You are on page 1of 71

TEKNIK, TAHAPAN, SERTA ANALISIS DIRI

PERAWAT DALAM KOMUNIKASI


TERAPEUTIK

Home Group 1
Dian Rahmawati – Fairuz Thifal – Nisrina Zakiya Ulfah
Nurul Fadillah - Yuli Astuti
OUTLINE
DEFINISI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
• Komunikasi terapeutik adalah proses dimana perawat menggunakan pendekatan
terencana dalam mempelajari kliennya (Keltner, Schwecke, dan Bostrom, dalam
Potter & Perry, 2005)

• Komunikasi terapeutik ialah suatu interaksi interpersonal antara perawat dan


klien yang selama interaksi berlangsung perawat berfokus pada kebutuhan khusus
klien untuk meningkatkan pertukaran informasi yang efektif (Videback, 2008)
PRINSIP DASAR KOMUNIKASI TERAPEUTIK
KOMPONEN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
TINDAKAN ATAU SIKAP YANG DILAKUKAN KETIKA MENUNJUKKAN
KEHADIRAN SECARA FISIK (EGAN, 1998 DALAM KOZIER,ET.AL, 2004)
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK (DELAUNE
& LADNER, 2002)
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK (DELAUNE
& LADNER, 2002)
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK (DELAUNE
& LADNER, 2002)
TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK
EXPLORING

Definisi : teknik untuk menggali perasaan ,pikiran dan pengalaman klien, suatu
upaya untuk mengembangkan secara lebih rinci. Hal ini penting dilakukan karena
banyak klien menyimpan rahasia batin, menutup diri atau tidak mampu
mengemukakan pendapatnya

Jenis :
 Eksplorasi Perasaan : c/ “Bisakah anda menjelaskan apa perasaan bingung yang dimaksudkan…”
 Eksplorasi Pikiran : c/ “ saya yakin anda dapat menjelaskan lebih lanjut ide anda tentang sekolah
sambil bekerja”
 Eksplorasi Pengalaman : c/ “ saya terkesan dengan pengalaman yang anda lalui”
GIVING RECOGNITION

• Memberi penghargan merupakan tehnik untuk memberikan pengakkuan dan


menandakan kesadaran, Schultz & (Videbeck,1998 dalam Nurjanah, 2001)

Dengan menyapa klien dengan namanya, merupakan suatu indikasi bahwa perawat
mengakui hadirnya klien secara pribadi, sebagai individu. Pengakuan tersebut tidak
membawa gagasan nilai yaitu, menjadi “baik” atau “buruk”
GIVING RECOGNITION
• Contoh Pernyataan :
FOCUSING

• kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk membatasi area diskusi sehingga


percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti

• Teknik juga merupakan teknik yang berguna saat klien berpindah dari satu topik ke
topik yang lain

Contoh pernyataannya : “anda menyebutkan bahwa anda memiliki


masalah dengan....”, “anda berkata bahwa anda merasa mual”
TEKNIK YANG MENDORONG KLIEN UNTUK
MENGEKSPRESIKAN PERASAANNYA
KONFRONTASI
CONTOH TEKNIK KONFRONTASI

Klien : “ Saya sangat marah dengan dia”


(berkata sambil tersenyum).

Perawat : “Anda mengatakan bahwa Anda marah, tetapi


Anda tersenyum.”
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK (DELAUNE
& LADNER, 2002)
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK (DELAUNE
& LADNER, 2002)
HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK (DELAUNE
& LADNER, 2002)
TAHAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Tahapan Komunikasi Terapeutik
TAHAP PRAINTERAKSI
TUGAS PERAWAT PADA FASE PRAINTERAKSI
TUGAS PERAWAT PADA FASE PRAINTERAKSI
KENDALA
TUGAS PERAWAT PADA FASE PRAINTERAKSI
KETERAMPILANPERAWAT YANG DIBUTUHKAN PADA
FASE PRAINTERAKSI

Keterampilan yang dibutuhkan adalah mengumpulkan data yang


terorganisir, menyadari keterbatasan yang ada dan mencari bantuan
sesuai kebutuhan
TAHAP ORIENTASI
KENDALA FASE ORIENTASI
KENDALA FASE ORIENTASI
TUGAS PERAWAT PADA FASE ORIENTASI
Tugas Keterampilan
Fase orientasi/perkenalan
• Baik klien maupun perawat mengidentifikasi satu • Sikap perhatian, tetapi santai untuk
1. Membuka hubungan
sama lain dengan menggunakan nama. membantu menenangkan klien.

• Saat hendak mengawali interaksi, penting bagi


perawat menjelaskan perannya kepada klien agar
klien memperoleh gambaran tentang proses
interaksi tersebut.

• Saat klien mengawali hubungan, perawat perlu


membantu klien mengungkapkan masalah dan
alasannya mencari bantuan.

•Pertanyaan yang samar dan terbuka seperti


“bagaimana perasaan Anda hari ini?”
Tugas Keterampilan
Fase orientasi/perkenalan

Karena pada awalnya klien mungkin tidak • Teknik menyimak


2. Mengklarifikasi masalah
melihat masalah dengan jelas, tugas utama • menyatakan kembali pernyataan klien
perawat adalah mengklarifikasi masalah
• mengklarifikasi
tersebut.
• teknik komunikasi efektif

Catatan:

Kesalahan yang umum terjadi pada tahap ini


adalah mengajukan terlalu banyak pertanyaan
kepada klien. Sebaliknya fokuskan pada
prioritas.
Tugas Keterampilan
Fase orientasi/perkenalan
3. Membuat dan Perawat dan klien membangun tingkat Berbagai keterampilan komunikasi di atas,
kepercayaan dan kesepakatan yang berikut kemampuan untuk mengatasi perilaku
memformulasikan
diungkapkan secara verbal tentang resitif jika muncul.
kontrak
•lokasi, frekuensi dan lamanya pertemuan

•keseluruhan tujuan dari hubungan tersebut

•bagaimana hal-hal yang sifatnya rahasia


akan ditangani

•tugas-tugas yang akan dituntaskan

•durasi dan indikasi untuk mengakhiri


pertemuan tersebut.
HASIL YANG DIHARAPKAN PADA FASE ORIENTASI:
TAHAP KERJA
TAHAP KERJA
TAHAP KERJA
• Tahap kerja hubungan perawat-klien biasanya dibagi menjadi dua subfase:
IDENTIFIKASI MASALAH PADA TAHAP KERJA
EKSPLOITASI PADA TAHAP KERJA
KENDALA DALAM TAHAP KERJA
TAHAP TERMINASI
TAHAP TERMINASI
TAHAP TERMINASI
FOKUS DARI ANALISA DIRI PERAWAT DALAM
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
ANALISA DIRI DALAM KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
Proses stimulasi untuk menentukan keberhasilan setiap tindakan yang dilakukan
oleh perawat.
Harus dilakukan setiap waktu karena erat kaitannya dengan kesadaran diri perawat
yang merupakan evaluasi dari apa yang telah dilakukan perawat terhadap kliennya.

Terbagi dalam 6 aspek, yaitu:


KESADARAN DIRI
• Akan membuat perawat dapat menerima perbedaan dan keunikan klien
• Perlu ditingkatkan agar penggunaan diri secara terapeutik dapat lebih efektif
• Jendela johari (johari window) adalah konsep komunikasi yang diperkenalkan oleh joseph luth dan
harry ingram menggambarkan tingkat saling pengertian anta rorang yang berinteraksi mengenai
perilaku, pikiran dan perasaan

1 2

Diketahui oleh diri Hanya diketahui oleh


sendiri dan orang lain orang lain

3 4

Hanya diketahui oleh Tidak diketahui oleh


diri sendiri siapapun
3 PRINSIP YANG DAPAT DIAMBIL DARI JOHARI
WINDOW, YAITU:
1. Perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang lain.
2. Jika kuadran 1 yang paling kecil, berarti komunikasinya buruk atau kesadaran dirinya
kurang (perilaku dan perasaan rendah)
3. Kuadran 1 paling besar pada individu yang mempunyai kesadaran diri yang tinggi
KESADARAN DIRI DAPAT DITINGKATKAN MELALUI 3 CARA (STUART &
SUNDEEN, 1987), YAITU:
EKSPLORASI PERASAAN
• Yaitu mengkaji atau menggali perasaan-perasaan yang muncul sebelum dan
sesudah berinteraksi dengan orang lain.

• Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaan dirinya dan mengontrolnya
agar dapat berkomunikasi dengan klien secara maksimal
KLARIFIKASI NILAI
• Klarifikasi nilai bermanfaat bagi perawat untuk memahami dirinya sendiri dan
nilai-nilai pribadinya
• Proses klarifikasi nilai terdiri dari tiga langkah

Memilih Menilai

Mengambil
Tindakan
ROLE MODEL
• Perawat yang efektif adalah perawat yang dapat memenuhi dan memuaskan
kehidupan pribadi, tidak didominasi oleh konflik serta adaptasi yang sehat
• Ciri perawat yang dapat menjadi role model adalah puas akan hidupnya, tidak
didominasi oleh stress, mampu mengembangkan kemampuan, dan adaptif
ALTRUISME
• Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa
memperhatikan diri sendiri
• Altruisme juga dapat diasumsikan sebagai bentuk perubahan social yang dibuat
untuk manusia dalam bentuk kebutuhan akan kesejahteraan
ETIK DAN TANGGUNG JAWAB
• Kode untuk perawat umumnya menyampaikan penguatan nilai hubungan
perawat-klien dan tanggung jawab dan pemberian pelayanan yang merupakan
rujukan untuk kesejahteraan pasien dan tanggung jawab social
• Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung jawab untuk
merubah perilaku.
SIKAP DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK
SIKAP ATAU CARA UNTUK MENGHADIRKAN DIRI SECARA
FISIK YANG DAPAT MEMFASILITASI KOMUNIKASI YANG
TERAPEUTIK (EGAN, )
SIKAP ATAU CARA LAIN YANG DAPAT DILAKUKAN
DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Sikap Kesejatian Sikap Empati

Sikap Hormat Sikap Konkret


SIKAP TERAPEUTIK MELALUI PERILAKU NON
VERBAL. [STUAR DAN SUNDEEN (1998)]
TERIMA KASIH 
DAFTAR PUSTAKA (1)
• Arwani. (2002). Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
• Ellis, R., Gates, R, & Kenwothy, N. (2000). Komunikasi Interpersonal dalam Keperawatan: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.
• Juliane, T. (2010). Komunikasi Terapeutik dan Konselin dalam Praktik kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
• Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1996). Jakarta: Balai Pustaka
• Keliat, B. A. (2002). Hubungan Terapeutuik Perawat-klien. Jakarta: EGC
• Kozier, Erb, Berman, dan Snyder. (2010). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 7, Volume 1.
Diterjemahkan oleh Wahyuningsih, et al. Jakarta: EGC
• Luddin, A. B. M. (2010). Dasar-Dasar Konseling: Tinjauan Teori dan Praktik. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
• Potter, P. A., dan Perry, A. G. (2005). Fundamental of nursing. Missouri: Mosby.
• Stuart, Gail W. & Sundeen, Sandra J. (1995). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (5th Ed.). USA: Mosby.
• Suryani. (2005). Komunikasi Terapeutik: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC
• Videbeck, Sheila L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Diterjemahkan oleh: Renata Komalasari. Jakarta: EGC
DAFTAR PUSTAKA (2)
• DeLaune, Sue C., Ladner, Patricia K. (2002). Fundamentals of Nursing: Standards & Practice 2th Ed. United States: Delmar
• Kozier, Barbara et al. (2004). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and Practice. 7th Ed. 2nd Vol. (Terjemahan). Jakarta:
Penerbit Salemba Merdeka.
• Potter, P. A. & Perry, A. G. (2009). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process and Practice. 7th Ed. (Terjemahan). Jakarta:
Penerbit Salemba Merdeka.
• Suryani.(2005). Komunikasi Terapeutik; Teori dan Praktik. Jakarta: EGC
• Abdad, Fairus Ali (2012) Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Komunikasi Terapeutik di Unit Rawat Inap Umum Rumah Sakit Dr.
H. Marzoeki Mahdi Bogor – SKRIPSI http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20309053-Tingkat%20pengetahuan-full%20text.pdf
(Diakses pada tanggal 12 November 2013, pukul 12.25 WIB)
• Videbeck, Sheila L. (2008) Psychiatric Mental Health Nursing. 4th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins 
• Cangara, Hafied. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
• Effendy, Onong Uchjana. (1994). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya
• Modul Komunikasi Kesehatan. (2012). Fakultas Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA (3)
• DeLaune, Sue C. (2002) . Fundamentals of Nursing: Standarts &Practice. USA: Delmar/Thomson Learning.
• Ellis,R.,Gates, R, & Kenworthy,N. (2000). Komunikasi Interpersonal Dalam Keperawatan: Teori dan Praktik . Alih Bahasa :Susi Purwoko.
Jakarta,EGC.
• Kozier, Barbara et al,. (2004). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice 7th Edition.
• Kozier, B,. Erb., Berman, A.J & Snyder. (2004). Fundamentals of Nursing: Concept,Process and Practice. Seventh edition. New Jersey:
Pearson Education, Inc.
• Kozier, B., et al.(2010).Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses & Praktik Edisi 7 Volume 1 .Jakarta: EGC.
• Maulana, Heri D. J. (2009). Promosi kesehatan. Jakarta: EGC
DAFTAR PUSTAKA (4)
• Potter, PA & Perry, A.G. (1997). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice, 4th Ed (alih bahasa Indonesia).
Jakarta: EGC.
• Potter, P.A & Perry, A.G. (2009). Fundamentals of Nursing. Seventh edition. St.Louis: Elsevier Pte Ltd.
• Stuart, Gail Wiscarz., Sundeen, Sandra.J. (1998). Pocket Guide to Psychiatric Nursing. Jakarta: EGC.
• Suryani. (2005). Komunikasi Terapeutik: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.
• Supartini, Yupi.(2004).Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak.Jakarta: EGC.
• Videback, Sheila L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa/Sheila L. Videback; alih bahasa, Renata Komalasari, Alfrina Hany:
editor edisi bahasa Indonesia, Pamilih Eko Karyuni. Jakarta: EGC
• Videbeck, Sheila L. (2011). Psychiatric-mental health nursing. Philadhelpia: Lippincott William & Wilkins.

You might also like