You are on page 1of 21

Pengertian, Hak dan Kewajiban,

Larangan dan Tanggung Jawab


Pelaku Usaha di Sektor Barang dan
Jasa Konsumen
KELOMPOK 3
ARJUN BUDIMAN SIAHAAN
M A RT U A G O M G O M YA K O B U S
F E RY I R AWA N S A M O S I R
NURSA ERIZON
Quote hari ini “Airdrop dong, kok
Bluetooth sih”

- MARTUA GOMGOM YAKOBUS


KELOMPOK 3

ARJUN FERY
MARTUA NURSA
KB 1
1. Pelaku Usaha
Ialah istilah yang digunakan pembuat undang-undang yang pada umumnya lebih dikenal dengan istilah
pengusaha.

3 Kelompok pelaku usaha, sebagai berikut:

1. Kalangan Investor

2. Produsen

3. Distributor
Pelaku Usaha
Dalam bidang periklanan, ada beberapa istilah pelaku usaha periklanan, sebagai berikut:
◦ 1. Pengiklan
◦ 2. Perusahaan Periklanan
◦ 3. Media Periklanan

Apa yang dimaksud pelaku usaha adalah setiap orang atau badan usaha baik yang berbentuk
badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan
kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia baik sendiri maupun bersama-sama
melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan usaha berbagai bidang ekonomi (pasal 1 angka
(3) UUPK)
Pelaku Usaha
Dari pengertian tersebut dapat dikatakan yang dimaksud pelaku usaha dalam UUPK adalah yang
mengandung unsur-unsur:

1. Setiap orang atau badan usaha

2. Badan hukum atau bukan badan hukum

3. Didirikan atau berkegiatan di wilayah Indonesia

4. Baik sendiri maupun melalui perjanjian

5. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang ekonomi


Pelaku Usaha Sektor Jasa Keuangan
Pasal 1 angka 1 UUOJK menyebutkan bahwa lembaga jasa keuangan adalah lembaga yang melaksanakan kegiatan di sector:

a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank mencakup kelembagaan kegiatan usaha serta cara dan
proses dalam pelaksanaan kegiatan usahanya secara konvensional dan Syariah.

b. Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi.

c. Perasuransian adalah badan usaha perasuransian yang bergerak di sektor usaha asuransi yaitu usaha jasa keuangan yang
dengan menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi memberikan perlindungan kepada anggota
masyarakat memakai jasa asuransi terhadap timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup
atau meninggalnya seseorang.

d. Dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang mengenai dana pensiun

E. Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau
barang modal
Pelaku Usaha Sektor Jasa Keuangan
Istilah pelaku usaha dalam sektor jasa keuangan ditemukan dalam pojk perlindungan konsumen. Pasal
1 angka (1) PJOK perlindungan konsumen sektor jasa keuangan menentukan bahwa pelaku usaha jasa
keuangan adalah Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat, Perusahaan Efek, Penasihat Investasi, Bank
Kustodian, Dana pensiun, Perusahaan asuransi, Perusahaan Reasuransi, Lembaga Pembiayaan,
Perusahaan Gadai, Perusahaan Penjaminan baik yang melaksanakan kegiatan usahanya secara
konvensional maupun secara Syariah
2. Hak dan kewajiban pelaku usaha
berdasarkan UUPK
Pasal 6 UUPK menentukan hak pelaku usaha sebagai berikut:

A. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar
barang dan/atau jasa yang diperdagangkan

B. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beritikad tidak baik

C. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen

D. Hak untuk rehabilitas nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen tidak
diakibatkan pada barang dan/atau jasa diperdagangkan

E. Haha diatur dalam ketentuan peraturan pada undang-undang lainnya


Hak Pelaku Usaha Berdasarkan UUPK
Sebagai penyeimbang hak pelaku usaha UUPK juga menentukan kewajiban-kewajiban bagi pelaku usaha yakni yang diatur
dalam pasal 7 UUPKA.

A. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.

B. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi
penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan.

C. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif

D. Menjamin mutu barang atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang
dan/atau jasa yang berlaku.

E. Memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan/atau mencoba barang atau jasa tertentu serta memberikan
jaminan dan/atau garansi barang yang dibuat dan/atau diperdagangkan

F. Memberi kompensasi ganti rugi atau penggantian apabila barang atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan konsumen
tidak sesuai dengan perjanjian
Prinsip Tanggung Jawab Pelaku Usaha
Prinsip tanggung jawab pelaku usaha. Secara umum prinsip-prinsip tanggung jawab dalam hukum
dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:

1. Kesalahan

2. Praduga selalu bertanggung jawab

3. Praduga selalu tidak bertanggung jawab

4. Tanggung jawab mutlak

5. Pembatasan tanggung jawab


KB 2
Larangan Bagi Pelaku Usaha
Perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha. Undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen secara jelas telah merinci jenis-jenis perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha sebagai upaya
perlindungan konsumen. Diatur di dalam pasal 8 s.d pasal 17 UUPK yang berbunyi sebagai berikut:

1. Pelaku Usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang:
◦ A. Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
◦ B. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam hitungan sebagaimana yang
dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut
◦ C. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan, dan jumlah dalam hitungan menurut ukuran yang sebenarnya
◦ D. Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemajuan sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket
atau keterangan barang atau jasa tersebut
Larangan Bagi Pelaku Usaha
◦ E. Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya, mode, atau penggunaan
tertentu sebagaimana dinyatakan dalam label atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut.
◦ F. Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi
penjualan barang dan/atau jasa tersebut.
◦ G. Tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa atau jangka waktu penggunaan atau pemanfaatan yang
paling baik atas barang tersebut
◦ H. Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan halal yang
dicantumkan dalam label
◦ I. Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama barang, ukuran, berat/isi
bersih atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat
pelaku usaha serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang/dibuat
◦ J. Tidak mencantumkan informasi atau petunjuk penggunaan barang dalam bahasa Indonesia sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku
Larangan Bagi Pelaku Usaha
2. Pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat, atau bekas, dan tercemar tanpa
memberikan informasi secara lengkap dan benar atas barang dimaksud

3. Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan yang rusak, cacat atau bekas
dan tercemar, dengan atau tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar

4. Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang memperdagangkan
barang atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari peredaran
Larangan Bagi Pelaku Usaha
Pasal 9 UUPK

1. Pelaku usaha dilarang menawarkan mempromosikan mengiklankan suatu barang atau jasa
secara tidak benar,

2. Barang atau jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang untuk diperdagangkan

3. Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap ayat (1) dilarang melanjutkan penawaran,
promosi, dan pengiklanan barang dan/atau jasa tersebut
Larangan Bagi Pelaku Usaha
Pasal 10 UUPK

Pelaku Usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan dilarang
menawarkan, mempromosikan, mengiklankan, atau membuat pernyataan yang tidak benar atau
menyesatkan mengenai:

1. Harga atau tarif suatu barang dan/atau jasa

2. Kegunaan suatu barang dan/atau jasa

3. Kondisi, tanggungan, jaminan, hak atau ganti rugi atas suatu barang dan/atau jasa

4. Tawaran potongan harga atau hadiah menarik yang ditawarkan

5. Bahwa penggunaan barang dan/atau jasa


Larangan Bagi Pelaku Usaha
Pasal 11 UUPK

Pelaku usaha dalam hal penjualan yang dilakukan melalui cara obral atau lelang dilarang mengelabui atau
menyesatkan konsumen dengan:

1. Menyatakan barang dan/atau jasa tersebut seolah-olah telah memenuhi standar mutu tertentu

2. Menyatakan barang dan/atau jasa tersebut seolah-olah tidak mengandung cacat tersembunyi

3. Tidak berniat untuk menjual barang yang ditawarkan melainkan dengan maksud untuk menjual barang lain

4. Tidak menyediakan barang dalam jumlah tertentu dan/atau jumlah yang cukup dengan maksud menjual barang
yang lain

5. Tidak menyediakan jasa dalam kapasitas tertentu atau dalam jumlah cukup dengan maksud menjual jasa yang lain

6. Menaikkan harga atau tarif barang dan/atau jasa sebelum melakukan obral
Tanggung Jawab Pelaku Usaha
Tanggung jawab pelaku usaha dalam UUPK Pasal 19 undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen telah mengatur secara limitatif mengenai tanggung jawab pelaku usaha yaitu:

1. Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan pencemaran atau kerugian konsumen
akibat mengkonsumsi barang atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan

2. Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang atau
jasa yang sejenis atau setara nilainya atau perawatan kesehatan atau pemberian santunan yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

3. Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 hari setelah tanggal transaksi

4. Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak menghapuskan kemungkinan adanya
tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan

5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan
bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen
Tanggung Jawab Pelaku Usaha
Tanggung jawab yang tercantum dalam pasal 19 UUPK bahwa pelaku usaha bertanggung jawab:

1. Kerugian atas kerusakan

2. Kerugian atas pencemaran

3. Kerugian atas mengkonsumsi barang atau jasa


Tanggung Jawab Pelaku Usaha
Di bidang periklanan UUPK selanjutnya mengatur mengenai tanggung jawab pelaku usaha periklanan
yaitu dalam pasal 20 UUPK. Pasal 20 UUPK yang berbunyi pelaku usaha periklanan bertanggung
jawab atas iklan yang diproduksi dan segala akibat yang ditimbulkan oleh iklan tersebut.

UUPK juga telah mengatur hal baru atau khusus terkait dengan tanggung jawab pelaku usaha antara
lain terkait dengan pengajuan gugatan oleh konsumen serta pembalikan beban pembuktian. PJOK NO.
1/PJOK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan juga mengatur mengenai
kewajiban-kewajiban dan larangan-larangan yang harus dipatuhi oleh pelaku usaha sektor jasa
keuangan
TERIMA KASIH

You might also like