You are on page 1of 13

Titrasi Nitrimetri

Pengertian Nitrimetri
Nitrimetri adalah titrasi dengan menggunakan larutan baku
NaNO2. Metoda ini didasarkan atas reaksi antara amina aromatik
primer dengan asam nitrit dalam suasana asam, membentuk garam
diazonium. Karena asam nitrit sendiri tidak stabil
(3HNO3 → H2O + 2NO+ HNO3)
maka digunakan garamnya : Natrium nitrit (NaNO 2). Untuk membuat
suasana asam umumnya digunakan asam klorida. Reaksi diazotasi dapat
dituliskan :
NaNO2 + HCl → NaCl + HNO2
C6H2 – NH2 + HNO2 + HCl → C6H2 – N2Cl + H2O
Guna HCl dalam penentuan kadar sulfat :
1.   Untuk membuat suasana asam
2.   Untuk melarutkan Sulfatnya
3. Untuk membentuk asam nitrit
Nitrimetri merupakan penetapan kadar secara
kuantitatif dengan menggunakan larutan baku natrium
nitrit. Nitrimetri disebut juga dengan metode titrasi
diazotasi. Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan
kadarnya dengan metode nitrimetri diantaranya adalah
penisilin dan sulfamerazin.
Reaksi Nitrimetri
Catatan :
Titrasi NaNO2 0,1 M / suasana asam
Pembakuan dengan sulfanilamida
Indikator
a. Luar (external) :
KI-Kanji Biru
KI + HCl HI + KCl
2HI + 2HONO I2 + 2NO + 2H2O
b. Dalam (internal) :
tropeolin OO + biru metilen ungu biru
hijau
Zat yang di titrasi secara nitrimetri

1. Amin primer : sulfasetamida, prokain


HCl
2. Amin sekunder : suksinilsulfatiazo,
ftalilsulfatiazol (setelah
hidrolisis)
3. Amida : paracetamol (setelah
hidrolisis)
4. Gugus mitro : kloramfenikol (setelah
reduksi)
Prinsip Titrasi nitrimetri
1. Pembentukan garam diazonium dari gugus amin
aromatik primer (amin aromatik sekuder dan
gugus nitro aromatik)
2. Pembentukan senyawa nitrosamine dari amin
alifatik sekunder
3.   Pembentukan senyawa azi dari gugus hidrazida
4.   Pemasukan gugus nitro yang jarang terjadi
karena sulitnya nitrasi dengan menggunakan
asam nitrit dalam suasana asam.
Syarat berlangsungnya titrasi nitrimetri
1. Suhu
Pada saat melakukan tritasi, suhu harus antara 5-15 ºC .walaupun
sebenarnya pembentukan garam diazonium berlangsung pada suhu
yang lebih rendah yaitu 0-5 ºC. pada temperatur 5-15 ºC digunakan
KBr sebagai stabilisator. Titrasi tidak dapat dilakukan dalam suhu tinggi
karena :
 Senyawa diazonium tidak setabil dan akan terhidrolisa
menghasilkan fenol dan gas nitrogen
 Pada suhu kamar asam nitrit akan lebih cepat terurai sehingga
reaksinya tidak stiokiometri
 HNO₂ yang terbentuk akan menguap pada suhu tinggi
 Garam diazonium yang terbentuk akan terurai menjadi fenol
2. Keasaman
Titrasi ini berlangsung pada PH + 2, hal ini
dibutuhkan untuk :
a. Mengubah NaNO2 menjadi HNO₂‾
b. Pembentukan garam diazonium
 
3. Kecepatan reaksi
Reaksi diazotasi berlangsung lambat sekali, sehingga
agar reaksi sempurna maka titrasi harus dilakukan
perlahan-lahan dan dengan pengocokan yang kuat.
Frekuensi tetesan pada awal titrasi kira-kira 1 ml/menit,
lalu menjelang titik-titik akhir menjadi 2 tetes/menit.
Penetapan titik akhir titrasi
TAT dapat diketahui dengan menggunakan indikator
dalam, indilator luar ataupun secara potensiometrik.
Penentuan titik akhir titrasi dapat dilakukan secara :
1. Dengan Indikator Dalam (visual)
Dengan indicator dalam, dengan tropeolin 00 (5 tetes) dan
metilen blue (3 tetes).
Kelebihan :
a.  Cara kerja cepat dan praktis
b.  Dapat dilakukan pada suhu kamar
  Kekurangan :
a. Penggunaan terbatas hanya untuk beberapa zat saja, untuk
beberapa zat lainnya perubahannya tidak jelas.
b. Perubahan warna yang terjadi pada TAT berbeda – beda
untuk sampel yang berbeda.

Pada titik akhir titrasi terjadi perubahan warna dari merah


violet menjadi biru sampai biru hijau.
2. Dengan Indikator Luar
Sebagai indikator luar, digunakan pasta kanji iodida atau kertas
kanji iodida.
Kelebihan :
a. Untuk beberapa zat lebih tepat dipakai karena perubahan warna
lebih jelas
Kekurangan :
a.  Cara kerja tidak praktis
b.  Terlalu sering menotol menyebabkan adanya kemungkinan zat
terbuang
c.  Titrasi harus dilakukan pada suhu dibawah 15ºC
d.  Harus diketahui jumlah volume titran yang dibutuhkan. Kalau
tidak, titrasi akan berlangsung sangat lama yang berarti makin
banyak larutan yang dititrasi yang hilang (karena digoreskan
pada pasta kanji iodida untuk mengetahui TAT)
Goresan zat uji

You might also like