Professional Documents
Culture Documents
3 Gizi Pada ODHA (Tari)
3 Gizi Pada ODHA (Tari)
4
NUTRISI ESENSIAL
5
Siklus Status Gizi Baik
Status Gizi Baik
(Asupan Gizi baik, Pemeliharaan
berat badan dan Jaringan otot, zat
gizi mikro baik)
Meningkatkan Resistensi
terhadap penyakit
( TB, Diare, infeksi saluran
pernafasan)
Hubungan HIV dan Nutrisi
• HIV menyebabkan kerusakan sistem imun dan
menyebabkan timbulnya infeksi oportunistik dan
kelemahan.
• HIV menyebabkan malabsopsi makanan
• HIV menyebabkan penurunan asupan makanan
• HIV dan IO menyebabkan perubahan metabolisme –
Katabolisme
• Nutrisi yang buruk menyebabkan seseorang menjadi
rentan terhadap timbul dan lamanya mendapat infeksi –
kerusakan sistem imun
• Nutrisi buruk akan berdampak pada respon pengobatan
• Nutrisi buruk akan menyebabkan gangguan mental
7
Manfaat Nutrisi pada ODHA
• Tidak menyembuhkan HIV
• Mempertahankan dan memperbaiki status
nutrisi
• Menambah berat badan dan daya tahan
• Menunda progress dari HIV menjadi AIDS –
terutama pada stadium 1 dan 2
• Memperbaiki penyerapan obat
8
Gizi yang adekuat terhadap ODHA
11
Bagan intervensi gizi
Kapan (Peringkat Stadium Klinik Nasihat/strategi apa
WHO)
Stadium Klinik I Makanan gizi seimbang untuk
(Persiapan pemakaian ART, mis. Pada meningkatkan imunitas
bagian kegiatan konseling pasca tes) Kebersihan dan kesehatan individu untuk
mencegah infeksi
Stadium Klinik II Nasihat meningkatkan berat badan
Modifikasi tekstur diet (misalnya bila ada
ulcer di mulut)
Stadium Klinik III/IV Strategi diet utk menanggulangi masalah
(Selama penggunaan ARV) gizi yang timbul misalnya diare, berat badan
turun, kelainan pada mulut
Selama 6 bulan pertama pemakaian Identifikasi dan nasihat strategi diet utk
ARV mengatasi gejala yang timbal (diare, mual,
refluks, nafsu makan hilang, perubahan
indera pengecap, berat badan turun)
Pada kajian/review pengobatan atau Penilaian gizi dan modifikasi diet jika
waktu mengganti rejimen ARV diperlukan
Penilaian Gizi
13
Penilaian Berkaitan dengan ART
• Penilaian faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi:
- Penyebab malnutrisi
- Perubahan fungsi mental
- Saluran cerna yang bermasalah
- Faktor sosial ekonomi
- Faktor kepercayaan
- Faktor lingkungan
14
Indeks Antropometri untuk penilaian status
gizi
1) Berat badan menurut umur (BB/U), untuk Bayi & Anak
2) Tinggi badan menurut umur (TB/U), untuk Bayi & Anak
3) Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB),untuk Bayi &
Anak
4) Lingkar lengan atas menurut umur(LLA/U), untuk WUS
5) Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk Dewasa
15
Pada Saat Awal ART
• Penilaian efek samping ART
Jenis ARV dan berbagai obat lainnya mempunyai efek
samping yang dapat mempengaruhi pasien untuk
mempertahankan asupan gizi
• Monitoring pengukuran antropometri sederhana
Pengukuran berat badan
Lingkar pinggang
Lingkar lengan atas
Lingkar paha
16
Selama Terapi ART dan Manajemen
Penyakit
• Penilaian gizi dan pengukuran antropometri ulangan
perlu dilakukan secara regular oleh petugas kesehatan
17
Sesudah Rejimen ART Diganti
19
Tata Laksana Gizi dan Efek Samping ARV
20
Tata Laksana Gizi dan Efek Samping
ARV
Efek Rekomendasi Tata Laksana Gizi
Samping
Cholesterol Makan makanan rendah lemak dan kurangi makanan tinggi
meningkat cholesterol dan lemak jenuh. Makan banyak buah buahan
dan sayuran tiap hari. Olahraga secukupnya.
Trigliserida Kurangi makanan manis, karbohidrat dan lemak jenuh.
meningkat Makan buah buahan, sayuran dan biji bijian (whole grain)
tiap hari. Hindari alkohol dan rokok. Olahraga secukupnya.
Mual dan Makan makanan porsi kecil tapi sering. Minum setelah
muntah makan dan kurangi minum sewaktu makan. Hindari
lambung yang kosong. Hindari tiduran begitu selesai
makan. Makan makanan tidak begitu asin dan makanan
kering untuk menenangkan lambung. Istirahat sewaktu
makan.
21
Interaksi Obat Kombinasi (Multiple Drug)
Terhadap Makanan Dan Gizi
Variasi interaksi antara ARV dan makanan
• Beberapa jenis ARV harus diminum bersama
makanan, ARV yang lain harus diminum waktu perut
kosong, dan yang lainnya mempunyai kontra indikasi
dengan makanan tertentu.
• Beberapa ARV menurunkan penyerapan atau
metabolisme zat gizi dan memerlukan makanan
yang mempunyai zat gizi yang khusus atau
memerlukan suplementasi gizi.
• Jenis ARV tertentu mempunyai efek samping pada
konsumsi makanan, dan efek samping tersebut
dapat diatasi dengan konsumsi makanan lainnya.
22
Ketidak patuhan yang sering terjadi
23
Ketidak patuhan ini mempunyai implikasi
negatif bagi ODHA
24
Edukasi Gizi ODHA
25
PENKES TATALAKSANA NUTRISI
• Tips Umum:
• Makan makanan bervariasi untuk mendapat kecukupan nutrisi
• Makan setiap hari sedikitnya 6 kelompok makanan:
mengandung makanan utama/nasi/roti/dll, lemak, minyak,
buah, sayur, dan makanan bersumber binatang.
• Upayakan makan teratur meskipun tidak lapar
• Patuhi pembatasan makanan berhubungan dengan obat-obatan
• Minum banyak air putih dan cairan (jus segar dan herbal akan
lebih menguntungkan)
PENKES TATALAKSANAN NUTRISI
• Nafsu makan buruk:
• Makan sedikit tapi sering. Konsumsi makanan kecil
• Makan makanan kesukaan
• Seleksi resep yang mengkombinasikan makanan untuk memberikan
komposisi yang cukup (tinggi protein, vitamin dan mineral)
• Hindari makanan beraroma
• Perubahan/hilang rasa:
• Gunakan perasa seperti lemon, garam , atau bumbu
• Kunyah makanan dengan baik gerakkan sekitar mulut untuk
merangsang reseptor perasa.
PENKES TATALAKSANAN NUTRISI
31
Kasus 1
• Seorang laki-laki berusia 42 tahun masuk RS dengan keluhan sesak
napas disertai batuk berlendir. riwayat pengobatan 6 bulan namun
tidak tuntas. Pasien mengatakan sulit tidur. Hasil pengkajian :
bentuk dada pigeonchest, ronchi (+), sputum berwarna kekuningan,
TB; 165 cm, BB 45 Kg. Observasi : TD 120/80 mmHg, Suhu 38⁰C,
Pernapasan 30 x/menit, Nadi 88x/menit. Hasil tes HIV positif. Dua
minggu setelah pasien mendapat OAT dan kotrimoksasol, pasien
hanya mengeluh lemah saat diinisiasi TLE. Kebiasaan klien konsumsi
makanan yang berminyak, seperti gorengan, makanan jeroan. Saat
ini klien mengalami kembung, diare dan kolestrol tinggi.
Pertanyaan:
• Tentukan status gizi Klien Tersebut?
• Edukasi/pendidikan Gizi apa yang dibutuhkan klien tersebut
• Mengapa Konsumsi makanan berlemak mempengaruhi penyerapan ARV
32
Kasus 2
• Seorang wanita 21 tahun dirawat dengan keluhan batuk lama, demam, penurunan
berat badan yang drastis, diare kronis, nyeri telan, luka pada mulut dan labia
mayora. Radiologi torak didapatkan infiltrat pada kedua paru. Penderita
sebelumnya telah dirawat sebagai penderita HIV/AIDS dan Tuberkulosis (TB) paru
(kasus drop out). Hasil Pemeriksaan TB 166 cm, BB 47 Kg. Hasil laboratorium
didapatkan CD4 absolut : 6; CD 4 % : 3 % , hasil sputum didapatkan bakteri. tahan
asam (BTA), ulkus pada oral dan pada labia mayora. Penderita dirawat di ruang
isolasi, diberikan : O2 3 – 4 liter/menit, infus RL / D5 / Aminofusin, dipasang
nasogastric tube. Parasetamol 3x500 mg, tranfusi packet red cell (PRC),
Kotrimoksazole 1x960 mg, Nystatin oral drops 4x2 cc, Fluconazole oral 1x100 mg,
Fusidic cream pada labia mayora, Rifamfisin 450 mg, INH 300 mg, Ethambutol 1000
mg. Dalam 4 hari pertama keadaan umum membaik, diare berkurang. Klien
merupakan rujuk masuk dan telah mendapat TLE selama 3 bulan. Saat ini ada
keluhan pusing dan sakit kepala, mual dan muntah. Klien menyukai makanan yang
berminyak seperti gorengan, jeroan dsbnya.
Pertanyaan:
• Tentukan status gizi Klien Tersebut?
• Edukasi/pendidikan Gizi apa yang dibutuhkan klien tersebut
• Mengapa konsumsi makanan berlemak mempengaruhi penyerapan ARV
33
Kasus 3
• Seorang laki-laki berusia 42 tahun dirawat dengan HIV/AIDS.
Klien mengalami malnutrisi dibuktikan dengan penurunan 20
kg BB dalam sebulan awalnya klien mengatakan beratnya 75
Kg, TB 167 cm .Klien mengatakan nafsu makan menurun.
Setelah dua minggu dengan OAT pasien diberi TLE. Pasien
mengeluh pusing berat sehingga ia tidak bisa bekerja, mual
dan muntah. Dokter mengatakan bahwa pusing akan hilang
dalam beberapa minggu. Kebiasaan klien konsumsi alkohol
dan makan makanan berminyak.
Pertanyaan:
• Tentukan status gizi Klien Tersebut?
• Edukasi/pendidikan Gizi apa yang dibutuhkan klien tersebut
• Mengapa konsumsi makanan berlemak mempengaruhi
penyerapan ARV
34