You are on page 1of 26

PERAN APIP DALAM PEMBINAAN

DAN PENGAWASAN DANA DESA


Oleh :
ALI MUKHTAR, SP.,M.SI
FETARIANTI, SE

INSPEKTORAT DAERAH KABUPATEN BANYUASIN


TAHUN 2020
PENDAHULUAN
• Permendagri No. 20 Tahun 2018 merupakan Peraturan Menteri tentang perubahan
pengelolaan keuangan desa yang sebelumnya diatur dalam Permendagri Nomor 113 Tahun
2014.
• Pengelolaan keuangan desa adalah hal yang sangat urgen dan sensitive pada pemerintahan
desa. Sehingga perlu diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi penyelewengan.
• Biasanya masalah keuangan desa selalu menjadi sorotan baik bagi masyarakat maupun oleh
lembaga lainnya yang terkait dengan pemerintahan desa. Khusunya yang bersangkutan
dengan pengawasan dana desa.
• Bahkan tidak sedikit LSM atau organisasi lainnya yang terkadang ingin tahu banyak tentang
pengelolaan keuangan di desa, walaupun sebenarnya secara teknis lembaga tersebt tidak
memeiliki kepentingan praktis di desa.
• Peraturan menteri dalam negeri tentang pengelolaan keuangan desa nomor 113 tahun 2014
sepertinya kini telah di perbarui dengan Permendagri yang baru. Yaitu Permendagri No. 20
Tahun 2018.
• Apa saja yang berubah dalam Permendagri Nomor 20 tersebut? Perubahan tidak terjadi
secara menyeluruh. Namun banyak pengaruhnya terhadap pengelolaan keuangan desa di
lapangan. Dan beberapa poin masih tetap sama dengan yang ada di permen terdahulu.
PENGERTIAN
• Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
• Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem pemerintahan NKRI.
• Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
• Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan
fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan
wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
• Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa.
• Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan desa.
• Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APBDesa, adalah rencana keuangan
tahunan Pemerintahan Desa.
• Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa, yang selanjutnya disingkat PPKD, adalah perangkat Desa yang
melaksanakan pengelolaan keuangan Desa berdasarkan keputusan kepala Desa yang menguasakan
sebagian kekuasaan PKPKD.
• Sekretaris Desa adalah perangkat Desa yang berkedudukan sebagai unsur pimpinan sekretariat Desa
yang menjalankan tugas sebagai koordinator.
• Kepala Kepala Urusan, yang selanjutnya disebut Kaur, adalah perangkat Desa yang berkedudukan
sebagai unsur staf sekretariat Desa yang menjalankan tugas PPKD.
• Kepala Seksi, yang selanjutnya disebut Kasi, adalah perangkat Desa yang berkedudukan sebagai
pelaksana teknis yang menjalankan tugas PPKD.
PERUBAHAN YANG SIGNIFIKAN
PERMENDAGRI 113/2014 DAN PERMENDAGRI 20/2018
Kekuasaan Pengelolan Keuangan Desa (Permendagri 113/2014) Kekuasaan Pengelolan Keuangan Desa (Permendagri 20/2018) 
Pasal 3 (1) Kepala Desa adalah PKPKD dan mewakili Pemerintah Desa dalam
(1) Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa kepemilikan kekayaan milik Desa yang dipisahkan.
dan mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan kekayaan milik desa   (2) Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan keuangan Desa, kepala
yang dipisahkan. Desa menguasakan sebagian kekuasaannya kepada perangkat Desa
(2) Desa sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa selaku PPKD.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai kewenangan: (3) Pelimpahan sebagian kekuasaan PKPKD kepada PPKD ditetapkan dengan
a. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa; keputusan kepala Desa.
b. menetapkan PTPKD;
c. menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan
desa;
d. menyetujui pengeluaran atas kegiatan yang ditetapkan dalam
APBDesa; dan
e. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban
APBDesa. 
(3) Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa, dibantu
oleh PTPKD
Pasal 4
PTPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3)
berasal dari unsur Perangkat Desa,terdiri dari:
a. Sekretaris Desa;
b. Kepala Seksi; dan
c. Bendahara.
PERUBAHAN YANG SIGNIFIKAN
PERMENDAGRI 113/2014 DAN PERMENDAGRI 20/2018
Pembinaan dan Pengawasan (Permendagri 113/2014)
Pasal 44
1) Pemerintah Provinsi wajib membina dan mengawasi Pembinaan dan Pengawasan (Permendagri 20/2018)
pemberian dan penyaluran Dana Desa, Alokasi Dana Desa, 1) Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan yang
dan Bagi hasil Pajak dan Retribusi Daerah dari dikoordinasikan oleh Direktur Jenderal Bina Pemerintahan
Kabupaten/Kota kepada Desa. Desa dan Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri
 2) Pemerintah Kabupaten/Kota wajib membina dan sesuai dengan tugas dan fungsi.
mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan desa. 2) Pemerintah Daerah Provinsi melakukan pembinaan dan
  pengawasan terhadap pemberian dan penyaluran Dana
Desa, Alokasi Dana Desa, bagian dari hasil pajak daerah
dan retribusi daerah kabupaten/ kota, dan bantuan
keuangan kepada Desa.
3) Bupati/Wali Kota membina dan mengawasi pelaksanaan
pengelolaan keuangan desa yang dikoordinasikan dengan
APIP Daerah kabupaten/kota.
PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

1) Kepala Desa adalah PKPKD dan mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan kekayaan
milik Desa yang dipisahkan.
2) Kepala Desa selaku PKPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai kewenangan:
a. menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa;
b. menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang milik Desa;
c. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APB Desa;
d. menetapkan PPKD;
e. menyetujui DPA, DPPA, dan DPAL;
f. menyetujui RAK Desa; dan
g. menyetujui SPP.
3) Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan keuangan Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), kepala Desa menguasakan sebagian kekuasaannya kepada perangkat Desa selaku
PPKD.
4) Pelimpahan sebagian kekuasaan PKPKD kepada PPKD ditetapkan dengan Keputusan kepala
PELAKSANA PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PPKD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) terdiri atas:


a. Sekretaris Desa;
b. Kaur dan Kasi; dan
c. Kaur keuangan.

(1) Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a bertugas sebagai koordinator
PPKD.
(2) Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas:
a. mengoordinasikan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan APB Desa; b. mengoordinasikan
penyusunan rancangan APB Desa dan rancangan perubahan APB Desa;
c. mengoordinasikan penyusunan rancangan peraturan Desa tentang APB Desa, perubahan
APB Desa, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APB Desa;
d. mengoordinasikan penyusunan rancangan peraturan kepala Desa tentang Penjabaran APB
Desa dan Perubahan Penjabaran APB Desa;
e. mengoordinasikan tugas perangkat Desa lain yang menjalankan tugas PPKD; dan
f. mengoordinasikan penyusunan laporan keuangan Desa dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APB Desa.
PELAKSANA PENGELOLAAN KEUANGAN DESA(Lanjutan)
(3) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekretaris Desa mempunyai tugas:
a. melakukan verifikasi terhadap DPA, DPPA, dan DPAL;
b. melakukan verifikasi terhadap RAK Desa; dan
c. melakukan verifikasi terhadap bukti penerimaan dan

(1) Kaur dan Kasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b bertugas sebagai pelaksana
kegiatan anggaran.
(2) Kaur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Kaur tata usaha dan umum; dan
b. Kaur perencanaan.
(3) Kasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Kasi pemerintahan;
b. Kasi kesejahteraan; dan
c. Kasi pelayanan.
(4) Kaur dan Kasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas:
a. melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja
sesuai bidang tugasnya;
b. melaksanakan anggaran kegiatan sesuai bidang tugasnya;
PELAKSANA PENGELOLAAN KEUANGAN DESA(Lanjutan)

c. mengendalikan kegiatan sesuai bidang tugasnya;


d. menyusun DPA, DPPA, dan DPAL sesuai bidang tugasnya;
e. menandatangani perjanjian kerja sama dengan penyedia atas pengadaan barang/jasa untuk
kegiatan yang berada dalam bidang tugasnya; dan
f. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sesuai bidang tugasnya untuk pertanggungjawaban
pelaksanaan APB Desa.
(5)Pembagian tugas Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilakukanberdasarkan bidang tugas masing-masing dan ditetapkan dalam RKP Desa.

Kaur dan Kasi dalam melaksanakan tugas dapat dibantu oleh tim yang melaksanakan kegiatan pengadaan
barang/jasa yang karena sifat dan jenisnya tidak dapat dilakukan sendiri.

Tim sebagaimana dimaksud berasal dari unsur perangkat Desa, lembaga kemasyarakatan Desa dan/atau
masyarakat, yang terdiri atas:
a. ketua
b. sekretaris
c. anggota.
Perangkat Desa sebagaimana dimaksud yaitu pelaksana kewilayahan. Pembentukan tim sebagaimana
dimaksud diusulkan pada saat penyusunan RKP Desa dan ditetapkan melalui keputusan Kepala Desa.
PELAKSANA PENGELOLAAN KEUANGAN DESA(Lanjutan)

Kaur keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c


melaksanakan fungsi kebendaharaan.

Kaur keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyai


tugas:
a. menyusun RAK Desa
b. melakukan penatausahaan yang meliputi menerima menyimpan,
menyetorkan/membayar, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan Desa dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan APB Desa.

Kaur Keuangan dalam melaksanakan fungsi kebendaharaan memiliki


Nomor Pokok Wajib Pajak pemerintah Desa.
PENATAUSAHAAN

Penatausahaan keuangan dilakukan oleh Kaur Keuangan sebagai pelaksana fungsi


kebendaharaan.
Penatausahaan sebagaimana dimaksud dilakukan dengan mencatat setiap penerimaan dan
pengeluaran dalam buku kas umum.
Pencataan pada buku kas umum sebagaimana dimaksud ditutup setiap akhir bulan.

Kaur Keuangan wajib membuat buku pembantu kas umum yang terdiri atas:
a. buku pembantu bank;
b. buku pembantu pajak; dan
c. buku pembantu panjar.

Buku pembantu bank sebagaimana dimaksud merupakan catatan penerimaan dan pengeluaran
melalui rekening kas Desa.
Buku pembantu pajak sebagaimana dimaksud merupakan catatan penerimaan potongan pajak
dan pengeluaran setoran pajak.
Buku pembantu panjar sebagaimana dimaksud merupakan catatan pemberian dan
pertanggungjawaban uang panjar.
PENATAUSAHAAN (Lanjutan)

Buku kas umum yang ditutup setiap akhir bulan dilaporkan oleh Kaur Keuangan kepada
Sekretaris Desapaling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.

Sekretaris Desa melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporan sebagaimana
dimaksud diatas.

Sekretaris Desa melaporkan hasil verifikasi, evaluasi dan analisis sebagaimana


dimaksud dan disampaikan kepada Kepala Desa untuk disetujui.

Pengeluaran atas beban APB Desa untuk kegiatan yang dilakukan melalui penyedia
barang/jasa dikeluarkan oleh Kaur Keuangan langsung kepada penyedia atas dasar DPA
dan SPP yang diajukan oleh Kasi pelaksana kegiatan anggaran dan telah disetujui oleh
Kepala Desa.

Pengeluaran atas beban APB Desa untuk belanja pegawai, dilakukan secara langsung
oleh Kaur Keuangan dan diketahui oleh Kepala Desa.
PELAPORAN

Kaur dan Kasi pelaksana kegiatan anggaran wajib menyampaikan laporan akhir
realisasi pelaksanaan kegiatan dan anggaran kepada Kepala Desa paling lambat 7
(tujuh) hari sejak seluruh kegiatan selesai.

Kepala Desa menyampaikan laporan pelaksanaan APBDesa semester pertama


kepada Bupati/Wali Kota melalui camat.

Laporan sebagaimana dimaksud terdiri dari:


a. laporan pelaksanaan APB Desa; dan
b. laporan realisasi kegiatan.

Kepala Desa menyusun laporan sebagaimana dimaksud dengan cara


menggabungkan seluruh laporan akhir realisasi pelaksanaan kegiatan dan anggaran
yang dibuat oleh Kaur dan Kasi Pelaksana Kegiatan paling lambat minggu kedua
bulan Juli tahun berjalan.
PERTANGGUNGJAWABAN

Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban realisasi APB Desa


kepada Bupati/Wali Kota melalui camat setiap akhir tahun anggaran.

Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud disampaikan paling


lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun anggaran berkenaan yang
ditetapkan dengan Peraturan Desa.

Peraturan Desa sebagaimana dimaksud disertai dengan:


a. laporan keuangan, terdiri atas:
1. laporan realisasi APB Desa; dan
2. catatan atas laporan keuangan.
b. laporan realisasi kegiatan; dan
c. daftar program sektoral, program daerah dan program lainnya yang masuk
ke Desa.  
PERAN APIP DALAM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
DANA DESA
1.Peran APIP, berdasarkan Permendagri No 20 Tahun 2018, yaitu :
Pasal 74 Ayat (3) Permendagri 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa menyatakan
bahwa Bupati/Wali Kota membina dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan desa yang
dikoordinasikan dengan APIP Daerah kabupaten/kota.

Peran APIP dalam Pembinaan dan Pengawasan Dana Desa dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
Konsultansi dan Assurance.

Konsultansi : Pemberian saran terkait aktivitas organisasi. Sifat dan lingkup penugasan disepakati
bersama untuk memberikan nilai tambah dan perbaikan risiko, pengendalian, dan proses tata
kelola organisasi. Contohnya : Asistensi, Sosialisasi, Fasilitasi Pendampingan dan konsultansi.

Assurance : Kegiatan penjaminan adalah pemeriksaan bukti-bukti secara objektif untuk


memberikan penilaian independen tentang manjemen risiko, pengendalian, dan proses tata
kelola. Conrohnya : Audit, Reviu, Pemantauan, Evaluasi
PERAN APIP DALAM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
DANA DESA
 2

2.Peran APIP, berdasarkan Peraturan Pemerintah No 12 Tahun 2017, yaitu :


Bab IV, Bagian Ketiga dijelaskan bahwa pembinaan dan pengawasan terhadap Dana Desa dilakukan oleh Kepala
Daerah, APIP, DPRD dan Masyarakat.

Pasal 16, bahwa Pengawasan oleh APIP berdasarkan prinsip profesional, independen, objektif, tidak tumpang
tindih dan berorientasi pada perbaikan dan peringatan dini.
Pasal 17 bahwa pembinaan dan pengawasan kepala daerah terhadap perangkat daerah dibantu oleh Inspektorat
Daerah
Pasal 19 (5) Pembinaan dan pengawasan oleh Inspektorat Kabupaten/Kota dilaksanakan untuk menjaga
akuntabilitas pengelolaan keuangan desa.
(6) Pembinaan dan pengawasan yang dilaksanakan untuk menjaga akuntabilitas pengelolaan keuangan desa
meliputi :
a. Laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa;
b. Efisiensi dan efektivitas pengelolaan keuangan desa; dan
c. Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan peundang- undangan.
(7)Inspektorat kabupaten/kota dalam melakukan pembinaan dan pengawasan harus berkoordinasi dengan camat
atau sebutan lainnya dan hasil pembinaan dan pengawasan tersebut disampaikan kepada bupati/walikota.


PERAN APIP DALAM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
DANA DESA (LANJUTAN)
Tindak lanjut Hasil Pembinaaan dan Pengawasan

Pasal 23
(1) “bahwa Hasil Pengawasan oleh APIP dituangkan dalam bentuk laporan hasil pengawasan
dan disampaikan kepada pimpinan instansi “
(2) “bahwa Laporan Hasil Pengawasan bersifat rahasia, tidak boleh dibuka untuk publik dan
tidak boleh diberikan kepada publik kecuali ditentukan lain sesuai peraturan peraundang-
undangan”

Pasal 25
(1) “APIP wajib melakukan pemeriksaan atas dugaan penyimpangan yang dilaporkan oleh
masyarakat”.
(2) “Dalam melakukan pemeriksaan atas dugaan penyimpangan APIP melakukan koordinasi
dengan APH”.
(4) “Pemeriksaan oleh APIP dan APH dilakukan setelah terpenuhi semua unsur laporan
pengaduan”.
(5) “APIP dan APH melakukan koordinasi dalam penanganan laporan pengaduan setelah
terlebih dahulu melakukan pengumpulan dan verifikasi data awal”.
PERAN APIP DALAM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
DANA DESA (LANJUTAN)
Koordinasi antara APIP dan APH dilakukan dalam bentuk :
a.Pemberian informasi
b.Verifikasi
c.Pengumpulan data dan keterangan
d.Pemaparan hasil pemeriksaan penanganan pengaduan masyarakat
e.Bentuk koordinasi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan

Hasil koordinasi antara APIP dan APH dituangkan dalam berita acara

Jika berdasarkan hasil koordinasi ditemukan bukti adanya penyimpangan yang bersifat
administrasif, proses lebih lanjut diserahkan APIP untuk ditindaklanjuti

Jika berdasarkan hasil koordinasi ditemukan bukti permulaan adanya penyimpangan


yang bersifat pidana, proses lebih lanjut diserahkan kepada APH untuk ditindaklanjuti.
PERAN APIP DALAM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
DANA DESA (LANJUTAN)

Bentuk dan hasil koordinasi antara APIP dan APH bersifat rahasia, tidak
boleh dibuka kepada publik dan tidak boleh diberikan kepada publik kecuali
ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kepala daerah, wakil kepala daerah dan kepala OPD wajib melaksanakan
tindak lanjut hasil pengawasan

Untuk membantu kepala daerah dalam melaksanakan tindak lanjut hasil


pengawasan, wakil kepala daerah mengkoordinasikan pelaksanaan tindak
lanjut hasil pembinaan dan pengawasan.

Dalam melakukan tindak lanjut hasil pembinaan dan pengawasan wakil


kepala daerah dibantu oleh inspektorat
PERAN APIP DALAM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
DANA DESA (LANJUTAN)

Tindak lanjut untuk hasil pembinaan dan pengawasan yang terkait


dengan tuntutan perbendaharaan dan atau tuntutan ganti rugi wajib
dilakukan proses tuntutan perbendaharaan dan atau tuntutan ganti rugi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.

Tindak lanjut untuk hasil pembinaan dan pengawasan yang tidak terkait
dengan tuntutan perbendaharaan dan atau tuntutan ganti rugi
dilaksanakan paling lama 60 (enam puluh) hari kerja setelah hasil
pembinaan dan pengawasan diterima.

Selama masa tindak lanjut, hasil pembinaan dan pengawasan tidak


dapat dipidanakan kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
PERAN APIP DALAM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
DANA DESA (LANJUTAN)

Terkait Pengawasan Dana Desa, Inspektorat Daerah Kabupaten Banyuasin telah


menetapkan bahwa pengawasan Dana Desa akan dilaksanakan secara rutin
sebanyak 2 kali dalam satu tahun.

Pengawasan dilakukan secara sampling terhadap beberapa desa dalam suatu


kecamatan, yang biasanya akan dilakukan pada awal dan pertengahan tahun
berjalan.

Rencana Pengawasa terhadap Dana Desa tersebut telah dituangkan dalam Program
Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat Daerah Kabupaten Banyuasin.

Selain pengawasan rutin yang dilakukan 2 kali dalam satu tahun, di dalam PKPT
tersebut juga sudah dicadangkan audit khusus/audit investigatif. Hal ini adalah
untuk mengantisipasi apabila adanya laporan pengaduan dari masyarakat atau
pihak-pihak lain terkait pengelolaan keuangan desa.
PERAN APIP DALAM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Permasalahan Utama Yang DANA DESA
Dihadapai (LANJUTAN)
Desa dalam Pengelolaan Dana Desa adalah
Keterbatasan Sumberdaya Manusia.

Keterbatasan Sumberdaya Manusia terjadi baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.

Keterbatasan Sumberdaya Manusia ini menimbulkan berbagai dampak yang merugikan desa
dalam pengelolaan keuangan desa. Baik dari tahap perencanaan hingga
pertanggungjawaban.

Beberapa dampak yang mungkin terjadi karena keterbatasan Sumber Daya Manusia, antara
lain :
 Perencanaan kegiatan kurang sempurna.
 Pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
 Pertanggungjawaban tidak akuntabel.

Oleh karena itu, terkait dengan Peran APIP dalam pembinaan dan pengawasan Dana Desa,
maka solusi yang harus dikedepankan adalah dengan mendorong fungsi konsultansi terhadap
Pelaksana Pengelola Keuangan Desa, sehingga PPKD dapat berfungsi optimal. Pada akhirnya
tertib administrasi pengelolaan keuangan desa dapat terwujud.
PERAN APIP DALAM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
DANA DESA (LANJUTAN)

Pada Tahun 2018 Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuasin


telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama dengan
Kejaksaan Negeri Banyuasin dan Kepolisian Resor Banyuasin
tentang Koordinasi APIP dengan Aparat Penegak Hukum
(APH) Dalam Penanganan Laporan Atas Pengaduan
Masyarakat Yang Berinidikasi Tindak Pidana Korupsi Pada
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Ruang lingkup perjanjian kerjasama ini meliputi :
a. Tukar menukar data dan atau informasi
b. Mekanisme penanganan laporan pengaduan
c. Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia
TERIMA KASIH

You might also like