Professional Documents
Culture Documents
MI. 5. DM GM PANDU PTM 6 JUNI 2023 Oke
MI. 5. DM GM PANDU PTM 6 JUNI 2023 Oke
PENDIDIKAN :
1. SPK KESDAM VI/TPR Banjarmasin Lulus Tahun 2001
2. D3 Keperawatan AKPER Muhammadiyah Banjarmasin Lulus Tahun 2004
3. S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Banjarmasin Lulus Tahun 2006
4. Profesi Ners STIKES Muhammdiyah Banjarmasin Lulus Tahun 2007
5. S2 Keperawatan Peminatan Manajemen UNIVERSITAS AIRLANGGA Surabaya Lulus Tahun 2018
PEKERJAAN :
1. Pengajar AKPER Muhammadiyah Banjarmasin Tahun 2004 - 006
2. Pengajar STIKES Muhammadiyah Banjarmasin Tahun 2006 - 2011
3. Perawat RSJ Sambang Lihum PROV KALSEL 2011 - 2016
4. Perawat RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2018 - 2022
5. Analis Kesehatan Bidang P2P Seksi PTM Dinas Kesehatan PROV KALSEL Tahun 2022 - Sekarang
PELATIHAN :
1. ToT AOC PTM Tahun 2022
2. ToT PANDU PTM Tahun 2022
3. Sosialisasi Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK) Tahun 2022
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan upaya
pencegahan dan pengendalian terpadu PTM di FKTP
Missing Person:
2021, negara dengan jumlah penderita diabetes 1
Hanya 1 dari 4-5 orang DM tahu
tertinggi ke-5 di dunia sebesar 19,5 juta & bahwa mereka menderita DM
diperkirakan meningkat menjadi 28,6 juta pada 2
Missing Person:
2045 Hanya 1 dari 4-5 orang DM yang
mendapat tatalaksana di fasyankes
IDF, 2021
Riskesdas tahun 2007-2018
PENGERTIAN
Keluhan lain, yaitu: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi pada
pria dan pruritus vulva pada wanita
Kriteria Diagnosis Diabetes dan Prediabetes
Indonesia 34 juta penduduk usia 20-79 penderita prediabetes (19,8%)
(International Diabetes Federation, 2021)
Autonomic
Nephropathy
(Gastroparesis, diarrhea)
(renal failure)
Impotence
Peripheral
Vascular Disease
(amputation)
Peripheral
Neuropathy (pain,
loss of sensation
Algoritma Penatalaksanaan DM Tipe II
(Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) :
KMK No.01.07/MENKES/603/2020)
PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF DI FKTP
17
PENATALAKSANAAN DM DALAM JKN
Peserta BPJSK: Peningkatan benefit (Promotif & Preventif), Peningkatan kualitas kesehatan
BPJS Kesehatan: Pengelompokan & pencegahan risiko sakit dan strategi pengendalian biaya
Paparan Resmi PT Askes (Persero) www.ptaskes.com
RUJUKAN
Time: DM tipe 2 dengan kontrol gula buruk :
Dalam 3 bulan ditemukan GDP > 130 mg/dl, GDPP > 180 mg/dl atau hba1c >7 %
Dalam terapi OAD tunggal dalam 3 bulan tidak tercapai target
Dalam terapi kombinasi OAD dalam 3 bulan tidak tercapai target
Age : DM tipe 2 pada pasien lanjut usia
Complication: DM tipe 2 dengan komplikasi, seperti : retinopati diabetik, nefropati diabetic
Comorbidity: DM tipe 2 dengan dislipidemia, hipertensi, anemia ; DM tipe 2 dengan TBC, DM tipe 2 dengan infeksi kaki
diabetes berat (ulkus, selulitis, abses) DM tipe 2 dengan krisis hipoglikemia yang tidak teratasi dan tidak ada perbaikan
setelah tatalaksana medis dan krisis hiperglikemia, sindrom koroner akut), DM tipe 2 dengan kehamilan
19
PROGRAM RUJUK BALIK (PRB)
Permenkes No 59 Tahun 2014
Program Rujuk Balik (PRB) pada penyakit-penyakit kronis:
1.Diabetes mellitus
2.Hipertensi
3.Jantung
4.Asma
5.Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
6.Epilepsy
7.Gangguan kesehatan jiwa
8.Stroke, dan
9.Sindroma Lupus Eritematosus (SLE)
10.Penyakit kronis lain yang ditetapkan Menteri Kesehatan
bersama Organisasi Profesi
wajib dilakukan bila kondisi pasien sudah dalam keadaan
stabil, disertai dengan surat keterangan rujuk balik yang
dibuat dokter spesialis/sub spesialis.
RUJUK BALIK
Pelayanan obat program rujuk balik diberikan untuk penyakit kronis meliputi
diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung, asma, Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (PPOK), epilepsi, gangguan kesehatan jiwa kronik, stroke,
dan Sindroma Lupus Eritematosus (SLE)
Pelayanan obat program rujuk balik : MENGGUNAKAN OBAT RUJUK BALIK
YANG TERCANTUM DI FORNAS, diberikan oleh ruang farmasi, apotek atau
instalasi farmasi klinik pratama yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
Harga obat program rujuk balik yang ditagihkan kepada BPJS Kesehatan
mengacu pada harga dasar obat sesuai e-catalogue ditambah biaya
pelayanan kefarmasian.
PEMERIKSAAN PENUNJANG RUJUK BALIK
SITUASI OBESITAS
Peningkatan prevalensi obesitas tahun 2010 sebesar
11.7% menjadi 15.4% tahun 2013 (Riskesdas, 2013) dan
meningkat lagi menjadi 21.8% pada Riskesdas 2018.
Diperkirakan meningkat pada tahun 2025 sebesar 50%.
Obesitas berkaitan erat dengan kejadian PTM dan
menyebabkan kematian pada 2.8 Juta orang dewasa
setiap tahunnya ( WHO, 2013)
Obesitas telah menjadi Indikator Pembangunan Nasional
RPJMN tahun 2015-2019 dan Renstra Kemenkes tahun
2020-2024
PENGERTIAN
OBESITAS MERUPAKAN PENUMPUKAN LEMAK YANG
BERLEBIHAN AKIBAT KETIDAKSEIMBANGAN
ASUPAN ENERGI DENGAN ENERGI YANG DIGUNAKAN
DALAM WAKTU LAMA YANG DAPAT MENGGANGGU
KESEHATAN (WHO, 2000)
KLASIFIKASI
IMT = BB (kg)
Berdasarkan Indeks Massa Tubuh TB2 (m)
Kategori IMT
Sangat Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kurus Kekurangan berat badan tingkat ringan 17 - < 18,5
Normal 18,5 - 25,0
Gemuk (Overweight) Kelebihan berat badan tingkat ringan > 25,0 - 27,0
Obesitas Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
Physiolog
ic and
metabolis
m
Geneti
c
30%
Modified by Nugraha, 2010
HIPERTENSI METABOLIC SYNDROME DIABETES MELLITUS
Obesitas
Pengaturan perilaku
Pengaturan aktivitas fisik mengelola
dan latihan fisik stress
DAMPAK KONSUMSI DAMPAK DAMPAK
KONSUMSI
GARAM BERLEBIH KONSUMSI LEMAK
GULA BERLEBIH BERLEBIH
06/16/23 33
KRITERIA PENGENDALIAN DM DAN OBESITAS
FAKTOR RISIKO BAIK BURUK
Gula Darah Puasa < 126 > 126
Gula Darah 2 Jam PP < 200 > 200
Gula Darah Sewaktu < 200 > 200
Kolesterol Darah Total < 200 > 200
Tekanan Darah < 140/90 > 140/90
Indeks Masa Tubuh (IMT) < 25 > 25
Lingkar Perut P < 90 cm W < 80cm P > 90 cm > 80 cm
PENCEGAHAN DIABETES MELITUS DAN OBESITAS
DETEKSI DINI DIABETES MELITUS DAN OBESITAS
CEK KADAR
GULA DARAH
INDEKS
CEK LINGKAR MASSA
PERUT TUBUH (IMT)
SALAM SEHAT
TERIMA KASIH
38