You are on page 1of 86

ASFIKSIA NEONATORUM

1
INDIKATOR BELAJAR
Mampu menjelaskan :
 Definisi asfiksia Neonatorum

 Faktor Risiko

 Patofisiologi

 Penatalaksanaan

2
REFERENSI
 Rinawati & Lili. 2014. Resuitasi Neonatus. UKK
neonatologi IDAI.
 IDAI. 2016. Pendidikan kedokteran Berkelanjutan

 Escobedo MB, Aziz K, Kapadia VS, et al. 2019


American Heart Association Focused Update on
Neonatal Resuscitation: An Update to the American
Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary
Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care.
Pediatrics. 2020;145(1):e20191362.
doi:10.1542/peds.2019-1362
 Kemenkes RI. Buku saku Pelayanan Neonatal. 2010
3
 Dirjen Kesmas.
Kemenkes.http://www.kesmas.kemkes.go.id/
 Endang L Achadi. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia. Kematian Maternal dan Neonatal
di Indonesia. Disampaikan pada Rakerkesnas 2019 di
ICE, BSD, Tangerang, Banten, tgl 13 Februari 2019
 Gillam-Krakauer, M., & Gowen Jr, C. W. (2019). Birth
asphyxia. In StatPearls [Internet]. StatPearls Publishing.
 John H. Menkes Harvey B. Sarnat
https://neupsykey.com/perinatal-asphyxia-and-trauma/
4
 https://www.abclawcenters.com/frequently-asked-
questions/how-do-babies-breathe-in-the-womb-and-how-
can-fetuses-be-deprived-of-oxygen/
 Rinawati Rohsiswatmo. NEONATAL RESUSCITATION
UPDATE. https://slideplayer.info/slide/11978225/
 Agus Saptanto. Kegawatdaruratan Neonatus. Disampaikan
dalam Seminar Kesehatan “Peningkatan Kompetensi Dan
Self Evidence Dalam Kegawatdaruratan Maternal
Neonatal” Semarang , 9 September 2017.
https://slideplayer.info/slide/11816554/
5
 Helping Babies Breath. USAID. Mchip, AAP
 Dharmasetiawani, Nani. Resusitasi Neonatus (Konsensus
2010). http://www.perinasia.com/post/116

6
 Setiap tahun, lebih dari satu juta bayi baru lahir di dunia
meninggal dalam hari-hari pertama kehidupannya,
dimana dua pertiga dari kematian ini sebenarnya dapat
diselamatkan dengan perawatan dasar pada saat lahir dan
pada periode awal neonatus.

7
8
9
10
poned 2012/nd
11
 angka kematian neonatal (AKN) 15 per 1000 KH
menurut SDKI tahun 2017.
 Kematian neonatal di desa/kelurahan 0-1 per tahun
sebanyak 83.447,
 di Puskesmas kematian neonatal 7-8 per tahun sebanyak
9.825, dan
 angka kematian neonatal di rumah sakit 18 per tahun
sebanyak 2.868.

12
PENYEBAB ANGKA KEMATIAN
NEONATAL

 komplikasi kejadian intraparum tercatat 28,3%,


 akibat gangguan respiratori dan kardiovaskular 21.3%,
 BBLR dan premature 19%,
 kelainan kongenital 14, 8%,
 tetanus neonatorum 1,2%,
 infeksi 7.3% dan
 akibat lainnya 8.2%.
13
14
TRANSISI NEONATUS

15
16
17
18
19
DEFINISI ASFIKSIA

• BBL yang tidak dapat bernapas secara spontan dan


teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah
lahir

20
poned 2012/nd
21
poned 2012/nd
22
23
PATOFISIOLOGI

24

asfiksia, cerebral palsi, kejang


25
ASFIKSIA DAN KERUSAKAN OTAK

26
LANGKAH PROMOTIF/PREVENTIF
Sebetulnya asfiksia pada BBL, dapat dicegah.
Tindakan pencegahan:
• ANC secara teratur yang berkualitas
• Meningkatkan status nutrisi ibu
• Manajemen persalinan yang baik dan benar
• Melaksanakan Pelayanan Neonatal Esensial.

27
PERSIAPAN RESUSITASI
 Tenaga terampil terlatih untuk resusitasi, dapat
melakukan resusitasi lengkap
 Resusitasi minimal 4 tangan
 Peralatan resusitasi yang memadai
 Tindakan pencegahan infeksi
 Pastikan suhu ruangan 24-26OC dan bayi tetap
kering.

28
PERSIAPAN TEMPAT PERSALINAN

29
 Gunakan ruangan yang hangat & terang
 Tempat resusitasi yang bersih, kering hangat, datar

 Letakkan tempat resusitasi dekat pemancar panas &


tidak berangin
 Infant radiant warmer disiapkan 20 menit sebelum
persalinan
 Apabila tidak ada, gunakan meja resusitasi dengan
lampu 60 watt berjarak 60 cm dari bayi

30
 Gunakan plastik bening untuk membungkus bayi
dengan berat <1500gram
 Memakaikan topi pada kepala bayi

 Gunakan matras penghangat untuk bayi <1000


gram
 Gunakan inkubator transport yang sudah
dihangatkan atau transportasi dengan kontak skin-
to-skin (metode kangguru) pada fasilitas terbatas
saat memindahkan bayi dari ruang bersalin ke ruang
perawatan

31
PRINSIP
RESUSITASI YANG BERHASIL
● Menilai dengan benar
● Mengambil keputusan dengan tepat
● Melakukan tindakan dengan tepat dan cepat
● Mengevaluasi hasil tindakan

32
poned 2012/nd
33
DIAGRAM ALUR RESUSITASI

1. Bantuan resusitasi di fasilitas yang sangat


terbatas.

2. Bantuan resusitasi di fasilitas yang lebih


lengkap.
34
RESUSITASI DI FASILITAS TERBATAS :
 Menggunakan alur Resusitasi Kemenkes (2013) atau
 Panduan Helping Babies Breathe (HBB) (American
Academy of Pediatrics 2012)

35
RESUSITASI DI
FASILITAS
TERBATAS :
ALUR RESUSITASI
KEMENKES (2013)

36
TERBATAS.
THE FIRST GOLDEN MINUTES: HELPING BABIES BREATHE

 Helping babies breathe (HBB) merupakan kunci dalam


edukasi berdasarkan evidence-based medical yang
dirancang untuk meningkatkan resusitasi nenonatus
terutama untuk fasilitas terbatas
 Sepuluh persen bayi membutuhkan bantuan pernapasan
dalam satu menit pertama (The Golden Minute).
 Intervensi sederhana di fasilitas terbatas seperti
perbaikan langkah untuk menolong bayi baru lahir dapat
menurunkan angka kematian 47%

37
HELPING BABIES
BREATHE
Skema rencana
pelaksanaan HBB.
Golden minute berada
di sudut kanan atas
menunjukkan bahwa
balon/sungkup
ventilasi harus sudah
disediakan untuk
penanganan golden
minute (satu menit)

38
CATATAN PENGGUNAAN KASUS UNTUK MENGGAMBARKAN JALUR KLINIS
RENCANA AKSI HBB

39
PENILAIAN & LANGKAH AWAL

40
PENILAIAN AWAL : BBL DENGAN TONUS OTOT
YANG BAIK VS TONUS OTOT YANG JELEK

41
MENJAGA KEHANGATAN

42
 Tempatkan bayi pada
posisi telentang dan
kepala di tengah Selimut
atau handuk setebal 2 cm
ditempatkan di bawah
bahu bayi untuk
membantu
mempertahankan posisi
kepala bayi,

43
MEMBUKA JALAN NAPAS

44
PENGISAPAN MULUT DAN FARING
 Secara umum pengisapan hanya
dilakukan pada bayi tidak bugar dan
menunjukkan gejala obstruksi yang
jelas, seperti tampaknya
mekoneum/darah pada jalan napas,
terdapat suara napas tambahan,
distres napas, dan laju denyut
jantung di bawah 100 kali per menit.
 Kateter isap besar harus dimasukkan
dengan kedalaman tidak lebih dari 5
cm dari mulut pada bayi cukup
bulan, dan tidak boleh lebih lama
dari beberapa detik

45
MENGERINGKAN DAN MERANGSANG TAKTIL
BAYI
 Bila respons bayi tidak ada atau lemah,
maka penolong dapat melakukan
stimulasi dengan cara mengeringkan bayi
dengan handuk secara cepat namun
lembut.
 Menepuk pipi, memukul
pantat,menggoyang, atau menggantung
bayi secara terbalik berpotensi bahaya
dan tidak boleh dilakukan.
 Sepanjang resusitasi, posisi bayi harus
dijaga agar kepala dan leher tetap dalam
posisi netral, terutama bila tonus otot
bayi lemah
 Kain yang sudah basah harus segera
diganti dengan kain baru yang kering dan
bersih agar bayi tetap hangat
46
 Pada periode ini, jika bayi diberikan rangsang taktil, bayi
akan kembali bernapas. Namun jika bayi terus mengalami
kekurangan oksigen selama apnu primer, bayi akan
berusaha napas megap-megap dan kemudian memasuki
periode apnu sekunder.
 Selama periode apnu sekunder, rangsang taktil
berkepanjangan tidak akan berhasil dan bantuan
pernapasan harus diberikan.

47
MEMPOSISIKAN KEMBALI BAYI PADA POSISI
MENGHIDU (SETENGAH EKSTENSI)
 Setelah mengeringkan
dan menstimulasi bayi,
kembalikan posisi bayi
seperti sebelumnya yaitu
setengah ekstensi untuk
membuka jalan napas
bayi.

48
49
OBSERVASI USAHA NAFAS & LDJ
JIKA TIDAK BERNAFAS/ MEGAP-MEGAP/
LDJ<100X/MENIT, LAKUKAN VENTILASI
TEKANAN POSITIF

50
VENTILASI TEKANAN POSITIF

51
PEMASANGAN SUNGKUP WAJAH
 Sungkup wajah yang baik harus menutupi ujung
dagu, mulut dan hidung

52
SUNGKUP WAJAH

53
Tiga metode anjuran untuk memegang sungkup Laerdel®
 “Stem Hold” : titik temu antara ‘batang’ dan sungkup
dipegang dengan jari telunjuk dan jempol
 “Two-Point Top Hold”: Jari jempol dan telunjuk menekan
sisi atas sungkup yang datar. Bagian ‘batang’ tidak
dipegang dan jari tidak memegang tepi sungkup
 “OK Rim Hold”: jempol dan telunjuk membentuk C
(seperti tanda OK) 54
 Cara memegang sungkup wajah Fisher&Paykel®
disebut dengan Rim Hold.
 Dengan metode ini, tangan kiri penolong memegang
sungkup dengan jari-jari membentuk huruf C dengan
ibu jari dan telunjuk menekan sungkup ke wajah,
sedangkan 3 jari lainnya memegang sambil
mengangkat tepi rahang bawah bayi ke atas (jaw
thrust)

55
VENTILASI

56
KAPAN HARUS MERUJUK?
• Paling ideal : rujukan antepartum untuk ibu risiko tinggi
/komplikasi
• Bila Faskes tak punya fasilitas lengkap, maka
– Lakukan rujukan bila bayi tidak memberi respons terhadap tindakan
resusitasi selama 2- 3 menit

57
KAPAN MENGHENTIKAN RESUSITASI .
Resusitasi dinilai tidak berhasil jika:
• Bayi tidak bernapas spontan dan tidak terdengar denyut
jantung, kemudian telah dilakukan resusitasi secara
efektif selama 10 menit denyut jantung tetap tidak
terdengar, resusitasi dapat dihentikan.

58
MEKANISME RUJUKAN DAN TRANSPORTASI
 Pada dasarnya merujuk ketika bayi masih di dalam
kandungan merupakan metode rujukan terbaik
namun seringkali kelahiran prematur, penyakit
perinatal, dan kelainan kongenital
tidak dapat diperkirakan dan transportasi harus
dilakukan setelah bayi dilahirkan
 Transportasi bayi baru lahir sebaiknya dilakukan
dengan menggunakan inkubator transpor
 transportasi di fasilitas terbatas dapat dilakukan
dengan metode kontak kulit dengan kulit (metode
kanguru)
 Komunikasi dengan keluarga, informed consent,
dan umpan balik dari unit rujukan

59
MENJAGA KEHANGATAN PADA BAYI
USIA GESTASI KURANG DARI 32
MINGGU
 Pada bayi dengan usia gestasi kurang
dari 32 minggu, disarankan untuk
menaikkan suhu ruangan menjadi
26OC dan membungkus bayi dengan
plastik polietilen setinggi leher
sebelum mengeringkan bayi.
 Kepala bayi tidak terbungkus dan
dikeringkan sementara bagian tubuh
sisanya terbungkus plastik dan tidak
dikeringkan sebelumnya.
 Pada bayi dengan berat di bawah
1000gram disarankan untuk
membungkus bayi dengan matras
penghangat
60
 Pengeringan handuk
tidak perlu dilakukan
pada bayi prematur
yang dibungkus dengan
plastik polietilen
karena bersifat kontra-
produktif. Bila perlu,
rangsang taktil dapat
tetap diberikan melalui
kantung plastik

61
 WHO recommendation on effectiveness of plastic
bags/wraps in providing thermal care for preterm
newborns immediately after birth
 17 November 2015

Recommendation
 There is insufficient evidence on the effectiveness of
plastic bags/wraps in providing thermal care for preterm
newborns immediately after birth. However, during
stabilization and transfer of preterm newborns to
specialized neonatal care wards, wrapping in plastic
bags/wraps may be considered as an alternative to
prevent hypothermia.
 (Conditional recommendation based on low-quality
62
evidence)
VIDEO HELPING BABIES BREATHE
 Perhatikan video berikut ini dan analisislah tatalaksana
resusitasi neonatus pada fasilitas terbatas!
 https://www.youtube.com/watch?v=0480Zbkgt5M

63
BANTUAN RESUSITASI DI FASILITAS YANG LEBIH
LENGKAP.

 Penanganan resusitasi di
fasilitas lengkap, dapat
menggunakan Alur
Resusitasi IDAI 2017
 Dilakukan bersama tim
resusitasi RS (dokter,
perawat)

64
ALUR RESUSITASI IDAI, 2017

65
66
67
 Bayi lahir bugar yang mulai bernapas dalam
waktu 10-15 detik tidak memerlukan
penghisapan oronasofaring secara rutin.
 Penghisapan yang terlalu dalam sebaiknya
dihindari terutama dalam 5 menit pertama
kehidupan, karena dapat merangsang apneu,
bradikardi dan bronkospasme.

68
 Bila memerlukan
penghisapan lendir selalu
lakukan penghisapan pada
mulut terlebih dahulu, baru
penghisapan hidung untuk
meminimalkan risiko
aspirasi.
 Penghisapan cairan
meconium dengan
melakukan endotracheal
suctioning sudah tidak
dianjurkan pada pedoman
resusitasi neonatal 2015.
69
poned 2012/nd
70
PENILAIAN DENYUT JANTUNG

beberapa cara menilai denyut jantung dapat berupa:


1. Auskultasi denyut jantung secara intermiten.
2. Saat denyut terdeteksi, palpasi nadi tali pusat juga
dapat memberikan perkiraan denyut nadi secara
cepat dan hasilnya lebih akurat dibandingkan
palpasi di tempat lain.
3. Pulse oksimeter dapat memberikan penilaian
denyut jantung berkelanjutan tanpa adanya
gangguan dari tindakan resusitasi, namun alat
oksimeter memakan waktu 1 hingga 2 menit untuk
memperoleh hasil denyut jantung dan saturasi,
dan mungkin tidak berfungsi saat perfusi kurang
baik.
71
 Selama resusitasi pada bayi cukup
bulan dan bayi prematur,
penggunaan 3-lead EKG dapat
menunjukkan hasil yang cepat dan
akurat dari denyut jantung bayi baru
lahir.
 Penggunaan EKG tidak
menggantikan kebutuhan pulse
oximetry untuk mengevaluasi
oksigenasi bayi yang baru lahir

72
73
PULSE OXYMETRI
 Pulse oximetry dapat
menampilkan laju denyut
jantung janin secara
audiovisual sepanjang
resusitasi sehingga para
anggota tim dapat melakukan
tugasnya masing-masing dan
memonitor kondisi bayi pada
saat yang bersamaan dan tidak
perlu menghentikan tindakan
resusitasi
74
PEMASANGAN INTUBASI
ENDOTRAKEAL
Indikasi intubasi endotrakeal pada
resusitasi neonatus ialah:

 Pengisapan endotrakeal awal dari


bayi dengan mekonium dan tidak
bugar.

 Jika ventilsi dengan balon-sungkup


tidak efektif atau memerlukan waktu
lama.

 Jika dilakukan kompresi dada.


 Untuk situasi khusus seperti hernia
diafragmatika kongenital atau bayi 75
berat lahir amat sangat rendah.
KOMPRESI DADA
 Indikasi kompresi dada ialah jika frekuensi denyut
jantung kurang dari 60 per menit setelah ventilasi
adekuat dengan oksigen selama 30 detik.
 Untuk neonatus, rasio kompresi:ventilasi tetap 3:1.

 Pernapasan, frekuensi denyut jantung, dan oksigenasi


harus dinilai secara periodik dan kompresi – ventilasi
tetap dilakukan sampai frekuensi denyut jantung sama
atau lebih dari 60 per menit.

76
TEKNIK 2 IBU JARI
 Kompresi dada harus dipusatkan di
antara xiphoid pada sepertiga bawah
sternum (garis di antara puting) dan
kedalamannya
 setidaknya sepertiga dari diameter
antero-posterior dada.
 Teknik yang direkomendasikan adalah
dua ibu jari di sternum, berdampingan,
tergantung pada besarnya bayi, dengan
jari-jari lainnya mengelilingi toraks untuk
menyokong punggung.
 Umumnya penolong menghadap kepala
bayi, namun posisi ini boleh dibalik jika
akses terhadap perut bayi diperlukan
77
 Teknik dua jari (dua
ujung jari pada sternum)
dapat dilakukan jika
teknik dua ibu jari
dianggap mengganggu
akses ke perut atau dada
bayi (misalnya untuk
kanulasi umbilikal atau
torakosentesis).
 Tangan lainnya
menyokong punggung
78
 Kompresi dada harus dilakukan
masing-masing setengah detik, dengan
jeda setengah detik setiap setelah
kompresi ketiga untuk memberikan
napas, sehingga rasio yang tepat adalah
3:1
 dengan total 90 kali kompresi dan 30
napas setiap menitnya.
 Kompresi dan inflasi harus
dikoordinasikan untuk menghindari
pemberian kompresi dan inflasi pada
saat yang bersamaan.
 Dada harus mengembang penuh di
antara dua kompresi, namun tangan
penolong tidak boleh meninggalkan
79
dada bayi
TINDAKAN SETELAH RESUSITASI
Setelah melakukan resusitasi , maka harus dilakukan
tindakan :
• Pemantauan Pasca Resusitasi
• Dekontaminasi, mencuci dan mensterilkan alat
• Membuat Catatan Tindakan Resusitasi
• Konseling pada Keluarga

80
UPDATE RESUSITASI NEONATAL 2019

81
82
 Bayi baru lahir cukup bulan dan
prematur (≥35 minggu kehamilan) yang
dilakukan resusitasi saat lahir,
penggunaan awal oksigen 21%
merupakan hal yang rasional (Kelas 2a;
Tingkat Bukti B-R)

83
84
 100% persen oksigen  Dengan demikian,
seharusnya tidak rekomendasi sebelumnya
digunakan untuk memulai pada tahun 2010 dan
resusitasi karena dapat Pedoman AHA 2015,
meningkatkan angka diperluas dengan
kematian (Kelas 3: rekomendasi untuk tidak
Membahayakan; Tingkat memulai ventilasi dengan
Bukti B-R). 100% oksigen.

85
86

You might also like