You are on page 1of 19

PENYELIDIKAN WABAH

A. PENGERTIAN
• Berdasarkan Undang-Undang Wabah
yang dimaksud dengan wabah adalah
berjangkitnya suatu penyakit menular
dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata
melebihi dari pada keadaan yang lazim
pada waktu dan daerah tertentu serta
dapat menimbulkan malapetaka.
Berjangkitnya penyakit menular dalam masyarakat
atau wilayah sangat bervariasi sesuai dengan
penyebab penyakit serta jumlah dan golongan
penduduk yang terancam.
Jumlah penderita penyakit menular pada umumnya
disuatu wilayah diamati dalam suatu jangka waktu
tertentu (minggu, bulan atau tahunan).
 Apabila jumlah penderita suatu penyakit menular
meningkat melebihi keadaan yang lazim di suatu
daerah dalam satuan waktu tertentu dan dapat
menimbulkan malapetaka maka, keadaan ini dapat
dianggap sebagai suatu wabah.
Penyakit tertentu yang dapat menimbulkan
wabah adalah :
1. Cholera 10. Influenza
2. Demam kuning 11. Tifus perut
3. Tifus bercak merah 12. Encephalitis
4. Pes
13. Polio
5. Demam bolak-balik
14. Pertusis
6. Demam berdarah
dengue 15. Malaria
7. Campak 16. Hepatitis
8. Difteri 17. Meningitis
9. Rabies 18. Antrax
• Penentuan suatu penyakit yang dapat
menimbulkan wabah dilakukan atas dasar
hasil pemeriksaan klinik laboratorium.
• Laporan adanya penderita atau tersangka
penderita penyakit wabah disebut laporan
kewaspadaan yang berisi :
1. Nama-nama penderita atau yang meninggal
2. Golongan umur
3. Tempat/alamat kejadian
4. Waktu kejadian
5. Jumlah yang sakit atau meninggal
B. BENTUK WABAH
• Menurut sifatnya wabah dapat dibagi dalam dua
bentuk yakni :
1. bentuk common source dan
2. bentuk propagated atau progressive.
Secara umum kedua bentuk wabah ini dapat
dibedakan dengan membuat grafik penyebaran
kasus/kejadian berdasarkan waktu mulainya
sakit (waktu onset) yang biasanya disebut kurva
epidemi.
1. Common Source Epidemic
• Keadaan wabah dengan bentuk common
source(CSE) adalah suatu letusan penyakit yang
disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang dalam
suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadinya
dalam waktu yang relatif singkat (sangat mendadak)
• Jika keterpaparan kelompok serta penularan
penyakit berlangsung sangat cepat dalam waktu
yang sangat singkat, maka kejadian berkembang
hanya dalam satu masa tunas saja.
2. Propagated atau Progressive Epidemic
• Bentuk epidemi ini terjadi karena adanya penularan
dari orang ke orang baik secara langsung maupun
tidak langsung melalui udara, makanan maupun
vektor. Kejadian semacam ini relatif lebih lama
waktunya sesuai dengan sifat penyakit serta lamanya
masa tunas. Juga sangat dipengaruhi oleh kepadatan
penduduk serta penyebaran anggota masyarakat yang
rentan terhadap penyakit tersebut. Masa tunas
penyakit tersebut diatas adalah sekitar satu bulan
sehingga tampak bahwa masa epidemi cukup lama
dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari
waktu
Kewaktu sampai pada saat dimana
jumlah anggota masyarakat yang rentan
mencapai batas yang minimal. Pada saat
sebagian besar anggota masyarakat
sudah terserang penyakit maka jumlah
yang rentan mencapai batas kritis,
sehingga kurve epidemi mulai menurun
sampai batas minimal.
C. LANGKAH-LANGKAH DALAM
PENYELIDIKAN
1. Garis Besar Pelacakan Wabah /KLB
Keberhasilan suatu kegiatan pelacakan
wabah sangat ditentukan oleh berbagai
kegiatan khusus. Pengumpulan data dan
informasi secara seksama langsung
dilapangan / tempat kejadian, yang disusul
dengan analisis data yang diteliti dengan
ketajaman pemikiran merupakan landasan
dari suatu keberhasilan pelacakan.
2. Analisis Situasi Awal
Pada tahap awal pelacakan suatu situasi yang
diperkirakan bersifat wabah atau situasi luar
biasa, diperlukan sekurang-kurangnya tiga
kegiatan awal yang bersifat dasar dari
pelacakan.
a. Penentuan / penegakan diagnosis
b. Penentuan adanya wabah
c. Uraian keadaan wabah
3. Analisis Lanjutan
Setelah melakukan analisis awal dan
menetapkan adanya situasi wabah, maka
selain tindak pemadaman wabah, perlu
dilakukan pelacakan lanjut serta analisis
yang berkesinambungan. Ada beberapa
hal pokok yang perlu mendapatkan
perhatian pada tindak lanjut tersebut.
a. Usaha penemuan kasus tambahan
1). Adakan pelacakan di RS, Dokter praktek
umum setempat
2). Adakan pelacakan yang intensif terhadap
mereka yang tanpa gejala atau mereka dengan
gejala ringan tetapi mempunyai potensi
menderita atau termasuk kontak dengan
penderita
b. Analisis Data
c. Menegakkan Diagnosis
d. Tindakan Pemadaman Wabah dan Tindak Lanjut.
D. KEGIATAN PENANGGULANGAN
WABAH
1. Kajian Epidemiologi Ancaman KLB
Untuk mengetahui adanya ancaman KLB, maka
dilakukan kajian secara terus-menerus dan
sistematis terhadap berbagai jenis penyakit
berpotensi KLB dengan menggunakan bahan
kajian :
a. Data surveilans epidemiologi penyakit
berpotensi KLB
b. Kerentanan masyarakat, antara lain status gizi
dan imunisasi
c. Kerentanan lingkungan
d. Kerentanan pelayanan kesehatan
e. Ancaman penyebaran penyakit berpotensi
KLB dare daerah atau negara lain,serta
f. Sumber daya lain dalam jejaring surveilans
epidemiologi.
Berdasarkan kajian epidemiologi dirumuskan
suatu peringatan kewaspadaan dini KLB
pada daerah dan periode waktu tertentu.
2. Peringatan Kewaspadaan Dini KLB
Peringatan kewaspadaan dini KLB dan
terjadinya peningkatan KLB pada daerah
tertentu dibuat untuk jangka pendek ( periode
3-6 bulan yang akan datang) dan disampaikan
kepada semua unit terkait di Dinas
Kesehatan ,sektor terkait dan anggota
masyarakat sehingga mendorong peningkatan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap
KLB.
3. Peningkatan Kewaspadaan dan kesiapsiagaan
terhadap KLB
Kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLB
meliputi peningkatan kegiatan surveilans
untuk
a.deteksi dini kondisi rentan KLB
b. Deteksi dini KLB
c.Deteksi dini KLB melalui pelaporan
kewaspadaan KLB oleh masyarakat.
d. Kesiapsiagaan menghadapi KLB
e.Tindakan penanggulangan KLB yang
cepat dan tepat.
f. Advokasi dan Asistensi Penyelenggaraan
SKD (sistem kewaspadaan dini) KLB
g. Pengembangan SKD –KLB darurat.
TRIMAH
KASIH

You might also like