You are on page 1of 24

ANESTESI EPIDURAL

S TA S E R E G I O N A L - O RT H O P E D I
(PERIODE SEPTEMBER 2021)
ANESTESI EPIDURAL

● Teknik anestesi neuraksial


● Dapat dilakukan pada level lumbar, torakik,
dan servikal
● Dapat digunakan untuk anestesi operasi,
analgetik pada obstetric, manajemen nyeri
pascaoperasi, dan manajemen nyeri kronik
ANATOMI VERTEBRA

● 7 servikal
● 12 toraks
● 5 lumbar
● 5 sacrum
● koksigeal
COLUMNA
VERTEBRALIS
RUANG EPIDURAL
● Di luar dura, di dalam kolom vertebra
● Memanjang dari foramen magnum hingga
sacral hiatus
● Dibatasi oleh posterior longitudinal
ligament (ant) dan lamina & ligamentum
flavum (post)
● Terdiri atas nerve roots, jaringan lemak,
limfatik, dan pleksus vena (Batson’s)
KONTRAINDIKASI

ABSOLUT RELATIF

● Infeksi pada tempat suntikan ● Sepsis


● Pasien menolak ● Pasien tidak kooperatif
● Koagulopati ● Defisit neurologis
● Hipovolemia berat ● Lesi valvula jantung
● ↑ tekanan intrakranial stenosis
● Stenosis aorta berat ● Deformitas spinal berat
● Mitral stenosis berat
ANATOMI LANDMARK
• Area cervical → proses spinosus
pertama yang teraba adalah C2,
yang paling menonjol C7
• Saat lengan di samping, proses
spinosus T7 biasanya selevel
dengan sudut inferior scapula
• Garis Tuffier (ditarik di antara
titik tertinggi puncak iliaka)
biasanya melintasi body L4 atau
interspace L4-L5
• Garis yang menghubungkan PSIS
melintasi foramina posterior S2
POSISI

Duduk Lateral decubitus


POSITIONING
Duduk Lateral decubitus
● Pasien diposisikan di bed atau ● Hip dan bahu ditempatkan di ujung
meja operasi dengan bokong di bed, lutut fleksi ke arah abdomen
tepi dekat operator, dengan spine (fetal position)
fleksi ● Lebih nyaman pada pasien yg
● Midline anatomi lebih mudah kurus (IMT<25)
diidentifikasi → lebih nyaman
pada pasien obese (IMT>30) atau
yang landmark nya sulit terpalpasi
JARUM EPIDURAL
● Biasanya lebih besar dari jarum
spinal → meningkatkan sensasi
taktil saat jarum melalui
ligamentum flavum masuk ke
ruang epidural
● Jarum Tuohy → ujung tumpul &
melengkung
● Jarum Crawford → lurus tanpa
lengkungan, mudah memasukkan
kateter
KATETER EPIDURAL
● Memungkinkan pemberian infus
kontinyu atau intermiten
● Umumnya kateter No. 19-20
dimasukkan ke jarum epidural no
17-18
● Ketika menggunakan jarum Tuohy,
kateter dimasukkan 2-6 cm ke
dalam ruang epidural
PENDEKATAN ANATOMI
MIDLINE

Jarum melalui garis tengah

PARAMEDIAN

● Jarum diinsersi 2 cm lateral dari


sisi inferior dari prosesus
spinosus superior dari level
yang diinginkan
● Jarum diarahkan dengan sudut
10-25 derajat ke garis tengah
Loss of Resistance

● Menggunakan syringe untuk


mengidentifikasi hilangnya resistensi ketika
dorongan diberikan ke plunger (saat masuk
ke ruang epidural)
● Dapat menggunakan saline atau udara pada
syringe
Hanging Drop
● Tetesan saline ditempatkan di hub jarum dan
jarum (tanpa syringe) didorong → tetesan akan
“terhisap" ke dalam jarum oleh tekanan
atmosfer negatif di ruang epidural
INTERMIT
EN

Bromage Doughty Son-of-Doughty


LEVEL BLOKADE Dipengaruhi oleh:

Variabel Pasien Dosis Obat


• 1-2 ml anestesi lokal per • Opioid  meningkatkan
segmen (dipengaruhi tinggi kualitas
badan) • Epinefrin (vasokonstriktor_ 
• Peningkatan usia memperpanjang durasi
memperlambat onset dan
memperpanjang durasi
Rerata penyebaran radiografi setelah injeksi epidural dari 5 mL iotrolan, 240 mg I/mL, pada 90 pasien → Injeksi
servikal menyebar lebih ke kaudal, sedangkan injeksi lumbal menyebar lebih ke kranial
ONSET & DURASI AKSI

Maintenance anestesi:
• Menyuntikkan 1/2 dosis awal setelah blok mengalami regresi 2 dermatom
• Menyuntikkan dosis tetap obat secara berkala → L: 5 mL 0,5% ropivacaine atau bupivacaine
setiap 60 mnt; T: dosis lebih kecil dibanding L (2,5 mL)

AJUVAN:
• Na bikarbonat → ↑ obat aktif → mempercepat onset dan ↑ densitas blok
• Epinefrin dan α2-agonis → vasokonstriksi dan efek analgesia → ↑ onset dan kualitas blok
• Opioid → ↑onset dan kualitas blok → morfin (2-5mg), fentanyl (50-100mcg), diamorphine (2-4mg)
LEVEL DERMATOM
CARA MEMBUAT LIDOCAINE 1.5% + EPINEPHRINE 1:200.000

Test dose butuh epinephrine 1:200.000 →


Pehacaine → Lidocaine 2% +
setiap ml mengandung 5 microgram → 3 mL
epinephrine 0,0125 mg/ml
x 5 mcg = 15 mcg

Sediaan epinephrine pada pehacaine 0,0125 mg/ml.


= 12,5 microgram/ml → butuh 1,2 mL

Pehacaine 1,2 ml juga mengandung lidocaine 2%. Jadi ambil pehacaine 1,2 ml + lidocaine
→ 1,2 ml x 20 mg/ml = 24 mg lidocaine → kurang 1 ml + 0,8 ml aquadest = Test dose
21 mg untuk mencapai 45 mg
FISIOLOGI
• Epidural anestesi → ↓ SSEP (somatosensory evoked potential) di area blok sensorik tetapi tidak pada
dermatom di atas atau di bawahnya → menunjukkan aksi perifer (bukan di medulla spinalis)
• Blok diferensial bergantung pada ukuran serabut saraf → semakin besar semakin resisten

KARDIOVASKULAR
GASTROINTESTINAL
• Hipotensi (blok simpatis → venodilasi
• Sekresi ↑, sfingter relaksasi, → ↓ cardiac output)
usus konstriksi (akibat • Bradikardia (blok simpatis kardiak
dominasi vagal) dan Bezold-Jarisch reflex)
• Keluhan mual dan muntah
HEMOSTASIS
RESPIRASI
SUHU
Hipotermia (akibat inhibisi • Sering mengeluhkan dyspnea
pada kontrol termoregulasi pada blok sensorik level
sentral, dan ↓ vasokonstriksi & torakik
shivering) • Fungsi respirasi jarang
berubah
KOMPLIKASI
● Toksisitas sistemik ● Salah penempatan
● Trauma ● Efek tidak adekuat
● Blok subdural
● Backache ● Inadvertent subarachnoid
● Tusukan dura/bocor blok
● Postdural puncture ● Inadvertent suntikan
headache intraarterial
● Diplopia ● Robekan kateter
● Tinitus
● Inflamasi
● Injuri saraf
● Kerusakan radiks saraf ● Infeksi
● Kerusakan medula ● Meningitis
spinalis ● Epidural abses
● Cauda equina syndrome
● Perdarahan (hematoma)
BLOKADE EPIDURAL PADA
PASIEN YANG MENERIMA
TERAPI ANTITHROMBOTIK
REFERENSI

1. Powlovich, L. G., Nemergut, E. C., & Collins, S. R.


(2018). Barash’s Clinical Anesthesia.
2. Butterworth, J. F., Mackey, D. C., & Wasnick, J. D.
Morgan and Mikhail’s clinical anesthesiology. McGraw-
Hill Education; 2018
TERIMA KASIH

You might also like