You are on page 1of 17

DETERMINAN SOSIAL KESEHATAN

(PERT. 6)
Pengertian
• Determinan sosial adalah faktor-faktor tertentu secara sosial di
dalammasyarakat.Pada prinsipnya determinan sosial adalah sejumlah variable
yangterglong pada faktor sosial seperti buadaya, politik, ekonomi, pendidikan,
faktor biologi, dan perilaku yang mempengaruhi status kesehatan
individu ataumasyarakat. Determinan berkontribusi terhadap kesenjangan
kesehatan didalam kelompok masyarakat yang disebut determinan
sosial kesehatan danmempengaruhi kesehatan baik secara langsung maupun
tidak langsung,sehingga menjadi tolak ukur status kesehatan masyarakat.

• Determinan sosial kesehatan adalah proses yang membentuk perilakudidalam


masyarakat. Perilaku adalah semua kegiatan yang dilakukan manusia baik yang
dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh
pihakluar.Perilaku seseorang terbentuk dari pengetahuan, sikap dan praktek
atautindakan yang dimiliki.Determinan kesehatan dan perilaku
mempengaruhimortalitas dan morbiditas dalam suatu komunitas.
Tingkat Pendidikan
• Rendahnya tingkat pendidikan, berpengaruh
pada penghasilan individu dan masyarakat.
• Dampaknya adalah ketidakmampuan untuk
meng- konsumsi makanan yang cukup bergizi,
tinggal di rumah yang layak huni dan rendahnya
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
• Disamping itu ketidakmampuan dalam hal mene-
rima dan mengadopsi perilaku hidup sehat yang
ditawarkan oleh promotor kesehatan.
Hubungan Sosial Yang Rendah
• Rendahnya derajat hubungan sosial, menyebabkan
tidak terpenuhinya salah satu dari kebutuhan dasar
manusia yang sehat, kebutuhan sosial. Secara so- sial,
ini tidak sehat.
• Berakibat pada timbulnya penyakit budaya, yang di-
kenal dgn “culture shock”, geger budaya, individu dan
masyarakat kehilangan jati diri, harga diri dan
solidaritas sosial antar sesama warga masyarakat.
• Kalau solidaritas sosial sudah tidak ada lagi, bagai-
mana kita bisa hidup berbangsa dengan baik.
Jaminan Sosial
• Rendah atau tidak adanya jaminan sosial yang
me-madai bagi masyarakat, menyebabkan
hidup penuh ketidakpastian dan rasa waswas
dari hari ke hari, tidak adanya ketenangan.
• Situasi yang penuh dengan ketidakpastian ini,
me- rupakan salah satu sumber penyakit
mental, spiritual dan emosional bagi individu
dan masyarakat.
Keadilan
• Kurang tegaknya keadilan, khususnya di bidang
pelayanan kesehatan, menyebabkan banyak orang,
terutama fakir miskin, anak terlantar dan orang
cacat, tidak memperoleh hak asasinya untuk mem-
peroleh pelayanan kesehatan yang bermutu.
• Pelayanan seharusnya bersifat impersonal, artinya
mutu pelayanan kesehatan yg diberikan kpd pasien
harusnya sama untuk siapa saja, tergantung kepada
tingkat kegawatan penyakitnya, bukan kemampuan
bayar (kpd. uang).
Pola Makan
• Pola makan dan makanan merupakan produk budaya, sehingga
tidak heran kalau masyarakat dari etnis terten-tu sangat rentan
terhadap penyakit tertentu pula, se-dangkan etnis lainnya kebal
terhadap penyakit tersebut, dan sebaliknya.
• Globalisasi menyebabkan proses akulturasi semakin cepat,
pergeseran budaya termasuk pola makan, dan berakibat
terjadinya pergeseran pola penyakit, dari pe- nyakit infeksi ke
penyakit non-infeksi, yang sebelumnya belum begitu dominan di
masyarakat.
• Sementara, akibat dari makanan gizi rendah, daya tahan terhadap
penyakit lemah, kasus penyakit infeksi masih tetap dominan di
tengah masyarakat.
Kemiskinan
• Pengentasan kemiskinan masih sebatas retorika para
elit belaka, faktor ketidak-adilan memperparah
status kemiskinan masyarakat.
• Dalam kondisi miskin, serba keterbatasan, tempat
tinggal yang kurang layak, makanan dengan gizi
rendah, dari menit ke menit penuh dg rasa was-was
(besok apa makan) daya tahan tubuh yang lemah,
tidak mudah bagi masyarakat untuk dapat terhindar
dari penyakit, apa lagi memikirkan untuk meng-
adopsi perilaku baru di bidang kesehatan.
Pemberdayaan Wanita
• Masih banyak wanita, termasuk di rumah tangga, yang
mendapat perlakuan semena-mena, kerja keras non-stop
hampir 24 jam sehari, mengurus RT, anak dan suami,
menyediakan makanan untuk suami dan anak-anak, namun
makannya sisa terakhir, setelah semuanya selesai, akibatnya
kurang gizi.
• Bahkan sering menjadi korban kekerasan di RT.
• Terlalu sering melahirkan anak, kehabisan tenaga karena gizi
rendah dan kurang vitamin, kehabisan kalsium, gigi dan tulang
jadi kropos.
• Proses kehamilan dan persalinan belum sepenuhnya ditangani
oleh tenaga propfesi (nakes), AKI masih cukup tinggi.

You might also like