You are on page 1of 33

IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN

PELAYANAN KESEHATAN KERJA

Dewi Utami, SKM


Subdit Pengawasan Norma Kesehatan Kerja
E-mail : kesjanaker@E-mail : kesjanaker@gmail
E-mail : kesjanaker@gmail.com
Telp. 021 5255733 ext.677

Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan &


Kesehatan Kerja
Ditjen Binwasnaker & K3 -KEMNAKER RI

1
Latar Belakang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja
❑ Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan dan produktivitas tenaga kerja meliputi :
A. Beban Kerja
B. Lingkungan Kerja
C. Kapasitas Kerja
❑ Untuk mengantisipasi faktor-faktor tersebut agar
tenaga kerja tetap sehat dan produktif perlu dilakukan
program/upaya2 kesehatan kerja melalui:
1)Optimalisasi beban kerja.
2)Pengendalian lingkungan kerja
3)Peningkatan kapasitas kerja
❑ Program/Upaya kesehatan kerja yg efektif
dilaksanakan melalui penyelenggaraan Ply Kesehatan
Kerja
2
Berbagai Kondisi di Tempat Kerja memiliki berbagai faktor bahaya

3
Berbagai Kondisi di Tempat Kerja memiliki berbagai faktor bahaya
Karakteristik masalah kesehatan
tenaga kerja
⚫ Pekerja adalah masyarakat yg memiliki double
risiko🡪 1. Risiko umum & 2. Risiko di tpt kerja
⚫ Setiap pekerja berhadapan dg risiko bahaya di tempat
kerja 🡪 berisiko penyakit/ganguan kesehatan
berupa :
◦ Penyakit akibat kerja/PAK (occupational diseases)
◦ Penyakit umum yang dicetuskan, dipermudah atau
diperberat olah bahaya di tempat kerja atau Penyakit
terkait kerja (work related disease)
⚫ Pengobatan pada pekerja yang sakit harus
menggunakan pendekatan kesehatan kerja
⚫ Penempatan pekerja harus disesuaikan
dengan kondisi kesehatannya
Pelayanan Kesehatan Kerja
(Occupational Health Services).
❑ Pelayanan Kesehatan Kerja merupakan salah satu
lembaga K3/unit kerja yang ada di perusahaan,
sebagai sarana perlindungan tenaga kerja terhadap
setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan
atau lingkungan kerja.
❑ Suatu pelayanan kesehatan yang dilakukan dalam
rangka pembinaan, pencegahan, diagnosa,
pengobatan, perawatan dan rehabilitasi terhadap
kasus kecelakaan kerja dan atau penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan 🡪 melalui upaya
kesehatan promotif, preventif, kuratif &
rehabilitatif di tempat kerja

6
Program Kesehatan Kerja dilakukan melalui Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja/PKK (Occupational Health Services)

🡪 PKK merupakan upaya kesehatan kerja yang


mencakup :
◦ peningkatan (promotif),
◦ pencegahan (preventif),
◦ pengobatan (kuratif) dan
◦ pemulihan (rehabilitatif)
dengan mempertimbangkan faktor2 bahaya
yang ada di tempat kerja yang berpengaruh
terhadap kesehatan tenaga kerja.

7
Upaya kesehatan kerja sec komprehensif :

1)Upaya Promotif : sosialisasi, pelatihan, KIE,


olah raga, TK TAR, gizi kerja, rekreasi prog P2-
HIV ADS, TB dan P4GN di Tpt Kerja dll.
2)Upaya Preventif : Pemeriksaan kesehatan/MCU,
penyediaan air minum, pengaturan/penyesuaian
pekerjaan, perbaikan lingkungan kerja, APD,
ergonomi kerja, sanitair, Imunisasi dll
3)Upaya Kuratif : pengobatan, perawatan dan
tindakan medis lainnya
4)Upaya Rehabilitatif : fisioterapi, pemberian alat
bantu dengar, alat gerak palsu dll.
Landasan Hukum Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja
✔ UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja
✔ UU No. 13 Th 2003 ttg Ketenagakerjaan
✔ Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja
✔ Permenakertranskop No 01 tahun1976 tentang
Kewajiban latihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan
✔ Permenakertrans No 01 tahun 1979 tentang Kewajiban
Latihan Hygiene Perusahaan dan K3 Bagi Tenaga Para
Medis
✔ Kepdirjen Binwasnaker No. 22 Th 2008 ttg Juknis
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
Kewajiban dalam Pelayanan Kesehatan Kerja
(PKK)
Permenakertrans NO. 03 Tahun 1982
❑Kewajiban Pengurus :
1. Memberikan PKK sesuai kemajuan ilmu & teknologi
(Pasal 3 ayat 2)
2. Memberikan kebebasan profesional kepada dokter yang
menjalankan Pelayanan Kesehatan Kerja (Pasal 6)
⮚ Dokter dan tenaga kesehatan dalam melaksanakan
Pelayanan Kesehatan Kerja diberikan kebebasan untuk
memasuki tempat-tempat kerja untuk melakukan
pemeriksaan-pemeriksan dan mendapatkan keterangan-
keterangan yang diperlukan.
3. Menyampaikan laporan pelaksanaan PKK secara rutin
kpd Dinas Tenaga Kerja setempat dengan tembusan kpd
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi up. Direktur
Pengawasan Norma K3 (Pasal 7).

10
Kewajiban dalam Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK)
Permenakertrans No. 03 Tahun 1982

❑Kewajiban dokter dan paramedis


perusahaan/Tujuan PKK (Pasal 1) :
1. Memberikan keterangan2 tentang PKK kepada
Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan
Kerja jika diperlukan
2. Memberikan bantuan kepada TK dalam
penyesuaian diri dengan pekerjaannya
3. Melindungi TK thd. gangguan kesehatan yang
timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja.
4. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental
(rohani) dan kemampuan fisik tenaga kerja
5. Memberikan pengobatan dan perawatan serta
rehabilitasi TK yang sakit

11
Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK)
Permenakertrans No. 03 Tahun 1982 Pasal 2

❑Huruf (a) s.d (l) (12 poin)


a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja,
Pemeriksaan Berkala, dan Pemeriksaan Khusus
b. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian
pekerjaan terhadap tenaga kerja
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan
kerja
d. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan
sanitair
e. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk
kesehatan tenaga kerja
f. dst. Sampai huruf l (pencegahan dan pengobatan
Penyakit Umum dan PAK), P3K, Pendidikan
Kesehatan dan latihan P3K, Gizi dan
Penyelenggaraan Makan di Tempat Kerja, dll)
12
Fungsi & Manfaat Pelayanan
Kesehatan Kerja
▪ Sebagai sarana perlindungan kesehatan tenaga
kerja melalui
▪ Menekan angka kecelakaan dan penyakit akibat
kerja (dg upaya promotif dan preventif)
▪ menangani/mengatasi kasus kecelakaan,
penyakit akibat kerja dan gangguan kesehatan
lainnya (melalui upaya kuratif dan rehabilitatif)
▪ Mencegah/mengurangi kehilangan jam kerja
▪ Meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
kerja.

13
❑ Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dapat
dilakukan dalam bentuk salah satu dari 3 (tiga) pola
sebagai berikut :
1) Pelayanan kesehatan kerja diselenggarakan sendiri
di dalam perusahaan (berupa klinik atau rumah sakit
perusahaan);
2) Pelayanan kesehatan kerja melalui ikatan kerja
sama dengan fasilitas kesehatan di luar
perusahaan/PROVIDER. Dibuat MOU antara perusahaan
dg unit pelayanan kesehatan di luar perusahaan
(misalnya rumah sakit, klinik, praktek dokter dll.).
Dalam hal ini upaya kesehatan preventif dan
promotifnya dilakukan melalui kunjungan dokter ke
perusahaan;
3) Pelayanan kesehatan kerja yang diselenggarakan
secara bersama. Dalam hal ini beberapa perusahaan
(pada suatu kawasan industri) bersama-sama
menggunakan satu klinik di kawasan tersebut.

14
Perbandingan Status SIP Dokter Perusahaan
berdasarkan bentuk penyelenggaraan PKK

Bentuk PKK Bentuk PKK


diselenggarakan sendiri diselenggarakan melalui
dalam perusahaan ikatan kerjasama atau
⚫Dokter memiliki SIP PKK bersama dalam
a.n.Perusahaan/ Alamat kawasan
Perusahaan ⚫Dokter memiliki SIP
⚫Dapat melakukan tetapi tidak a.n.
Promotif, Preventif, Perusahaan/Alamat
Kuratif, dan Rehabilitatif Perusahaan
⚫Dapat melakukan
promotif dan preventif

15
TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA (Kepdirjen Binwasnaker No. 22 Th
2008 ttg Juknis Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Kerja)

A. Dilaksanakan sendiri oleh perusahaan :


❑ Jumlah tenaga kerja 1000 orang atau lebih
❑ Jumlah tenaga kerja 500 orang sd 1000 orang
tetapi memiliki tingkat risiko tinggi.
B. Bekerja sama dengan pihak luar (provider) :
❑ Jumlah tenaga kerja antara 500 sd 1000 orang
dengan tingkat risiko rendah
❑ Jumlah tenaga kerja < 500 orang
Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan
kerja yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan
Kepdirjen Binwasnaker No. 22 Th 2008

No Jenis Pelayanan Bentuk Kegiatan


1. Pelayanan kesehatan ∙ Pembinaan kesehatan kerja kepada tenaga
preventif dan promotif kerja minimal 1 bulan sekali
∙ Pengawasan dan pembinaan lingkungan kerja
minimal 2 bulan sekali
2. Pelayanan kesehatan ∙ Memberikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
kuratif dan selama hari kerja dan selama ada shift kerja
rehabilitatif dengan 500 orang tenaga kerja atau lebih
∙ Pelayanan oleh dokter perusahaan setiap hari
kerja
∙ Pelayanan oleh paramedis/perawat dapat
dilakukan untuk shift kerja ke 2 dan seterusnya.

3. Pelayanan kesehatan ∙ Dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang


rujukan lebih lengkap apabila ada kasus kesehatan
yang tidak dapat ditangani di dalam perusahaan
Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan
kerja melalui kerja sama dengan pihak di luar
perusahaan (1)

No. Kriteria perusahaan Cara Pelayanan

Perusahaan dengan
Kuratif, Rehabilitatif
A tingkat risiko Preventif dan Promotif
& Rujukan
tinggi
1. Jumlah tenaga kerja ∙ pembinaan dan
200 s.d 500 pengawasan kesehatan
orang kerja dan lingkungan ∙ diberikan selama
kerja minimal setiap 2 jam kerja
bulan sekali

2. Jumlah tenaga kerja ∙ pembinaan dan


< 200 orang pengawasan kesehatan
kerja dan lingkungan ∙ diberikan selama
kerja minimal setiap 3 jam kerja
bulan sekali
Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
melalui kerja sama dengan pihak di luar perusahaan (2)

Perusahaan dengan
Kuratif, Rehabilitatif &
B tingkat risiko Preventif dan Promotif
Rujukan
rendah
1. Jumlah tenaga kerja ∙ pembinaan dan ∙ diberikan selama
> 500 s.d 1.000 orang pengawasan kesehatan jam kerja dan selama
kerja dan lingkungan kerja ada shift kerja
minimal setiap 2 bulan dengan 500 orang
sekali tenaga kerja atau
lebih
2. Jumlah tenaga kerja ∙ pembinaan dan
200 s/d 500 orang pengawasan kesehatan
kerja dan lingkungan kerja ∙ diberikan minimal
minimal setiap 3 bulan setiap 2 hari sekali
sekali

3 Jumlah tenaga kerja s.d ∙ pembinaan dan


200 orang pengawasan kesehatan
kerja dan lingkungan kerja ∙ diberikan minimal
minimal setiap 6 bulan setiap 3 hari sekali
sekali
❑ Prinsip2 Penting dalam Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kerja:
1) Dilakukan Secara Komprehensif dan berbasis risiko
lingkungan kerja :
a. Preventif
b. Promotif
c. Kuratif
d. Rehabilitatif.
2) Prioritas pada upaya preventif dan promotif
3) Melaksanakan upaya kuratif sekurang-kurangnya berupa
pemberian P3K di tempat kerja dan pengobatan rawat jalan
tingkat pertama
4) Adanya tenaga pelaksana yaitu dokter (& paramedis) psh yg
memiliki sertifikat kesehatan kerja/Hiperkes dan
penanggung jawab yaitu Dokter Pemeriksa Kesehatan Kerja
dg Penunjukan dari Kemenaker
5) Apabila penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja adalah
Dokter yang bekerja di luar perusahaan, maka dokter ybs wajib
diminta oleh pengurus untuk mengunjungi perusahaan secara
rutin untuk melakukan kegiatan preventif dan promotif. 20
Syarat sarana & prasarana penyelenggaraan pelayanan
kesehatan Kerja (BENTUK 1 Diselenggarakan Sendiri):
SARANA DASAR : SARANA PENUNJANG :
1. Perlengkapan umum: 1. Alat Pelindung Diri (APD)
a. Meja dan kursi 2. Alat evakuasi :
b. Tempat tidur pasien a. tandu,
c. Wastafel b. ambulance/kendaraan pengangkut
d. Timbangan badan korban dll.
e. Meteran/pengukur tinggi badan 3. Peralatan penunjang diagnosa :
f. Kartu status a. spirometer,
g. Register pasien berobat b. audiometer dll.
4. Peralatan pemantau/pengukur
2.Ruangan : lingkungan kerja :
a. Ruang tunggu a. sound level meter,
b. Ruang periksa b. lux meter,
c. Ruang/almari obat c. gas detector dll.
d. Kamar mandi dan WC

3. Peralatan medis :
a. Tensimeter dan stetoskop
b. Termometer
c. Sarung tangan
d. Alat bedah ringan (minor set)
e. Lampu senter
f. Obat-obatan
g. Sarana/Perlengkapan P3K
h. Tabung oksigen dan isinya
❑ Pelayanan kesehatan kerja di psh wajib mendapat
pengesahan (SUKET) dari Disnaker setempat.
❑ Pelayanan kesehatan kerja di perusahaan tidak selalu
disertai dengan praktek dokter, karena prioritas
kegiatannya berupa upaya preventif dan promotif.
❑ Dokter perusahaan yang menjalankan pelayanan
kesehatan kerja tidak harus memiliki Surat Ijin Praktek
(SIP) dari Dinas Kesehatan apabila tidak melaksankan
praktek kedokteran di perusahaan tetapi wajib memiliki
Sertifikat Hiperkes/Kesehatan Kerja serta STR
❑ Penanggung jawab peny. PKK wajib memiliki Surat
Keputusan Penunjukkan (SKP) sebagai Dokter Pemeriksa
Kesehatan Tenaga Kerja dari Kemnaker.
22
Manajemen Kesehatan Kerja
⮚ Program Kesehatan Kerja merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari program K3 pada umumnya.
⮚ Dengan demikian penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja diintegrasikan dalam Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) 🡪 Pengesahan (SUKET) Pelayanan
Kesehatan Kerja.
⮚ Elemen-elemen audit SMK3 untuk penerapan norma
kesehatan kerja harus dipenuhi sebagaimana elemen-
elemen audit norma keselamatan dan kesehatan kerja
lainnya.
Contoh2 Implementasi Peny. PKK

Penyediaan air minum

⮚ Mencegah dehidrasi
⮚ Menjaga kondisi kesehatan
Indikator hidrasi pekerja dari Warna Urine
Penyediaan Wastafel dan sabun/hand soap

⮚ Untuk cuci tangan dan muka


pada saat istirahat/mau
makan/selesai bekerja
⮚ Mencegah keracunan makan
⮚ Mencegah penularan penyakit
⮚ Membersihkan kontaminasi
bahan kimia, debu, kotoran dll.
Penyediaan Kantin/ruang makan

⮚ Menunjang kebutuhan gizi


seimbang
⮚ Meningkatkan motivasi dan
gairah kerja
⮚ Menjaga produktivitas
⮚ Memelihara kesehatan
Menerapkan ergonomi kerja

Hindari cara dan posisi menangangkat yang salah


Penyediaan Fasilitas Olah raga/Rekreasi

⮚ Menjaga kebugaran
⮚ Meningkatkan motivasi dan
gairah kerja
⮚ Mengurangi stress
⮚ Memelihara kesehatan
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja:
• Sebelum bekerja untuk menentukan pekerjaan yang
sesuai
• Secara berkala minimal 1 tahun sekali untuk memantau
kondisi kesehatan pekerja
Keterkaitan penyelenggaraan PKK di Era SJSN/BPJS:
▪Dasar Hukum
✔ UU No.24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial;
✔ PP No.86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan
Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja selain
Penyelenggara Negara dan Setiap Orang (Pemberi Kerja,
Pekerja dan Penerima Bantuan Iuran) dlm
Penyelenggaraan Jaminan Sosial dan Peraturan Presiden
No.82 Tahun 2018 🡪 Sanksi : teguran tertulis; denda
(dilakukan oleh BPJS); dan tidak mendapat layanan publik
tertentu seperti : perizinan terkait usaha, izin mengikuti
tender proyek, izin memperkerjakan TKA, perusahaan
penyedia jasa pekerja, dll (dilakukan oleh Pemerintah dan
Pemeerintah Daerah atas permintaan BPJS) 31
❑Keterkaitan penyelenggaraan PKK di Era SJSN/BPJS:
1) BPJS Kesehatan (BPJS1)🡪
⮚Memberikan pelayanan kuratif sebagaimana
pelayanan JPK Jamsostek sebelumnya🡪 melalui layanan
kesehatan yg ditunjuk/provider.
⮚Perusahaan yang memiliki klinik atau RS sendiri-🡪 bisa
sekaligus menjadi mitra BPJS1 (ditunjuk sbg
provider/Faskes tingkat 1)
2)BPJS Ketenagakerjaan
⮚membiayai kasus kecelakaan kerja & PAK (pengobatan,
perawatan, rehabilitasi dll pada Trauma Center)
termasuk memberikan kompensasi JKK
⮚Pembayaran premi JKK didasarkan pada tingkat risiko
lingkungan kerja
32

You might also like