You are on page 1of 25

HIV DALAM KEHAMILAN

KUMULATIF KASUS AIDS


DIPERKIRAKAN PADA 2010
93.968 – 130.000

159
5392
2040 253
4099 410
573 1263 3296
2338 230 294
292 3615 302
1396
639 61
25678
2621 3620 1377
12850
13884 924 5088
136 554
16
DISTRIBUSI KASUS HIV/AIDS
DI JAWA TENGAH 1993-2006 (30 Juni)
JEPARA
PATI
REMBANG
KUDUS
DEMAK
BATANG
BREBES TEGAL PKL KENDAL SMG BLORA
PML GROBOGAN

PURBA BANJ. TEMANG


LINGGA NEGA GUNG KAB
WONO SMG BOYO SRAGEN
BANYUMAS RA
SOBO LALI
MGL KR.
CILACAP ANYAR
KEBU PURWO SUKO
MEN KLATEN HARJO
REJO
D.I.Y WONOGIRI
: HIV/AIDS >25
: HIV/AIDS 11-25
: HIV/AIDS 1-10
CARA PENULARAN
KONTAK SEKSUAL
Hetero seksual
Homo seksual
Bi seksual
KONTAK DARAH
Transfusi
Penggunaan jarum suntik
berulang
Lain-lain: akupunktur, tindik,
tatoo

IBU KE ANAK
Proses persalinan
Pemberian ASI
Kecenderungan Infeksi HIV pada
Perempuan dan Anak Meningkat

Diperlukan berbagai upaya untuk


mencegah infeksi HIV pada perempuan,
serta mencegah penularan HIV
dari ibu hamil ke bayi

PMTCT
(Prevention of Mother to Child HIV Transmission)
Tantangan PMTCT di Indonesia
Negara Dengan Perkiraan bayi dengan HIV yang lahir/thn
- India 500,000 - China 70,000 - Myanmar 23,000
- Thailand 18,000 - Kamboja 9,000 - Indonesia 3,000
- Malaysia 1,700 - Laos 800 -Vietnam 600
Epidemiologi HIV DAN AIDS Nasional Lebih 6,5 Juta
perempuan di Indonesia menjadi populasi rawan tertular &
menularkan HIV.
Lebih dari 24.000 perempuan usia subur di Indonesia telah
terinfeksi HIV
Lebih dari 9.000 perempuan HIV+hamil dalam setiap tahunnya
di Indonesia
Lebih dari 30% diantaranya melahirkan bayi yang tertular bila
tak ada PMTCT
Sumber: UNAIDS, 2007
Tingginya kasus HIV/AIDS di kalangan
pengguna narkoba suntik atau IDU
( > 91% laki-laki muda usia 16-25 tahun)
dikhawatirkan akan terjadi penularan HIV
kepada pasangan perempuannya
yang pada gilirannya bisa berakibat terjadinya
penularan HIV dari ibu ke bayi.

Sebuah survei di Jakarta menunjukkan bahwa 53% IDU laki-laki


pernah melakukan seks dengan lebih dari satu partner,
dan 20% pernah melakukan seks dengan PSK
(mayoritas tidak menggunakan kondom).
Suami
Terkena HIV

Seks tanpa kondom Pengguna narkoba suntikan


dengan perempuan lain (jarum tak steril,
(PSK) pakai bergantian)

Bayi berisiko Istri hamil dengan


tertular HIV HIV/AIDS Hubungan seks tanpa
kondom dengan istri

Istri
Tertular HIV !
Perkiraan Risiko dan Waktu Penularan HIV
dari Ibu ke Bayi

Waktu Risiko
Selama Kehamilan 5 – 10%

Ketika Persalinan 10 – 20%

Melalui Air Susu Ibu 10 – 15%

Keseluruhan Risiko 25 – 45%


Penularan

Sumber: Pedoman Nasional PMTCT


Faktor Risiko Penularan HIV

1. Selama Kehamilan:
 Viral load ibu yang tinggi (infeksi
baru / AIDS lanjut)
 Infeksi plasenta (virus, bakteri,
parasit)
 Infeksi menular seksual
2. Selama Persalinan:
 Viral load ibu tinggi
 Pecah ketuban dini (lebih 4 jam)
 Persalinan yang invasif
 Chorioamnionitis
3. Selama Menyusui:
 Viral load ibu tinggi
 Durasi menyusui yang lama

 Makanan campuran pada tahap awal

 Mastitis / abses pada payudara

 Status gizi yang buruk

 Penyakit mulut pada bayi


Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi bisa
dikurangi (dari 25 - 45%) menjadi 2% jika
dilakukan :

1. Pemberian obat ARV


pada saat kehamilan
& persalinan

2. Operasi caesar

3. Pemberian susu formula,


kepada bayi yang dilahirkan
SC elektif menurunkan risiko transmisi vertikal
hingga 50% pada wanita terinfeksi HIV tanpa ARV
hingga 87% pada wanita terinfeksi HIV dengan
ARV (ZDV)

Read JS. Preventing mother to child transmission of HIV: the role of cesarean
section. Sex Transm Inf 2000;76;231-232
International Perinatal HIV group, 1999
PMTCT Komprehensif

 Mencegah terjadinya penularan HIV pada


perempuan usia reproduktif
 Mencegah kehamilan yang tidak direncanakan
pada ibu HIV positif
 Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibu
hamil HIV positif ke bayi yg dikandungnya
 Memberikan dukungan psikologis, sosial dan
perawatan kepada ibu HIV positif
beserta bayi dan keluarganya.
Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia
reproduktif

 A  Abstinence (Absen Seks)


Tidak melakukan hubungan seks
 B  Be faithful (Bersikap Setia)
Tidak berganti-ganti pasangan seks
 C  Condom
Cegah HIV dengan memakai kondom
Pencegahan kehamilan yang tidak
direncanakan pada ibu HIV positif

 KIE tentang HIV/AIDS & praktek seks aman


 Konseling dan tes HIV sukarela untuk pasangan
 Pencegahan dan pengobatan IMS
 Promosi kondom
 Menganjurkan ibu HIV positif mengikuti
keluarga berencana dengan cara yang tepat
 Senantiasa menerapkan kewaspadaan universal
 Membentuk dan menjalankan layanan rujukan
Pencegahan penularan HIV dari ibu
hamil HIV positif ke bayi

 Pemberian ARV profilaksis


 Konseling tentang makanan bayi
(pemberian susu formula)
 Layanan persalinan yang aman
(operasi caesar)
Pemberian dukungan psikologis, sosial dan
perawatan kepada ibu HIV positif beserta bayi
dan keluarganya (PMTCT – Plus)

Perawatan Medis Dukungan Psikologis


• Terapi profilaksis • Konseling
• Terapi ARV • Dukungan spiritual
• Terapi infeksi oportunistik • Dampingan sahabat
• Perawatan paliatif • Dukungan masyarakat
• Tes CD4, VL

IBU HIV POSITIF,


BAYI DAN
KELUARGANYA

Dukungan HAM & Hukum: Dukungan sosioekonomis


• Mengurangi • Dukungan material
stigma/diskriminasi • Income generating/micro-credit
• Peran aktif Odha • Dukungan gizi
Alur Upaya PMTCT Komprehensif
Perempuan Usia Reproduktif Cegah Penularan HIV

HIV Positif HIV Negatif

Perempuan HIV Positif Cegah Kehamilan tak Direncanakan

Hamil Tidak Hamil

Perempuan Hamil HIV Positif Cegah Penularan HIV ke Bayi

Bayi HIV Positif Bayi HIV -

Dukungan Psikologis & Sosial


Penatalaksanaan HIV/AIDS pada Ibu Hamil

1. Ziduvidine (AZT) dapat diberikan dari 14–28 minggu selama


masa kehamilan. Studi menunjukkan bahwa hal ini menurunkan
angka penularan mendekati 67%. Bila dimulai pada kehamilan
terlambat sekitar 36 minggu menjadi 50% penurunan. Bila
dimulai pada masa persalinan sekitar 38%. Beberapa studi telah
menyelidiki pengunaan dari Ziduvidine (AZT) dalam kombinasi
dengan Lamivudine (3TC)
2. Nevirapine (NVP): diberikan dalam dosis tunggal kepada ibu
dalam masa persalinan dan satu dosis tunggal kepada bayi pada
sekitar 2–3 hari. Diperkirakan bahwa dosis tersebut dapat
menurunkan penularan HIV sekitar 47%. Nevirapine hanya
digunakan pada ibu dengan membawa satu tablet kerumah
ketika masa persalinan tiba, sementara bayi tersebut harus
diberikan satu dosis dalam 3 hari.
ALUR PELAYANAN VCT
RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

KLIEN

DATANG SENDIRI POLIKLINIK RAWAT INAP TEST KESEHATAN RUJUKAN LUAR


DATANG SENDIRI

Rujukan dokter/ MCU / LSM

Klien ke VCT 1)

Konseling Pre Test

Ket: Test HIV


1) = untuk rawat inap pasien diantar oleh petugas atau
petugas VCT datang ke bangsal. Konseling Paska Test 2)

2) = klien datang ke VCT atau untuk rawat inap, petugas


VCT
datang ke bangsal Ambil Hasil
Balasan rujukan 3)

3) = balasan rujukan pada status pasien untuk rujukan (confidential)


poliklinik, rawat inap, ataupun test kesehatan (MCU) Tindak lanjut, jika HIV (+)
4) = CST (Care, Support and Treatment) pelayanan
konseling
lanjutan, terapi ARV, konseling efek samping ARV.
5) = PMTCT (Prevention Mother To Child Transmission) CST 4) PMTCT 5)
(confidential) (confidential)
pelayanan untuk persalinan ibu HIV (+)
REKOMENDASI
• Perlu dilakukan konseling kepada ibu dan pasangan
mengenai manfaat dan risiko persalinan pervaginam
dan persalinan dengan SC elektif
• Persyaratan untuk persalinan pervaginam:
- Ibu minum ARV teratur, atau
- Muatan Virus/ Viral Load tidak terdeteksi
• Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan muatan
virus/ viral load pada usia kehamilan 36 minggu ke
atas
Kewaspadaan universal (misalnya cuci tangan dan
pemakaian alat perlindungan diri) perlu dilakukan
pada semua tindakan obstetri.
Pada dasarnya persalinan Odha dapat dilakukan di
semua fasilitas kesehatan.
Pemilihan kontrasepsi pasca persalinan bertujuan
untuk mencegah penularan HIV pada kehamilan
berikutnya, namun sterilisasi bukan merupakan
indikasi absolut pada ibu dengan HIV
TERIMA KASIH

You might also like