You are on page 1of 22

Photovoltaic (PV)

Disusun oleh :
ISWAHYUDI, ST.,MT

MK: ENERGI TERBARUKAN, PRODI TEKNIK ELEKTRO UNMUH JEMBER


Definisi PV
• Photovoltaic (PV) atau biasa disebut panel surya
adalah alat yang terdiri dari sel surya yang
berfungsi untuk mengkonversikan radiasi cahaya
matahari menjadi energi listrik.
• Proses perubahan radiasi energi cahaya matahari
menjadi energi listrik ini disebut photoelectric
• Photovoltaic disusun dari komponen
semikonduktor yang terdiri dari diode p-n junction
• Hal yang mempengaruhi besarnya daya yang
dihasilkan oleh PV yaitu intensitas cahaya (iradiasi)
dan temperature dari modul PV.
Cara Kerja PV

ketika sel surya menyerap cahaya, maka akan ada pergerakan antara elektron
di sisi positif dan negatif. Adanya pergerakan ini menciptakan arus listrik 
Keuntungan dan Kerugian PV
• Keuntungan:
1. Operasional dan biaya pemeliharaan yang rendah.
2. Instalasi yang sederhana dan mudah dalam pengaplikasiannya.
3. Umur waktu yang tidak terbatas jika dipelihara dengan tepat,
4. Tidak ada biaya bahan bakar
5. pengaruh lingkungan yang kecil.
• Kerugian:
1. Biaya awal yang mahal.
2. Ketergantungan terhadap cuaca.
3. Membutuhkan banyak ruang.
Jenis PV
• Terdapat 3 jenis panel surya yang digunakan pada
saat ini, yaitu:
1. Polikristal (Poly – crystalline)
• Memiliki susunan kristal acak
• Memerlukan luas permukaan yang lebih besar
dibandingkan dengan jenis monokristal untuk
menghasilkan daya listrik yang sama
• Memiliki Efisiensi lebih rendah dibandingkan
type monokristal
• harga yang cenderung lebih murah
• Dapat menghasilkan listrik pada saat mendung.
Jenis PV

2. Monocrystal (Mono – crystalline)


1. Merupakan panel yang paling efisien
2. Menghasilkan daya listrik persatuan luas
yang paling tinggi
3. Efisiensinya akan turun drastis dalam
cuaca berawan
3. Amorphous
1. Silikon Amorf telah digunakan sebagai
bahan sel photovoltaic untuk kalkulator
selama beberapa waktu.
2. Meskipun mempunyai kinerja yang lebih
rendah, hal ini tidak penting dalam
kalkulator, yang menggunakan daya sangat
rendah.
Spesifikasi Panel Surya
• Satuan panel surya adalah
WP (Watt Peak)
• WP menggambarkan
besarnya nominal Watt
tertinggi yang dapat
dihasilkan dari sebuah
solar system
Faktor yang mempengaruhi panel surya
a. Iradiasi Matahari.
• Irradiance merupakan sumber energi bagi
sel surya, sehingga keluarannya sangat
bergantung oleh perubahan irradiance
• Efek perubahan intensitas cahaya
matahari terjadi apabila jumlah energi
cahaya matahari yang diterima sel surya
berkurang atau intensitas cahayanya
melemah, maka besar tegangan dan arus
listrik yang dihasilkan juga akan
menurun
• Untuk mengetahui seberapa besar
intensitas cahaya tersebut dibutuhkan
suatu alat ukur cahaya yaitu luxmeter
Faktor yang mempengaruhi panel surya
• Temperatur Modul Surya
• Sebuah modul surya bisa beroperasi secara
maksimal jika temperatur yang diterima tetap
normal pada temperatur 25oC.
• Setiap kenaikan temperatur modul surya 1oC
(dari 25oC) akan berkurang sekitar 0,5% pada
total tenaga (daya) yang dihasilkan.
• Untuk mengetahui seberapa besar suhu modul
surya tersebut dibutuhkan suatu alat ukur suhu
yaitu thermogun
Blok Rangkaian Panel surya
• Komponen Penyusun PLTS
1. Modul Panel Surya.
2. Charger Controller.
3. Power Inverter.
4. Baterai
Solar Cell
• Ada beberapa jenis ukuran
WP panel surya diantaranya :
1. 10 WP            : menghasilkan daya puncak sebesar 10 watt
2. 20 WP            : menghasilkan daya puncak sebesar 20 watt
3. 50 WP            : menghasilkan daya puncak sebesar 50 watt
4. 80 WP            : menghasilkan daya puncak sebesar 80 watt
5. 100 WP          : menghasilkan daya puncak sebesar 100 watt
6. 120 WP          : menghasilkan daya puncak sebesar 120 watt
7. 240 WP          : menghasilkan daya puncak sebesar 240 watt
Solar Charge Controller
• Solar Charge Controller (SCC) salah satu fungsinya
mencegah pengisian energi baterai yang berlebihan
dengan membatasi jumlah dan laju pengisian daya ke
baterai.
• Solar Charge Controller (SCC) juga mencegah
pengurasan baterai dengan mematikan sistem jika daya
yang tersimpan turun di bawah kapasitas 50 persen dan
mengisi baterai pada level voltase yang benar.
• Solar Charge Controller (SCC) juga menyediakan fungsi
penting dari perlindungan beban berlebih
• Pemutusan tegangan rendah: Fitur ini berfungsi sebagai
pemutusan otomatis beban tidak kritis dari baterai ketika
tegangan turun di bawah ambang yang telah ditentukan.
Pemutus ini akan secara otomatis terhubung kembali ke
baterai saat sedang diisi
Inverter DC to AC
• Inverter adalah alat yang berfungsi
mengubah arus listrik searah / DC (Direct
Current) menjadi arus bolak balik / AC
(Alternating Current)
• Selain mengubah arus listrik, power
inverter juga berfungsi menstabilkan
tegangan listrik yang dihasilkan.
• Besarnya daya maksimal yang dihasilkan
bervariasi sesuai dengan spesifikasi dari
inverter
Baterai Panel Surya
• baterai memegang peranan yang penting untuk menyimpan energi
listrik yang dihasilkan dari Modul Surya/Panel Surya/Solar cell
• Baterai juga akan memasok listrik saat panel surya tidak
menghasilkan energi
• Untuk sistem PLTS, Baterai yang digunakan terdapat beberapa
jenis yang dapat dilihat sebagai berikut.

Baterai VRLA (VALVE


REGULATED LEAD ACID) BATERAI OPZV Baterai ion litium
Menghitung kebutuhan PLTS skala rumahan

Total daya = Daya rumah : (100% – 40% )


= 4.260 Watt : 60%
= 7.100 Watt

Bahwa energi listrik yang dihasilkan PLTS ini tidak 100% dapat digunakan. Karena selama masa transmisi dari panel
surya hingga pada akhirnya ke beban (alat elektronik), terdapat hingga 40% energi listrik yang hilang
2. Menentukan Kebutuhan Panel Surya
• Di Indonesia, proses photovoltaic optimalnya hanya
berlangsung 5 jam saja
• Panel Surya = Total Daya : Waktu Optimal
                      = 7.100 Watt : 5 Jam
                      = 1.420 Watt Peak
• panel surya yang dijual di pasaran umumnya hanya 50 WP dan
100 WP,
• .420 WP : 100 WP = 14,2 pcs
                                   = 15 pcs (dibulatkan)
• Jadi, total panel surya yang dibutuhkan sebanyak 15 pcs.
3. Menentukan Penggunaan Beterai
• energi listrik pada baterai tidak 100% dapat digunakan. Karena pada saat di
inverter potensi kehilangan energinya bisa sebesar 5%, sehingga perlu adanya
cadangan 5% yang harus ditambah.
• Cadangan = Daya Rumah : (100% – 5%)
                   = 4.260 Watt : 95%
                   = 4.484 Watt
• Di sini ambil saja misalnya 12 V 100 Ah. Kemudian, hitung kembali jumlah baterai
yang akan digunakan.
• umlah baterai = Daya Listrik : Kapasitas Baterai
                            = 4.484 Watt : (12 V x 100 Ah)
                            = 4.484 Watt : 1.200 Watt
                            = 3,7 Watt
                            = 4 pcs (dibulatkan)
• Penggunaan baterai tidak bolah sampai habis karena membuat
baterai cepat rusak. Gunakan setengahnya saja atau setara 50%
saja.
• Jadi, hasil perhitungan di atas dikalikan 2, supaya mendapat
hasil yang maksimal. Maka 4 x 2 = 8 pcs. Sehingga untuk
kebutuhan beterainya sebanyak 8 pcs.
4. Menentukan Inverter
• Untuk menentukan inverter, asumsikan jika semua alat menyala
bersamaan, maka dari data sebelumnya sudah didapat 805
Watt. Jadi,  pilihlah inverter yang outputnya lebih dari 805 Watt.
Sebagai contoh, bisa dipilih inverter dengan output 1000 Watt
atau setara 1 kW.
5. Menentukan Sollar Charge Controler
•Sebelum menentukan SCC (Sollar Charge Controler) pahami dahulu spesifikasi
pada panel surya. Biasanya, pada panel surya tertulis kode seperti berikut:
•Pm = 100 WP
•Vm = 18 VDC
•Voc = 21,25 A
•Imp = 5,8 A
•Isc = 6 A
Kemudian, perhatikan Isc (short circuit current). Selanjutnya, kalikan Isc dengan jumlah panel
surya.
Daya SCC = Isc x Jumlah Panel Surya
= 6 x 15 pcs
= 90 A
Jadi, minimal SCC memiliki daya 90 A. Sebagai contoh, ambil saja SCC 100 A.
Kesimpulan
• Untuk memasang PLTS dengan beban 4.260 Watt memerlukan
perlengkapan sebagai berikut:
• Panel surya = 15 pcs (100 WP)
• Baterai = 8 pcs (12 V 100 Ah)
• Inverter = 1000 Watt atau 1 Kw
• Sollar Charge Controler = 100 A

You might also like