“Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, katanya: "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba- hamba Allah kami pada dahi mereka!” (Wahyu 7:2, 3) Pekabaran malaikat ketiga adalah pekabaran yang terpanjang (Wahyu 14:9-13). Hal itu merupakan peringatan untuk tidak menyembah binatang itu dan menerima tandanya, serta pekabaran tentang kesabaran (atau ketekunan) orang-orang kudus. “Orang-orang kudus” adalah mereka yang tetap setia kepada Tuhan dalam konteks pertentangan antara yang baik dan yang jahat. Pekabaran ini harus dipelajari dalam konteks peristiwa di Wahyu 13.
Ketekunan orang-orang kudus:
Memelihara perintah Allah Memelihara iman dari/kepada Yesus Masalah yang akan dihadapi orang-orang kudus: Tidak menerima tanda Mengikuti Anak Domba Menentang kuasa penghujat KETEKUNAN ORANG-ORANG KUDUS MEMELIHARA PERINTAH ALLAH “Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah […]” (Wahyu 14:12)
Mengapa orang kudus memerlukan
ketekunan (Mrk 13:13)? Yesus memperingatkan kita bahwa kita akan “dibenci semua orang” oleh karena nama-Nya. Kita harus berdiri teguh ketika saatnya tiba. Mengapa kita akan dibenci? Menurut Wahyu 14:12, karena kita menuruti perintah Tuhan seperti yang tertulis dalam Keluaran 20:2-17. Binatang itu mengajarkan tentang perintah yang diubah. Menyembah binatang itu termasuk mengikuti perintah-perintahnya dan menerima hari Minggu sebagai hari ibadah, bukan hari Sabat. Pada saat ini kita akan dianiaya dan dijauhkan dari masyarakat jika kita tetap menyembah Tuhan (Wahyu 13:15-17). Oleh karena itu, ketekunan sangat penting. MEMELIHARA IMAN DARI /KEPADA Y ESUS “Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti […] iman kepada Yesus.” (Wahyu 14:12)
Ungkapan Yunani ini dapat diterjemahkan baik sebagai
“iman kepada Yesus” dan “iman dari Yesus.” Memiliki iman “kepada/dalam” Yesus berarti menerima kasih karunia dan pengampunan-Nya, dan diubahkan oleh- Nya. Memelihara iman “dari” Yesus berarti menjalankan iman kita seperti yang Dia lakukan. Apakah iman Yesus? Yesus tetap fokus pada misi-Nya selama hidup-Nya di bumi (Luk 2:49). Ia berdiri teguh saat menghadapi keraguan (Mat 4:3-4).
Ia merasa ditinggalkan oleh Bapa di kayu salib, tetapi Ia tetap
mempertahankan iman-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya bagi kita (Mat 27:46, 50). Sekaranglah waktunya untuk mempersiapkan diri agar kita dapat menjaga iman kepada Yesus dan beriman kepada-Nya. MASALAH-MASALAH YANG AKAN DIHADAPI ORANG KUDUS TIDAK MENERIMA TANDA “Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.” (Yohanes 16:2) Binatang kedua (nabi Naga (Setan) Seluruh bumi palsu) menerapkan Selain itu, memberikan menyembah kekuatan binatang itu membuat kekuatannya naga berkat dan menggerakkan patung yang juga kepada binatang binatang itu semua orang untuk untuk disembah itu (Wahyu 13:2) (Wahyu 13:4) menyembahnya (Wahyu 13:14) (Wahyu 13:12) Kemudian setiap orang percaya bahwa mereka sedang menyembah Tuhan dengan menyembah patung, nabi palsu, atau binatang itu! Namun, sebenarnya mereka menyembah sumber kekuatan itu: Setan. Binatang itu akan memaksakan tandanya dan akan memaksa setiap orang untuk beribadah pada hari Minggu. Kemudian, langkah-langkah ekonomi akan diambil, dan pada akhirnya keputusan resmi hukuman mati akan diumumkan (Wahyu 13:15-17). Allah akan melindungi anak-anak-Nya yang setia. MENGIKUTI ANAK DOMBA “[…] Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi […]” (Wahyu 14:4) Mereka yang akan tetap setia selama pertentangan akhir “mengikuti Anak Domba” (Wahyu 14:4). Namun, “setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba” (Wahyu 13:8) mengikuti binatang itu. Siapa atau apa binatang itu? Setan menggunakan Kekaisaran Romawi untuk menganiaya Yesus (Wahyu 12:3-4). Kemudian, “memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar” (Wahyu 13:2). Takhta binatang ini terletak di Roma (Wahyu 17:9), dan telah menggunakan otoritasnya untuk menganiaya umat Allah yang setia untuk waktu yang lama (Wahyu 13:7). Tidak akan ada zona netral dalam pertentangan akhir. Kita akan mengikuti Anak Domba atau binatang itu (yang akan diikuti oleh “semua penduduk bumi” [Wahyu 13:8]). “Bukannya takut akan hukuman, atau harapan akan pahala kekal, yang menuntun murid-murid Kristus untuk mengikut Dia. Mereka memandang kasih Juruselamat yang tiada taranya, yang dinyatakan sepanjang perjalanan- Nya di dunia, dari palungan di Betlehem ke salib di Golgota. dan oleh memandang-Nya mereka tertarik, dan jiwa mereka pun dilembutkan dan ditaklukkan. Kasih timbul dalam hati orang yang memandang-Nya. Mereka mendengar suara-Nya, dan mereka mengikut Dia.” E. G. W. (The Desire of Ages, cp. 52, p. 480) MENENTANG KUASA PENGHUJAT “Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat […]” (Wahyu 13:5)
Yesus dituduh melakukan dua jenis
penghujatan: Mengampuni dosa (Luk 5:21) Membuat Diri-Nya sebagai Allah (Yoh 10:33) Yesus tidak menghujat, karena Dia adalah Allah. Namun, siapapun yang mengaku melakukan kedua hal tersebut yang sesungguhnya bukanlah Allah adalah penghujatan. Gereja Roma mengajarkan bahwa para imam dapat mengampuni dosa. Selain itu, mereka mengajarkan bahwa pemimpin utama mereka mengambil tempat Tuhan di Bumi. [“Kami [para paus] memegang di bumi ini posisi Allah Yang Mahakuasa.”—The Great Encyclical Letters of Pope Leo XIII, p. 193]. Kekuatan penghujatan ini akan memaksa semua orang untuk menyembah mereka. Tuhan tidak meminta ibadah yang dipaksakan tetapi yang sungguh-sungguh. “Ada dua prinsip besar, satu kesetiaan, yang lain ketidaksetiaan. Kita semua memerlukan keberanian Kristiani yang lebih besar, agar kita dapat mengangkat panji yang padanya tertulis perintah-perintah Allah dan iman kepada Yesus.... Garis pemisah antara yang taat dan yang tidak taat harus jelas dan tegas. Kita harus memiliki tekad yang kuat untuk melakukan kehendak Tuhan setiap saat dan di segala tempat.” E. G. W. (My life today, March 10)