You are on page 1of 30

KEBIJAKAN PENGELOLAAN KRISIS KESEHATAN

PENINGKATAN KAPASITAS PETUGAS KESEHATAN


DALAM SISTEM INFORMASI PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN (SIPKK)

Dr. dr. EKA JUSUP SINGKA, M.Sc

PUSAT KRISIS KESEHATAN


KEMENTERIAN KESEHATAN

1
 Kementerian Kesehatan saat ini sedang melakukan upaya
Pemerintah
inovasi yang dikenal dengan “Transformasi Kesehatan”.
 Penguatan Sistem Ketahanan Kesehatan (Health Security)
Media Masyarakat
merupakan salah satu bagian dari program transformasi
Kolaborasi
Pentahelix
kesehatan.
 Untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan tata
kelola krisis kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu
dan terkoordinasi, salah satunya melalui koordinasi
Pelaku
Usaha Akademisi

pentahelix sehingga terwujud health resilience.

2
PARADIGMA MANAJEMEN BENCANA
SENDAI FRAMEWORK FOR DISASTER RISK REDUCTION 2015-2030
DARI TANGGAP DARURAT KE PENGURANGAN RISIKO

R≈Hx V
C
PENGURANGAN
RESIKO BENCANA
GAP
NG RAT
(Risk Reduction) TA RU
DA
Rapid Health Assessment
(RHA)
MANAJEMEN
RESIKO

R
RE EHA
KO BIL
NS ITA
TR S
UK I
SI 3
PRINSIP PENGELOLAAN RISIKO BENCANA
(SENDAI FRAMEWORK)
VULNERABILITY (Kerentanan)
• Populasi rentan (Balita, Lansia, Bumil, Busui,

V
Disabilitas, memiliki penyakit penyerta/komorbid)
KELOLA • Tingkat Kesehatan masyarakat
• Persentase masyarakat yang menerapkan PHBS

R≈Hx KURANGI

C
CAPACITY (Kapasitas)
RISIKO HAZARD • Kajian risiko bencana/pemetaan wilayah rawan
(Frekuensi & Intensitas) • Perencanaan penanggulangan bencana
• Kebijakan (peraturan, pedoman, SOP)
• Sistem komando dan koordinasi
• Sistem Peringatan Dini
• SDM kesehatan
• Sarana dan prasarana
R.H.V.C  Komponen penting dalam RHA • Mekanisme Koordinasi, Kolaborasi, Integrasi
(Rapid Health Assessment) • Pemberdayaan masyarakat
C  SDM, termasuk tenaga cadangan
TINGKATKAN
4
 KRISIS KESEHATAN merupakan peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa,
korban luka/sakit, pengungsian, dan/atau adanya potensi
bahaya yang berdampak pada kesehatan masyarakat yang
membutuhkan respon cepat di luar kebiasaan normal dan
KRISIS KESEHATAN kapasitas kesehatan tidak memadai.
 Pengelolaan krisis kesehatan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pengelolaan bencana secara umum.
 Pengelolaan krisis kesehatan perlu manajemen di tahap
pra krisis, darurat krisis, dan pasca krisis kesehatan.

5
BEBAN LAYANAN KESEHATAN SAAT KONDISI DARURAT
MELEBIHI KAPASITAS KESEHATAN YANG TERSEDIA

PERLU RESPON CEPAT DI LUAR MENGURANGI


KEBIASAAN SEHARI-HARI ANGKA KEMATIAN
DAN MENCEGAH
KECACATAN
KAPASITAS KESEHATAN
TIDAK MEMADAI

DAMPAK
KRISIS KESEHATAN KESEHATAN EMERGENCY PUBLIC HEALTH
RESPONS RESPON
BENCANA STATUS DARURAT KRISIS KESEHATAN
ALAM
• SELAMATKAN JIWA • MENCEGAH
• CEGAH KECACATAN KLB/WABAH
• PASTIKAN SEMUA • MEMASTIKAN
BENCANA BENCANA
SOSIAL NON ALAM
KEBUTUHAN PROGRAM KESEHATAN
LAYANAN BERJALAN DENGAN
KESEHATAN TELAH TERPENUHINYA
TERPENUHI STANDAR MINIMAL
PELAYANAN
KESEHATAN

6
KONSEP PENGELOLAAN KRISIS KESEHATAN

Dilakukan secara berkesinambungan yang


bertujuan untuk:
Meningkatkan keterpaduan dan
koordinasi antara pemerintah, masyarakat,
dan pemangku kepentingan

Merencanakan pelayanan dan


perlindungan kesehatan saat krisis
kesehatan

Mencegah faktor risiko dan transmisi


penyakit menular

Mencegah, mendeteksi, dan merespons


kejadian luar biasa, wabah, pandemi global
Pengelolaan Krisis Kesehatan didukung oleh: dan kedaruratan nuklir, biologi dan kimia
• Penguatan sumber daya (peningkatan kapasitas SDM, laboratorium,
sistem informasi & surveilans, manajemen logistik, komunikasi risiko, Membangun partisipasi dan kemitraan
R&D, dan pendanaan) publik (tingkat nasional dan global)
• Partisipasi dan kemitraan publik
• Koordinasi dan jejaring kerja organisasi masyarakat, akademisi,
swasta, dan global
7
TAHAPAN PRA KRISIS KESEHATAN

Pencegahan dan Mitigasi Kesiapsiagaan

Edukasi terkait kesadaran Pembentukan Tim Manajemen


kebencanaan Kesehatan Krisis Kesehatan
(DHMTs), serta registrasi Tim
Penyusunan peta risiko dan rencana
Kegawatdaruratan Medis (DMTs),
kontingensi
dan relawan kesehatan
Penyusunan rencana kedaruratan Pemberdayaan masyarakat dan
fasilitas kesehatan Penyiapan mobilisasi sumber daya
kesehatan
Komunikasi risiko
Koordinasi pengawasan di pintu
Profilaksis dan vaksinasi masuk wilayah

Surveilans Aktivasi Sistem Informasi Pengelolaan


Krisis Kesehatan (SIPKK)

Simulasi dalam ruangan dan simulasi


lapangan (TTX)

Penyiapan dan Peningkatan Sumber Daya

8
TAHAPAN DARURAT KRISIS KESEHATAN
SIAGA DARURAT KRISIS KESEHATAN TANGGAP DARURAT KRISIS KESEHATAN
PELAYANAN KESEHATAN berupa:
1. Operasionalisasi Pusat Darurat Krisis 1. Kegawatdaruratan dan evakuasi medis;
Kesehatan (Health Emergency Operation 2. Kesehatan dasar;
3. Kesehatan rujukan;
Center) oleh Tim DHMTs 4. Penunjang medis;
5. Gizi;
2. Kaji cepat masalah kesehatan (Rapid Health 6. Pencegahan dan pengendalian penyakit;
7. Kesehatan lingkungan;
Assessment)
8. Kesehatan ibu dan anak;
3. Pemberian pelayanan kesehatan 9. Kesehatan lanjut usia;
10. Kesehatan disabilitas;
4. Mobilisasi dan distribusi Tim Kegawatdaruratan 11. Kesehatan jiwa;
12. Pelayanan farmasi, bahan habis pakai dan
Medis (Disaster Medical Teams) dan relawan logistik kesehatan;
Kesehatan. 13. Kekarantinaan kesehatan; dan
14. Pelayanan kesehatan lainnya
5. Mobilisasi logistik serta perbekalan kesehatan.

TRANSISI DARURAT KRISIS KESEHATAN


1. Penilaian kebutuhan kesehatan (post disaster need assessment)
2. Pelaksanaan program Kesehatan berkelanjutan

9
TAHAPAN PASCA KRISIS KESEHATAN
UPAYA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI

1. Pelayanan dan manajemen kesehatan melalui intervensi


perbaikan program kesehatan.
2. Sumber daya manusia kesehatan.
3. Sarana, prasarana, peralatan, kefarmasian dan
perbekalan kesehatan lain.
4. Partisipasi dan kemitraan publik.

10
PENGORGANISASIAN
PENGORGANISASIAN DIBENTUK PADA TINGKAT PUSAT, PROVINSI, DAN
KABUPATEN/KOTA
Pra dan Pasca Krisis Darurat Krisis

Operasionalisasi
DHMT HEOC
Status darurat Penanggungjawab
Mobilisasi krisis kesehatan

Nasional Menteri
DMTs Relawan
Provinsi Kepala Dinas
Kesehatan
Provinsi
Kabupaten/ Kota Kepala Dinas
Pengorganisasian meliputi:
Kesehatan
1. Tim manajemen Krisis Kesehatan (Disaster Health Management Teams/DHMTs) Kabupaten/ Kota

2. Pusat Darurat Krisis Kesehatan (Health Emergency Operation Center/ HEOC)


3. Tim kegawatdaruratan medis (Disaster Medical Teams/DMTs)
4. Relawan kesehatan

11
TIM MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN

 Pengembangan sistem klaster dengan menambahkan


unsur ketahanan kesehatan (surveilans, karantina
kesehatan, laboratorium)

DEFINISI  Kelompok kerja yang melaksanakan kegiatan dalam rangka


upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, darurat dan
rehabilitasi rekonstruksi krisis kesehatan yang ditetapkan
melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/Kota.

12
TIM MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN

Sekurang-kurangnya terdiri dari ketua dan anggota dengan rincian:


1. Ketua: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
2. Anggota:
a. Program yang terkait dengan pengelolaan krisis kesehatan:
Sub klaster pelayanan Kesehatan, pengendalian penyakit
dan lingkungan, kesehatan reproduksi, Kesehatan jiwa,
pelayanan gizi, logistik kesehatan, data dan informasi,
STRUKTUR TIM
promosi kesehatan
b. Unsur institusi/kantor yang memiliki tugas surveilans dan
kekarantinaan kesehatan;
c. Organisasi profesi;
d. Laboratorium;
e. Rumah sakit;
f. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
13
TIM MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN

1. Melakukan pembinaan, pelayanan dan perlindungan


masyarakat dalam menghadapi krisis kesehatan;
2. Mengelola pengorganisasian krisis kesehatan;
3. Merencanakan alokasi anggaran untuk pengelolaan krisis
kesehatan;
TUGAS TIM
4. Meningkatkan ketersediaan akses pelayanan dan
pelindungan kesehatan serta kebutuhan logistik
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat dan tenaga
kesehatan;
5. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia;

14
TIM MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN

6. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan badan dan


lembaga/organisasi yang menangani penanggulangan
bencana di wilayah terdampak, baik dalam persiapan
maupun pelaksanaan;
7. Memastikan upaya pencegahan, mitigasi dan
kesiapsiagaan pada saat pra krisis kesehatan bisa
TUGAS TIM berjalan;
8. Mengoperasionalisasikan Pusat Darurat Krisis Kesehatan
(Health Emergency Operation Center/HEOC) pada saat
siaga darurat dan tanggap darurat krisis kesehatan;
9. Melakukan upaya pasca krisis kesehatan yaitu
rehabilitasi dan rekonstruksi berupa penguatan:

15
TIM MANAJEMEN KRISIS KESEHATAN

Dilakukan pada tahap pra krisis kesehatan;

Dilakukan di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota;


PEMBENTUKAN
TIM
Secara ex-officio diketuai oleh Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi atau Kabupaten/Kota;

Ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala


Dinas Kesehatan

16
PUSAT DARURAT KRISIS KESEHATAN
(HEALTH EMERGENCY OPERATION CENTER / HEOC)

Sistem manajemen yang mengintegrasikan berbagai


fasilitas, perangkat, prosedur, sumber daya terlatih dan
sistem teknologi informasi dan komunikasi sebagai pusat
DEFINISI
kendali, koordinasi, kolaborasi untuk memantau, mendeteksi,
mencegah dan merespon bencana serta krisis kesehatan
dalam sebuah organisasi yang terukur.

17
PUSAT DARURAT KRISIS KESEHATAN
(HEALTH EMERGENCY OPERATION CENTER / HEOC)

1. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan tentang


pembentukan Tim Manajemen Krisis Kesehatan
2. HEOC berkedudukan pada Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
3. Struktur organisasi HEOC Terdiri dari:
a. Ketua HEOC  ex-officio diketuai oleh:
STRUKTUR 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi (Provinsi)
2. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota (Kab/Kota)
b. Koordinator yang bertanggungjawab kepada Ketua HEOC,
antara lain:
1. Koordinator Rencana Operasi;
2. Koordinator Pelayanan Kesehatan;
3. Koordinator Logistik; dan
4. Koordinator Data dan Informasi.
18
PUSAT DARURAT KRISIS KESEHATAN
(HEALTH EMERGENCY OPERATION CENTER / HEOC)

Ketentuan penetapan pejabat/personel/staf yang ditugaskan


sebagai koordinator dalam Pusat Darurat Krisis Kesehatan (HEOC)
adalah sebagai berikut:
1. Dilakukan pada saat darurat krisis kesehatan;
STRUKTUR 2. Sehari-hari bertugas sesuai dengan bidang kerja dalam
struktur tersebut; dan
3. Kepala Dinas Kesehatan selaku Ketua HEOC dapat menunjuk
pejabat/personel/staf lain berdasarkan pertimbangan yang
dibuat sesuai situasi dan kondisi yang terjadi.

19
PUSAT DARURAT KRISIS KESEHATAN
(HEALTH EMERGENCY OPERATION CENTER / HEOC)

1. Memberikan pelayanan dan pelindungan


kesehatan kepada masyarakat terdampak
melalui kegiatan tanggap darurat krisis
kesehatan;
TUGAS
2. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan
badan yang menangani penanggulangan
bencana dan lembaga/organisasi lain yang
terkait.

20
PUSAT DARURAT KRISIS KESEHATAN
(HEALTH EMERGENCY OPERATION CENTER / HEOC)

1. Dilakukan oleh Tim Manajemen Krisis Kesehatan pada


saat darurat krisis kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan
pada situasi darurat krisis kesehatan berperan sebagai
pengendali HEOC.

OPERASIONALISASI 2. HEOC dalam operasionalnya memerlukan sarana berupa


ruang sekretariat, peta respon, papan informasi, alat
pengolah data, ATK dan sarana lainnya.
3. Ketua Pusat Darurat Krisis Kesehatan (HEOC)
mengadakan rapat koordinasi rutin yang dihadiri oleh
semua koordinator dan perwakilan unsur yang
dikendalikan oleh koordinator HEOC.
21
ALUR OPERASIONALISASI HEOC
(HEALTH EMERGENCY OPERATION CENTER)

MENYUSUN RENCANA
INFORMASI OPERASI BERDASARKAN
HASIL RHA DAN RENKON
BENCANA (BILA ADA)
DARURAT OPERASIONALISASI MEMOBILISASI
KRISIS HEOC OLEH KLASTER
EMERGENCY MEDICAL
KESEHATAN TEAM (EMT), PUBLIC
KESEHATAN HEALTH RAPID RESPONSE
TEAM (PHRRT) &
LOGISTIK KESEHATAN
YANG DIBUTUHKAN

HASIL RHA MEMASTIKAN PELAYANAN


KESEHATAN DILAKUKAN
TIDAK DARURAT MEMENUHI STANDARD
MINIMAL DAN
KRISIS KESEHATAN MEMPERHATIKAN
KEBUTUHAN KELOMPOK
RENTAN

22
TUGAS DARI MASING-MASING KOORDINATOR
1. Koordinator Rencana Operasi 3. Koordinator Logistik
a. Menyusun rencana operasi penanganan tanggap a. Memfasilitasi tambahan logistik kesehatan yang
darurat krisis kesehatan; dibutuhkan oleh Tim Kegawatdaruratan Medis dan
b. Melakukan pemutakhiran rencana operasi dan peta Relawan;
respon sesuai situasi dan kondisi penanganan darurat b. Melakukan perencanaan kebutuhan, penyediaan,
krisis kesehatan; penyimpanan, distribusi, pencatatan dan pelaporan
c. Memberikan rekomendasi penanganan krisis logistik kesehatan saat darurat krisis kesehatan; dan
kesehatan; c. Melakukan rapat koordinasi internal.
d. Melakukan evaluasi penanganan darurat krisis
kesehatan; dan 4. Koordinator Data dan Informasi
e. Melakukan rapat koordinasi internal. a. Mencatat DMT dan relawan yang membantu respon
penanganan darurat krisis kesehatan serta membuat
2. Koordinator Pelayanan Kesehatan database;
a. Mengoordinasikan upaya pelayanan kesehatan saat b. Melakukan pemantauan terus menerus kondisi krisis
darurat krisis kesehatan; kesehatan serta memberikan informasi terkini situasi dan
b. Mengoordinasikan dan memobilisasi Tim penanganan krisis kesehatan kepada DMT dan relawan;
Kegawatdaruratan Medis (DMT) serta relawan; c. Melakukan pengelolaan data dan informasi yang meliputi
c. Menugaskan dan melakukan pemantauan pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, analisa, pembuatan laporan
pelayanan kesehatan oleh Tim Kegawatdaruratan Medis dan penyebarluasan data dan informasi penanganan
(DMT) serta relawan; dan darurat krisis kesehatan; dan
d. Melakukan rapat koordinasi internal.
d. Melakukan rapat koordinasi internal
23
PUSAT DARURAT KRISIS KESEHATAN
(HEALTH EMERGENCY OPERATION CENTER / HEOC)

1. Operasionalisasi Pusat Darurat Krisis Kesehatan (HEOC)


dilaksanakan sampai dengan berakhirnya masa darurat
krisis kesehatan yang ditetapkan oleh
PENGAKHIRAN pemerintah/pemerintah daerah.
HEOC
2. Setelah pengakhiran operasionalisasi Pusat Darurat
Krisis Kesehatan (HEOC) maka peran dan tugasnya akan
kembali menjadi Tim Manajemen Krisis Kesehatan
(DHMT).

24
TIM KEGAWATDARURATAN MEDIS
DISASTER MEDICAL TEAMs (DMTs)/ EMERGENCY MEDICAL TEAM (EMT)

Sekelompok profesional di bidang kesehatan yang


melakukan pelayanan medis secara langsung kepada
DEFINISI masyarakat yang terkena dampak bencana sebagai tenaga
kesehatan bantuan dalam mendukung sistem pelayanan
kesehatan setempat.

25
TIM KEGAWATDARURATAN MEDIS
DISASTER MEDICAL TEAMs (DMTs)/ EMERGENCY MEDICAL TEAM (EMT)

STRUKTUR

26
TIM KEGAWATDARURATAN MEDIS
DISASTER MEDICAL TEAMs (DMTs)/ EMERGENCY MEDICAL TEAM (EMT)

1. Menjamin kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat


terdampak.
2. Merespon di lokasi terdampak maksimal 24 jam setelah
kejadian.
3. Menetap atau berkeliling untuk mencari, melayani, dan
TUGAS
merujuk korban akibat krisis/bencana.
4. Mendampingi HEOC dalam mengkoordinir DMTCC
apabila dibutuhkan.
5. Melayani minimal 50 pasien rawat jalan setiap hari,
dengan waktu penugasan selama 7 hari efektif di lokasi
terdampak bencana.
27
TIM KEGAWATDARURATAN MEDIS
DISASTER MEDICAL TEAMs (DMTs)/ EMERGENCY MEDICAL TEAM (EMT)

Ruang Lingkup Pelayanan


1. Pelayanan kesehatan primer: Kompetensi dan Kualifikasi (minimal)
a. Terapi simptomatik 1. 1 orang dokter
b. Kegawatdaruratan dasar 2. 2 orang perawat
c. Observasi singkat 3. 1 orang farmasi
2. Durasi pelayanan 8 jam per hari. 4. 1 orang tenaga umum/logistik, dan
3. Jumlah layanan minimal 50 5. 1 orang admin.
pasien per hari.
4. Pelayanan dapat dilaksanakan di Sarana dan Logistik
ambulans, tenda atau sarana
1. Ambulans
lain yang memungkinkan.
2. Obat-obatan
5. Mendukung atau mengaktifkan
3. Emergency kit
pelayanan kesehatan di fasilitas
4. Logistik umum
pelayanan kesehatan area
terdampak
28
TIM KEGAWATDARURATAN MEDIS
DISASTER MEDICAL TEAMs (DMTs)/ EMERGENCY MEDICAL TEAM (EMT)

Dilakukan mulai dari level nasional, provinsi, dan


kota/kabupaten oleh organisasi pemerintah maupun
organisasi non-pemerintah;

Proses seleksi dan rekruitmen anggota tim termasuk


registrasi dan kredensial anggota sesuai dengan kualifikasi
PEMBENTUKAN keprofesian masing-masing;

Database tim DMTs dan keanggotaannya dibuat oleh


organisasi pengampu;

Ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas


Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota

29
TERIMA KASIH
PUSAT KRISIS KESEHATAN

0811 163 119 pusatkrisis.kemkes.go.id pusatkrisis@kemkes.go.id / ppkdepkes@yahoo.com

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Infoppkk pkk_kemkes

You might also like