Professional Documents
Culture Documents
BAB V MU ANC Baru
BAB V MU ANC Baru
5 PENUTUP
IBU DAN BAYI DI INDONESIA DAN JAWA TENGAH
AKI & AKB di Indonesia masih jauh dari target SDG’s
PENYEBAB KEMATIAN IBU, NEONATAL & BAYI
Proyeksi penurunan AKI sampai 2030
Target akan
tercapai bila
ada
perubahan
kebijakan yang
Sumber: Beberapa pemikiran unuk Rencana Aksi Nasional Kesehatan Maternal & Neonatal 2020 –
signifikan
Lain2, 1317 Perdarahan,
(28,4%) 1435 (31%)
Gangguan Hipertensi,
sistem 1225 (26%)
perdarahan,
318 (6,9%)
Gangguan
metabolik, 62
(1,33%)
Infeksi,
278
(
6
%
33,7 33,6
24
Infeksi (TBC,
R U JU K
HIV,dll)
Kelainandarah
Prevalensi gizi lebih/obesitas pada perempuan
usia 20-49tahun, Riskesdas 2018
45
40,6
40
37,3 38,5
35
31,4
30
25
24,7
20
15,1
15
10
0
20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 45 46 - 49
tahun tahun tahun tahun tahun tahun
TEMPAT ANC DAN PERSALINAN (Riskesdas 2018)
% TENAGA PEMBERI LAYANAN % TEMPAT PERSALINAN
ANC PEREMPUAN 10-54 TAHUN
17
49 % Perdarahan
Hipertensi
% 24 Infeksi
% Gangguan Darah
Gangguan Metabolik
Lain2
4
2% 4%
%
16
10
20
30
40
50
60
70
0
KUDUS
8 6
JEPARA
PATI
PEMALANG
KOTA
SEMARANG
KAB.SEMARA
NG
BREBES
KAB.TEGAL
BANJARNEGARA
5 4 4 4 4 4 3 3 3 3
DEMAK
WONOSOBO
GROBOGAN
KLATEN
KARANGANYAR
PURBALINGGA
KEBUMEN
REMBANG
KAB.PEKALONGAN
SRAGEN
PURWOREJO
KOTA TEGAL
BANYUMAS
BLORA
SUKOHARJO
KOTA
PEKALONGAN
CILACAP
2 2 2 2 2 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KAB.MAGELANG
JUMLAH KEMATIAN IBU TERPAPAR COVID TAHUN 2020
65
JATENG
KENDAL
KOTA
MAGELANG
KOTA
PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI
4 1
PENGUATAN TATA KELOLA PENINGKATAN AKSES LAYANAN
Penguatan upaya promotif & preventif BAGI IBU DAN BAYI
di Puskesmas, pelacakan- Meningkatkan jumlah kunjungan
pencatatan-pelaporan kematian ibu ANC dari 4x menjadi 6x, persalinan di
dan bayi, audit maternal perinatal fasilitas pelayanan kesehatan,
(AMP), pemantauan wilayah meningkatkan kunjungan PNC dari 3x
setempat, pengawasan implementasi menjadi 4x.
regulasi.
STRATEGI
INTERVENSI 2
3 PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KESEHATAN
Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu & Penguatan antenatal, persalinan, dan
Anak, Pemberdayaan masyarakat dlm postnatal termasuk pelayanan KB PP,
persiapan kehamilan, Kelas ibu hamil pelayanan kes bayi sesuai standar,
dan ibu balita, Posyandu, peningkatan kapasitas dokter umum
pemanfaatan dana desa, peran PKK terkait yankes ibu & bayi, pengampuan
perencanaan persalinan dan & pembinaan dari 13 RS Vertikal dan
pencegahan komplikasi (ambulan 4 RSUD terpilih, peningkatan skrining
desa, donor darah) masalah kesehatan ibu dan bayi.
Diperkirakan lebih
dari50% ibu hamil di
Indonesiasejak awal
kehamilannya sudah
berada dalam kondisi
tidak sehat!
SPM TERKAIT KESEHATAN KELUARGA
PP 2/ 2018 TENTANG SPM BIDANG KESEHATAN
PERMENKES NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG STANDAR TEKNIS PEMENUHAN MUTU PELAYANAN DASAR PADA SPM BIDANG KESEHATAN
1 Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai 8 Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan
standar. kesehatan sesuai standar.
2 9 Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan
Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai kesehatan sesuai standar.
standar.
3 Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai 10 Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan
standar. pelayanan kesehatan sesuai standar.
4 Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
11 Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai
5 Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining standar.
kesehatan sesuai standar. 12 Setiap orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan
6 Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun pemeriksaan HIV sesuai standar.
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
7 Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
Pelayanan kesehatan ibu hamil
PERNYATAAN STANDAR STANDAR KUANTITAS
Setiap ibu hamil mendapatkan Standar kuantitas adalah Kunjungan 6 kali selama periode kehamilan dengan ketentuan:
pelayanan antenatal sesuai 1. Dua kali pada trimester pertama.
standar. Pemerintah Daerah 2. Satu kali pada trimester kedua.
tingkat kabupaten/kota wajib 3. Tiga kali pada trimester ketiga
memberikan pelayanan STANDAR KUALITAS
kesehatan ibu hamil sesuai Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10 T, meliputi:
standar kepada semua ibu 1. Pengukuran berat badan.
hamil di wilayah kerja tersebut 2. Pengukuran tekanan darah.
dalam kurun waktu satu 3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
tahun. 4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
5. Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
Pelayanan antenatal sesuai 6. Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
standar meliputi: 7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.
1. Standar kuantitas. 8. Tes Laboratorium.
2. Standar kualitas. 9. Tatalaksana/penanganan kasus.
10. Temu wicara (konseling).
% ibu hamil mendapatkan Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar di x 100
pelayanan kesehatan ibu hamil %
wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah sasaran ibu hamil di wilayah kerja kab/kota tersebut dalam kurun
waktu satu tahun yang sama
AN
C
10T
Program
Pelayanan
Antenatal 10T
Periksa
Kehamilan
Kelengkapan
Pelayanan
Kesehatan Ibu
dan Evaluasi
Kesehatan Ibu Pelatihan Blended Learning bagi Bidan
dalam Rangka Percepatan Penurunan AKI
PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
Masalah
• Ibu hamil berisiko
• Ibu Hamil dengan Komplikasi Kebidanan • Penanganan lebih
• Ibu Hamil dengan masalah gizi lanjut sesuai
• Ibu Hamil dengan HIV-AIDS, Sifilis / IMS Ibu Hamil
• Ibu Hamil masalah
•
Lainnya dan Hepatitis sehat
Ibu Hamil dengan Malaria
• Ibu Hamil dengan TB
• Ibu Hamil dengan PTM (Hipertensi, DM dan
• Persalinan
Thalasemia) Rujuk Aman
ANC •
•
Ibu Hamil dengan masalah Kejiwaan
Ibu Hamil dengan masalah Kecacingan
ANC Terpadu
KUNJUNGAN ANTENATAL
Anamnesa
ALUR PEMERIKSAAN UMUM PPIA
Pemeriksaan 10T:
T1: Tinggi & Berat Badan (HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B)
T2: Tekanan Darah
T3: sTatus Gizi (ukur LiLa)
T4: TFU
T5: Tentukan DJJ Janin
T6: sTatus Imunisasi (TT)
Tes HIV, Sifilis & Hep B
T7: Tablet Fe (90 Tablet)
bersama HIV (-)
T8: Tes Lab (Gol darah, Hb, GDS, dengan pemeriksaan
Sifilis (-)
Pertahankan
Sifilis, HIV, laboratorium rutin
Hepatitis B, Malaria, Proteinuri, lainnya
sputum, BTA) Hepatitis B (-)
T9: Tata laksana kasus
T10: Temu wicara dan konseling Ulangi tes
Tindak Lanjut Positif HIV - Sifilis - Hepatitis Bumil + pasangan
bila
B berisiko
minimal 3
• • • Pengawasan bulan
Pengobatan (ART) Pengobatan (BPG)
• • • Kondom
Kondom Kondom
• • • Trace Pasangan
Trace Pasangan Trace Pasangan
• IO Lain • Comorbid Lain • Comorbid Lain
DENGAN TANPA
ACT # 3 HARI GEJALA GEJALA
POSITIF NEGATIF
Wilayah endemis tinggi malaria semua ibu hamil skrining
malaria, di wilayah endemis rendah dilakukan secara
selektif
** jika malaria berat beri pra rujukan dengan artesunat i.m Lanjutkan ANC
LLIN (pakai kelambu)
(dosis 2.4mg/kgBB) Zat Besi / Folat
ACT yaitu Dihydroartemisinin + Piperaquin Nutrisi
(DHP) 3-3-3
4
27
7
• Setiap pasangan yang memiliki sifat atau riwayat keluarga Thalassemia, dan berencana memiliki anak
dianjurkan untuk melakukan skrining saat pertama kali kunjungan ANC.
• Jika ibu merupakan pembawa sifat atau ”carrier” Thalasemia, maka skrining kemudian dilanjutkan pada
ayah janin dengan teknik yang sama.
• Jika ayah janin normal maka skrining janin (pranatal diagnosis) tidak disarankan.
• Jika ayah janin merupakan pengidap atau ”carrier” Thalasemia maka disarankan mengikuti konseling
genetik dan jika diperlukan melanjutkan pemeriksaan skrining pada janin (pranatal diagnosis).
• Pemeriksaan bayi baru lahir tidak umum dilakukan tetapi dapat dilakukan bila kedua orangtuanya adalah
pembawa sifat Thalassemia.
• Untuk pasangan dengan yang salah satunya “carrier”, atau keduanya “carrier” atau salah satunya
penyandang atau keduanya penyandang diberikan edukasi komprehensive tentang kondisi yang mungkin
dialami oleh anak yang akan dilahirkan.
• Diagnosis Prenatal adalah kegiatan pemeriksaan yang bertujuan mendiagnosis janin apakah menderita
Thalasemia mayor/minor/normal.
• Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada janin dari pasangan yang keduanya adalah pembawa sifat
Thalassemia.
8 PELAYANAN KESEHATAN JIWA PADA IBU HAMIL
Pada kunjungan pertama ANC, dilakukan skrining kesehatan jiwa ibu hamil
Stres
Gangguan Kecemasan Menyeluruh
Gangguan Panik
Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)
Gangguan Somatoform
Gangguan Stres Paska Trauma
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan NAPZA
Gangguan Depresi
Gangguan Skizofrenia
Jika melalui deteksi dini dan wawancara klinis diduga terdapat masalah kejiwaan bagi ibu hamil, maka petugas
kesehatan dapat menggunakan :
•instrumen Strength Difficulties Questionnaire-25 (SDQ-25) untuk ibu hamil berusia di bawah 18 tahun, guna
mendeteksi kecemasan dan depresi (Ibu hamil mengalami gangguan jiwa jika pernyataan YA ≥ 6),
• instrumen Self Reporting Questionnaire-29 (SRQ-29) untuk ibu hamil berusia di atas 18 tahun, Ibu hamil mengalami
gangguan jiwa bila pertanyaan no 1 sampai 20 terdapat ≥ 6 yang pernyataannya YA untuk cemas dan depresi,
pertanyaan no 21 untuk menskrining penggunaan NAPZA, pertanyaan No. 22-24 untuk menskrining gangguan psikotik,
dan pertanyaan no 25-29 untuk menskrining gangguan stres paska trauma. 29
ALUR PEMERIKSAAAN KESEHATAN JIWA IBU HAMIL
IBU HAMIL
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
SDQ SRQ 29
§ Pada kunjungan pertama ANC, dilakukan skrining status imunisasi Td ibu hamil,
apabila diperlukan, diberikan imunisasi pada saat pelayanan antenatal
Tujuan :
§ Untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi
baru lahir
§ Melengkapi status imunisasi Tetanus
36
Rekomendasi Utama untuk Tenaga Kesehatan yang
Menangani Pasien COVID-19 Khususnya Ibu Hamil
• Penggunaan APD sesuai standar dan tetap lakukan protokol kesehatan pencegahan
penularan COVID-19.
• Penularan COVID-19 terjadi melalui kontak, droplet dan airborne. Untuk itu perlu dijaga
agar proses penularan ini tidak terjadi pada tenaga kesehatan dan pasien.
• Jaga jarak minimal 1 meter jika tidak diperlukan tindakan
Pemeriksaan oleh dokter minimal 1 kali Tindak lanjut Pemeriksaan oleh dokter minimal 1
Skrining faktor risiko sesuai hasil kali
Jika ibu hamil datang pertama kali ke Tindak lanjut sesuai hasil skrining
bidan, maka bidan tetap melaku kan skrining
dan skrining risiko persalinan untuk
pelayanan antenatal seperti biasa, menetapkan faktor risiko
kemudian merujuk ibu hamil ke dokter persalinan, tempat persalinan, dan
untuk menjalani skrining penentuan kebutuhan rujukan
P4K Pengisian stiker P4K dilakukan Pengisian stiker P4K dilakukan oleh
oleh tenaga kesehatan pada ibu hamil atau keluarga dipandu
saat pelayanan antenatal. bidan/perawat/dokter melalui
media komunikasi.
Alur Pelayan an A N C pa da m as a Pandem i
Pelayanan ANC pada Ibu Hamil dg
Suspek / terkonfirmasi Covid-19 Rujukan Ibu Hamil dg Suspek /
terkonfirmasi Covid-19
Rekomendasi khusus pemberian pelayanan ANC kepada ibu hamil
berstatus suspek atau terkonfirmasi COVID-19: • Prinsip utama dalam mekanisme rujukan mengurangi
kepanikan dan kegaduhan yg tidak perlu dg cara menyiapkan
rujukan terencana Ibu hamil bagi yg membutuhkan, bertumpu
a. Ibu hamil terkonfirmasi COVID-19 harus segera pada proses pelayanan KIA yg mengguna kan continuum of
dirawat di care dan sistem rujukan yg ada, baik itu dg Sistem Pelayanan
rumah sakit. Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), Si Jari Emas, dst.
b. Investigasi laboratorium rutin seperti tes darah dan • Rujukan terencana ditujukan bagi:
urinalisis tetap di lakukan. a. Ibu hamil dengan faktor risiko persalinan dirujuk ke RS
c. Pemeriksaan rutin ultrasonografi untuk sementara untuk menjalani penatalaksanaan risiko atau komplikasi
waktu dapat ditunda sampai ada rekomendasi persalinan.
episode isolasinya berakhir. Pemantauan
b. Ibu hamil dengan faktor risiko COVID-19, Skrining faktor
selanjutnya dianggap sebagai kasus risiko tinggi.
risiko persalinan dilakukan di rumah sakit rujukan.
d. Perawatan antenatal lanjutan pascaperawatan c. Ibu hamil dengan status suspek dan terkonfirmasi COVID-19
dilakukan 14 hari setelah periode penyakit akut
berakhir. Pemeriksaan ultrasonografi antenatal d. Jika tidak ada faktor risiko yang membutuhkan rujukan
untuk pengawasan pertumbuhan janin dilakukan terencana, pelayanan antenatal selanjutnya dapat dilakukan
14 hari setelah resolusi penyakit akut. di FKTP.
Penutu
p
1. PELAYANAN ANC SESUAI STANDAR secara komprehensif dan berkualitas
dapat memberikan PERLINDUNGAN secara menyeluruh terhadap ibu dan
bayinya selama proses kehamilan.
TERIMA KASIH