You are on page 1of 19

HUKUM ORGANISASI

INTERNASIONAL

Landasan Hukum
Organisasi Internasional
Pertemuan ke XI

Dyah Rosiana Puspitasari, S.H., LL.M


Landasan Hukum Organisasi
Internasional
• Setiap organisasi internasional mempunyai aturan-aturan yang merupakan hukumnya sendiri.
Bagaimana suatu organisasi internasional memperlakukan hukumnya tergantung pada
organisasi internasional itu sendiri.
• Sebagai contoh, hukum Uni Eropa dapat berdampak langsung pada hukum nasional negara
anggotanya.
• Dapat dipastikan bahwa suatu organisasi internasional mempunyai anggaran dasar sebagai
landasan kerjanya.
• Perkembangan hukum selanjutnya dari organisasi internasional tergantung pada keputusan
yang dibuat oleh perlengkapan/organ organisasi internasional.
• Perkembangan hukum selanjutnya dari organisasi internasional tergantung pada keputusan
yang dibuat oleh perlengkapan/organ organisasi internasional.
• Perjanjian internasional yang dibuat antara negara-negara untuk
membuat suatu organisasi internasional biasanya disebut anggaran
dasar organisasi internasional

ANGGARAN DASAR
Penyebutanny pun berbeda-
ORGANISASI
beda
INTERNASIONAL
• PBB misanya menyebut Charter (Piagam)
• Mahkamah Internasional, Dewan Eropa ,Statute (statuta)
• LBB, Convenant (perjanjian)
• ILO Unesco, WHO, dan FAO, Constitution (Konstitusi);
• ICAO dan IMO, Convention (Konvensi);
• IMF dan IBRD, Article of Agreement (Pasal Perjanjian).
ANGGARAN DASAR
ORGANISASI
INTERNASIONAL
• Anggaran dasar suatu organisasi internasional tidak selalu berbentuk dokumen hukum yang
tersendiri.
⚬ Sebagai contoh, anggaran dasar ICAO merupakan bagian dari Chicago Convention on
International Civil Aviation.
⚬ Perjanjian LBB dan Anggaran Dasar ILO aslinya merupakan bagian dari perjanjian
perdamaian (peace treaties) tahun 1919.
Anggaran dasar
organisasi internasional
pada umumnya pembentukan suatu badan hukum (creation
01
merupakan suatu of a legal person)

perjanjian multilateral
pembatasan untuk reservasi (limitation on
02 reservation)

Menurut Henry G. Schermers, hal yang pembaruansecaradiam-diam(tacitrenewal)


biasanya membedakan anggaran dasar 03
organisasi internasional dengan perjanjian
multilateral adalah sebagai berikut
• Pembentukan suatu badan hukum
(creation of a legal person)

■ Tidak seperti perjanjian internasional pada umumnya, anggaran dasar organisasi internasional
tidak hanya mengatur masalah hakdan kewajiban negarapihak, tetapi, yang penting, juga
membentuk subjek hukum internasional yang baru.
■ Sebagai subjek hukum internasional, organisasi internasional mempunyai perlengkapan/organ
sendiri serta mengambil sendiri bagian dalam hubungan internasional, bahkan organisasi
internasional dapat menjadi pihak dalam suatu perjanjian internasional.
■ Tujuan anggaran dasar organisasi internasional adalah menentukan struktur dan aturan dari fungsi
organisasi internasional.
2. Pembatasan untuk reservasi (limitation on reservation)

• Walaupun dalam perjanjian multilateral diperbolehkan, reservasi tidak


dikehendaki dalam anggaran dasar organisasi internasional karena negara anggota
organisasi internasional tidak hanya bekerja sama dengan anggota lain untuk
berpartisipasi dalam organisasi internasional, tetapi juga bersama-sama
memutuskan masalah-masalah penting.
• Oleh karena itu, negaranegara anggota membutuhkan aturan yang sama yang
mengikat mereka untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
• Di samping itu, bila diperlukan penyesuaian dengan kebutuhan organisasi
internasional, dalam anggaran dasar dapat diadakan perubahan.
)
3. Pembaruan secara diam-diam (tacitrenewal).
• Organisasi internasional harus dapat beradaptasi dengan per
ubahan yang terjadi dalam masyarakat.
• Organisasi internasional mempunyal perlengkapan/organ
yang diberi wewenang untuk mengadakan perubahan
anggaran dasar bila hal itu diperlukan. Anggaran dasar
organisasi biasanya telah menentukan bagaimana anggaran
dasar itu diubah. Meskipun tidak adaketentuan untuk
perubahan, konstitusi dapat diubah.
3. Pembaruan secara diam-diam (tacitrenewal).
• Perlengkapan/organ utama organisasi internasional dapat
mengadakan penafsiran atasketentuan dalam konstitusi sesuai
dengan tujuan organisasi. Bila penafsiran itu tidak ditolak berarti
negara anggota menyetujuinya dan penafsiran itu akan mengikat.
• Walaupun dalam amandemen telah ditentukan perlengkapan/ organ
utama organisasi internasional yang berhak mengadakan
amandemen, kadang kadang masih dibutuhkan sidang khusus
(special review conference) untuk mendapatkan pandangan yang
komprehensif untuk suatu perubahan. Sebagai contoh, ketentuan
dalam Pasal 109 (1) Piagam PBB
3. Pembaruan secara diam-diam (tacitrenewal).
• Jadi, berdasarkan Pasal 109 (1) Piagam MajelisPBB,Umum
perubahan PBB harus dilakukan dengan sidang Majelis Umum
PBB yang diusulkan oleh dua pertiga anggotamajelis umum dan
suara sembilan anggota Dewan Keamanan.
• Sementara untuk perubahan yang ada disepakati oleh dua pertiga
suara sidang dan akan berlaku apabila diratifikasi sesuai dengan
proses konstitusi oleh dua pertiga anggota PBB, termasuk segenap
anggota tetap Dewan Keamanan (Pasal 109 [2] Piagam PBB).
3. Pembaruan secara diam-diam (tacitrenewal).
• Dari ketentuan tersebut amandemen Piagam dilakukan melalui dua
tahap.
⚬ Pertama, pemungutan suara yang diputuskan dalam sidang
Majelis Umum.
⚬ Kedua, ratifikasi oleh dua pertiga anggota PBB, termasuk
kelima anggota tetap Dewan Keamanan. Namun, di FAO
amandemen anggaran dasarnya hanya memerlukan tahap
pertama, yaitu konferensi dapat mengadakan amandemen
anggaran dasar FAO atas persetujuan dua pertiga suara
mayoritas yang mewakili lebih dari suara setengah anggota FAO
(Pasal 20 Konstitusi FAO).
3. Pembaruan secara diam-diam (tacitrenewal).
• Ratifikasi dari para anggota untuk amandemen anggaran dasar
sebelum amandemen itu berlaku didasarkan pada kebutuhan akan
adanya kesepakatan (consent) dari para anggota. Prinsip
kesepakatan (consent principle) ini berbeda dengan prinsip legislatif
(legislative principle).
Prinsip Amandemen Anggaran Dasar OI
• Prinsip Kesepakatan
• Kebutuhan akan adanya kesepakatan dari para anggota untuk berlakunya amandemen
anggaran dasar merupakan prinsip yang telah lama dianut oleh masyarakat
internasional. Sebagai contoh, dalam Pasal 26 (1) Konvensi LBB
• Amendment to this covenant will take effect when ratified by the members of the
League whose Representative composes the Council and by majority of the members of
the League whose Representatives Compose the Assembly.
Prinsip Amandemen Anggaran Dasar OI
• Prinsip Kesepakatan
Sanevitara Konvensi ICAO Pasal 94 (a) menentukan:
• Any proposed amendment to this convention mustbe approved by a two-thirds vote of
the Assembly and shall then come into force in respect of states which have ratified
such amendment when ratified by a number of contractingstates specified by the
assembly. The number of so specified shall not less than two-thirds of the total number
of contracting states.
• Jadi, menurut ketentuan Pasal 94 (a) Konvensi ICAO, pada tanap pertama amandemen
itu harus disetujui oleh dua pertiga suara di Majelis. Tahap kedua, untuk dapat berlaku,
amandemen harus diratifikasi oleh tidak kurang dari dua pertiga anggota Majelis dan
beberapa negara yang ditentukan Majelis.
2. Prinsip Legisiatif
• Dalam prinsip legislatif diperlukan suara mayoritas untuk menentukan amandemen yang
akan mengikat anggota yang tidak setuju (minoritas). Prinsip ini dianut dalam Pasal 108
Piagam PBB
• menurut Pasal 108 Piagam PBB, suatu amandemen harus disetujui oleh dua pertiga
anggota Majelis Umum dan diratifikasi oleh dua pertiga anggota PBB, termasuk semua
anggota tetap Dewan Keamanan.
• Amandemen tersebut berlaku untuk semua anggota PBB. Dari ketentuan tersebut dapat
dimengerti mengapa sampai saat ini perubahan Piagam sebagaimana ditentukan dalam
Pasal 108 belum pernah terjadi. Persyaratan tentang adanya kesepakatan dari semua
anggota tetap Dewan Keamanan itulah yang menjadi kendala.
KOMBINASI ANTARA KEDUA

PRINSIP
Selain kedua prinsip sebelumnya, amandemen juga bisa dibedakan menjadi amandemen
minor dan mayor.
• Perubahan amandemen minor cukup dilakukan dengan prinsip legislatif, sedangkan
perubahan amandemen mayor memerlukan prinsip kesepakatan.
• Sebagai contoh, Pasal 20 Konstitusi FAO membedakan antara perubahan yang
menyangkut kewajiban-kewajiban baru para anggota dan yang tidak. Perubahan yang
menyangkut kewajiban baru para anggota memerlukan pengesahan dari dua pertiga
anggota konferensi yang diikuti dengan ratifikasi oleh dua pertiga anggota. Perubahan itu
berlaku untuk semua anggota yang meratifikasi. Sementara perubahan yang tidak
menyangkut kewajiban baru para anggota harus disahkan oleh dua pertiga anggota
konferensi.
BERLAKUNYA SUATU
AMANDEMEN
Kapan berlakunya suatu amandemen ditentukan oleh anggaran dasar
itu sendiri. Biasanya amandemen untuk penambahan
perlengkapan/organ utama berlaku efektif sehari setelah amandemen
disahkan.
PENOLAKAN SUATU AMANDEMEN OLEH
ANGGOTA

Ada kemungkinan anggota menolak suatu amandemen. Hal ini biasa


terjadi dalam amandemen dengan prinsip kesepakatan atau pada
penerapan prinsip legislatif di mana anggota menolak untuk menerima
kehendak mayoritas. Dalam hal ini, anggota yang menolak mungkin
bisa mengundurkan diri.
Terima kasih!

You might also like