You are on page 1of 24

PERANCANGAN JEMBATAN

Dosen Pengampu :
1. Ir. Bambang Pudjianto,MT
2. Ir. Purwanto, MT, MEng
3. Ir. Rudy Yuniarto Adhi , MT

PERANCANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN


JEMBATAN JEMBATAN JEMBATAN

DESIGN PLANNING CONSTRUCTION METHOD


SISTEM PENILAIAN
ABSENSI : 5%
TUGAS-TUGAS : 10 – 25 %
UTS : 30 – 40 %
UAS : 30 – 40 %

PERENCANAAN JEMBATAN
Perencanaan Jembatan (DED of Bridge)
Dasar Perencanaan
Dalam perencanaan suatu Jembatan terdapat dasar-dasar perencanaan
yang dipakai sebagai acuan teknik. Beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Perencanaan jembatan harus didasarkan pada suatu prosedur yang
memberikan jaminan kelayakan pada berbagai aspek berikut:

1. Kekuatan dan stabilitas struktural


2. Kenyamanan bagi pengguna jembatan
3. Ekonomis
4. Durabilitas (keawetan dan kelayakan jangka panjang)
5. Kemudahan pemeliharaan
6. Estetika
7. Dampak lingkungan pada tingkat yang wajar dan cenderung
minimal.
1. Perencanaan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan di dalam kriteria perencanaan. ( DESIGN CRITERIA )
2. Perencanaan harus memperhatikan rencana tata guna lahan di lokasi
rencana jembatan, beserta kendala alinyemen dan kendala lintasan di
bawahnya, agar didapat suatu hasil rancangan geometri, bentuk, dan cara
pelaksanaan konstruksi yang optimal.
3. Perencanaan harus dilakukan dengan berdasarkan pada serangkaian hasil
survai dan penyelidikan, yang memberikan informasi yang jelas dan
akurat mengenai kondisi lapangan di lokasi rencana jembatan, dan
kondisi teknis lainnya yang mendasari kriteria perencanaan.
4. Perencanaan harus memperhatikan ketersediaan material di sekitar
lokasi rencana jembatan, agar didapat suatu hasil rancangan jembatan
yang lebih praktis dan ekonomis.
5. Perencanaan harus dilaksanakan oleh suatu tim perencana yang
kompeten dan berpengalaman di bidang perencanaan jembatan.
Kriteria perencanaan

Code-code :
BMS 1992, AASHTO,PPJJR
Survai pendahuluan / pemeriksaan lapangan

Pengumpulan data sekunder dan survai


lalu lintas

Survai detail: topografi, geoteknik,


geologi, hidrolika dan hidrologi
Peraturan
pembebanan
Penentuan alinyemen jembatan

Penentuan bentang dan lebar jembatan


Estetika

Pemilihan bentuk konstruksi jembatan Fungsional

Struktural

Pemilihan jenis Pemilihan jenis Pemilihan jenis


struktur atas struktur bawah Pondasi Gambar 5.34.
Bagan Alir Perencanaan
Peraturan struktur beton dan Teknik Jembatan
baja untuk jembatan
Analisis Struktur

Desain Desain Desain Desain drainase, utilitas,


struktur atas struktur bawah pondasi lansekap, dan aspek lainnya

Rencana
Gambar rencana teknik Spesifikasi
anggaran
jembatan teknik
biaya
Kriteria Perencanaan
Kriteria perencanaan harus terdiri dari:
1. Kriteria perencanaan geometri
2. Kriteria pembebanan
3. Kriteria perencanaan struktur
a. Kriteria keamanan struktur
 Material
 Kekuatan dan stabilitas struktur
b. Kriteria kenyamanan struktur
 Kekakuan struktur
 Deformasi dan frekuensi (kinerja vibrasi)
c. Kriteria durabilitas
 Keawetan jangka panjang
 Kemudahan pemeliharaan
4. Kriteria perencanaan komponen utilitas
5. Kriteria perencanaan komponen pelengkap.
Survei Dan Penyelidikan

Secara umum, survai dan penyelidikan yang


diperlukan dalam perencanaan teknik meliputi:
1. Survai pendahuluan dan pemeriksaan lapangan
termasuk survai planimetri.
2. Pengumpulan data sekunder
3. Survai detail/primer, yang meliputi terutama survai
dan kajian lalu lintas, survai topografi, penyelidikan
geoteknik dan geologi, survai hidrologi dan
hidrolika, serta survai lainnya yang terkait untuk
menunjang perencanaan teknik jembatan.
Keluaran Dari Perencanaan Teknik
Keluaran (output) dari perencanaan teknik harus meliputi:
1. Laporan hasil perencanaan teknik, yang berisi:
a. Hasil pengumpulan data sekunder
b. Hasil survai detail/primer
c. Hasil kajian
d. Hasil analisis struktur
e. Hasil perencanaan teknik yang meliputi tata letak, alinyemen, geometri,
bentuk, struktur atas, struktur bawah, pondasi, utilitas, komponen
pelengkap, dan semua hasil teknis lain yang mendukung proses
perencanaan jembatan.
2. Gambar Teknik
3. Spesifikasi teknik
4. Hasil perhitungan volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya
(RAB).
Perencanaan Teknik

1. Perencanaan geometri dan alinyemen jembatan


2. Kendala planimetri di lokasi rencana jembatan
3. Kendala alinyemen horisontal dan vertikal
4. Kendala geoteknik
5. Profil topografi
6. Profil bathimetri
7. Kendala lintasan di bawah atau sungai/laut
8. Tinggi permukaan air banjir
9. Kebutuhan tinggi bebas vertikal. 
Penentuan Bentang Dan Lebar Jembatan
Penentuan bentang jembatan hrs memperhatikan:
Profil topografi
Profil bathimetri
Kendala geometri dan guna lahan di lokasi rencana jembatan
Kendala banjir tertinggi dalam 50 tahun terakhir
Teknologi konstruksi (kemudahan dalam pelaksanaan)
Faktor ekonomis.

Penentuan lebar jembatan harus memperhatikan:


Kebutuhan lalu lintas berdasarkan hasil survai lalu lintas
Prediksi lalu lintas masa mendatang.........i = %
Jumlah kebutuhan lajur lalu lintas jalan yang akan dilayani
jembatan (minimal sama dengan jalan yang akan dihubungkan)
Kemungkinan dan kemudahan peningkatan (pelebaran) jembatan
pada masa yang akan datang.
5 bentang
3 bentang
JEMBATAN RUMPIANG
KALSEL
Pemilihan Bentuk Dan Jenis Struktur Atas Jembatan.

1. Secara umum bentuk jembatan harus direncanakan berdasarkan


kriteria berikut:
a. Kendala geometri
b. Keserasian planimetri di lokasi rencana jembatan dan estetika
c. Kendala material dan ketersediaannya
d. Kecepatan pelaksanaan
e. Kesulitan perencanaan dan pelaksanaan
f. Pemeliharaan jembatan
g. Biaya konstruksi.

2. Pemilihan jenis struktur atas jembatan harus sudah


mempertimbangkan 3 aspek struktural berikut:
a. Jenis perletakan (perletakan sederhana atas 2 tumpuan atau
gelagar menerus) Continueus Beam
b. Jenis struktur (struktur gelagar komposit, struktur rangka, struktur
busur, struktur gantungan kabel, dan/atau jenis-jenis struktur yang
lain)
c. Jenis material (beton atau baja)
Jembatan beton
Cara pelaksanaan jembatan beton dapat dipilih sesuai dengan
kondisi lapangan dan kendala teknis maupun ekonomis,
namun secara umum dapat dibagi menjadi 3 (tiga) cara:
 Cor setempat
 Pracetak bentang utuh (cor utuh di casting yard)
 Pracetak segmental.
Struktur atas jembatan beton dapat dipilih dari berbagai sistem
struktur yang sesuai terutama dengan kondisi lapangan,
kendala geometri, dan kebutuhan panjang bentangnya
Jenis Struktur Atas Jembatan Dengan Gelagar Beton

No. Gelagar beton Bentang


1 Gelagar pelat beton bertulang 1 – 5 meter
2 Gelagar pelat beton prategang 5 – 12 meter
3 Gelagar pelat berongga prategang 10 – 18 meter
4 Gelagar kanal pracetak prategang 10 – 18 meter
5 Gelagar I prategang dalam bentang 12 – 30 meter
sederhana
6 Gelagar I prategang dalam bentang menerus 18 – 40
7 Gelagar I prategang 18 – 40
8 Gelagar boks kecil prategang 16 – 25
9 Gelagar boks persegi prategang 20 – 40
10 Gelagar boks “V” prategang 40 – 100
11 Gelagar boks ganda prategang 20 – 250

Untuk jembatan beton berbentang panjang (40 – 250 meter) dapat


dipilih gelagar boks beton, di mana cara pelaksanaan dan jenis
struktur jembatan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi geometri serta kendala planimetri di lokasi rencana
jembatan:
 Incremental launching (segmental)
 Temporary cable stayed (segmental)
 Balanced cantilever (segmental)
 Jembatan busur (arch bridge)
 Jembatan kabel (cable stayed).
1. Jembatan baja
Struktur atas jembatan baja dapat dipilih dari berbagai sistem struktur
yang sesuai terutama dengan kondisi lapangan, kendala geometri, dan
kebutuhan panjang bentangnya:

Tabel 5.51.
Jenis Struktur Atas Jembatan Dengan Gelagar Baja

No. Gelagar baja Bentang


1 Gelagar baja WF 1 – 12 meter
2 Gelagar baja WF dengan tambahan pelat 12 – 24 meter
tepi
3 Gelagar pelat baja 12 – 30 meter
4 Rangka baja 35 – 100 meter

Untuk jembatan baja berbentang panjang dan sangat panjang (60 –


1000 meter) dapat dipilih gelagar boks baja atau rangka baja, di mana
jenis struktur jembatan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi geometri serta kendala lintasan di bawahnya:
 Jembatan busur (arch bridge)
 Jembatan kabel (cable stayed)
 Jembatan gantung.
Pembebanan Jembatan
Beban-beban direncanakan berdasarkan aturan-aturan yang masih belaku
dan telah disyahkan oleh SNI, dan yang harus merupakan kombinasi dari:
1. Beban berat sendiri
2. Beban mati tambahan
3. Beban hidup ( Muatan T & D )
4. Beban sementara
a. Beban akibat alat-alat kerja
b. Beban gempa
c. Beban angin
d. Beban / gaya rem
e. Beban tumbukan
f. Beban arus (melalui struktur bawah)
5. Beban-beban sekunder
a. Rangkak dan susut beton
b. Penurunan pondasi
c. Fatigue
d. Beban gaya apung
e. Beban thermal
BOX GIRDER GANDA

Noise bridge

You might also like