You are on page 1of 34

Gangguan Abnormal di

13
Masa Kanak-kanak dan Remaja
1. Perilaku Normal dan Abnormal di
Masa Kanak-kanak dan Remaja
2. Autisme dan Gangguan Spektrum Autisme
3. Disabilitas Intelektual
4. Gangguan Pembelajaran
5. Gangguan Komunikasi
6. Perilaku Bermasalah
Perilaku Normal dan Abnormal pada
Masa Kanak-kanak dan Remaja
• Banyak gangguan psikologis yang memengaruhi
anak-anak dan remaja yang diklasifikasikan dalam
kategori gangguan perkembangan neurologis
(neurodevelopmental disorder) pada DSM-5.
– Gangguan ini melibatkan pelemahan dari fungsi atau
perkembangan otak.
– Pelemahan ini memengaruhi perkembangan psikologis,
kognitif, sosial, atau emosional dari anak.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 3


Perilaku Normal dan Abnormal pada
Masa Kanak-kanak dan Remaja
Keyakinan Budaya tentang Normal dan
Abnormal
•Dalam membedakan perilaku normal dan abnormal
secara umum, kita perlu mempertimbangkan selain
kriteria (Bab 1).
•Artinya, kita juga perlu mempertimbangkan usia dan
budaya anak atau remaja, terkait standar perkembangan
dan normatif.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 4


Perilaku Normal dan Abnormal pada
Masa Kanak-kanak dan Remaja
Prevalensi Masalah Kesehatan Mental pada
Anak-Anak dan Remaja
•Sekitar 4 dari 10 remaja (40,3%) dapat didiagnosis
dengan gangguan mental selama tahun lalu, dan sekitar
1 dari 4 (23,4%) mengalaminya tahun ini.
•Sekitar 1 dari 10 anak menderita gangguan mental
yang cukup parah, sehingga mengganggu
perkembangan mereka.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 5


Perilaku Normal dan Abnormal pada
Masa Kanak-kanak dan Remaja
Faktor-faktor Risiko untuk Gangguan pada
Masa Kanak-kanak
•Banyak faktor yang berkontribusi:
1. Kerentanan genetik
2. Stresor lingkungan
3. Faktor keluarga dan/atau orang tua yang depresi
4. Etnisitas dan gender

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 6


Perilaku Normal dan Abnormal pada
Masa Kanak-kanak dan Remaja
Kekerasan terhadap Anak
• Dampaknya berkisar pada:
– Cedera fisik, bahkan kematian.
– Konsekuensi emosional, antara lain:
1. Kesulitan membentuk kedekatan yang sehat
2. Harga diri yang rendah
3. Depresi, dan berpikir tentang bunuh diri
4. Kegagalan menjelajahi dunia luar
yang sering berlanjut sampai masa dewasa.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 7


Autisme dan Gangguan Spektrum
Autisme
• Penderita gangguan spektrum autisme
(ASD) tampak terpisah dari orang lain
atau memang sendirian.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 8


Autisme dan Gangguan Spektrum
Autisme: Prevalensi ASD
• Prevalensi ASD (yang dilaporkan) terus mengalami
peningkatan selama 20 tahun terakhir.
– Pada tahun 2013, peneliti dari pemerintah memperkirakan
bahwa 1 dari 50 anak (2%) di AS (lebih dari 1 juta anak,
total) terserang beberapa bentuk gangguan spektrum
autisme.

• Autisme hampir lima kali lebih banyak menyerang


anak laki-laki ketimbang anak perempuan.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 9


Autisme dan Gangguan Spektrum
Autisme: Ciri-ciri Autisme
• Penderita autisme menunjukkan kekurangan dalam:
1. Interaksi sosial, dan kemampuan membina/menjaga
hubungan
2. Gerakan/perilaku yang repetitif dan terbatas
3. Minat yang terbatas dan terpaku
4. Berusaha menjaga kesamaan dan rutinitas
5. Kebiasaan bicara yang aneh:
• Bicara repetitif • Penukaran kata ganti (pronoun)
• Ekolalia • Bicara idiosinkratik

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 10


Autisme dan Gangguan Spektrum
Autisme: Perspektif Teoretis &
Penanganannya
• Penyebab autisme • Peningkatan fungsi
belum diketahui. akademis dan sosial
– Semakin banyak bukti telah didapat melalui
menunjuk pada peran terapi perilaku yang
faktor genetik dan intensif.
abnormalitas otak,
mungkin bersama
pengaruh lingkungan
yang belum diketahui.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 11


Disabilitas Intelektual

• Disabilitas intelektual (ID) ditandai dengan


penurunan kemampuan intelektual dan adaptif.
– Penurunan ini dinilai dengan tes inteligensi dan
pengukuran kemampuan fungsional.
– Sebagian besar kasus berada dalam kisaran ringan.

• Penderita ID berisiko tinggi untuk mengalami


gangguan psikiatrik lain—seperti kecemasan dan
depresi, serta gangguan perilaku.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 12


Disabilitas Intelektual: Penyebabnya

• ID disebabkan oleh:
1. Abnormalitas kromosom, seperti sindrom Down.
2. Gangguan genetik, seperti sindrom Fragile X dan
phenylketonuria (PKU).
3. Faktor pranatal, seperti penyakit pada ibu dan
penggunaan alkohol.
4. Faktor keluarga-budaya, terkait lingkungan rumah/sosial
yang miskin intelektual.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 13


Disabilitas Intelektual: Intervensi

• Pelayanan yang dibutuhkan oleh penderita ID


tergantung tingkat keparahan dan jenis retardasinya.
• Para edukator masih tidak setuju mengenai apakah
anak-anak penderita ID harus diikutkan dalam kelas
reguler (mainstreamed) atau pendidikan khusus
(special education).

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 14


Disabilitas Intelektual:
Bantuan-bantuan Psikologis
• Bantuan-bantuan psikologis yang sering dibutuhkan:
1. Konseling psikologis dapat dilengkapi dengan teknik
perilaku untuk membantu perolehan keterampilan.
2. Pendekatan perilaku yang terstruktur (structured
behavioral approaches) untuk perilaku kebersihan dasar.
3. Pelatihan keterampilan sosial meningkatkan kemampuan
untuk berhubungan dengan orang lain secara efektif.
4. Pelatihan manajemen amarah (anger management)
membantu pengembangan cara efektif dalam mengatasi
konflik tanpa tindakan berlebihan.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 15


LIHAT lebih dekat

Sindrom Savant
• Label sindrom savant mengacu kepada defisiensi mental yang parah,
tetapi juga menunjukkan kemampuan mental yang luar biasa.
– Keterampilan khusus orang savant itu cenderung muncul begitu saja, dan
dapat hilang mendadak.

• Fenomena sindrom ini lebih sering terjadi pada pria,


dengan rasio sekitar 6 banding 1.

• Banyak teori diajukan untuk menjelaskan sindrom ini,


tetapi ilmuwan/peneliti belum sepakat.

16
Gangguan Pembelajaran

• Istilah disleksia, berasal dari bahasa Yunani (dys


yang berarti “buruk”, dan lexikon yang berarti “kata-
kata”).
• Gangguan pembelajaran (disabilitas pembelajaran)
adalah kekurangan spesifik dalam perkembangan:
1. Membaca
2. Menulis
3. Keterampilan berpikir aritmetika/matematika
4. Fungsi eksekutif

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 17


Gangguan Pembelajaran:
Pemahaman & Penanganan
• Penyebabnya masih • Intervensi-nya
dipelajari. berfokus terutama pada
– Mungkin melibatkan upaya memperbaiki
disfungsi otak, yang kekurangan
mempersulit keterampilan spesifik.
proses/penguraian
informasi visual dan
auditori.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 18


LIHAT lebih dekat

Melatih Otak
pada Anak-anak
Disleksia
Bukti penelitian terkini
menunjukkan
perbaikan fungsi otak
pada anak-anak
disleksia sebagai hasil
dari instruksi
membaca remedial.

19
Gangguan Komunikasi

• Gangguan komunikasi ditandai dengan


terganggunya pemahaman/penggunaan bahasa.
– Jenis gangguan ini yang spesifik meliputi:
1. Gangguan bahasa
2. Gangguan bunyi bahasa
3. Gangguan kefasihan pada anak-anak (gagap)
4. Gangguan komunikasi sosial/pragmatis

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 20


Perilaku Bermasalah:
Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas
• Gangguan • Faktor penyebabnya
pemusatan- pada interaksi genetik
perhatian dan lingkungan, yang
/hiperaktivitas mempengaruhi fungsi
(ADHD) ditandai kendali eksekutif
dengan: otak.
– impulsivitas – Contoh, perilaku pola
– inatensi asuh (parenting) yang
– hiperaktivitas inkonsisten dan/atau
buruk.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 21


Bagian otak, korteks
prefrontal (berwarna
biru/ungu, berdasarkan
pencitraan MRI), anak dengan
ADHD lebih tipis daripada
anak lain.
Daerah ini mengatur proses
pemusatan perhatian dan
aktivitas motorik, yang sering
terdampak pada ADHD.

Perhatikan, bagian depan otak


berada di bagian atas gambar.

22
Perilaku Bermasalah:
Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas
• Obat stimulan biasanya efektif untuk:
– mengurangi hiperaktivitas
– meningkatkan atensi
tetapi tidak dalam peningkatan akademis secara
umum.
• Terapi perilaku dapat membantu adaptasi lebih baik
di sekolah.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 23


BERPIKIR KRITIS mengenai psikologi abnormal

@Isu: Berlebihan dalam Mengobati Anak-anak


• Meningkatnya penggunaan obat psikiatrik dalam beberapa tahun
terakhir untuk menangani ADHD, depresi, dan gangguan psikologis
lainnya pada anak-anak tidaklah mengejutkan.
– Kontroversi-nya adalah pada penggunaan obat antipsikotik yang kuat serta
penggunaan Ritalin dan obat stimulan lainnya untuk mengendalikan
hiperaktivitas.
– Para kritikus mengatakan, kita terlalu cepat mencari “pengobatan seketika”
atas perilaku bermasalah—ketimbang meneliti faktor-faktor yang
berkontribusi (seperti konflik keluarga), yang mungkin butuh waktu dan
tenaga yang lebih banyak untuk menanganinya.
– Tampaknya, satu kesepakatan dari semua pihak adalah bahwa terapi obat
saja tidak cukup untuk menangani masalah psikologis pada anak-anak dan
remaja.

24
Perilaku Bermasalah:
Tingkah Laku & Sikap Menentang
• Penderita gangguan tingkah laku (CD) akan secara
sengaja terlibat dalam perilaku antisosial.
• Penderita gangguan sikap menentang (ODD)
menunjukkan perilaku negativistik atau menentang.
– Ini bukan merupakan perilaku antisosial atau kenakalan
yang menjadi karakteristik dari gangguan tingkah laku.
– Namun, ODD dapat menyebabkan perkembangan
gangguan tingkah laku.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 25


Perilaku Bermasalah:
Tingkah Laku & Sikap Menentang
• Terapi perilaku dapat berguna
dalam memodifikasi perilaku
penderita gangguan tingkah
laku dan gangguan sikap
menentang.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 26


BERPIKIR KRITIS mengenai psikologi abnormal

@Isu: Anak Bipolar


• Pada awal tahun 2000-an, 1% anak-anak dan remaja di Amerika Serikat
menerima diagnosis gangguan bipolar—meningkat 40 kali daripada
awal tahun 1990-an.
– Kritikus mengklaim, tidak ada kenaikan dari tingkat gangguan ini—alih-
alih, penyedia layanan kesehatan mental cenderung melabeli ulang anak-
anak yang sebelumnya mendapat diagnosis lain (seperti ADHD, atau CD).

• Kekhawatiran tentang overdiagnosis ini telah mendorong perubahan


DSM-5—diagnosis baru atas gangguan disregulasi mood disruptif
(DMDD) untuk anak-anak yang cepat serta kuat dan sering dalam
kemarahannya , tetapi tidak menunjukkan ciri-ciri mania.
– Diagnosis itu penting, karena digunakan untuk memandu
penanganan/pengobatan.

27
Kecemasan dan Depresi di
Masa Kanak-kanak
• Gangguan kecemasan pada anak-anak dan remaja
umumnya meliputi:
1. Fobia spesifik
2. Fobia sosial
3. Gangguan kecemasan umum (GAD)
4. Gangguan stres pascatraumatik (PTSD)

• Anak-anak juga dapat menunjukkan gangguan


kecemasan akan perpisahan (SAD), yaitu
kecemasan berlebihan ketika berpisah dari orang tua.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 28


Kecemasan dan Depresi di
Masa Kanak-kanak
• Anak-anak yang depresi,
terutama yang lebih muda,
mungkin tidak melaporkan
atau menyadari tentang
perasaan mereka.
– Depresi juga dapat
terselubung oleh perilaku
yang tampaknya tidak
berkaitan, seperti gangguan
tingkah laku.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 29


Kecemasan dan Depresi di
Masa Kanak-kanak
• Bias kognitif, seperti:
1. Mengharapkan hasil negatif
2. Self-talk negatif
3. Mengadopsi gaya menjelaskan yang pesimis
4. Menginterpretasikan situasi ambigu sebagai mengancam
5. Pemikiran yang terdistorsi
adalah menonjol dalam gangguan kecemasan pada
anak-anak dan remaja (seperti yang juga sering
terjadi pada orang dewasa).

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 30


Kecemasan dan Depresi di
Masa Kanak-kanak
• Bunuh diri pada anak-anak:
– Meskipun jarang, memang terjadi
– Ancaman untuk melakukannya harus
ditanggapi serius

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 31


Kecemasan dan Depresi di
Masa Kanak-kanak
• Faktor-faktor risiko bunuh diri pada remaja:
1. Gender 7. Hubungan keluarga yang
2. Usia tegang
3. Geografi 8. Stres
4. Ras 9. Penyalahgunaan obat
5. Depresi 10. Penularan sosial
6. Perilaku bunuh diri di
masa lalu

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 32


Gangguan Eliminasi

• Gangguan eliminasi (yang lebih sering terjadi pada


anak laki-laki) melibatkan masalah gangguan kontrol
terhadap:
– buang air kecil (enuresis)
– buang air besar (enkopresis)
yang tidak berkaitan dengan penyebab organik.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 33


Gangguan Eliminasi: Penanganannya

• Metode terbaik untuk


menangani kebiasaan
mengompol adalah alarm
urin.
– Teknik ini mengondisikan
anak dengan enuresis untuk
merespons tekanan
kandung kemih, dengan
cara bangun sebelum
mengompol.

BAB 13 Gangguan Abnormal di Masa Kanak-kanak dan Remaja 34

You might also like