You are on page 1of 16

Presentasi

Ruwai
Koordinasi Kasus Kecelakaan Karena tidak ada pengawasan dan keinginan ingin
Sdr Karno Tidak ada SOP Canter dibawa naik pada pulang lebih cepat. Pekerja tidak menghiraukan
area lain dan tidak ada SOP karyawan bahaya . Sehingga dengan jumlah orang yang naik
Sarana tidak bisa mengangkut tidak boleh menumpang pada unit DT. canter sudah penuhpun pekerja tetap naik
semua mekanik dan operator Penilaian resiko dari kedua hal tersebut berdesakan
dalam sekali antar. Perlu dilakukan tidak diperhitungkan Karena menghindari
antar jemput beberapa kali jika lubang driver
mengunakan sarana dilakukan mengubah arah
kendaraan secara
mendadak
Lokasi Tunel yang jauh

Canter sebagai Sarana

rja
i Beke
n

ter
wasa
Kurangnya Sarana

rah
it Can
elesa

ah a
Tidak ada SOP

Penga

it
i Un
iki Un
wan S

erub

dar
g
Kuran

B
Me n a
Karya

h
jatu
Unit
Fatal

Ter
Jarak Tunel ke mes cukup
jauh jika berjalan Dengan beberapa Pada setiap akhir
kondisi tersebut shift karyawan Karena mobil goyang
pengawasan tidak menaiki canter dan pegangan untuk
Sebelum insiden ini terjadi, DT dilakukan untuk sarana penyagah minim.
Canter dibawa untuk naik ke atas pulang Korban jatuh dari
(Area Mess) sarana
Kegagalan Pengendalian

Manusia Metode Machine Material Lingkungan


Tidak adanya SOP untuk parkir Tidak memiliki pengaman Sarana pengangkung pekerja Lokasi mess dan area kerja
Keinginan untuk lekas pulang DT (DT dibawa naik ke mess) kurang yang jauh
untuk menopang penumpang
(memang bukan unit untuk
memaksakan diri naik ke atas Tidak adanya aturan tentang pengangkutan ,manusia UG yang sudah dalam
unit yang tidak aman alat angkut pekerja

Sanksi administrasi kurang


Tidak mengerti akan resiko Kondisi jalan yang berlubang
diterapkan

Pengawasan yang kurang


Tindakan Perbaikan yang telah
dilakukan

Larangan Membawa unit canter ke area mess (unit canter


hanya dioperasikan untuk operasional UG)

Sanksi administrasi bagi pekerja yang membawa unit canter

Pekerja menaiki LV untuk pulang dan pergi dari mess

Pembuatan CAR (Corrective Action Request)

Sosialisasi Bahaya menumpang pada alat berat dan bak


Modifikasi bak belakang LV
belakang LV
Sosialisasi terkait kapasitas bak belakang LV hanya 4 orang saja, dan
LV baru bergerak maju jika penumpang di belakang telah duduk

Sosialisasi kepada driver untuk tidak membawa penumpang pada


bak belakang lebih dari 4 orang dan kepada operatoralat berat
untuk tidak membawa pekerja pada alat yang dioperasikannya)

Sosialisasi kepada driver khusus mobil pengangkut


pekerja/Transportasi pekerja, driver melakukan P2H dan form
P2H dikirimkan kepada departemen HSE pada awal shift.
Sosialisasi kepada seluruh pekerja, jika ada pelanggaran dari hal-hal
tersebut akan diberikan sanksi administrasif bahkan jika berulang
akan di PHK
Hasil Observasi Lapangan
Remarks hasil temuan Workshop :
1. Perlu dilakukan sosialisasi dan training untuk PIC workshop tentang 5S dan
Housekeeping.
2. Penyimpanan barang barang B3 dan LB3 dipisahkan dengan barang lain, agar
potensi terkontaminasi dan rusaknya barang atau material lain dapat dihindari.
3. Larangan merokok pada area workshop dan pada saat bekerja perlu
menjadi perhatian. menyediakan tempat merokok bagi karyawan di area kerja
dengan memperhitungkan aspek-aspek keselamatan.
4. Pembuatan SOP untuk pekerjaan panas (Pengelasan dan Blander), APD
khusus harus digunakan dalam kegiatan pekerjaan panas dan support
kegiatannya seperti mengerinda material.
5. Pembuatan jadwal inspeksi setiap hari, bulan dan minggu bagi pekerja,
pengawas dan HSE untuk memastikan cara kerja, peralatan dan prosedur kerja
sesuai aspek keselamatan.
6. Penyimpanan tabung bertekanan masih belum teratur, Penyimpanan
tabung harus :
• Jarak antara tempat penyimpanan tabung 6 Meter dari bangunan inti
• Dipisahkan antara tabung kosong dan isi
• Jauh dari bahaya panas/aktivitas yang meningkatkan suhu
• Tidak terkena sinar matahari langsung (jauhkan dari suhu panas)
• Posisikan tabung yang disimpan dalam keadaan berdiri dan diikat dengan
kuat (Mengunakan Rantai pada support yang kuat)
Beberapa hasil temuan di workshop • Memiliki Cover penutup
• Memiliki Pewarnaan dan label sesuai isi tabung
Hasi Inspeksi Kelayakan Unit

Hasil Inspeksi Awal


Hasil Inspeksi actual site Ruwai
Remarks

1. Ketidaksesuaian laporan kelayakan unit awal dengan kondisi unit yang sebenarnya
2. Kurangnya kerjasama antara departemen T3 dalam melakukan inspeksi bersama
3. Beberapa unit tidak layak masih tetap dioperasikan
4. Spare part tidak bertahan lama (life time) setelah pengantian
5. Spare part yang dipesan tidak sesuai dengan yang datang
6. Kurangnya pengawasan terhadap kelayakan unit yang beroperasi
7. Tidak adanya penyetopan oleh pengawas terhadap unit yang tidak layak

Rekomendasi
1. Melakukan Inspeksi ulang bersama semua unit di Tunnel dan Open Pit, mencatat kondisi aktual
keadaan unit
2. Membuat inspeksi terencana unit UG dan Open pit
3. Menentukan item item kritis dimana ketika ada kerusakan pada item tersebut, unit dinyatakan
tidak boleh beroperasi
4. Untuk Item-item kritis Spare part dibeli, harus sama dengan spare part yang di order
Remarks :
1. Masih banyak terdapat jalan tambang yang tidak standar (meliputi : Tanggul
jalan, lebar jalan dan grade jalan). jika hal-hal tersebut tidak dapat dipenuhi,
harus dilakukan kajian penilaian resiko untuk rekayasa jalan tambang.

2. Belum optimalnya isolasi energy di area tambang. Dimana setiap panel harus
dalam keadaan tertutup dan terkunci. Hal ini dikarenakan panel memiliki energy
yang besar, jika salah pengoprasian panel akan berdampak kepada keselamatan
pekerja

3. Sarana pengangkutan di tambang harus dikaji ulang, dengan terbatasnya


unit sarana perlu dilakukannya rekayasa rekayasa engineering dan
administrasif untuk menghindari kecelakaan saat pengangkutan pekerja

4. Perlu adanya pengkajian ulang terkait safety device pada setiap unit
operasional pertambangan. Item item yang menunjang aspek keselamatan
dimasukan dalam SOP Commisioning yang dilakukan oleh departemen HSE

5. Penerapan Sanksi Administrasif kepada setiap orang yang melanggar


peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan harus ditegakan.
Guna meningkatkan kepatuhan pekerja dalam operasional pertambangan.

6. Masih terdapat beberapa operator tidak membawa radio untuk


berkomunikasi 2 arah dalam operasional pertambangan.

7. Penambahan penerangan pada area yang terdapat aktivitas pada malam hari

8. Kajian terhadap lalulintas keluar masuk Tunnel T3


Evaluasi Statistik kecelakaan 2022 dan 2023

Statistik Kecelakaan perbulan


7

0
ri ri et ril ei ni li us r er r r
ua rua ar Ap M Ju Ju st be ob be be
n u m t em em
J a
F eb M Ag te Ok ov s
S ep N De
Chart Title
2022
2023 4

Remark : Kecelakaan pada periode 2023 berjalan, memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi dibandingkan pada tahun
2022. hampir setiap kecelakaan tersebut mengakibatkan property damage.
Waktu terjadinya
Chart Titleinsiden

Akhir Shift

Sesudah Istirahat

Sebelum istirahat 2

Awal shift 5

0 1 2 3 4 5 6
2023
Chart Title
2022
4.5
4
4
3.5
3
2.5
2
2
1.5
1
1
0.5
0 0
0
Produksi Maintenance Drilling Underground Lain Lain

Remark : Waktu kejadian kecelakaan pada awal shift masih mendominasi


Rekomendasi Penerapan Aspek Pertambangan
Saran Kesehatan Untuk Karyawan
1. Penentuan batas usia bagi karyawan, dapat dibagi dengan batas usia karyawan operasional yang berada di lapangan dan karyawan yang
hanya berkerja di office.
2. Melaksanakan observasi hasil MCU setiap karyawan dan melakukan rekomendasi pemeriksaan lanjutan jika terdapat gangguan
kesehatan pada karyawan. Hal ini berfungsi untuk penilaian kesehatan karyawan, pencegahan penurunan kesehatan karyawan
dan penularan penyakit berbahaya dalam lingkungan kerja
3. Pemberlakuan MCU kepada karyawan lokal, bukan hanya dengan pemeriksaan di klinik perusahaan
4. Melakukan random check kesehatan pada karyawan di dalam jam operasional
5. Melakukan konsultasi kepada ahli gizi terhadap kebersihan dan pemenuhan gizi karyawan di site
6. Perbaikan unit ambulance yang tersedia
Saran Struktur organisasi
1. Penerimaan karyawan sesuai dengan pengalaman dan kemampuan karyawan
2. Perlu ditambahkannya Struktur organisasi untuk penangung jawab operasional (PJO) pada PT Buser, SSA dan SAS, sebagai
perpanjangan KTT untuk penerapan aspek aspek keselamatan dan bertangung jawab atas operasional masing masing PT
3. Pemberian Jobdesk pengawas yang bertangung jawab atas pekerjaan dan bawahan yang menjadi tanggung jawabnya
Saran untuk Workshop
1. Melakukan penjadwalan inspeksi workshop dengan terencana. Minimal 1 minggu sekali yang dilakukan oleh pengawas. Dan
melakukan inspeksi bersama (Dept HSE dan Workshop) pada setiap area workshop 1 bulan sekali
2. Pembuatan PIC area workshop dan tugas dan tangung jawab PIC area
3. Pengadaan alat alat yang sesuai dengan aktivitas workshop, terutama pada pekerjaan pengangkatan dan penyangga. Karena ketika
peralatan tersebut tidak sesuai dan tak teruji dapat menyebabkan kecelakaan yang fatal
4. Pengadaan peralatan Emergency pada worshop. Seperti eyewash shower pada area yang rawan
5. Training terkait pengunaan peralatan, pengangkatan manual dan housekeeping
6. Penataan area B3 dan LB3 pada area workshop
7. Penyediaan APD pengelasan dan sarana support dalam pengelasan
8. Penerapan Sistem/SOP LOTO pada setiap perbaikan
9. Aturan tentang area merokok pada workshop
10. Safety Campaign di area workshop
1. untuk
Saran Pembuatan SOPdan
Tambang Kommisioning
UG untuk unit serta peralatan yang berenergy besar, terkait safety device terhadap unit dan
peralatan tersebut
2. Pengadaan rambu-rambu jalan pada akses jalan
3. Melakukan penilaian resiko terhadap jalan yang tidak standart agar dilakukan rekayasa engenering ataupun administrasi
4. Malakukan inspeksi unit secara rutin
5. Membuat schedule maintenance unit berdasarkan HM/KM bukan berdasarkan kerusakan unit tersebut, diperlukan
penambahan Manpower terkait planner Maintenance
6. Menyedikan radio komunikasi kepada setiap operator, driver dan pengawas.
7. Pembuatan trafik management untuk mengatur lalulintas tambang
8. Pemetaan area kerja terkait ventilasi di dalam UG
9. Melakukan inspeksi dan observasi pada UG dan Pit dalam priode mingguan
10. Malakukan meeting bersama mingguan dengan semua departemen untuk melakukan koordinasi aspek keselamatan dan
produksi
11. Penyediaan wadah pelaporan temuan melalui WA grup ataupun alat komunikasi lain yang terrekam dan memastikan temuan tersebut
tersampaikan pada departemen terkait
12. Pengawas melakukan pengawasan langsung pada area area yang kritis dan berpotensi adanya insiden terkait aktivitas pekerjaan
13. Setiap hari pada awal shift pengawas melakukan TBM/Brefing terhadap pekerja terkait pekerjaan dan aspek keselamatan pekerjaan
14. Melakukan Penilaian resiko terhadap jalan masuk dan keluar sarana dan unit pada Tunnel T3.
15. Menyediakan CCTV pada area area rawan kecelakaan dan aktivitas resiko tinggi pada UG dan Open PIT
16. Penyediaan lampu penerangan pada jalan tambang dikala malam hari
17. untuk
Saran Pemberian safety campaign pada area yang sering dilewati/dikunjungi
Logistik
1. Pengadaan barang barang yang kritis/item utama dengan produk yang original, bukan produk pengganti
2. Pengadaan tabung bertekanan harus sesuai kode pewarnaan tabung dan cover penutup tabung
3. Penyimpanan tabung bertekanan harus ditempatkan khusus, dalam keadaan berdiri dan terikat pada support yang kuat
4. Penyimpanan B3 ditempatkan terpisah dari barang lain dan menyedikan tampungan ketika ada kebocoran B3 tersebut
Saran untuk HSE
1. Melakukan penilaian resiko (IBPR/HIRA) Terkait semua aktivitas di site, terutama aktivitas yang memiliki resiko tinggi
2. Melakukan monitoring terpenuhinya rekomendasi setiap kejadian kecelakaan yang ada, sehingga tidak ada kecelakaan berulang terjadi
3. Hasil rekomendasi kecelakaan harus diberi target tanggal penyelesaian
4. Penyampain langsung temuan kepada departemen terkait
5. Melakukan training tentang kepedulian akan K3L dan memonitoring kegiatan karyawan baru melalui pengawas dan kepala
departemen
Penerapan rekomendasi yang telah dilakukan
No Pembahasan Uraian Saran - Pic
1  IBPR pekerjaan menggunakan Pembuatan risk assement yang berkaitan - Melakukan pembuatan IBPR - HSE
tabung bertekanan dengan penggunaan tabung bertekanan penggunaan tabung bertekanan
dan disosialisasikan kepada para
pekerja yang berkaitan dengan
pekerjaan penggunaan tabung
bertekanan
2  Peran pengawas dalam Pengawas selalu ada pada kegiatan yang - Melakukan pengawasan di area - Pengawas area
kegiatan high risk memiliki high risk kerja secara langsung pada (maintenance)
pekerjaan dengan high risk
- Melakukan pengecekan terhadap
potensi bahaya yang ada, sebelum
pekerjaan akan dilakukan
3 Man power Man power yang tersedia kurang pemenuhan - Perekrutan yang sesuai dengan - HRD
sesuai pekerjaannya. kualifikasi pekerjaan yang
dibutuhkan.
4 Safety promotion Pendampingan toolbox meeting di setiap - Penjadwalan toolbox meeting di - HSE
departemen/divisi untuk meningkatkan setiap departemen/divisi.
kesadaran pekerja atas pentingnya
keselamatan kerja
5 Alat pelindung diri Pengawasan kepatuhan penggunaan APD yang - Pengawas melakukan inspeksi - Pengawas seluruh
sesuai dengan fungsi pekerjaan. harian kepatuhan penggunaan dan departemen/divisi
APD - Logistik
- Memastikan tersedianya APD yang - HSE
layak bagi pekerja  
6 Pemeriksaan kelayakan Inspeksi kelayakan seluruh unit yang dilakukan - Merekomendasikan unit yang tidak - KTT
seluruh unit operasional oleh KTT, KTBT, dan Ka. Dept. maintenance layak operasi untuk dilakukannya - KTBT
yang di dampingi oleh departemen HSE pebaikan sehingga unit yang - Ka. Dept maintenance
beroperasi dipastikan dalam - Departemen HSE
keadaan layak
7 Inspeksi area workshop Terlaksananya inspeksi area workshop - Pembuatan jadwal inspeksi area - HSE
workshop
- Melakukan inspeksi workshop dan
alat kerja
Rekomendasi Penerapan Sanksi administrasif

Note : Penerapan sanksi administrasif kepada karyawan yang melanggar harus ditegakan, karena hal tersebut akan memberikan shock terapi
kepada pekerja lain. Sehingga budaya K3 akan terbentuk di lingkungan site
Remarks Site visit Ruwai
Total kecelakaan pada bulan februari mencapai 10 kejadian, hal ini terjadi karena beberapa factor. Faktor penyebab dasar
terjadinya kecelakaan adalah kurangnya budaya K3 dalam pekerjaan dan mengabaikan bahaya. Selain itu faktor yang
menjadi pendorong terjadinya kecelakaan adalah fasilitas dan sarana. Fasilitas tambang yang tidak memenuhi standart yang
tidak dilakukan penilaian menjadi faktor pendorong terjadinya kecelakaan, contohnya grade jalan yang tinggi. Hal ini
berpotensi mendorong tingkat kecelakaan ketika unit atau sarana tidak layak dioperasikan juga.

Untuk hal tersebut, guna meningkatkan kesadaran budaya K3 di tempat kerja, perlu dilakukannya refresh induction, refresh
peraturan dasar perusahaan dan training penilaian resiko kepada karyawan. Diharapkan melalui training tersebut dapat
membentuk sistem budaya K3 dan meningkatkan tingkat kepedulian karyawan akan keselamatannya, jika kondisi tidak aman,
karyawan dapat berhenti melakukan pekerjaan dan melaporkan kejadian tersebut kepada pengawas, sehingga pengawas dapat
mereduksi bahaya yang ditemukan oleh pekerja. dalam taraining tersebut juga diharapkan pekerja tidak melakukan tindakan
yang tidak aman saat berkerja.

Pemeriksaan cara kerja, sarana dan prasarana yang dilakukan pada tingkat pengawas juga dapat mengurangi terjadinya resiko
kecelakaan, bahaya dapat diketahui terlebih dahulu dan dikendalikan. Ketika sarana dan prasarana tidak layak, pengawas
menghentikan pekerjaan sementara waktu guna menghilangkan bahaya yang ada dan melakukan penilaian resiko terhadap
temuan yang di dapat.

Komitmen management terhadap sanksi pelanggaran aturan dalam lingkungan pertambangan harus dijalankan, selain
mencegah kecelakaan, efek jera akan timbul ketika sanksi administrasi bahkan PHK diterapkan pada ruang lingkup peraturan
perusahaan.

Terima Kasih

You might also like