You are on page 1of 13

Kali ini tema presentasi kita penting

banget, jadi kalau bisa jangan kedip


sampai presentasinya selesai.
ANTI
HIPERTENS
I
Dosen pengampu: apt.,Dini Lina Agustanti., S.Far., MM
Kelompok 1
Disusun oleh :
1. Afna Ismi Azizah 2022200001
2. Devi Rahma Puspita 2022200002
3. Amalia Nurul Hikmah 2022200003
4. Sigit Utomo 2022200004
5. Anis Istiyati 2022200005
Pengertian anti
hipertensi
Antihipertensi adalah obat – obatan yang digunakan untuk
mengobati hipertensi. Anti hipertensi juga diberikan pada individu
yang memiliki resiko tinggi untuk terjadinya penyakit
kardiovaskular dan mereka yang beresiko terkena stroke
maupun miokard infark. Hipertensi merupakan penyakit
degeneratif, karena terjadi penurunan fugsi dan struktur dari
jaringan atau organ tubuh secara progesif menurun dari waktu
ke waktu karena gaya hidup yang tidak sehat. Orang dewasa
sekitar 20% menderita tekanan darah tinggi dan angka ini terus
meningkat. Semua kematian di bawah usia 65 tahun sebanyak
40% adalah akibat tekanan darah tinggi (Junaidi
2010).Hipertensi merupakan salah satu factor penyebab utama
gangguan jantung selain mengakibatkan gagal jantung,
hipertensi dapat juga berakibat terjadinya gagal ginjal maupun
serebrovaskular.Penyakit ini sering disebut silent killer karena
tidak adanya gejala dan tanpa disadari penderita mengalami
komplikasi pada organ-organ vital (Depkes 2006).
Hipertensi dibagi dua golongan
1. Hipertensi
2. Hipertensi Sekunder
Primer/Esensia
Hipertensi ini 90-95% belum diketahui Hipertensi sekunder merupakan
secara pasti, para pakar menghubungkan hipertensi yang disebabkan karena
penyebab pembuluh darah atau organtubuh
hipertensi primer seperti genetik, tertentu, seperti ginjal, kelenjar,
lingkungan, kelainan metabolisme adrenalin, dan aorta. Penyebab
intraseluler, yang meningkatkan hipertensi sekunder sekitar 5 –10 %
resikonya seperti obesitas, konsumsi berasal dari penyakit ginjal, dan
alkohol, merokok dan kelainan darah sekitar 1 – 2 % karena kelainan
(Polisitemia) hormonal atau pemakaian obat-obat
(Sustrani, 2004). tertentu.
Golongan obat anti hipertensi

1. Diuretik: Obat ini 2. ACE inhibitor 3. ARB (Angiotensin II 4. Beta blocker: Obat ini
meningkatkan pengeluaran air (Angiotensin-Converting Receptor Blocker): Obat menghambat reseptor
dan garam dari tubuh melalui Enzyme inhibitor): Obat ini bekerja dengan beta di jantung dan
urin, sehingga mengurangi ini menghambat enzim menghambat aksi pembuluh darah,
volume darah dan ACE yang berperan hormon angiotensin II, sehingga menurunkan
menurunkan tekanan darah. dalam pembentukan zat yang menyebabkan denyut jantung dan
Contohnya adalah yang menyebabkan pembuluh darah tekanan darah.
hidroklorotiazid,furosemid, pembuluh darah menyempit. Dengan Contohnya adalah
dan spironolakton. menyempit. Denga memblokir reseptor propranolol, metoprolol,
demikian,pembuluh angiotensin II, pembuluh dan atenolol.
darah menjadi lebih rileks darah menjadi lebih
dan tekanan darah rileks dan tekanan darah
menurun. Contohnya menurun. Contohnya
adalah enalapril,lisinopril, adalahlosartan,
dan ramipril. valsartan, dan
Golongan obat anti hipertensi

5. Calcium channel blocker: 6. Alfa blocker: Obat ini 7. Agonis reseptor 8. Penghambat renin:
Obat ini menghambat aliran menghambat reseptor imidazolin: Obat ini Obat ini menghambat
kalsium ke dalam sel-sel otot alfa-adrenergik, yang bekerja dengan produksi renin, yang
pembuluh darah,sehingga bertanggung jawab mengaktifkan reseptor berperan dalam
pembuluh darah menjadi terhadap penyempitan imidazolin di otak, pengaturan tekanan
lebih rileks dan tekanan darah pembuluh darah. Dengan yang darah. Contohnya adalah
menurun. Contohnya demikian, pembuluh menyebabkan aliskiren
adalahamlodipin, nifedipin, darah menjadi lebih rileks pelebaran pembuluh
dan diltiazem. dan tekanan darah darah dan penurunan
menurun. Contohnya tekanan darah.
adalah doxazosin dan Contohnya adalah
prazosin. metildopa dan
moxonidine.
Contoh obat anti hipertensi

ACE inhibitor
(Angiotensin Converting ARB (Angiotensin
Diuretik:
Enzyme inhibitor): Receptor Blocker):
 Enalapril  Losartan  Hydrochlorothiazide
 Lisinopril  Valsartan  Chlorthalidone
 Ramipril  Irbesartan  Furosemide

Calcium channel Obat kombinasi:


Beta blocker:
blocker:
 Amlodipine besylate +
 Metoprolol  Amlodipine Losartan
 Propranolol  Nifedipine  Hydrochlorothiazide +
 Atenolo  Diltiazem Lisinopril
 Metoprolol +
Hydrochlorothiazide
Mekanisme obat anti hipertensi
Beberapa mekanisme kerja yang berbeda yang digunakan oleh obat-obatan ini. Beberapa
mekanisme umum obat antihipertensi meliputi:
1. Penghambat Enzim Pengubah Angiotensin (ACE Inhibitor): Obat ini menghambat enzim ACE yang
bertanggung jawab untuk mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II, yang merupakan
vasokonstriktor (mengencangkan pembuluh darah). Dengan menghambat enzim ACE, obat ini
membantu melebarkan Obat antihipertensi digunakan untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau
hipertensi. Ada pembuluh darah, mengurangi resistensi pembuluh darah, dan akhirnya menurunkan
tekanan darah.
2. Bloker Reseptor Angiotensin II (ARB): Obat ini bekerja dengan mengikat dan memblokir reseptor
angiotensin II pada pembuluh darah, sehingga mencegah angiotensin II untuk berinteraksi dengan
reseptor dan menyebabkan vasokonstriksi. Dengan demikian, pembuluh darah dapat melebar, dan
tekanan darah dapat diturunkan.
3. Diuretik: Diuretik adalah obat yang meningkatkan produksi urine, sehingga membantu mengurangi
volume darah dan menurunkan tekanan darah. Diuretik bekerja dengan mengurangi penyerapan
garam dan air di tubulus ginjal atau meningkatkan ekskresi garam dan air melalui urin.
Mekanisme obat anti hipertensi
4. Antagonis Kalsium: Obat ini menghambat aliran kalsium ke dalam sel otot polos pembuluh darah.
Kalsium diperlukan untuk kontraksi otot polos, dan dengan menghambat aliran kalsium, obat ini
membantu melebarkan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.
5. Beta Blocker: Obat ini menghambat aksi hormon epinefrin (adrenalin) pada reseptor beta di jantung
dan pembuluh darah. Dengan demikian, obat ini mengurangi denyut jantung dan kekuatan kontraksi,
sehingga menurunkan tekanan darah.
6. Vasodilator: Obat ini melebarkan pembuluh darah dengan mengendurkan otot polos pada dinding
pembuluh darah. Vasodilator dapat bekerja secara langsung pada otot polos atau melalui mekanisme
lain, seperti meningkatkan produksi oksida nitrat yang merelaksasi pembuluh darah.
Penting untuk dicatat bahwa ini hanyalah beberapa contoh mekanisme kerja obat antihipertensi, dan
ada banyak jenis obat antihipertensi lainnya dengan mekanisme yang lebih kompleks. Pemilihan obat
antihipertensi yang tepat akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan individu dan harus
direkomendasikan oleh dokter berdasarkan evaluasi medis yang komprehensif.
Kesimpulan
Anti hipertensi adalah bahwa obat-obatan yang
digunakan untuk mengatasi tekanan darah
tinggi (hipertensi) dapat efektif dalam menurunkan
tekanan darah dan mengurangi risiko komplikasi
yang terkait dengan hipertensi, seperti penyakit jantung,
stroke, dan gagal ginjal
“Jika ada kurangnya saya minta
maaf, jika ada lebihnya tidak usah
dikembalikan karena saya
orang yang ikhlas.”

You might also like