You are on page 1of 10

RUMUSAN MASALAH

 Rumusan Masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian apa saja
yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahan masalahnya. Rumusan masalah merupakan suatu
penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah.
 

 Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data.
 

 Masalah dan rumusan masalah adalah dua hal yang berbeda. Jika masalah itu merupakan kesenjangan
antara yang diharapkan dengan kenyataan, sedangkan rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang
akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data.
 
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perumusan masalah yaitu:

 1. Dirumuskan secara jelas

 2. Menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternaatif tindakan yang akan


dilakukan

 3. Dapat diuji secara empiris

 4. Mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan

 5. Disusun dalam bahasa yang jelas dan singkat

 6. Jelas cangkupannya

 7. Memungkinkan untuk dijawab dengan mempergunakan metode atau teknik tertentu


Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian

Adapun bentuk-bentuk dari rumusan masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan tingkat eksplanasi (level of
explanation). Bentuk masalah dapat dikelompokan ke dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif
1. Rumusan masalah Deskriptif

Maksud dari rumusan masalah deskriptif adalah rumusan masalah yang berhubungan dengan pertanyaan terhadap
keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih

Berikut contoh rumusan masalah deskriptif :

 Seberapa tinggi efektivitas kebijakan dilarang merokok di ruang terbuka hijau?

 Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan puskesmas di daerah B?

 Seberapa tinggi tingkat produktivitas dan keuntungan finansial unit produksi pada Sekolah-sekolah Kejuruan?

 Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Kota Malang?
2. Rumusan masalah Komparatif

  Maksud dari rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang membandingkan

keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang

berbeda.

Berikut contoh rumusan masalah komparatif :

 Adakah perbedaan produktivitas kerja antara Pengawai Negeri Sipil dengan Pengawai Swasta?

 Adakah perbedaan, kecerdesan dan keahlian antara siswa daerah dengan siswa yang ada di kota?

 Adakah perbedaan kenyamanan naik angkot dan naik bus umum menurut berbagai lapisan

masyarakat?

 Adakah perbedaan kompetensi profesional guru dan kepala sekolah antara SD, SMP dan SLTA?
3. Rumusan masalah Assosiatif

Maksud dari hubungan masalah assosiatif adalah rumusan masalah yang bersifat menanyakan

hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam hal ini terdapat tiga klasifikasi bentuk rumusan

masalah assosiatif, adapun tiga bentuk tersebut adalah sebagai berikut :

a. Hubungan simetris

Maksud hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan
munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal atau pun timbal balik. Berikut contohnya :

 Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon jambu dengan tingkat manisnya buah jambu?

 Adakah hubungan antara tinggi badan dengan kemampuan kepemimpinan?

 Adakah hubungan antara banyaknya jumlah katak di suatu daerah dengan seringnya hujan turun?

 Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murid sekolah?
Contoh judul penelitiannya adalah sebagai berikut :

 Hubungan antara banyak semut di pohon jambu dengan tingkat manisnya buah jambu

 Hubungan antara tinggi badan dengan kemampuan kepemimpinan

 Hubungan antara banyaknya jumlah katak di suatu daerah dengan seringnya hujan turun

 Hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murid sekolah?

2) Hubungan Kausal

Maksud dari hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Dalam penelitian yang menggunakan
rumusan masalah ini terdapat variabel independen dan dependen, yang mempengaruhi dan dipengaruhi. Berikut
contohnya :

 Adakah pengaruh tingkat gaji terhadap kinerja karyawan? (tingkat gaji sebagai variabel independen dan kinerja
karyawan sebagai variabel dependen)
 Seberapa besar pengaruh kepemimpinan presiden terhadap kedisiplinan masyarakat?

 Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak?

 Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang
dihasilkan dari suatu sekolah?

Contoh judul penelitiannya adalah sebagai berikut :

 Pengaruh insentif terhadap kinerja karyawan di perusahaan C

 Pengaruh gaya kepemimpinan dan tata ruang terhadap kinerja karyawan di perusahaan D

 Pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak di SD Kota Malang

 Pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari
suatu sekolah
3) Hubungan timbal balik/interaktif

Maksud dari hubungan timbal balik/interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam
hal ini tidak diketahi yang mana variabel dependen yang mana variabel independen. Contohnya adalah
sebagai berikut :

 Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar. Di sini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi
prestasi tetapi juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi.

 Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian
juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.

Contoh judul penelitiannya adalah sebagai berikut :

 Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anak SD di kecamatan A

 Hubungan antara kecerdasan dan kekayaan masyarakat di Kota Malang


Beberapa contoh kesalahan kesalahan umum yang sering terjadi di dalam merumuskan masalah
 Berusaha mengumpulkan data tanpa perencanaan yang matang dengan harapan sesuatu pasti akan dapat timbul dari analisis.

 Menggunakan data yang sudah dikumpulkan atau yang telah ada, kemudian dilanjutkan dengan mencari masalah yang kira kira

cocok dengan data yang ada.

 Merumuskan tujuan secara mengambang atau terlalu umum sehingga kesimpulannya juga bersifat umum. Akibatnya, tujuan

menjadi kurang terpusat.

 Melaksanakan penelitian tanpa mengadakan kajian pustaka terhadap penelitian lainnya yang relevan.

 Melakukan penelitian ad-hoc, unik untuk suatu situasi khusus sehingga tidak memungkinkan perluasan (generalisasi) dan tidak

menghasilkan sumbangan yang berarti dalam memajukan ilmu.

 Melakukan penelitian tanpa landasan teori yang mapan untuk memberi kesempatan membandingkan hasilnya dan mengevaluasi

kesimpulannya.

 Dalam merumuskan hipotesis tidak mengkaji secara tuntas adanya kemungkinan hipotesis tandingan yang dapat menjaga

interpretasi atau kesimpulan penelitian.

 Tidak menyadari kekurangan metodologi penelitian yang digunakan, sehingga yang terjadi dapat membatasi penafsiran kesimpulan

penelitian.
 

You might also like