You are on page 1of 13

TAHAPAN PERENCANAAN JEMBATAN

■A. Tahapan Perencanaan Jembatan

Dalam Perencanaan Jembatan Dimungkinkan Adanya Perbedaan Antara Ahli Satu Dengan Yang
Lainnya, Tergantung Latar Belakang Kemampuan Dan Pengalamannya. Akan Tetapi, Perbedaan
Tersebut Harus Tidak Boleh Menyebabkan Gagalnya Proses Perencanaan. Sebelum Sampai Tahap
Pelaksanaan Konstruksi, Paling Tidak Seorang Ahli Atau Perancang Telah Mempunyai Data, Baik
Primer Maupun Sekunder Yang Berkaitan Dengan Pembangunan Jembatan. Data Tersebut
Merupakan Bahan Pemikiran Dan Pertimbangan Sebelum Kita Mengambil Suatu Keputusan Akhir.
Berikut Ini Adalah Proses Tahapan Perencanaan Jembatan.
■Data yang diperlukan dalam tahap perencanaan
 Lokasi : - Topografi
- Lingkungan : Kota atau desa
- Tanah dasar
 Keperluan : melintas sungai, melintas jalan lain.
 Bahan Struktur : Karakteristik yang sesuai, ketersediaan bahan
 Peraturan : PPJJR 1987
■    1. Pemilihan lokasi jembatan
       Pemilihan lokasi jembatan tergantung pada kondisi-kondisi lalu lintas. Secara umum, suatu jembatan untuk
melayani arus lalu lintas yang baik kecuali, kalau ada kondisi-kondisi khusus. prinsip dasar dalam pembangunan
jembatan adalah “Jembatan untuk jalan raya, tetapi bukan jalan raya untuk Jembatan.”Pada pemilihan lokasi
jembatan harus dilihat dari tiga aspek, yaitu:

■            a. Aspek lalu lintas


Mengingat jembatan akan melayani arus lalu lintas dari segala arah, maka muncul kompleksitas terhadap
existing dan rencana, volume lalu lintas, oleh karenanya sangat diperlukan ketepatan dalam penentuan
ketepatan dalam penentuan tipe jembatan yang akan digunakan.

          b. Aspek teknis
Persyaratan teknis yang perlu dipertimbangkan antara lain:
• Penentuan geometri struktur;
• Pemilihan posisi utama jembatan dan posisi deck;
• Penetuan panjang batang optimum sesuai dengan syarat hidrolika, arsitektural dan biaya konstruksi;
• Pemilihan elemen-elemen struktur atas dan struktur bawah;
• Pendetailan struktur atas;
• Pemilihan bahan yang paling tepat untuk struktur jembatan berdasarkan pertimbangan struktural dan estetika.
■          c. Aspek estetika
Aspek estetika jembatan di perkotaan merupakan faktor yang  penting
pula dipertimbangkan dalam perencanaan. Kesesuaian estetika dan
arsitektural akan memberikan nilai lebih kepada jembatan yang
dibangun ditengah-tengah kota

2. Layout jembatan
        Setelah lokasi jembatan ditentukan, variabel berikutnya yang juga
penting sebagai pertimbangan adalah layout terhadap topografi
setempat. Biaya investasi jembatan merupakan proporsi terbesar dari
total biaya jalan raya. Sebagai konsekuensinya, struktur tersebut hampir
selalu dibangun pada tempat yang ideal untuk memungkinkan bentang
jembatan yang sangat pendek, fondasi dapat dibuat sehematnya, dan
melintasi objek pemisah dengan layout berbentuk square layout.
■ 3. Penyelidikan lokasi
        Keseluruhan pekerjaan ini terbagi atas dua bagian yang saling melengkapi satu sama lain,
yaitu:
a. Pekerjaan kantor (Office work)
Pekerjaan kantor atau sering disebut desk study meliputi antara lain:
• Melengkapi pemetaan topografi lokasi jembatan;
• Pemetaan geometri di sekitar jembatan pada site plan dengan skala yang sesuai;
• Penggambaran layout jembatan pada site plan;
• Pengolahan data lapangan.
■ b. Pekerjaan lapangan (Field work)
Pekerjaan lapangan meliputi sebagai berikut:
• Penyelidikan lokasi
Peyelidikan lokasi perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik lokasi nanti, contohnya
keadaan lereng sungai.
• Kondisi pondasi setempat
Kondisi pondasi termasuk titik-titik rencana pilar pada potongan melintang sungai, merupakan
faktor-faktor yang perlu diperhatikan dengan seksama.

4. Preliminary design
       Untuk merencanakan sebuah jembatan, hal penting pertama adalah mengimajinasikannya.
Preliminary design tidak memberikan penyelesaian yang telah siap pakai (ready solution), akan
tetapi merupakan suatu penentuan akhir alternatif yang disajikan.
■PEMBEBANAN JEMBATAN
■ Pembebanan untuk jembatan sangat mempengaruhi kekuatan jembatan tersebut.  Secara umum, pada jembatan
terdapat tiga jenis beban didasarkan pada Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya (PPPJR, 1987)

Beban Primer
■ Beban primer merupakan beban utama dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan. Beban
primer meliputi beban mati, beban hidup, beban kejut, dan gaya akibat tekanan tanah.

Beban Sekunder
■ Beban sekunder merupakan beban sementara yang selalu diperhitungkan dalam perhitungan tegangan pada setiap
perencanaan jembatan. Beban sekunder meliputi beban angin, gaya akibat perbedaan selip, gaya akibat rangka susut,
gaya rem, gaya akibat gempa bumi, dan  gaya gesekan pada tumpuan yang bergerak.

Beban Khusus
■ Beban khusus merupakan beban-beban khusus untuk perhitungan tegangan pada perencanaan jembatan. Beban
khusus meliputi gaya sentrifugal, gaya tumbuk pada jembatan layang, gaya dan beban selama pelaksanaan, dan gaya
akibat air.
TERIMAKASIH

You might also like