You are on page 1of 33

PENDIDIKAN INKLUSIF

DI INDONESIA

Dr. Retno Anisa Larasati, M.M


2
KONSEP PENDIDIKAN INKLUSIF

Pendidikan inklusif didefinisikan sebagai sistem


penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada
semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi
kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau
pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama
dengan peserta didik pada umumnya.
(Permendiknas Nomor 70 tahun 2009)

3
KONSEP PENDIDIKAN INKLUSIF

Pendidikan inklusif adalah sistem layanan


pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus
belajar di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama
teman-teman seusianya

(Sapon-Shevin dalam O’Neil 1994)

4
Sekolah inklusif adalah sekolah yang menampung
semua siswa di kelas yang sama. Yang menyediakan
program pendidikan yang layak, menantang, tetapi
disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap
siswa dengan bantuan dan dukungan yang dapat diberikan
oleh para guru, agar anak-anak berhasil
(Stainback dan Sianback, 1990)

5
Landasan
Pendidikan
Inklusif
1. Landasan Religius

Al-Qur’an – Surat An-Nur : 61

“ Makna yang tersirat dalam ayat tersebut


adalah bahwa Allah SWT tidak membeda-
bedakan kondisi, keadaan dan kemampuan
seseorang dalam kehidupan sehari-hari.

7
2. Landasan Filosofis

PANCASILA – Bhineka Tunggal Ika

“ Filosofi Bhinneka Tunggal Ika mengajarkan


manusia untuk meyakini bahwa dalam diri
manusia terdapat potensi kemanusiaan, yang
dapat dikembangkan melalui pendidikan.

8
3. Landasan Yuridis

a. Nasional

“ 1) Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31


2) Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 5
3) Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak
4) Undang-undang Nomor 4 tahun 1997 tentang
Penyandang Cacat Pasal 5
5) Permendiknas Nomor 70 tahun 2009 tentang
pendidikan inklusif 9
6) Undang-undang Nomor 19 tahun 2011 tentang Pengesahan
Konvensi mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas.

“○ b. Internasional
Deklarasi Salamanca
“bahwa semua anak seyogianya belajar bersama-sama
tanpa memandang kesulitan ataupun perbedaan yang
mungkin ada pada mereka”

10
4. Landasan Pedagogis

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

“ Pendidikan Nasional pasal 3

5. Landasan Empiris
Penelitian yang dilakukan oleh The National Academy of Science
(AS) menunjukkan hasil bahwa klasifikasi dan penempatan anak
berkelainan di sekolah, kelas atau tempat khusus tidak efektif dan
diskriminatif.

11
Tujuan Pendidikan Inklusif

12
1. Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
○ Anak akan merasa menjadi bagian dari
masyarakat pada umumnya.
○ Anak akan memperoleh bermacam-macam
sumber untuk belajar dan bertumbuh.
○ Meningkatkan harga diri anak.
○ Anak memperoleh kesempatan untuk belajar
dan menjalin persahabatan bersama teman yang
sebaya.

13
2. Bagi Pihak Sekolah
○ Memperoleh pengalaman untuk mengelola berbagai
perbedaan dalam satu kelas.
○ Mengembangkan apresiasi bahwa setiap orang
memiliki keunikan dan kemampuan yang berbeda
dengan lainnya.
○ Meningkatkan kepekaan terhadap keterbatasan
orang lain dan rasa empati pada keterbatasan siswa.
○ Meningkatkan kemampuan untuk menolong dan
mengajar semua siswa dalam kelas.

14
3. Bagi Guru
○ Membantu guru untuk menghargai perbedaan pada
setiap siswa dan mengakui bahwa siswa berkebutuhan
khusus juga memiliki kemampuan.
○ Menciptakan kepedulian bagi setiap guru terhadap
pentingnya pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus.
○ Guru akan merasa tertantang untuk menciptakan
metodemetode baru dalam pembelajaran dan
mengembangkan kerjasama dalam memecahkan
masalah.
○ Meredam kejenuhan guru dalam mengajar.
15
Prinsip-prinsip Pendidikan
Inklusif

16
1) Prinsip Pemerataan dan Peningkatan Mutu
2) Prinsip Keberagaman
3) Prinsip Kebermaknaan
4) Prinsip Keberlanjutan
5) Prinsip Keterlibatan

17
Komponen Pendidikan Inklusif

1) Manajemen Kesiswaan
2) Manajemen Kurikulum
3) Manajemen Tenaga Pendidik
4) Manajemen Sarana Prasarana
5) Manajemen Keuangan/Dana
6) Manajemen Lingkungan (Hubungan Sekolah dan
Masyarakat)
7) Manajemen Layanan Khusus

18
Kurikulum Pendidikan Inklusif

Kurikulum pendidikan inklusi menggunakan


kurikulum sekolah reguler (kurikulum nasional)
yang dimodifikasi (diimprovisasi) sesuai dengan
tahap perkembangan anak berkebutuhan khusus,
dengan mempertimbangkan karakteristik (ciri-ciri)
dan tingkat kecerdasannya

Zaitun (2011 : 42)

19
Model-model
Pendidikan Inklusif
1) Kelas reguler “full inclusion”
2) Kelas reguler dengan cluster

“ 3) Kelas reguler dengan pull out


4) Kelas reguler dengan cluster dan pull out
5) Kelas khusus dengan berbagai
pengintegrasian
6) Kelas khusus penuh

21
Konsep Kebijakan
Pendidikan Inklusif
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 tahun 2009 tentang Pendidikan
Inklusif. Kebijakan tersebut mengatur tentang:
a) tujuan pendidikan inklusif
b) jenis-jenis kelainan siswa


c) penerimaan siswa
d) penjaminan penyelenggaraan pendidikan inklusif oleh pemerintah dan pemerin
daerah
e) kurikulum pendidikan inklusif
f) pembelajaran pendidikan inklusif
g) penilaian pendidikan inklusif
h) penyediaan guru pendamping khusus oleh pemerintah
i) bantuan penyelenggaraan pendidikan inklusif, pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan pendidikan inklusif
j) penghargaan dan sanksi dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif.

23
Pendidikan Inklusi
di Lembaga Pendidikan

24
Tahapan Pelaksanan Pendidikan
Inklusif di Indonesia

25
Sumber : Rencana Induk Pembangunan Pendidikan Inklusif Tahun 2019-2024
Pendidikan Inklusi di PAUD/TK
1) Mengikuti pelatihan dasar konsep pendidikan PAUD inklusif dengan baik
2) Menyiapkan tenaga yang terampil dan kompeten
3) Menyiapkan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan individu AUDBK
4) Memberikan penyadaran kepada seluruh masyarakat dan warga sekolah bahwa
AUDBK adalah karunia TUHAN yang wajib untuk disyukuri
5) Memberikan motivasi kepada orang tua AUDBK
6) Memberikan informasi yang utuh kepada masyarakat agar menumbuhkan daya
dukung yang kuat terhadap hadirnya lembaga pendidikan inklusif
7) Menumbuhkan minat para pendidik untuk mau bekerja sama dan berusaha
memberikan pelayanan sebaik – baiknya sebagai bagian menunaikan kewajiban.

26
Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama dan Sekolah Menengah Atas

1) Identifikasi Kebutuhan Anak


2) Identifikasi Sumber-Sumber Pendukung
3) Memilih Kelas untuk Anak
4) Menyiapkan Program Pembelajaran
5) Membuat Jadwal Kegiatan
6) Pelatihan Bagi Guru

27
Pendidikan Inklusi di Sekolah Menengah Kejuruan

Langkah-langkah dalam pelaksanaan pendidikan inklusi


di SMK dengan di SD/SMP/SMA hampir sama yang
membedakaan pada saat praktek kerja industri

28
Pendidikan Inklusi di Perguruan Tinggi
 Perguruan tinggi yang menerima dan menyediakan aksesibilitas
untuk mahasiswa berkebutuhan khusus biasanya menyediakan
program pendidikan kejuruan seperti Diploma III
 Program pendidikan ini dilaksanakan secara individu
berdasarkan kurikulum yang telah diadaptasi dan disesuaikan
dengan kebutuhan mahasiswa. Program ini biasanya disebut
sebagai IEP (Individualized Education Program) atau Program
Pembelajaran Individual (PPI)

29
Kendala & Solusi dalam
Pelaksanaan Pendidikan Inklusi

30
Kendala

○ Pemahaman Inklusi dan Implikasinya


○ Kebijakan sekolah
○ Proses Pembelajaran
○ Kondisi Guru
○ Sistem Dukungan

31
Solusi
○ Upaya mendekati para guru, sekolah mengundang nara sumber atau pakar inklusif pada
beberapa kali pertemuan untuk mensosialisasikan pendidikan inklusif
○ Pemahamanan mendalam mengenai jenis atau tipe anak-inklusi
○ Diperlukan guru pendamping khusus untuk anak-anak inklusi yang cukup profesional dan
ahli dibidangnya
○ Diperlukan kurikulum khusus yang termodifikasi untuk pelaksanaan pendidikan inklusi di
SMK
○ Diperlukan dukungan sarana dan prasarana khusus untuk pelaksanaan pendidikan inklusi di
SMK
○ Perlu dibuat sistem pengelolaan administrasi pendidikan inklusif yang handal di segala lini
○ Perlu dibuat memorandum of understanding dengan lembaga-lembaga profesional untuk
pengembangan pendidikan inklusif

32
Terima kasih…

33

You might also like