionization Detector (F.I.D.)

• Pada F.I.D, sumber ionisasi adalah pembakaran


biasanya berasal dari hidrogen dan udara atau
oksigen.
• FID ini sempurna dan mungkin merupakan
detektor yang paling banyak digunakan. Bersifat
sensitif dan digunakan secara ekstensif dengan
kolom kapiler.
• FID akan memberi respon hanya terhadap senyawa
organik, tidak pada udara atau air atau gas ringan
yang telah ditetapkan.
• Pada senyawa-senyawa organik, selektivitas sangat
kecil.
Electron Capture Detector (E.C.D.)

• Nitrogen sebagai gas pembawa mengalir melalui detektor dan


terionisasi oleh sumber elektron biasanya tritum yang teradsorbsi
pada Titanium atau Scandium (TiH3, ScH3) atau Nickel 63 (Ni63).
• Nitrogen terionisasi akan membentuk arus antar elektroda-
elektroda.
• Analit tertentu masuk ke detektor akan bereaksi dengan elektron-
elektron untuk membentuk ion negatif.
• R- X + e → R- X –
• Pada saat ini terjadi, arus akan berkurang sebagai respon negatif.
Detektor akan sangat sensitif terhadap molekul yang mengandung
atom-atom elektronegatif. ( N. O, S, F, Cl)
Electron capture detector sangat sensitif terhadap
molekul tententu, yaitu :

• Alkil halida
• Conjugated carboxyl
• Nitrit
• Nitrat
• Organometals
• Tetapi tidak sensitif terhadap :
• Hydrocarbons
• Alcohols
• Ketones
Sebagai akibat dari sensitivitasnya terhadap alkil halida, ECD
ini telah digunakan secara ekstensif dalam analisa pestisida
dan obat-obatan dimana alkil halida telah diderivatisasi.
Pestisida tertentu telah terdeteksi pada sub picogram level.
Karena tingginya sensitivitas, ECD ini telah digunakan secara
ekstensif pada kolom kapiler.
Thermionic Spesific Detector (T.S.D)
untuk N dan P

• Dengan mengoperasikan flame ionization detector pada temperatur lebih rendah


dan memasukkan atom-atom logam alkali ke dalam resulting plasma, maka
detektor dapat dibuat selektif terhadap nitrogen dan phosphorus.
• TSD untuk Nitrogen dan fosfor menggunakan ujung
keramik yang dipanaskan secara elektrik yang terdiri dari
logam alkali-Rubidium yang dioperasikan dalam
lingkungan hidrogen-udara. Sebuah potensial dipasang
pada sistem dan menghasilkan arus yang sebanding
dengan konsentrasi nitrogen atau fosfor yang ada.
• Digunakan secara ekstensif dalam analisa obat-obatan dan
pestisida.

• Dibandingkan dengan Flame Ionization Detector, T.S.D. 50


kali lebih sensitif untuk senyawa nitrogen 500 kali lebih
sensitif untuk phosphorus. Dibandingkan dengan Flame
Photometric Detector, T.S.D. kira-kira 100 kali lebih
sensitif.
KROMATOGRAFI GAS PADAT (KGP)

→ Komatografi khusus
• FD → zat padat aktif
Ex : arang, silika gel, alumina
• Separasi → kepolaran
• Lebih selektif
• Kerugian : - waktu lama
- pengekoran

memprogram suhu
KGSP
(Kromatografi Gas Suhu Diprogram)
• Dapat untuk menganalisis / separasi yang t.d. tinggi

≥ 1000C
KOLOM KAPILER
• Kolom pipa terbuka
• M.J.E. golay th 1956 → pers. Golay

H = B / µ + C.µ
• Kolom dari kaca, tembaga, nilon, stainless steel
• Cuplikan sedikit
• Detektor sangat peka → Det. Pengionan
• Co. fase cair : Carbowax 400, Tween 20, DC -200
dll.
• Menganalisis : M. mentah, bensin, cuplikan kilang
minyak
SFC (Supercritical Fluid Chromat)

* Pengembangan HPLC dan KG

Fase gerak fase diam


↓ ↓
Cairan superkritikal HPLC / KG

Gas diubah menjadi 1 fase tunggal
Fase diam :
• Terpacking (50 m)
• Kolom kapiler

• Kerapatan cairan > → mudah larut


• Viskositas, tetapi 100 x lebih besar dari fase cairan
• Koef. difusi cairan diantara fase cair & fase gas → pelebaran
puncak ≥

Fase Gerak : CO2

Detektor : UV-Vis, Flouresns, Masspek


anjutan…
Aplikasi SFC :
Pencemaran udara : HC, Aldehid, keton, SO2, H2S, H2O

Klinik : asam amino, CO2, KH, dll

Penyalut : damar

M. atsiri

Makanan

Sisa pestisida

Minyak bumi

Bahan farmasi & Obat


Kromatogram Gas pada Spektrometer Massa (GC-MS)

Ketika detektor menunjukkan puncak, setelah melewati


detektor kemudian akan diuapkan untuk diuji spektrometer
massa.

Hal ini akan memberikan pola fragmentasi yang dapat


dibandingkan dengan data dasar senyawa yang telah
diketahui sebelumnya pada komputer. Identitas senyawa-
senyawa dalam jumlah besar dapat dihasilkan tanpa harus
mengetahui waktu retensinya
Instrument GC-MS
EI process

• M + e- M+*

f1 f2 f4
f3
This is a remarkably reproducible process. M will
fragment in the same pattern every time using a 70
eV electron beam
Ion Chromatogram of Safflower Oil
RT: 14.48 - 24.30
RT: 20.82 NL: 9.69E5
AA: 3547389 TIC F: {0,0} + c EI
BP: 67 det=350.00 Full
100
ms [
95 25.00-510.00]
MS ICIS evanssaf
90

85

80

75

70

65
R e lative Abu nd ance

60

55

50

45

40

35

30 RT: 21.04
AA: 665791
25
BP: 55
RT: 16.04
20 AA: 304398 RT: 21.90
BP: 74 AA: 291543
15
RT: 16.84 BP: 28
10 AA: 78898
BP: 28
5

0
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Time (min)
CI/ ion-molecule reaction

• 2CH4 + e-  CH5+ and C2H5+

• CH5+ + M  MH+ + CH4

• The excess energy in MH+ is the difference in proton affinities


between methane and M, usually not enough to give extensive
fragmentation
EI spectrum of phenyl acetate
Kromatogram GC biji jinten hitam
Tabel III. Komponen penyusun minyak atsiri biji Jinten hitam replikasi I

Komponen dalam biji jinten hitam

No puncak kromatogram Perkiraan komponen

1 1,2,4 Trimetil Benzen

4 2,6 Dimetilnonan

16 Undekan

21 Eugenol

22 Alfa-Kubeben

23 Kopaen

24 Beta-Kariofilli

25 Alfa-Humulen

26 Eugenil Asetat

You might also like