You are on page 1of 23

Kelompok Assesmen

Persepsi & kognitif


Selly Lestari Icharully Uljayanti Riska Khoerani Indra Fauzi
Persepsi

○ merupakan proses aktif memilah, menata dan menafsirkan orang,


obyek, kejadian, situasi dan aktivitas (Wood, 1997: 47). Manusia
memilah hanya hal ihwal tertentu dalam hidup mereka, lalu menata
dan menafsirkannya secara selektif. Persepsi membentuk
bagaimana manusia memahami orang lain dan dunianya sekaligus
berbagai pilihan yang diambil dalam hidup mereka
Persepsi meliputi :
Penginderaan
( sensasi )  Atensi
Pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari
melalui alat – alat indra kita ( indra perasa, indra peraba, indra
sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan
pencium, indra pengecap, dan indra pendengar ). Makna pesan
dari penginderaan, ingatan dan proses kognitif lainnya.Proses
yang dikirimkan ke otak harus dipelajari. Semua indra itu
atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental
mempunyai andil bagi berlangsungnya komunikasi manusia.
yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan reaksi
Penglihatan menyampaikan pesan nonverbal ke otak untuk
terhadap rangsang tertentu. Atensi dapat merupakan proses
diinterprestasikan.
sadar maupun tidak sadar.

Interpretasi 
Proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih
pembicara yang tak dapat menggunakan simbol- simbol yang sama,
baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau
berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan).
Kognitif
kemampuan belajar atau berfikir atau kecerdasan
yaitu kemampuan untuk mempelajari
keterampilan dan konsep baru, keterampilan untuk
memahami apa yang terjadi di lingkungan
sekitarnya, serta keterampilan menggunakan daya
ingat dan menyelesaikan soal-soal sederhana.
Kemampuan kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk
menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.
Menurut Gagne, dalam Jamaris, kognitif adalah proses yang terjadi secara internal
di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berfikir. Kemampuan
kognitif ini berkembang secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan
syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan syaraf. Salah satu teori yang
berpengaruh dalam menjelaskan perkembangan kognitif ini adalah teori Piaget.
HASIL IDENTIFIKASI
• Pada Riwayat perkembangan anak dari masa di dalam
kandungan sampai dengan setelah dilahirkan di ketahui bahwa,
selama mengandung Ibunya ahmad tidak merasakan atau
mengalami hal-hal yang tidak biasa dengan kata lain selama
mengandung semuanya normal dan usia Ibu Ahmad saat
mengandung pun termasuk usia yang siap tidak terlalu muda
tidak terlalu tua juga.
• Pada proses kelahiran juga terlihat normal, usia kandungan 9
bulan, proses normal dengan bantuan Bidan, kemudia BB dan
Panjang badan bayi juga normal saat lahir, menangis, kondisi
kulit normal.
• Hambatan mulai muncul saat Ahmad berusia 4 bulan, saat itu
terdeteksi bahwa ada flek paru-paru karena anak sering sakit-
sakitan. Saat dilakukan wawancara diketahui bahwa memang
dilingkungannya ada perokok walaupun saat itu tidak terlalu
dekat. Berhubungan dengan terdeteksinya flek paru-paru,
terdapat juga perkembangan-perkembangan pada Ahmad yang
terlambat. Salah satunya bahwa Ahmad baru bisa berjalan
sendiri saat usia 4 Tahun itupun masih kurang dalam
keseimbangannya.
Lanjutan HASIL IDENTIFIKASI
• Saat usia 5 tahun Ahmad mengalami kejang, saat wawancara
diketahui bahwa memang ibunya ahmad pun memiliki Riwayat
kejang.
• Dari indicator-indikator perilaku yang di amati, menunjukkan bahwa
Ahmad tidak memiliki hambatan yang cukup serius (berat) dalam
aspek kognitf dan persepsi.
• Untuk sementara beberapa hambatan atau kekurangan berdasarkan
hasil dari indicator perilaku yang diamati :
1) Anak belum mampu dalam hal memahami ukuran & posisi secara
lebih luas.
2) Anak mengetahui huruf tapi belum lancar membaca (masih di Eja)
3) Anak mengetahui angka tapi belum lancer dalam mengoperasikan
bilangan (penjumlahan, pengurangan, perkalian / pembagian).
4) Saat menulis, anak masih kurang rapi dan terkadang penyusunan huruf
belum tepat, seperti penempatan huruf kapital.
5) Fokus anak masih kurang, karena terlihat anak suka memperhatikan
tetapi kurang menyimak.
6) Anak kurang mampu beradaptasi (menyendiri)
PELAYANAN YANG DIBUTUHKAN
 
Berdasarkan hasil identifikasi :
Pembelajaran yang di individualisasikan
Penambahan waktu belajar (Les privat)
Pembiasaan membaca buku/ Latihan latihan
Bimbingan dalam bersosialisasi di lingkungan
sekolah/ rumah/ Masyarakat.
ANALISIS HASIL ASESMEN KOGNITIF
• Berdasarkan asesmen yang telah dilakukan pada aspek
kognitif dasar dalam hal mengelompokkan obyek berdasarkan warna
Ahmad mampu tanpa bantuan, dan mampu menunjukkan dengan
tepat dalam mengelompokkan obyek berdasarkan warna.

• Dalam mengelompokkan obyek berdasarkan bentuk, Ahmad


mampumelakukan dengan tepat dan tanpa bantuan. Dalam
hal Membedakan suatu bentuk ahmad ini terlihat sudah
paham mengenaI perbedaan suatu bentuk.

• Dalam mengelompokkan obyek berdasarkan ukuran, Ahmad


Mampu dengan bantuan dalam melakukannya. Terlihat saat
melakukannya itu Ahmad jadi bingung dan ragu, karena
saat diperintahkan untuk mengelompokkan, obyeknya
berada pada sekumpulan obyek-obyek yangtercampur antara
ukurang kecil-sedang-besar yang jumlahnya lebih dari
1.Sehingga anak menjadi ragu saat melakukannya dan
kurang percaya diri juga.
• Dalam mengurutkan obyek berdasarkan pola ukuran bentuk,
Ahmad mampu melakukan dengan tepat dan tanpa bantuan. Pada
saat melakukannya ahmad percaya diri dan tidak ragu untuk
mengurutkan, karena obyek yang digunakan disini jumlahnya
masing-masing satu sehingga anak mampu dengan lancer dan
tepat dalam mengurutkan obyek tersebut.
• Dalam mengurutkan obyek berdasarkan pola urutan warna,
Ahmad mampu melakukannya dengan tepat dan tanpa bantuan.
Hal ini mungkin pada dasarnya anak sudah memahami mengenai
warna, sehingga saat diperintahkan untuk mengurutkan warna
ahmad mampu melakukannya dengan baik.
• Dalam memasangkan/ menjodohkan suatu obyek dengan
karakteristik yang berbeda, Ahmad mampu melakukannya dengan
tepat dan tanpa bantuan. Karena mungkin obyek yang di
tunjukkan sudah sering dilihat atau di pakai sehingga ahmad
mampu dan paham mengenai karakteristik masing-masing
obyeknya.
• Dalam memahami kekekalan jumlah, Ahmad belum mampu dan
belum memahami hal tersebut. Saat melakukan instruksi dimana
anak ditanya mengenai ukuran/ jumlah air pada 2 wadah yang
berbeda, Anak menjawab bahwa keduanya memiliki ukuran
volume yang berbeda. Sehingga disimpulkan bahwa ank belum
memahami mengenai kekekalan jumlah.

• Total skor = 68, Skor yang di peroleh = 29*2= 58.

• X 100% = X 100% = 85% (Perkembangan anak optimal).


ANALISIS HASIL ASESMEN PERSEPSI
• Dalam mengidentifikasi huruf vocal di awal atau di akhir, Ahmad
masih perlu melakukannya dengan bantuan yaitu dengan adanya
penekanan pada saat menyebutkan kata tersebut.

• Dalam mengidentifikasi hurul vocal & konsonan di awal atau di akhir,


Ahmad masih perlu melakukannya dengan bantuan yaitu dengan
adanya penekanan pada saat menyebutkan kata tersebut, baru anak
bisa menunjukkannya.

• Dalam membedakan suatu bunyi keras-lemah, jauh-dekat, cepat-


lambat, anak mampu dan paham mengenai perbedaan bunyi
tersebut. Hanya saja ketika anak di minta menyampaikan ulang apa
yang didengarnya (misalnya penjelasan) anak kurang mampu
menyampaikannya dengan tepat.
• Dalam mengingat suara Binatang tertentu anak mampu dan mengetahui, anak
juga mampu menirukan suara Binatang tersebut, tetapi hanya Binatang yang
memang sering dijumpai.

• Dalam melakukan suatu perintah baik itu 2 perintah lisan ataupun 3 perintah
lisan, Ahmad mampu melakukannya dengan baik, tetapi dalam tahap perintah
yang ringan/ sederhana.

• Dalam mengidentifikasi obyek berdasarkan permukaan lembut-kasar, Ahmad


mampu melakukannya dan memahami perbedaan suatu permukaan yang
lembut dan permukaan kasar.

• Dalam mengidentifikasi angka/ huruf yang ditulis di punggung, Ahmad masih


belum mampu melakukannya. Ahmad masih tidak dapat menjawab dan
kebingungan saat di minta menyebutkan huruf/ angkanya, padahal sudah
dilakukan lebih dari 2kali.
 
• Dalam kesadaran posisi/ penghayatan tubuh, Ahmad kurang mampu
ketika melakukannya, karena Ahmad ini masiih sering tertukar antara
posisi kanan dan kiri.

• Dalam mengidentifikasi posisi obyek dalam ruang, Ahmad mampu


melakukannya. Dalam hal ini yang dilakukan lebih ke memasukan
suatu benda kepada tempat yang sesuai, anak mampu melakukan
karna paham mengenai persamaan suatu bentuk. Kemudian dalam
hal jarak anak juga memahami mana yang jauh dan mana yang dekat.

• Dalam membedakan suatu obyek dengan yang lain, Ahmad mampu


melakukannya dengan tepat. Karena pada dasarnya anak memang
sudah mengerti mengenai perbedaan suatu bentuk.
• Dalam mengidentifikasi obyek yang tidak diperlihatkan seluruhnya,
Ahmad mampu melakukannya sendiri jika obyek tersebut yang
memang sering dijumpai anak, maka Ahmad bisa menunjukkannya.
Tetapi jika obyeknya yang tidak familiar, anak tidak mampu
menjawab.

• Dalam mengidentifikasi sifat obyek berdasarkan yang dilihatnya,


Ahmad sudah mampu dan paham mengenai sifat obyek panas-
dingin. Sehingga saat diperintah untuk mengindentifikasi anak
mampu melakukannya dengan baik dan tepat.

• Total Skor = 60*2 = 130, skor yang diperoleh = 28*2 =56


• X 100% = X 100% = 43%

( Perkembangan anak belum optimal )


 
LEMBAR KERJA
SISWA

ASPEK ASPEK
KOGNITIF PERSEPSI
ANALISIS HASIL LKS KOGNITIF
• Pada aspek kognitif dasar dalam mengklasifikasikan sesuatu anak
mampu dengan bantuan. Dalam mengelompokkan obyek berdasarkan
warna meskipun bentuk dari obyek itu berbeda-beda, Ahmad mampu
karena anak sudah memahami dan mengetahui mengenai warna.
Walaupun memang dalam pengerjaan LKS ini ahmad di bantu untuk
diberitahu petunjuk/ apa yang diperintahkan, karena dalam membaca
Ahmad belum lancar.
• Dalam mengelompokkan obyek berdasarkan bentuk Ahmad mampu
menunjukkan dan memahami mengenai macam-macam suatu bentuk
dan perbedaan antara bentuk satu dengan bentuk lainnya sehingga
dalam pengerjaan lembar kerja mengenai hal tersebut, Ahmad mampu
menunjukkan dengan tepat. Hanya saja masih harus diberitahu
instruksinya karena anak belum lancar baca.
• Dalam mengelompokan obyek berdasarkan ukuran, Ahmad mampu
namun masih dengan bantuan. Terlihat ketika pengerjaan, bahwa
Ahmad ragu saat diperintahkan untuk menunjukkan ukuran yang
“sedang” diantara sekumpulan obyek-obyek yang berbeda ukuran.
Sehingga dibantu dan dibimbing agar anak percaya diri saat
mengerjakan lembar kerjanya.
• Dalam mengurutkan obyek berdasarkan ukuran Ahmad mampu
dengan menunjukkannya secara tepat. Terlihat bahwa saat
diperintahkan untuk mengurutkan obyek dari yang terkecil-
terbesar yang obyeknya terdiri masing-masing 1, Ahmad
mampu di bandingkan dengan diperintahkan untuk
menunjukkan ukuran obyek diantara sekumpulan obyek yang
berbeda ukuran.
• Dalam mengurutkan obyek berdasarkan pola warna, Ahmad
mampu menunjukkan dengan tepat urutan warna cerah ke
gelap atapun sebaliknya. Dalam pengerjaan lembar kerjanya
Ahmad mampu menunjukkan dengan tepat.
• Dalam menjodohkan/ memasangkan suatu obyek dengan
obyek lain yang memiliki karakter berbeda, anak mampu.
Karena di awal pun mengenai ukuran & jumlah anak memang
sudah paham secara garis besar.
• Dalam memahami kekekalan jumlah, Ahmad belum mampu
dan belum memahami, karena dalam pengerjaan lembar
kerjanya hasilnya pun tidak tepat.
ANALISIS HASIL LKS PERSEPSI

• Dalam persepsi auditoris, anak mampu walaupun masih dengan


bantuan sedikit-sedikit. Dalam mengidentifikasi huruf vocal di awal
atau di akhir suatu kata, Ahmad mampu menjawab/ menunjukkan
dengan tepat. Hanya saja perlu dengan bantuan untuk meyakinkan
anak/ agar anak percaya diri terhadap jawabannya.
• Dalam mengidentifikasi huruf konsonan dan vocal di awal atau akhir
suatu kata, Ahmad juga mampu dengan bantuan dalam menjawab/
menunjukkannya.
• Dalam membedakan antara suara keras-lemah, suara jauh-dekat,
suara cepat-lambat, Ahmad mampu membedakan dan memahami
mengenai perbedaan hal tersebut,
• Dalam mengingat suatu suara Binatang anak mampu dan bahkan
anak mampu untuk menirukannya dengan tepat.
• Pada persepsi visual, anak mampu dengan bantuan. Dalam
mengidentifikasi posisi obyek dalam ruang, Anak mampu namun dengan
bantuan dan arahan, karena anak masih sering tertukar antara posisi
kanan dan kiri.
• Dalam mengidentifikasi obyek yang tidak diperlihatkan seluruhnya,
Ahmad mampu menjawab dengan tepat tanpa bantuan jika obyeknya
yang memang sering dia jumpai/ familiar. Tetapi kalua untuk obyek yang
jarang ia jumpai anak perlu bantuan untu menjawab secara detailnya.
• Dalam mengidentifikasi sifat obyek berdasarkan yang dilihatnya, Ahmad
mampu menunjukkan dengan tepat mana yang sifatnya dingin atau
panas.
• Dalam kesadaran posisi atau penghayatan tubuh, Ahmad masih perlu
bantuan seperti pengarahan atau mengingatkan mengenai posisi. Karena
sudah dijelaskan tadi, bahwa Ahmad ini masih sering tertukar/ bingung
antara posisi kanan dan kiri.
KESIMPULAN
Setelah proses asesmen yang telah kelompok kami lakukan pada seorang anak
berusia 9 tahun yang duduk di kelas 2 Sekolah Dasar Negeri. Maka kami
paparkan hasil dari analisis yang telah dilakukan dari semua proses asesmen
mulai dari identifikasi, asesmen, dan tes pada anak, sebagai berikut :
• Dalam aspek kognitif dasar Sebagian besar anak mampu, seperti
mengklasifikasikan obyek, mengurutkan obyek, dan dalam hal korespondensi
yaitu memasangkan/ menjodohkan obyek. Anak mampu dengan tanpa
bantuan dalam melakukannya.
• Dalam aspek persepsi anak juga mampu pada beberapa indicator seperti
diskriminasi visual, diskriminasi bentuk, mengenal sifat suatu obyek dan
dalam persepsi kinestetiknya anak mampu melakukannya dengan baik.
• Hambatan yang terdapat pada anak yang kami asesmen yaitu dalam kognitif
dasar untuk konservasi anak masih belum memahami mengenai hal
tersebut. Kemudian dalam aspek persepsi anak masih kurang mampu dalam
visual closure, diskriminasi auditoris, ingatan auditoris, urutan auditoris,
persepsi taktil anak masih kurang mampu.
• Dari hasil asesmen yang telah dilakukan diketahui bahwa secara kuantitatif
hasil dari asesmen kognitif anak memperoleh nilai 85% yang artinya
perkembangan anak optimal dalam aspek kognitifnya. Kemudian untuk dari
asesmen persepsi anak memperoleh nilai 43% yang artinya perkembangan
anak belum optimal.
• Untuk itu anak memerlukan bimbingan dalam pembelajaran secara langsung
mengenai pemahaman terhadap kognitif konservasi (memahami perubahan
suatu bentuk dan ukuran obyek), dan belajar lagi mengenai wawasan atau
pengetahuan-pengetahuan yang baru.
• Dapat dilakukan dengan memberikan latihan yang dapat merangsang otak.
• Anak juga memerlukan bimbingan dalam mengembangkan lagi aspek
persepsi anak terutama ingatan auditoris, visual closure, diskriminasi
auditoris, urutan auditoris dan persepsi taktilnya.
• Untuk persepsi auditoris anak dapat dilakukan Latihan-latihan dengan
mengasah kemampuan mengenal konsonan/ vocal di awal kata atau akhir
kata.
• Bisa juga bercerita atau membacakan buku dongeng kepada anak kemudian
ajak anak untuk tanya jawab mengenai dongeng yang sudah di bacakan.
• Untuk persepsi visual closure bisa dengan mengajarkan anak untuk Latihan
Menyusun sebuah puzzle.
• Untuk persepsi heptik/ taktil, bisa dengan mengajak anak untuk Latihan
menulis angka/ huruf di punggung lalu minta anak untuk menebak huruf/
angka yang ditulis tersebut.
DOKUMENTAS
I

You might also like