ASJI INTERNATIONAL SYMPOSIUM 27 Maret 2022 Email: lawanda62@yahoo.com Pendahuluan • Pandemik Covid 19 memicu praktik pembelajaran di perguruan tinggi dilakukan secara daring dan jarak jauh. Praktik pendidikan secara daring di Jepang menunjukkan kerapuhan sekaligus kelentingan orang Jepang dalam ranah ranah. • Beberapa universitas seperti universitas Tohoku melakukan pembatasan kegiatan kelas luring secara bertahap, Universitas Tokyo, Universitas Nagoya, Universitas Waseda, Universitas bisnis dan perdagangan Nagoya • implementasi pendidikan daring di sekolah sudah dilakukan sebelum krisis Covid 19 dengan progress yang lamban namum proses transisi ke pendidikan daring/di rumah tetap diantisipasi guna mengakselerasi upaya yang sudah dilakukan sebelumnya, seiring dengan kebijakan Jepang mengadaptasi normal baru (Saito, 2020) Masalah dan Tujuan • Permasalahan dalam tulisan ini adalah pembatasan sosial selama Covid 19 berupa pembelajaran daring dan pembelajaran jarak jauh yang berprogres lamban, menegaskan kembali institusi pendidikanJepang yang merupakan sistem mekanis dan juga praktik budaya, reproduksi, dan kendali. Ranah ranah saling berelasi satu sama lain di dalam ruang sosial, ranah yang relatif otonom. Tujuan dari diskusi ini untuk menganalisis praktik pendidikan selama pandemic Covid 19 melalui pembelajaran daring dan jarak jauh merupakan sistem mekanistis namunjuga merupakan praktik budaya, reproduksi, dan kendali. Analisis ini dibangun melalui studi pustaka yang paling memungkinkan dapat dilakukan dengan keterbatasan dan pembatasan sosial pandemi. Literatur review • pembelajaran jarak jauh, pembelajaran jarak jauh berdasarkan rancangan yang sistematis dengan sejumlah metode (Tsai dan Macchado, 2002). Pembelajaran daring dan pembelajaran jarak jauh berlangsung secara berganti dan saling mendukung pada saat pembelajar dan instruktur berada di lokasi yang berbeda (Sunal dan Wright, 2005). Pembelajaran dilakukan secara sinkronus dan asinkronus. • Miho Funamori (2017) berpendapat bahwa kebanyakan universitas di Jepang belum berfokus pada kebutuhan mengadaptasi digital era 21 dibandingkan dengan universitas Amerika, yang menempati promotor revolusi TIK dalam Pendidikan walaupun faktanya Jepang sudah maju dan memimpin kekuatan inovasi dalam elektronik sejak tahun 1980an. • Dialog antara kebutuhan industri Jepang hanya perduli mengenai nama universitas, bukan berdasarkan capaian perkuliahan mahasiswa di universitas (Hamaguchi, et.al., 2013) namun saat ini perhatian dan upaya pemerintah Jepang memaksimalkan transformasi digital dalam pendidikan dan layanan Kang,2021). Pendidikan merupakan suatu institusi sekaligus praktik budaya, melalui sekolah melaksanakan fungsi mereproduksi dan sekaligus ketidakmerataan sosial (Bourdieu, 1981). Pendidikan bukan hanya sekedar model mekanistik (Bowles dan Gintis, 1976). Sekolah beroperasi tidak hanya dalam batasan batasan habitus namun juga memberikan reaksi terhadap kondisi eksternal dalam aspek ekonomi, politik dan teknologi yang terus mengalami perubahan (Bordieu, 1984). Metodologi • Tinjauan sistematika: mendapatkan hasil penelitian yang berkualitas melalui sumber pembuktian untuk praktik pembelajaran jarak jauh di Jepang selama pandemic Covid 19. • Interpretivis : Metode interpretif dilakukan terhadap hasil data dari hasil tinjauan sistematik yang menunjukkan makna yang berlapis. Pendekatan mengapresiasi kesamaran dengan kritis dan berkonflik Hasil penelitian • Pandemi Covid 19 menciptakan dialog antara dualitas dalam pendidikan berupa pembelajaran jarak jauh dan pembelajaran daring dengan habitus. Perubahan terjadi pada pendidikan namun diterapkan secara strategis dan terkendali pada sebagian perguruan tinggi dan bergerak lamban padahal kemajuan TIK sangat cepat.Pembelajaran selama pandemic Covid 19 di Jepang menegaskan kembali bahwa pendidikan adalah praktik budaya, reproduksi sosial dan pengendalian struktur masyarakat dalam model dialog antara praktik dan habitus. Ranah sebagai tempat para agen memperjuangkan modal tidak dapat dilepaskan dengan ranah ranah lain di dalam ruang sosial dan ranah ranah inirelatif memiliki otonomi. Kondisi PJJ di PT Jepang • Jepang menduduki peringkat rendah pada pengajar yang menguasai atau memiliki ketrampilan yang mendukung pembelajaran menggunakan teknologi digital, berdasarkan survey OECD tahun 2018 dalam TALIS (Teaching and Learning International Survey) yaitu Jepang berada pada angka 35% dibandingkan dengan nilai rerata OECD 67%).16 Hanya 18% pengajar dilaporkan secara teratur atau selalu mengizinkan mahasiswa menggunakan computer untuk tugas kelas, hal ini dianggap rendah dibandingkan dengan nilai rerata OECD 53%.17 Kementrian Pendidikan, kebudayan, olahraga, sain, dan teknologi Jepang (MEXT) berencana menyediakan computer bagi setiap murid sekolah pada tahun fiscal 2025, namun survey kemntrian Pendidikan pada Maret 2018 menunjukkan rerata bahwa satu computer untk 5.6 muriddi sekolah tingkat dasar dan tinggi (….).20 Rencana dan perhatian MEXT tidak menonjol, pendidikan umum negara tampaknya sangat rendah dalam mempersiapkan diri menghadapi krisis COVID-19. Konsekuensi jangka panjang nampak melebar. (Funamori, 201; Matsushita, 2018) • Pendidikan di Jepang menunjukkan bahwa sekolah merupakan artefak dari fraksi sosial dan budaya dominan. Oleh karena itu, kelompok kelompok yang berbeda memiliki hubungan yang berbeda dengan sekolah. Hal ini bergantung pada trajektori kelompok dalam hubungannya dengan kelompok dominan. PJJ di Jepang Selama Pandemi Covid 19 Dalam Praktik
• Terpicu oleh pandemic, transformasi digital dalam layanan Pendidikan di
Jepang berjalan dengan perlahan ditandai dengan Massive Open Online Courses (MOOCS) meningkat dalam catatan namun belum banyak institusi pendidikan mengadopsi sistem ini dalam kerangka EdTechs baru.(sejak 2013) • Kurikulum menduplikasi konten ruang kelas dan melakukannya secara daring. Pembelajaran jarak jauh dan MOOCS juga marak dihidupkan untuk pembelajaran pascasarjana di Jepang (Arima, et.al., 2021). • Tujuan : perluasan dan layanan pendidikanthe Japan Standard Industrial Classification (JSIC), layanan pendidikan awalnya berada dalam klasifikasi Division L –Services. Sejak skala layanan Pendidikan diluaskan seiring dengan peningkatan kesempatan belajar, pembelajaran sepanjang hayat dan waktu santai, dibentuk divisi baru yaitu Division O – EDUCATION, LEARNING SUPPORT terpisah dari Division L – SERVICES Makna PJJ sebagai praktik budaya • Pandemi Covid 19 mengarahkan sistem pendidikan tradisional Jepang berusaha dipertahankan sekaligus memberikan peluang bagi industry pendidikan mentransformasi layanan pendidikan (Kang, 2021). • Pendidikan merupakan suatu institusi sekaligus praktik budaya, melalui sekolah melaksanakan fungsi mereproduksi dan sekaligus ketidakmerataan sosial (Bourdieu, 1981). Pendidikan bukan hanya sekedar model mekanistik (Bowles dan Gintis, 1976). Sekolah beroperasi tidak hanya dalam batasan batasan habitus namun juga memberikan reaksi terhadap kondisi eksternal dalam aspek ekonomi, politik dan teknologi yang terus mengalami perubahan (Bordieu, 1984). Tantangan dan peluang • Penelitian penelitian sebelumnya menyangkut psikologis manusia pada umumnya baik di Jepang. Pendidikan dan pembelajaran baik di Jepang maupun di Indonesia dalam relasi antara pendidik dan pembelajar dalam pembelajaran daring bukan untuk membuat seseorang terkucilkan dalam belajar, bukan untuk menimbulkan depresi dan kecemasan (Nishimura, et.al., 2021). Pendidikan selama ini untk siap dan siaga menyesuaikan dengan berbagai situasi dan teknologi cerdas yang terbarukan dapat diaplikasikan bagi pendidikan kedokteran gigi di masa depan (Chang, et.al., 2021).Institusi pendidikan mempersiapkan platform pembelajaran daring lebih banyak lagi berupa massive open online courses (MOOCS) yang kemungkinan kondisi di Jepang relatif seiring dengan kondisi MOOC di Indonesia. Lesson-learned • praktik pelaksanaan pembelajaran selama Covid 19 Jepang, pembelajaran daring dan pembelajaran jarak jauh sudah dipraktikkan mengubah strategi pendidikan tradisional Jepang dengan beradaptasi memanfaatkan TIK yang sudah menjadi ketetapan masyarakat global. Strategi pemerintah Jepang tetap memegang fokus pendidikan yang tradisional untuk menanamkan nilai nilai patut menjadi pembelajaran guna mempersiapkan generasi penerus yang natif digital tetap memiliki identitas bangsa sebagai modal budaya dan sosial dalam menjalankan kehidupan di tengah selancar dunia digital. Kesimpulan • Pembelajaran daring dan pembelajaran jarak jauh di perguruan tinggi selama pandemic Covid 19 dari Pendidikan merupakan perpindahan antara habitus dan situasi. Kebaruan situasi yang tidak dapat direduksi dalam hubungan dengan kondisi yang bergantian secara berturut turut , ditempa melalui habitus yang menetapkan prinsip dinamis dari model yang diajukan. Oleh karenanya, praktik harus dijelaskan dengan habitus di satu sisi dan oleh kebaruan yang situasi historis yang tereduksi di sisi lain. Keenggan merubah tradisi pendidikan yang menekankan satu tempat bertatap muka langsung dipicu dengan kedaruratan bagi keberlanjutan pendidikan, beradaptasi dengan pembelajaran daring dan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran daring dan jarak jauh dan MOOC selama Covid 19 kiranya dapat dideskripsikan sebagai migrasi, revolusi, yaitu praktik praktik yang terasosiasi dengan fenomena ini merupakan produk dari hubungan dialektis antara situasi dan habitus. Referensi • Arima, S. eta.al. (2021). Re-Design Classroom into MOOC-like Content With Remote Face-to-Face Sessions During the COVID-19 Pandemic: A Case Study in Graduate School dalam L@S '21: Proceedings of the Eighth ACM Conference on Learning @ ScaleJune 2021 pp. 299–302 • Chang, G. dan Yano, S.(2021). How are countries addressing the Covid 19 challenges in education? A snapshot of policy measures. • Dunai, L. et.al. (2021). E-Learning in Industrial Electronics during Covid-19. 2021 22nd IEEE International Conference on Industrial Technology (ICIT) • Kumiko Aoki, The Use of ICT and e-Learning in Higher Education in Japan, World Academy of Science, Engineering and Technology 42, 2010, p. 857. • C.S. Sunal, V.H. Wright, "Online Learning", In: Seel N.M. (eds) Encyclopedia of the Sciences of Learning. Springer, Boston, M.A., 2012, 2499-2500. • Jun Saito, "The 'new normal' in the COVID-19 era: temporary or permanent", Japan Center for Economic Research, May 18, 2020, https://www.jcer.or.jp/english/thenew-normal-in-the-covid-19-era-temporary-or-permanent • J.J. O'Donoghue, "In era of COVID-19, a shift to digital forms of teaching in Japan". The Japan Times, April 21, 2020, https://www.japantimes.co.jp/news/2020/04/21/national/traditional-to-digitalteaching-coronavirus/ 16 • K. Matsushita, "Chapter 1. Introduction." In Matsushita, K. (ed.) Deep Active Learning: Toward Greater Depth in University Education 2018. Springer Nature, p. 5. 39 H. Ito & N. Kawazoe, Active learning for creating innovators: Employability skills beyond industrial needs. International Journal of Higher Education, 4(2). 2015, https://doi.org/10.5430/ijhe.v4n2 p. 81. • Hamaguchi, K., Wakamono to rôdô: Nyûsha no shikumi kara tokihogusu. Youth and labor: Unravelling the problem from the perspective of the system of entering a company. Tokyo, Japan: Chuokoron-Shinsha, 2013. • Haghseta, Farnaz Saboori (2003). Information technology and sustainable development: Understanding Linkages and Practices. Tesis Masters degree. • Japan. Summary of Development of the Japan Standard Industrial Classification (JSIC) and Its Thirteenth Revision