You are on page 1of 16

TEORI PRODUKSI

A. Faktor Produksi
Faktor Produksi Faktor Produksi Utama

• Lahan
Faktor Produksi Faktor Produksi • Modal
• Tenaga kerja
• Kewiraswastaan

Sifatnya tidak habis dipakai dalam Sifatnya habis dipakai dalam satu
satu periode produksi serta relatif periode produksi, serta besar
tidak dipengaruhi oleh jumlah penggunaannya sangat berkaitan
produk yang dihasilkan. dengan jumlah produk yang
Contoh: kandang, peralatan tahan dihasilkan.
lama, kendaraan, mesin pelet Contoh: pakan dan bahan bakar
B. Jangka Waktu
Jangka Waktu
Produksi

Jangka Pendek Jangka Panjang


Analsisis kegiatan Dalam jangka panjang
produksi di suatu semua faktor produksi
perusahaan dalam dapat mengalami
jangka pendek apabila perubahan, artinya
sebagian dari faktor bahwa dalam jangka
produksi dianggap panjang semua faktor
tetap jumlahnya. produksi dapat
ditambah jumlahnya
untuk meningkatkan
produksi.
C. Ukuran Produktivitas
Produk Total (Total
Product) yaitu jumlah Produk Marjinal (Marginal Produk Rata-rata (Average
produk keseluruhan yang Product) yaitu penambahan Product) yaitu rata-rata jumlah
dihasilkan dari sejumlah jumlah produk sebagai akibat produk yang dihasilkan untuk
faktor produksi. Misalnya penambahan satu satuan faktor setiap satuan faktor produksi
dari sejumlah 1.96 kg produksi. Misalnya untuk yang dicapai. Misal: pada
konsentrat dihasilkan 1 kg menambah produksi susu dari 8 tingkat produksi 12
broiler. liter/ekor/hari menjadi 12 liter/ekor/hari jumlah
liter/ekor/hari, konsentrat yang diberikan
perluditambahkan pemberian sebanyak 8 kg/ekor/hari.
konsentrat sebanyak Produk rata-ratanya adalah 1,5
8kg/ekor/hari. Berarti produk liter/kg.
marjinalnya adalah 4 liter/8 kg
atau sama dengan 0,5 liter/kg.
D. Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah
1. Kenaikan Hasil Tetap (Constant Return to Scale).
Penambahan tiap satu satuan faktor produksi yang terus menerus menyebabkan kenaikan hasil yang
tetap.

2. Kenaikan Hasil Bertambah (Increasing Return to Scale)


Apabila ke dalam suatu proses produksi ditambahkan secara terus menerus satu satuan faktor
produksi akan mengakibatkan penambahan produk yang makin lama makin meningkat.

3. Kenaikan Hasil Berkurang (Decreasing Return to Scale)


Penambahan satu satuan faktor produksi yang terus menerus akan menyebabkan penambahan
produk yang makin lama makin berkurang.
Lanjutan
4. Kombinasi antara Kenaikan Hasil Bertambah dengan Kenaikan Hasil
Berkurang.
Dalam suatu proses produksi apabila secara berturut-turut ditambahkan satu satuan faktor
produksi variabel pada faktor produksi tetap, pada tahap awal, produksi total akan bertambah
dengan pertambahan yang makin besar, tetapi sampai pada tingkat tertentu pertambahannya
akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif, dan ini mengakibatkan
pertambahan produksi total semakin kecil sampai mencapai produksi maksimal dan kemudian
produksi total menurun.
TEORI BIAYA
A. Macam Biaya
Biaya eksplisit adalah pengeluaran aktual
perusahaan untuk menggunakan, menyewa,
Eksplisit atau membeli input yang diperlukan dalam
aktivitas produksi. Biaya ini meliputi upah
tenaga kerja; sewa modal, peralatan, dan
gedung; dan harga pembelian bahan baku

Biaya dan barang setengah jadi.

Biaya implisit adalah nilai input yang


dimiliki dan digunakan oleh perusahaan
dalam aktivitas produksi. Meskipun
perusahaan tidak mengeluarkan biaya untuk
Implisit menggunakan input semacam ini, input ini
bukan barang bebas karena perusahaan dapat
menjual/menyewakan pada perusahaan lain.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
2. Bahan-bahan pembantu atau penolong
3. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
4. Penyusutan peralatan produksi
5. Uang modal dan sewa
6. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan,
biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan
8. Pajak
B. Biaya Produksi Tetap dan Biaya Produksi
Variabel
1. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu
proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya bahan baku langsung dan
tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu juga dengan supervise, listrik, dan biaya
overhead lainnya yang dapat langsung ditelusuri pada departemen tertentu.

2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)


Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara
langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu penerangan
dan Air Conditioning pada suatu fasilitas.
Lanjutan

3. Biaya Tetap Total (Total Fixed 4. Biaya Variabel Total (Total Variabel
Cost/FC) Cost/VC)
Biaya Tetap Total adalah biaya yang Biaya Variabel Total adalah biaya yang
tetap harus dikeluarkan walaupun dikeluarkan apabila berproduksi dan
perusahaan tidak berproduksi. Ex:gaji
pegawai, biaya pembuatan gedung, besar kecilnya tergantung pada banyak
pembelian mesin-mesin dan sewa tanah. sedikitnya barang yang diproduksi.
TC = FC + VC Semakin banyak barang yang diproduksi
biaya variabelnya semakin besar, begitu
FC = TC – VC
juga sebaliknya.
Ket:
VC = TC – FC
TC = Biaya total (Total Cost)
FC = Biaya tetap (Fixed Cost)
VC = Biaya Variabel (Variable Cost)
Lanjutan
5. Biaya Total (Total Cost/TC)
6. Biaya Tetap Rata-Rata 7. Biaya Variabel Rata-
Biaya total merupakan jumlah (Average Fixed Cost/AFC) Rata (Average Variabel
keseluruhan biaya produksi yang Cost/AVC)
dikeluarkan perusahaan yang Biaya Tetap Rata-Rata adalah
terdiri dari biaya tetap dan biaya hasil bagi antara biaya tetap Biaya variabel rata-rata
variabel. Artinya, biaya total total dan jumlah barang yang adalah biaya variable satuan
adalah jumlah biaya tetap dan dihasilkan. unit produksi.
biaya variabel. AFC = FC/Q AVC = VC/Q
TC = FC + VC Ket: ket:
FC = Biaya Tetap Total VC = Biaya Variabel Total
Q = Kuantitas Q = Kuantitas
C. Elastisitas Biaya
Elastisitas biaya, εc mengukur persentase perubahan biaya total
(TC) yang disebabkan oleh satu persen perubahan output

Hubungan antara elastisitas biaya dengan returns to scale adalah sebagai berikut:
KASUS
 Judul : Analisis Pendapatan Dan Pengambilan Keputusan Dalam
Menentukan Tanaman Sayuran Unggulan Di Kecamatan Gisting Kabupaten
Tanggamus
 Tahun : 2013
 Penulis : Atika Khoirunnisa, Dwi Haryono, Adia Nugraha
 Instansi : Universitas Lampung
 Rumusan Masalah: (1)Bagaimana memperoleh urutan komoditas sayuran
unggulan yang tepat sebagai upaya pengembangan usahatani dan
hubungan antara pendapatan usahatani sayuran di Kecamatan Gisting
Kabupaten Tanggamus dengan hasil pengambilan keputusan tanaman
sayuran unggulan. (2)Berapakah tingkat pendapatan usahatani untuk
setiap jenis tanaman sayuran di Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus.
 Tujuan: (1)Menganalisis pendapatan usahatani untuk setiap jenis tanaman sayuran
(sawi, terong, tomat, mentimun, dan cabai) di Kecamatan Gisting Kabupaten
Tanggamus. (2)Menyusun urutan komoditas sayuran unggulan sebagai upaya
pengembangan usahatani selama proses aktivitas pertanian di Kecamatan Gisting
Kabupaten Tanggamus. (3)Menganalisis hubungan antara pendapatan usahatani
sayuran di Kecamatan Gisting dengan hasil pengambilan keputusan tanaman sayuran
unggulan.
 Hasil Penelitian: (1)Pendapatan total usahatani sayuran terbesar di Kecamatan
Gisting Kabupaten Tanggamus per ha adalah pendapatan untuk usahatani cabai,
yaitu sebesar Rp97.097.436 dan terkecil adalah mentimun, yaitu sebesar
Rp9.280.180. (2)Adapun urutan komoditas sayuran unggulan yang tepat yaitu
usahatani cabai, sawi, tomat, terong, dan mentimun. (3)Terdapat hubungan yang
positif dan erat antara pendapatan dan pengambilan keputusan, dimana semakin
besar pendapatan dari suatu komoditas maka semakin kuat keputusan petani untuk
memilih komoditas tersebut.
Terima Kasih

You might also like