You are on page 1of 21

Investigasi Teknik Audit

dan
Teknik Perpajakan

KELOMPOK 7
LENI MARLINA
DIAH AYU TRI K.
FATIMAH NURCAHYAN

AKUNTANSI FORENSIK
Investigasi dengan Teknik Audit

Kata “investigasi” dalam akuntansi forensic umumnya


berarti audit investigasi atau investgatif (investigative audit).
Karena itu secara alamiah, diantara beberapa tehnik investigasi
ada teknik-teknik
yang berasal dari teknik-teknik audit
(audit techniques).
Banyak auditor yang sudah berpengalamanpun, merasa ragu
untuk terjun dalam bidang investigasi. Padahal, teknik-teknik
audit yang mereka kuasai, memadai untuk dipergunakan dalam
audit investigasi.
Teknik audit adalah cara-cara yang dipakai dalam mengaudit kewa-
jaran penyajian laporan keuangan. Hasil dari penerapan teknik audit
adalah bukti audit. Oleh karena itu, ada penulis yang menggunakan isti-
lah teknik audit dan jenis bukti audit (types of audit evidence, dalam
makna yang sama, Ada tujuh teknik, yang dirinci dalam bentuk kata
kerja bahasa Indonesia, dengan jenis bukti auditnya dalam kurung
(kata henda bahasa Inggris), yakni :
1. memeriksa fisik (physical examination);
2. meminta konfirmasi (confirmation);
3. memeriksa dokumen (documentation);
4. review analitikal (analytic review atau analytical review);
5.meminta informasi lisan atau tertulis dari auditee
(inquiries of the auditee)
6. menghitung kembali (reperformance);
7. mengamati (observation).
MEMERIKSA FISIK
DAN MENGAMATI
Memeriksa fisik atau physical examination lazimnya diartikan sebagai penghitungan
uang tunai (baik dalam mata uang rupiah atau mata uang asing), kertas berharga,
persediaan barang, aset tetap, dan barang berwujud (tangible assets) lainnya.
Mengamati sering diartikan sebagai pemanfaatan indera kita untuk mengetahui sesu-
atu. Kalau kita melakukan kunjungan ke pabrik, kita melihat luasnya pabrik, peralatan
yang ada, kegiatan yang dilakukan, banyaknya dan beragamnya tenaga kerja. Kita
juga mendengar kebisingan (atau sebaliknya, keheningan dalam pabrik tertentu). Kita
mencium atau membaui sesuatu, mungkin sesuatu yang wangi (seperti di pabrik par-
fum, aromatik, obat, dan lain- lain) atau bahkan bau yang menyengat (misalnya di
tempat penyamakan kulit atau tempat pengolahan sampah). Kita bisa mencicipi, mis-
alnya di pabrik yang menghasilkan makanan. Kita merasakan suhu panas atau dingin
di tempat kerja: Singkatnya, mengamati adalah menggunakan indera, bisa salah satu
atau beberapa indera sekaligus.
MEMERIKSA FISIK
DAN MENGAMATI

● Dalam kedua teknik ini investigator menggunakan inderanya, untuk mengetahui atau memahami
sesuatu. Dari beberapa contoh dibawah, kita melihat berbagai tingkat pemahaman yang bisa
diperoleh dari pengamatan dan pemeriksaan fisik:

● Dari kunjungan ke lokasi yang terkena dampak semburan Lumpur panas di Porong, Sidoarjo tahun
2006, investigator menyaksikan sendiri apa yang terjadi dan luasnya musibah. Ini salah satu
pemahaman. Investigator mempunyai “bayangan”. Pemahaman ini penting ketika nantinya ia
membaca laporan para ahli secara rinci tentang luasnya kerusakan dan besarnya kerugian.
 
● Dari kunjungan ke wilayah yang terkena gempa, para relawan dan petugas dari dinas Sosial dapat
menentukan jumlah kilometer jalan, rumah, sekolah, rumah ibadah, kantor, pabrik, dan lain-lain yang
rusak. Pemahaman ini lebih dalam dari “bayangan” mengenai intensitas kerugian akibat semburan
Lumpur panas tadi. Disini ada data kuantitatif.
MEMINTA KONFIRMASI

Meminta konfirmasi adalah meminta pihak lain (dari yang diaudit inves-
tigatif), untuk menegaskan kebenaran atau ketidakbenaran suatu in-
formasi.
Dalam audit, teknik ini umumnya diterapkan untuk mendapat kepastian
mengenai saldo utang-piutang. Akan tetapi sebenarnya ia dapat diter-
apkan untuk berbagai informasi, keuangan maupun nonkeuangan.

Dalam audit investigatif kita harus memperhatikan apakah pihak ketiga


mempunyai kepentingan dalam audit investigatif. Dalam kasus tender
pengadaan barang, permintaan konfirmasi dari penyuplai yang cen-
derung melindungi pejabat, perlu diperkuat. Misalnya dengan konfir-
masi dari Direktorat Jenderal Bea & Cukai, kalau barang tersebut diim-
MEMERIKSA DOKUMEN

Teknik ini tidak memerlukan pembahasan khusus. Tak ada audit investigatif tanpa pe-
meriksaan dokumen. Hanya saja, dengan kemajuan teknologi, definisi dokumen menjadi
lebih luas, termasuk informasi yang diolah, disimpan, dan dipindahkan secara elektronis
(digital).
REVIEW ANALITIKAL

Deloitte Haskins & Sells (disingkat DHS, cikal bakal dari Deloitte
Touche Tohmatsu) mencatat penggunaan teknik ini dalam audit
manual mereka di tahun 1930-an. Di akhir 1960-an dan awal
1970-an DHS mengembangkan berbagai perangkat lunak untuk re-
view analitikal, diantaranya Statistical Techniques for Analytical Re-
view (STAR) in Auditing. Judul yang sama digunakan sebagai judul
dari buku yang ditulis kedua pionic dalam
bidang ini, Kenneth. W. Stringer dan Trevor R. Stewart.'

Dalam review analitikal yang penting bukannya perangkat lunaknya,


tetapi semangatnya, seperti dikatakan Houck di atas: "think analyti-
cal
Pada dasarnya seorang investigator secara intuitif terobsesi dengan "sesuatu
yang
agaknya tidak benar", "sesuatu yang melenceng" dan bahwa "something must
be
wrong because it appears so". Oleh karena itu, ia memerlukan patokan atau
benchmark untuk membandingkannya dengan apa yang dihadapinya. Patokan
inilah
yang dirumuskan Stringer dan Stewart sebagai results that may reasonably be
expected.

Misalnya kita sedang mengaudit investigatif suatu bank yang berkewajiban


memungut pajak penghasilan atas bunga yang diperoleh nasabahnya. Apakah
bank
menyetorkan pajak penghasilan ini sesuai ketentuan, baik dalam jumlah maupun
waktu penyetoran? Apakah audit investigatif ini harus dimulai di cabang-cabang
atau kantor-kantor perwakilan? Menurut review analitikal, tidak.
MEMINTA INFOR-
MASI
Meminta informasi baik lisan maupun tertulis kepada audit, merupakan
prosedur yang biasa dilakukan auditor. Pertanyaannya, apakah dalam audit
investifigatif hal itu perlu dilakukan?
Apa sebaiknya kita tidak meminta informasi supaya yang diperiksa tidak
mengetahui apa yang kita cari? Yang bersangkutan juga mempunyai ke-
pentingan dan peluang untuk berbohong

Seperti dalam audit, juga dalam audit investigatif, permintaan informasi harus
dibarengi diperkuat, atau dikolaborasi dengan informasi dari sumber lain atau
diperkuat (substantiated) dengan cara lain. Permintaan informasi sangat
penting, dan juga merupakan prosedur yang normal dalam suatu audit inves-
tigatif.
MENGHITUNG KEMBALI

Menghitung kembali atau reperform tidak lain dari mengecek kebenaran


perhitungan (kali, bagi, tambah, kurang, dan lain-lain). Ini prosedur yang
sangat lazim dalam audit. Biasanya tugas ini diberikan kepada seseorang
yang baru mulai bekerja sebagai auditor; seorang junior auditor di kantor
akuntan.

Dalam audit investigatif, perhitungan yang dihadapi umumnya sangat kom-


pleks; didasarkan atas kontrak atau perjanjian yang rumit, mungkin sudah
terjadi perubahan dan renegosiasi berkali-kali dengan pejabat (atau kabi-
net) yang berbeda. Perhitungan ini dilakukan atau disupervisi oleh investiga-
tor yang berpengalaman.
Beberapa contoh penghitungan kembali semacam itu yang berpotensi trili-
unan
rupiah.
1. Dalam kasus penyelesaian kewajiban pemegang saham, Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 151/KMK.01/2006 Tanggal 16 Maret 2006 (mensyaratkan pene-
tapan
jumlah kewajiban berdasarkan data terakhir. Inilah peluang untuk melakukan reper-
formance. Tidak jelas apakah perhitunganini sudah selesai, dan apakah ada lem-
baga negara
yang melakukan reperformance.

2. Perhitungan cost recovery oleh kontraktor bagi hasil (production sharing con-
tractor). Cost recovery ini sangat besar jumlahnya. Kalau tidak dihitung kembali
oleh counterpart PSC atau lembaga pemeriksa independen, cost recovery 'rawan
penyalahgunaan.

3. Biaya yang dikeluarkan BUMN di mana mempunyai kewajiban memberikan


Ada bermacam-macam variasi dari teknik review analitikal, namun semuanya didasarkan atas
perbandingan antara apa yang dihadapi dengan apa yang layaknya harus terjadi, dan berusaha
menjawab sebabnya terjadi kesenjangan. Apakah ada kesalahan (error), fraud, atau salah
merumuskan patokannya.
Di bawah, beberapa teknik review analitikal disajikan dengan label tertentu untuk memudahkan
pemahaman.1. Betriebs Vergleich dan Zeit Vergleich
2. Membandingkan Anggaran dengan Realisasi
3. Analisis Vertikal dan Horizontal
4. Hubungan antara satu data keuangan dengan data keungan lain
5. menggunakan data Nonkeuangan
6. Regrisi atau Analisis Trend
7. Menggunakn Indikator Ekonomi Makro
Betriebs Vergleich dan
Zeit Vergleich

Buku teks ekonomi perusahaan tahun 1950-an memberi dua contoh pembandin-
gan dengan menggunakan istilah jerman: Betriebs Vergleich dan Zeit Vergleich.
Dalam Betriebs Vergleich kita membandingkan perusahaan (Betriebs) yang kita au-
dit investigatif dengan saingannya yang seukuran. Terutama kalau Betriebs lainnya
itu cukup banyak, kita bisa mempunyai rata- rata industri yang andal. Pada
dasarnya Betriebs Vergleich ini yang dimanfaatkan akademisi seperti Michael
Porter untuk menganalisis kompetisi atau persaingan.

Dalam Zeit Vergleich kita membandingkan perusahaan yang kita audit investigatif
pada saat sekarang dengan hal yang sama di masa (Zeit) lalu. Dalam Zeit Vergle-
ich kita mencoba memahami bagaimana perusahaan yang kita audit investigatif ini
berbeda dengan masa lalunya, dan mengapa. Kembali kepada Michael Porter, ia
menggunakan Zeit Vergleich (tanpa menggunakan istilah ini) untuk menerangkan
kesinambungan laba (profit sustainability) dari suatu perusahaan. Investigator
menggunakan teknik yang sama untuk melihat indikasi fraud, karena fraud men-
Membandingkan
Anggaran dengan Real-
isasi

Membandingkan data anggaran dan realisasi dapat mengindikasikan adanya


fraud. Hal yang perlu dipahami di sini adalah mekanisme pelaksanaan
anggaran, evaluasi atas pelaksanaan anggaran, dan insentif (keuangan
maupun nonkeuangan) yang terkandung dalam sistem anggarannya.

Dalam entitas yang merupakan profit center atau revenue center, pejabat ter-
tentu menerima insentif (bonus) sesuai dengan "keberhasilan" yang diukur
dengan pelampauan anggaran. Investigator perlu mengantisipasi kecenderun-
gan realisasi penjualannya dibuat tinggi (overstated). Penjualan kredit dan pen-
giriman barang secara besar-besaran pada akhir tahun merupakan indikasi
mengenai hal itu. Pengembalian barang sesudah akhir tahun memperkuat in-
dikasi adanya fraud.
Analisis Vertikal
dan Horizontal

Analisis vertikal dan horizontal merupakan analisis rasio laporan keuangan. Analisis vertikal me-
nunjukkan rasio antara suatu akun dengan akun lainnya dalam laporan keuangan untuk tahun
yang sama.
Contoh analisis vertikal dalam laporan laba rugi: rasio antara harga pokok penjualan dengan
penjualan, rasio antara laba kotor dengan penjualan, rasio antara biaya penjualan dengan pen-
jualan, rasio antara biaya administrasi dengan penjualan, dan seterusnya. Analisis ini disebut
analisis vertikal karena angka-angka yang dibandingkan terletak secara vertikal dalam laporan
keuangan. Misalnya dalam contoh laporan laba rugi di Analisis
bawah. horizontal menunjukkan perubahan (ke-
naikan atau penurunan) suatu akun untuk suatu
tahun (periode) dibandingkan tahun (periode)
sebelumnya atau tahun (periode) berikutnya.
Analisis ini tidak lain dari Zeitvergleich yang
dibahas di atas.
Hubungan antara Satu Data Keuangan dengan Data Keuangan Lain

Beberapa akun, baik dalam suatu maupun beberapa laporan keuan-


gan, bisa mempunyai keterkaitan yang dapat dimanfaatkan untuk re-
view analitikal. Contoh: angka penjualan dengan piutang dan persedi-
aan rata-rata, angka penjualan dengan bonus bagian penjualan,
penghasilan bunga dengan saldo rata-rata tabungan, dan seterusnya.
Menggunakan Data
Nonkeuangan

Contoh-contoh di bawah ini menggunakan data keuangan. Inti dari review analitikal adalah mengenal
pola hubungan, relationship pattern. Pola hubungan ini tidak mesti hanya antara satu data keuangan
dengan data keuangan lain. Pola hubungan nonkeuangan pun bisa bermacam-macam bentuknya.

Dalam bisnis perkebunan ada hubungan antara jumlah pupuk yang dipergunakan dengan hasil pro-
duksi atau panen; angka masukan maupun keluaran dinyatakan dalam satuan nonkeuangan, seperti
jumlah ton untuk pupuk dan sawit.

Di pabrik gula ada ukuran antara jumlah ton tebu yang masuk ke pabrik dan jumlah ton gula yang di-
hasilkan. Pola hubungan antara masukan dan keluaran ini dinyatakan dalam suatu rasio yang dalam in-
dustri gula dikenal sebagai rendemen. Perhitungan serupa kita lihat di industri kayu lapis (blockboard),
dengan nama recovery.
Bermacam rasio kita gunakan untuk berbagai industri. Bahkan industri-industri atau perusahaan pemer-
ingkat mengembangkan dan mehyebarkan rasio industri (industry ratios).
Regresi atau Anali-
sis Trend
Dengan data historikal yang memadai (makin banyak makin baik, ceteris paribus), review analitikal
dapat mengungkapkan trend. Berbagai perangkat lunak mempermudah hitungan dan grafiknya,
misalnya STAR, perangkat lunak Deloitte yang disebut di atas.

Menggunakan Indika-
tor Ekonomi Makro
Ada hubungan antara besarnya pajak penghasilan yang diperoleh dalam suatu tahun dengan in-
dikator-indikator ekonomi seperti inflasi, tingkat penggangguran, cadangan devisa, indikator
ekonomi negara-negara yang menjadi partner perdagangan Indonesia, harga minyak mentah dan
komoditi lain, dan lain-lain. Ini merupakan bidang studi yang ditekuni para ahli ekonomi makro dan
ekonometri. Keandalan perumusan ekonometri akan membantu auditor atau investigator melalui
data agregat, tanpa harus memasuki pemeriksaan SPT sebagai langkah pertama. Kalau ada in-
dikasi kuat, baru kita ke pemeriksaan SPT dengan Net Worth Method atau Expenditure Method .
Tujuan audit investigatif adalah njengumpulkan bukti-bukti yang dapat di-
terima oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku atau
mengumpulkan bukti
hukum dan barang bukti sesuai dengan hukum acara atau hukum pem-
buktian
yang berlaku.

Lingkup atau intensitasnya juga berbeda. Dalam audit atas laporan


keuangan,
auditor mengumpulkan bukti audit untuk memberikan reasonable assur-
ance
atau keyakinan yang memadai. Audit investigatif lebih dalam dan lebih
luas dari audit atas laporan keuangan, karena bukti hukum dan barang
bukti yang
dikumpulkan akuntan forensik, akan diuji dalam persidangan (pengadilan
atau
di luar pengadilan). Pengujian inilah yang akan menentukan apakah bukti
dan
THANK YOU

You might also like