You are on page 1of 37

PENGEMBANGAN KIE DAN PROMOSI KESEHATAN YANG

BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN


PEREMPUAN PADA TAHAP PERKEMBANGAN SIKLUS
REPRODUKSINYA NORMAL DAN KEBUTUHAN KHUSUS

Kelompok 9:
Lala nurmala
Santi
Sri wachyuni
Titin
Definisi

KIE /Penyuluhan adalah kegiatan penyampaian informasi


untuk meningkatka pengetahuan, sikap, dan perilaku
individu, keluarga dan masyarakat dalam program
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN, 2011).
Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung
ataupun tidak langsung melalui saluran komunikasi kepada
penerima pesan, untuk mendapatkan suatu efek (DEPKES
RI, 1984).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan KIE/Penyuluhan
Memperlakukan sasaran dengan sopan, baik ramah
Memahami, menghargai dan menerima keadaan sasaran (status
pendidikan,sosial ekonomi dan emosi) sebagaimana adanya
 Memberikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari
Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaan dan resiko yang dimiliki sasaran
Promosi Kesehatan Untuk Kesehatan
Reproduksi Remaja dan Lansia
◦ Menciptakan lingkungan yang mendukung
◦ Mengubah perilaku
◦ Meningkatkan kesadaran Faktor perilaku merupakan faktor kedua
terbesar yang pengaruhi status kesehatan
Tujuh aspek kegiatan KIE
Keterpaduan
Mutu
Media dan Jalur
Efektif
Dilaksanakan Bertahap, Berulang dan Memperhatikan
Kepuasan Sasaran
Menyenangkan
Berkesinambungan (diikuti Tindak Lanjut)
Promosi Kesehatan Untuk Kesehatan
Reproduksi Remaja dan Lansia

◦ Promosi Kesehatan adalah ilmu dan seni membantu


masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal.
Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai
keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual dan
intelektual.
Kesehatan Reproduksi Dalam Siklus
Hidup Perempuan
◦ Konsep Kesehatan Reproduksi menggunakan pendekatan siklus kehidupan
perempuan (life-cycle-approach) atau pelayanan kesehatan reproduksi
dilakukan sejak dari janin sampai liang kubur (from womb to tomb) atau biasa
juga disebut dengan “Continuum of care women cycle“. Kesehatan reproduksi
menggunakan pendekatan sepanjang siklus kehidupan perempuan hal ini
disebabkan status kesehatan perempuan semasa kanak-kanak dan remaja
mempengaruhi kondisi kesehatan saat memasuki masa reproduksi yaitu saat
hamil, bersalin, dan masa nifas
Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi
a.Konsepsi Perlakuan sama antara janin laki-laki dan perempuan, Pelayanan ANC,
persalinan, nifas dan BBL yang aman.
b.Bayi dan Anak Pemberian ASI eksklusif dan penyapihan yang layak, pemberian makanan dengan gizi
seimbang, Imunisasi, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM),
Pencegahan dan penanggulangan kekerasan pada anak, Pendidikan dan kesempatan untuk memperoleh
pendidikan yang sama pada anak laki-laki dan anak perempuan.
c. Remaja Pemberian Gizi seimbang, Informasi Kesehatan Reproduksi yang adequate, Pencegahan kekerasan
sosial, Mencegah ketergantungan NAPZA, Perkawinan usia yang wajar, Pendidikan dan peningkatan
keterampilan, Peningkatan penghargaan diri,
d.Usia Subur Pemeliharaan Kehamilan dan pertolongan persalinan yang aman, Pencegahan kecacatan dan
kematian pada ibu dan bayi, Menggunakan kontrasepsi untuk mengatur jarak kelahiran dan jumlah kehamilan
e.Usia Lanjut Perhatian terhadap menopause/andropause, Perhatian terhadap kemungkinan penyakit utama
degeneratif termasuk rabun, gangguan metabolisme tubuh, gangguan morbilitas dan osteoporosis, Deteksi dini
kanker rahim dan kanker prostat.
DEVINISI HIV/AIDS HIV
◦ HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang
menyerang dan merusak system kekebalan tubuh manusia.
AIDS (Acquired Immuno- Deficiency Syndrome) adalah
kumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya
daya tahan tubuh sseorang akibat adanya infeksi HIV
(BKKBN, ]
Gejala HIV/AIDS
◦ 1. Gejala utama/mayor ◦ 2. Gejala minor
Batuk kronis selam lebih dari satu bulan
Demam berkepanjangan lebih dari tiga bulan. Infeksi pada mulut dan tenggorokan
Diare kronis lebih dari satu bulan berulang disebabkan jamur Candida Albicans.
maupun terus- menerus. Pembengkakan kelenjar getah bening yang
 Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam menetap di seluruh tubuh
tiga bulan. Munculnya Herpes zoster berulang dan bercak-
TBC bercak gatal diseluruh tubuh
◦ Penularan HIV/AIDS ◦ Pencegahan HIV/AIDS
 Hubungan seksual Melakukan hubungan seksual dengan
 Pemakaian jarum suntik bekas pasangan tetap.
Menggunakan kondom ketika melakukan
orang yang terinfeksi virus HIV
hubungan seksual beresiko tinggi seperti
 Menerima transfusi darah yang dengan pekerja seks komersil (PSK)
tercemar HIV Hindari hubungan seksual diluar nikah
 Dari ibu hamil yang terinfeksi virus Hindari transfusi darah yang tidak jelas
sumber asalnya
HIV kepada bayi yang
Gunakan alat-alat medis dan nonmedis
dikandungnya
yang terjamin sreril
Kelainan Kongenital
Kelainan kongenital atau bawaan adalah kelainan yang sudah
ada sejak lahir yang dapat disebabkan oleh factor genetic
maupun non genetic. Anomaly kongenital di sebut juga cacat
lahir, kelainan kongenital atau kelainan bentuk bawaan
(Efendi,2014).
Fatofisiologi Kelainan Kongenital
1..Malformasi
2.Deformasi
3.Disrupsi
4.Dysplasia
Factor – Faktor Yang Mempengaruhi
Kejadian Kelainan Kongenital
1. Kelainan Genetik Dan Kromosom
2. Factor Mekanik
3. Faktoe infeksi
4. Factor Obat
5. Factor Ibu
6. Factor Gizi Ibu Selama Kehamilan
Tindakan Pencegahan Terjadinya Kelainan
Kongenital
Pencegahan primer Pencegahan sekunder

◦ Tidak melahirkan pada usia ibu resiko tinggi ◦ Diagnosis kelainan kongenital dapat dilakukan
seperti usia lebih dari 35 tahun agar tidak dengan salah satu cara yaitu melakukan
beresiko melahirkan bayi dengan kelainan pemeriksaan ultrasonografi (USG)
kongenital ◦ Pengobatan
◦ Mengkonsumsi asam folat yang cukup bila
akan hamil.
◦ Perawatan antenatal mempunyai kedudukan
yang sangat penting dalam upaya menurunkan
angka kematian ibu dan perinatal
◦ Menghindari obat2an, makanan yang
diawetkan dan alcohol
Trauma Pada Kehamilan
Trauma adalah tekanan/perlukaan yang ditimbulkan baik
oleh benda tajam maupun benda tumpul yang dapat
mencederai janin maupun si ibu itu sendiri, yang dapat
berdampak pada trauma cacat fisik atau psikis.Trauma,
pembunuhan dan kekerasan merupakan penyebab tersering
terjadinya kematian pada wanita dengan kehamilan muda.
Etiologi Trauma Fisik
◦ 1. Adanya benturan keras
◦ 2.Zat – zat kimia
◦ 3.Factor usia kehamilan
◦ 4.Factor pola hidup
◦ 5.Factor social budaya
◦ 6.Factor ekonomi
Tanda Gejala Trauma Fisik Dan Psikis
Ibu Hamil
a.Reaksi cemas
b.Reaksi panic
c.Reaksi hypersensitive
Manajemen / Penanganan Pada
Kehamilan
◦ Trauma Fisik ◦ Trauma Psikis

◦ Prinsip – prinsip tata cara pertolongan terhadap ◦ Pada masa antenatal seleksi pasien dengan riwayat
gangguan psikologik harus dilakukan. . Beberapa
ibu hamil yang mengalami trauma tidak
langkah dalam mengenali, mencegah, dan mengobati
berbeda dengan wanita tanpa kehamilan. Yakni kelainan psikis pada saat antenatal antara lain Buatlah
dengan selalu mensurvai ABC Airway (jalan suatu perencanaan bersama untuk mengenali kelainan
napas) mendahulukan penyelesaian masalah di psikis pada ibu hamil dengan menyadari adanya
jalan napas,Breathing (pernapasan) karena kelainan psikis ini, seluruh personil dapat memberikan
disini letak atau posisi diafragma berada lebih terapi awal. Ajaklah dan arahkan pasien dan
atas daripada wanita yang tidak keluarganya pada persiapan untuk menghadapi
kemungkinan – kemungkinan penyulit pada saat
hamil.Circulation (sirkulasi atau aliran darah
kehamilan dan persalinan sedemikian sehingga pasien
ibu) jangan sampai menghambat vena cava, atau keluarganya mempunyai kepercayaan yang
posisikan untuk miring atau fowler. tinggi terhadap dokter / saran pelayanan yang ada.
Definisi persalinan kurang
bulan/premature
Persalinan kurang bulan menurut WHO (2015) adalah persalinan
yang terjadi antara usia kehamilan 28 minggu sampai kurang dari 37
minggu (259 hari), dihitung dari hari pertama haid terakhir pada
siklus 28 hari, dengan sub kategori : extremely preterm < 28 minggu,
very preterm 28 -. < 32 minggu, dan moderate to late preterm 32 - <
37 minggu
Faktor-Faktor Resiko Persalinan
Kurang Bulan (Prematur )
1. Faktor Idiopatik
2. Faktor Iatrogenik
3. Faktor Sosio-Demografik
4. Faktor Maternal
5. Faktor Penyakit Medis dan keadaan kehamilan
6. Faktor Infeksi
7. Faktor Genetik
Penanganan dan perawatan khusus yang
dilakukan pada bayi premature diantaranya :
1. Memasukkan bayi ke dalam incubator agar suhu tubuhnya tetap hangat
2. Memasang sensor di tubuh bayi untuk memantau sistem pernapasan,
detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh bayi
3 .Memberikan ASI melalui selang yang dipasang di hidung atau mulut bayi
4. Memasang infus pada bayi untuk memberikan cairan dan nutrisi
5. Menjalankan terapi sinar untuk mengurangi warna kuning tubuh pada bayi yang
lahir dengan penyakit kuning
6. Memberikan tranfusi darah untuk meningkatkan jumlah sel darah bayi, terutama jika
proses pembentukan sel darah merah belum sempurna
Kompilkasi Kelahiran Bayi Prematur
1.Komplikasi jangka pendek, meliputi : 2.Komplikasi jangka Panjang, meliputi :

 Gangguan fungsi organ, seperti Lumpuh otak ( Cerebral palsy )


jantung dan otak Gangguan pendengaran
Gangguan sistem pernapasan Gangguan penglihatan
Gangguan saluran pencernaan Penurunan kecerdasan
Gangguan pada sistem kekebalan tubuh Masalah pada gigi
Gangguan pengaturan suhu tubuh Gangguan psikologis
Penyakit kuning karena organ hatinya belum Kematian mendadak,
sempurna
Pencegahan Kelahiran Bayi Prematur
menurut WHO
1. Identifikasi awal Wanita yang beresiko mengalami kelahiran premature melalui
pelaksanaan ANC minimal 8 kali dengan komponen 10 T lengkap.
2.Mengendalikan faktor resiko pada Wanita resiko tinggi melahirkan premature,Seperti smoking
cessation, minimalisir penggunaan medikasi maternal meliputi pemberian kortikosteroid antenatal,
antibiotic profilaksis, magnesium sulfat, dan tokolitik sesuai kebutuhan.
3. Menggalakan program puskesmas dengan pelayanan PONED dan PONED
4.Segera melakukan kangaroo mother care pada bayi-bayi premature.
5. Penuhi kebutuhan cairan dengan cukup minum air putih.
Edukasi Pasien
Bayi premature rentan mengalami berbagai komplikasi dan
umumnya memerlukan tata laksana yang lebih kompleks. Orangtua
perlu diedukasi tentang tingkat keparahan penyakit,pemberian
nutrisi,skrining,tatalaksana,serta komplikasi dan prognosis yang
dapat terjadi
Bayi-bayi premature sering kali membutuhkan perawatan diruang
intensif ( NICU ) dan membutuhkan bantuan hidup,terutama
pemasangan alat bantu napas dan incubator
Histerektomi
Histerektomi adalah pengangkatan uterus melalui pembedahan
paling umum dilakukan untuk keganasan atau kondisi bukan
keganasan tertentu ( contoh endometriosis tumor ) , untuk
mengontrol perdarahan yang mengancam jiwa dan kejadian infeksi
pelvis yang tidak sembuh-sembuh atau rupture uterus yang tidak
dapat di perbaiki ( Marylin , 2008 ).
Indikasi Kontraindikasi

o Ruptur uteri ◦ Atelectasis


o Perdarahan yang tidak dapat dikontrol ◦ Luka infeksi
o Infeksi intrapartum berat ◦ Infeksi saluran kencing
o Uterus miomatosus yang besar ◦ Tromoflebitis
o Kematian janin dalam Rahim dan missed ◦ Embolisme paru-paru
abortion dengan kelainan darah ◦ Terdapat jaringan parut, inflamasi, atau
o Kanker leher Rahim perubahan endometrial pada adneksa
◦ Riwayat laparotomi sebelumnya ( Termasuk
perforasi appendix ) dan abses pada cul-de-sac
Douglas karena di duga terjadi pembentukan
perlekatan
Klasifikasi Histerektomi
◦ Histerektomi parsial ( Subtotal )
◦ Histerektomi total
◦ Histerektomi dan salfingo – ooforektomi bilateral
◦ Histerektomi radikal
Efek Samping dan Komplikasi
Histerektomi
Efek Samping Komplikasi

◦ Perdarahan intraoperative ◦ Hemoragik


◦ Kerusakkan pada kandung kemih ◦ Thrombosis vena
◦ Kerusakkan ureter ◦ Infeksi
◦ Kerusakkan usus ◦ Pembentukan fistula
◦ Penyempitan vagina yang luas
DEFINISI
KEGUGURAN/ABORTUS
◦ Keguguran, yang dikenal dengan istilah abortus, didefinisikan
sebagai berakhirnya kehamilan sebelum janin mampu hidup di luar
rahim (viable), yaitu sebelum usia kehamilan 20 minggu atau berat
janin belum mencapai 500 gram.
Abortus spontan Abortus diinduksi

◦ Abortus spontan adalah keguguran yang ◦ Abortus diinduksi adalah penghentian


terjadi tanpa disengaja,tanpa tindakan mekanis kehamilan yang sengaja dilakukan
atau medis untuk mengosongkan sebelum janin mampu hidup, baik
uterus.Beberapa faktor risiko keguguran
dengan memakai obat-obatan atau
spontan di antaranya: anomaly janin atau
kelainan kromosom yang berat, penyakit
memakai alat.
infeksi,gangguan nutrisi yang berat, penyakit
menahun dan kronis,konsumsi alkohol dan
merokok, anomali uterus dan serviks,gangguan
imunologis, serta trauma fisik dan psikologis.
Prinsip Layanan Asuhan Pasca
Keguguran
◦ Asuhan pasca keguguran merupakan intervensi penting dalam menyelamatkan
nyawa perempuan, serta menurunkan angka kematian maupun kesakitan ibu.
◦ Asuhan pasca keguguran diberikan secara komprehensif dengan pendekatan
yang berorientasi pada perempuan sebagai pasien, yaitu dengan
mempertimbangkan faktor fisik, kebutuhan, kenyamanan, keadaan emosional,
situasi serta kemampuan pasien tersebut untuk mengakses layanan yang
dibutuhkan.
Layanan asuhan pasca keguguran yang
komprehensif terdiri dari beberapa elemen
◦ Konseling
◦ Tatalaksana medis
◦ Layanan kontrasepsi
◦ Rujukan ke layanan kesehatan reproduksi atau layanan kesehatan lain
◦ Kemitraan dengan masyarakat dan penyedia layanan lain
Kolaborasi interprofesi dalam asuhan
pasca keguguran
◦ Kolaborasi interprofesi adalah proses dalam mengembangkan dan
mempertahankan hubungan kerja yang efektif antara praktisi,
pasien, keluarga serta masyarakat untuk mengoptimalkan pelayanan
kesehatan. Kolaborasi antar profesi didefinisikan sebagai beragam
profesi yang bekerja bersama sebagai suatu tim yang memiliki
tujuan untuk meningkatkan kesehatan pasien dengan saling
mengerti batasan yang ada pada masing-masing profesi
Konseling pasca keguguran
◦ 1. SA: Sapa dan salam kepada pasien dengan terbuka dan sopan
◦ 2. T : Tanyakan informasi mengenai diri pasien
◦ 3. U: Uraikan mengenai berbagai pilihan layanan yang tersedia bagi pasien dan
◦ beri tahu apa pilihan yang paling sesuai serta beberapa alternatif lainnya
◦ 4. TU: Bantulah pasien menentukan pilihan
◦ 5. J: Jelaskan secara lengkap mengenai pilihan pasien
◦ 6. U: Rencanakan tindak lanjut, kunjungan ulang atau rujuk Pasien
Konseling perencanaan kehamilan
Tenaga kesehatan harus menjelaskan kepada pasien bahwa proses ovulasi dan
kesuburan pada perempuan dapat kembali paling cepat dalam 8 hari setelah
terjadinya keguguran (bahkan lebih awal pada beberapa kasus). Karena itu,
setiap pasien yang mendapatkan asuhan pasca keguguran perlu mendapat
konseling tentang perencanaan kehamilan. Hal tersebut penting untuk
membantu pasien memutuskan apakah ia ingin segera hamil kembali, menunda
kehamilan, atau bahkan menghindari kehamilan sama sekali

You might also like