You are on page 1of 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN LEUKEMIA
PERTEMUAN VII
Ns. WIDIA SARI, S. Kep., M. Kep
PRODI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Visi Dan Misi FIKES Universitas Esa Unggul
Visi
•Menjadi fakultas ilmu-ilmu kesehatan yang kompeten di bdang kesehatan masyarakat,
ilmu gizi dan ilmu keperawatan, manajemen informasi kesehatan dan rekam medis dan
informasi kesehatan berbasis intelektualitas, inovasi dan kewirausahaan yang unggul
serta mampu bersaing secara global
Misi
1.Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bidang ilmu-ilmu kesehatan
(manajemen informasi kesehatan, kesehatan masyaraka, ilmu gizi dan ilmu Ners, serta
rekam medis dan informasi kesehatan) secara efisien dan efektif berbasis pada
teknologi informasi
2.Menyelenggarakan program-program penelitian dan pengembangan guna
menghasilkan konsep-konsep, teori dan hasil kajian yang secara fungsional dapat
mendukung pengembangan kehidupan bermasyarakat
3.Melaksanakan dan mengembangkan program-program pengabdian kepada
masyarakat melalui inovasi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
bermanfaat bagi kemajuan bangsa Indonesia
Visi dan Misi Program Studi Ners
Visi:
•Menjadi pusat pendidikan Ners yang kompeten berbasis intelektualitas, kreatifitas, dan
kewirausahaan, dengan keunggulan dibidang nursing home care serta berdaya saing global pada
tahun 2020
Misi:
•Mengembangkan Program Pendidikan Ners dengan keunggulan nursing home care yang
berwawasan global dan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
•Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan dengan keunggulan
nursing home care melalui kegiatan penelitian.
•Menerapkan dan mengembangkan ilmu keperawatan dengan keunggulan nursing home care
melalui pengabdian masyarakat.
•Menyiapkan sumber daya manusia keperawatan dengan keunggulan nursing home care yang
berdaya saing global dan menciptakan calon pemimpin yang berkarakter bagi bangsa dan negara.
•Mengelola sarana dan prasarana yang menunjang program akademik dan profesi keperawatan
dengan keunggulan nursing home care.
•Berperan aktif dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu keperawatan dengan keunggulan
nursing home care yang bermanfaat bagi organisasi profesi, bagi bangsa dan negara Indonesia
serta segenap umat manusia.
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
• Mahasiswa mampu melakukan simulasi Asuhan keperawatan
anak dengan masalah kelainan kongenital pada sistem
hematologi: leukemia
Pendahuluan
• Leukemia merupakan salah satu kanker yang sering terjadi pada
anak
• Setiap tahunnya terjadi peningkatan kasus anak dengan leukemia
• Leukemia sering terjadi pada anak usia prasekolah 3-6.
• Penyebabnya belum diketahui secara pasti
Pengertian
• Leukemia adalah proliferasi tanpa batas sel darah putih yang
imatur dalam jaringan tubuh yang membentuk darah (Wong,
2009; Hockenberry & Wilson, 2009).
• Leukemia merupakan penyakit neoplastik yang ditandai
dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoitik
yang secara maligna melakukan transformasi sehingga
menyebabkan penekanan dan penggantian unsur sumsum yang
normal (Price & Wilson, 2009).
• Sehingga dapat disimpulkan bahwa leukemia adalah kanker
yang berkembang dari pertumbuhan sel darah putih yang
abnormal.
Leukemia yang sering terjadi pada anak
• ALL (Acute Lymphocytic Leukemia). Sinonim untuk ALL
meliputi leukemia limfatik, limfositik, limfoblastik,
limfoblastoid, dan leukemia sel blast.
• AML (Acute Myeloid Leukemia) Untuk sinonim AML
meliputi leukemia granulosit, mielositik, monositik,
mielogenus, monoblastik dan monomieloblastik (Hockenberry
& Wilson, 2009; American Cancer Society, 2016). AML
merupakan kanker/keganasan pada darah atau sumsum tulang
yang terjadi pada sel myeloid ditandai dengan proliferasi
abnormal sel darah biasanya sel darah putih (Hockenberry &
Wilson, 2009; Price & Wilson, 2015; American Cancer
Society, 2016).
• Keganasan lain yang paling sering dijumpai adalah ALL. ALL
merupakan kanker/keganasan pada darah atau sumsum tulang
yang terjadi pada sel limfositik yang ditandai dengan
proliferasi abnormal sel darah biasanya sel darah putih
(Hockenberry & Wilson, 2009; Price & Wilson, 2016).
• ALL merupakan jenis kanker yang paling sering menyerang
anak-anak dibawah 15 tahun (Price & Wilson, 2015).
Klasifikasi
ALL AML
L-1 Leukemia limfoblastik akut anak- M-0 Berdiferensiasi minimal
anak, populasi sel homogen M-1 Diferensiasi granulostik tanpa maturasi
L-2 Leukemia limfoblastik akut pada M-2 Diferensiasi granulostik dengan maturasi
dewasa, populasi sel heterogen sampai stadium promielositik
L-3 Leukemia jenis limfoma burkit sel M-3 Diferensiasi granulostik dengan mielosit
besar, populasi sel homogen hipergranular, dihubungkan dengan koagulasi
intravascular diseminata
M-4 Leukemia mielomonosit akut, garis sel
monosit dan granulosit
M-5a Leukemia monosit akut, berdiferensiasi
buruk
M-5b Leukemia monosit akut, berdiferensiasi
buruk
M-6 Eritroblastosis yang menonjol dengan
diseritropoiesis berat
M-7 Leukemia megakariosit
Penyebab dan Faktor Resiko
• Lebih dari 90% kasus leukemia pada anak-anak, belum
diketahui pasti penyebab dasarnya (Graham & Chordas,
2003). Muculnya penyakit leukemia diperkirakan bukan
penyebab tunggal tetapi gabungan dari beberapa faktor risiko
seperti genetik, lingkungan, infeksi, dan diperantarai imun
(Schwartz, 2004). Menurut Phillips (2012), kurang
mengkonsumsi buah-buahan dan sayur dapat menyebabkan
perubahan DNA yang mungkin terjadi pengembangan sel
leukemia. Kekurangan asam folat, vitamin B12, dan B6 juga
menjadi faktor risiko leukemia.
• Ada beberapa penelitian yang mendukung teori virus sebagai
penyebab leukemia, yaitu enzyme reverse transcriptase
ditemukan dalam darah manusia. Enzim ini ditemukan dalam
virus onkogenik seperti virus C atau retrovirus tipe C, yaitu
jenis virus RNA yang menyebabkan leukemia pada binatang
(Handayani & Haribowo, 2008). Adapun penelitian yang
mendukung teori virus penyebab leukemia yaitu Gross yang
mengemukakan telah ditemukan virus C pada mikroskop
electron dari penderita leukemia murine.
Faktor Resiko
• Keabnormalan kromosom >> Anak dengan sindrom down
mempunyai insiden leukemia akut 20 kali lipat.
• faktor lingkungan berupa pajanan dengan radiasi ionisasi atau
pergion dosis tinggi dan zat-zat kimia (misal, benzen, arsen,
peptisida, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen antineoplastik)
berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya leukemia
akut (Price & Wilson, 2006; Graham & Chordas, 2003).
• Paparan radiasi dapat ditemui pada pengobatan kanker
(kemoterapi), sinar nuklir, dan sinar X-ray. Benzen ditemukan
pada asap rokok atau di beberapa area kerja industri yang
berhubungan dengan minyak/gas (Phillips, 2012)
Tanda dan Gejala
• Tanda utama yaitu infeksi, perdarahan, dan anemia
• Gejala yang tampak seperti malaise, demam, letargi,
kehilangan berat badan karena nafsu makan berkurang,
anoreksia, keringat pada malam hari, nyeri tulang dan artralgia
(nyeri pada suatu sendi), dan pucat.
• Selain itu, terdapat lesi infeksi pada mulut dan tenggoroka,
timbul perdarahan pada kulit (peteki, purpura, memar), gusi,
atau visera. Ditemukan pembesaran kelenjar limfe dan
pembesaran organ hati dan limpa atau hepatosplenomegali
pada anak yang mengalami leukemia
Organ atau jaringan Akibat Manifestasi
Disfungsi sumsum tulang Penurunan jumlah eritrosit-anemia Pucat, letih
Neutropenia-infeksi Demam
Penurunan jumlah trombosit kecenderungan Perdarahan (ptekie
perdarahan Kelemahan, kecenderungan mengalami
Invasi sumsum tulang fraktur

Hati Infiltrasi, pembesaran, dan akhirnya fibrosis Nyeri

Limfa Splenomegali
Kelenjar limfe Limfadenopati
Sistem saraf pusat, meninges Peningkatan TIK, pelebaran ventrikulus, Sakit kepala hebat, muntah, iritabilitas,
iritasi meninges letargi, papil edema, nyeri, kaku kuduk,
dan punggung kaku

Hipermetabolisme Sel-sel normal mengalami kekurangan zat gizi Atrofi otot, penurunan BB, anoreksia, dan
karena dirampas oleh sel-sel yang keletihan
menginvasinya

Sumber: Wong, et al. (2009)


Penatalaksanaan Medis
• Kemoterapi >> Penatalaksanaan yang efektif pada anak dengan
leukemia
• Radioterapi
• Transplantasi sumsum tulang
Kemoterapi
• fase induction, dimana terjadinya pengurangan secara lengkap
atau pengurangan lebih dari 50% sel leukemia pada sum-sum
tulang yang disebut dengan remisi;
• terapi profilaktik, dimana berfungsi untuk mencegah sel
leukemia masuk sistem saraf pusat;
• terapi consolidation, dimana membasmi sisa sel leukemia,
diikuti dengan terapi intensifikasi
• terapi maintenence, untuk mempertahankan agar gejala tidak
muncul lagi (Hockenberry & Wilson, 2009
• Pada fase induction, sitostatistika diberikan dengan tujuan
memusnahkan semua atau sebanyak mungkin sel leukemia
agar terjadi remisi atau penurunan jumlah sel leukemia sampai
tidak terdeteksi secara klinis maupun laboratorium yang
ditandai dengan hilangnya gejala klinis, limfoblas sum-sum
tulang kurang dari 5% serta gambaran darah tepi menjadi
normal.
• Obat kemoterapi yang digunakan pada fase ini adalah
kortikosteroid (prednison atau deksametason), vinkristin, L-
Asparaginase. Pengobatan fase ini biasanya berlansung sekitar
6 minggu (Permono dkk., 2006).
• Pengobatan susunan saraf pusat dilakukan dengan pemberian
metotreksat dosis tinggi secara intratekal dan radiasi
kraniospinal (Kusumawardani, 2010).
• fase consolidation >> Hal ini dilakukan atas dasar penelitian
yang menunjukkan bahwa apabila terapi dihentikan setelah
induksi, maka segera terjadi relaps (kambuh).
• Tujuan dari tahap ini adalah untuk menurunkan keberadaan
dan menghilangkan sel penyebab utama leukemia. Obat-
obatan yang biasanya diberikan pada tahap ini adalah
sitarabin, Metotreksat (MTX) dosis tinggi dengan leukoforin,
asparaginase, siklofosfamid, epipodofilotoksin, merkaptoprin,
tioguanin, vinkristin, glukokortikoid dan doksorubisin.
• Anak menerima pengobatan intensif lanjutan selama 2 sampai 3
tahun.
• Pengobatan LLA memerlukan waktu yang panjang untuk
mempertahankan kesembuhan. Hal ini ditujukan untuk
membunuh sel blast disamping mempertahankan respon imun
penderita.
• Tahap ini disebut dengan tahap pengobatan rumatan atau
maintance. Obat-obatan yang dipakai biasanya antimetabolit,
seperti merkaptopurin (6 MP) yang diberikan tiap hari disertai
metotreksat dosis mingguan. Prednison dan vinkristin juga
sering diberikan karena membantu menurunkan angka
kekambuhan.
• Pengobatan pendukung tidak kalah pentingnya dari pengobatan
spesifik.
• Pengobatan ini dilakukan sebelum dan selama pemakaian
sitostatistika.
• Pada kunjungan awal penderita biasanya datang dengan anemia
dan demam. Tindakan pertama yang dilakukan adalah
menaikkan kadarhemoglobin melalui transfusi darah.
Antibiotik spektrum luas dengan dosis tinggi dapat diberikan.
Selama perjalanan penyakit dibutuhkan tindakantindakan,
seperti isolasi protektif, transfusi eritrosit, trombosit, atau
leukosit, serta pemberian obat terhadap infeksi bakteri, jamur
ataupun virus
• Pengobatan rumatan dilakukan selama dua tahun. Jika selama
itu penderita tidak pernah kambuh penyakitnya maka
kemoterapi dapat dihentikan.
• Jika setelah itu penderita tetap dalam keadaan remisi selama 4-
5 tahun, maka anak dapat dinyatakan sembuh (Permono dkk.,
2006).
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
• Data demografi
• Riwayat penyakit
• Riwayat kesehatan sebelumnya
• Riwayat kehamilan
• Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
• Status gizi
• Makanan dan cairan
• Pola eliminasi
• Efek samping dari pengobatan
Masalah Keperawatan
• Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai
HbO2 ke jaringan
• Nyeri kronik b.d peningkatan jumlah sel darah putih yang
abnormal
• Gangguan Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
intake tidak adekuat
• Kekurangan volume cairan b.d efek samping kemoterapi,
intake yang tidak adekuat
• Hipertemia b.d penurunan jumlah leukosit
• Berduka b.d proses penyakit
• Ansietas b.d hospitalisasi
Terima Kasih

You might also like