You are on page 1of 5

PENALARAN - DISHARMONI

Penyebab disharmoni Asas Pengertian asas Dasar


Hukum Hk
Terjadi inkonsistensi Lex Peraturan yg lebih Ps 7 (5) UU No
secara vertical dari segi superior tinggi 10/2004 - PS 7 (1)
format peraturan, yaitu derogate mengenyampingka UU NO. 12/2011
peraturan yg lebih rendah legi inferior n peraturan yg
bertentangan dg peraturan lebih rendah
yg lebih tinggi, mis: PP
dg UU
Terjadi inkonsistensi secara Lex posterior Peraturan yang Doktrin
vertical dari segi waktu, derogate legi belakangan (terbaru)
beberapa peraturan yg priori mengenyampingkan
secara hirarhi sejajar (mis: peraturan yang
UU – UU) namun yg satu terdahulu (lama)
lebih dulu berlaku dari pd yg
lain
Terjadi inkonsistensi Lex Specialis Peraturan yg lebih Ps 1 KUHD
secara horizontal dari segi derogat legi khusus
substansi peraturan, generali mengenyampingkan
yaitu beberapa peraturan peraturan yg lebih
yang secara hirarhi sejajar, umum
tetapi substansi peraturan
yg satu lebih umum
dibandingkan dg substansi
peraturan yg lainnya

Terjadi inkonsistensi dari Lex posterior Peraturan yang Doktrin


segi substansi dlm satu derogate legi belakangan (terbaru) (berarti Ps 15 menyenyampingkan Ps

peraturan yg sama (mis: priori mengenyampingkan 1)

Ps 1 bertentangan dg Ps peraturan yang


15 dari satu UU yg sama) terdahulu (lama)


Ahli ilmu perundang-undangan Maria F. Indriati Soeprapto pernah membahas
pertentangan antara Pasal 20 ayat (4) dan ayat (5) UUD 1945. Menurutnya, kalau
terjadi kontradiksi demikian, ayat yang belakangan akan mengenyampingkan
ayat yang sebelumnya. Hukomonline, “Maria Farida; Tanpa pengesahan
Presiden, UU Tidak Berlaku http://www.hukumonline.com/detail.asp?id=7878&d=Wawancara, 24 April 2003
Terjadi inkonsistensi antara Res judicate Putusan hakim harus Doktrin
sumber formal hukum yang pro veritate dianggap benar (sekalipun
berbeda, yaitu antara UU dan hebetur bertentangan dg UU,
putusan hakim sampai ada putusan hakim
lain yang mengoreksinya)


Asas ini sering juga disebut “Res judicate pro veritate accipitur (A thing
adjudicated is received as the truth. A judicial decision is conclusive until
reversed, and its verity cannot be contradicted). Lihat P.G. Osborn, A Concise
Law Dictionary, London: Sweet & Maxwell Ltd 1954. p. 294

Terjadi inkonsistensi antara Lex dura sed UU tidak dapat diganggu Legalitas
sumber formal hukum tamen scripta gugat. Pasal 15 AB
yang berbeda, yaitu antara (Algemene Bepalingen
UU yg bersifat memaksa van Wetgeving loor
dan kebiasaan Indonesie


Kebiasaan saja tidak dapat mengikat seseorang kecuali kebiasaan itu sudah
diperkuat oleh UU
Terjadi inkonsistensi antara Die Perbuatan yang berualang- Ps 28 (1) UU
sumber formal hukum yang Normatieven ulang akan memberi No 4/2004 ttg
berbeda, yaitu antara UU yg Kraft des kekuatan berlaku normatif MA
bersifat mengatur dg kebiasaan Faktischen


“Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa
keadilan yg hidup dlm masyarakat”. Artinya bahwa

hakim tidak perlu harus terikat kepada UU (hukum tertulis) tetapi dapat mencari sumber hukum

lain, misalnya kebiasaan yang mencerminkan nilai-nilai dan rasa keadilan masyarakat.

Pasal 28
(1) Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan
rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.
(2) Dalam mempertimbangkan berat ringannya pidana, hakim wajib
memperhatikan pula sifat yang baik dan jahat dari terdakwa.

You might also like