Professional Documents
Culture Documents
Dasar2 Pencegahan Insiden & Peraturan K3
Dasar2 Pencegahan Insiden & Peraturan K3
PENCEGAHAN INSIDEN
&
PERATURAN - PERUNDANGAN K3
Keselamatan (Safety)
Bagian dari “pekerjaan yang dilakukan
secara benar”
Bebas dari risiko yang dapat mengakibatkan
cidera (ISO/IEC Guide 2)
Kesehatan (Health)
Suatu tingkat atau derajat kondisi keadaan
fisik dan psikologi dari seorang individu
(ACCIDENT)
KEJADIAN YANG TIDAK DIINGINKAN YANG
MENGAKIBATKAN CIDERA PADA MANUSIA
DAN ATAU KERUSAKAN PADA HARTA
BENDA.
BERARTI ADANYA
PERINGATAN BAGI
KITA
INSIDEN (INCIDENT)
KEJADIAN YANG TIDAK DIINGINKAN,
YANG DAPAT MENURUNKAN EFISIENSI
OPERASI PERUSAHAAN (KEGIATAN
ORGANISASI)
10
CIDERA RINGAN
(MINOR INJURIES)
30
KERUSAKAN
HARTA BENDA
(MINOR INJURIES)
PEKERJA
PERUSAHAAN
MASYARAKAT
KERUGIAN AKIBAT INSIDEN
• Kerugian terhadap Manusia
* Cidera atau cacat, bahkan Meninggal
• Kerugian terhadap Bisnis
* Kerusakan sarana produksi
* Gangguan terhadap bisnis (business interuption)
* Inefisiensi biaya operasi
* Company Immage (citra)
* Liability dan Tuntutan Hukum
• Kerugian Sosial
* Biaya sosial
* Gangguan terhadap fasilitas umum
Biaya yang Tersembunyi
(The Hidden Cost – Iceberg Illustration)
BIAYA-BIAYA
• MEDIS
Rp. 1 • GANTI RUGI (BIAYA-BIAYA YANG DIASURANSIKAN)
SETIAP KECELAKAAN
PADA DASARNYA DAPAT DICEGAH !!!!
o KECELAKAAN TERJADI KARENA ADANYA FAKTOR
PENYEBAB KECELAKAAN (ACCIDENT CAUSES).
o FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN MERUPAKAN SUMBER
BAHAYA (HAZARDS).
o KECELAKAAN DAPAT DICEGAH DENGAN
MENGHILANGKAN / MENGURANGI HADIRNYA SUMBER
BAHAYA DI LINGKUNGAN KERJA.
o SUMBER BAHAYA DAPAT DIHILANGKAN / DIKURANGI
MELALUI IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIAN BAHAYA.
LACK OF BASIC IMMEDIATE INCIDENT LOSS
CONTROL CAUSES CAUSES (Contact)
INADEQUATE
PROGRAM SUBSTANDARD
PERSONAL <EVENT> UNINTENDED
ACT
FACTOR CONTACT
PROGRAM HARM
& WITH
STANDARD JOB OR
ENERGY
FACTOR OR DAMAGE
COMPLIANCE SUBSTANDARD
CONDITIONS SUBSTANCE
TO STANDARD
B. Job Factors :
6. Inadequate leadership/supervision (kurang pengawasan)
7. Inadequate engineering (kurangnya aspek teknis)
8. Inadequate purchasing (proses pembelian tidak sesuai)
9. Inadequate maintenance (kurangnya pemeliharaan)
10. Inadequate tools/equipment (kurangnya alat/sarana kerja)
11. Inadequate work standard (kurangnya standar kerja)
12. Wear and tear, Abuse or misuse (menggunakan alat yang salah atau rusak)
KELEMAHAN PENGENDALIAN adalah untuk
menentukan kelemahan yang lebih spesifik dari
sebab-sebab dasar yang harus diintegrasikan
dengan sistem & prosedur (PROGRAM) yang
telah dimiliki oleh perusahaan
(OUR SYSTEM NEEDS).
INADEQUATE PROGRAM
INADEQUATE STANDARDS
INADEQUATE COMPLIANCE WITH STANDARD
• ERA GLOBALISASI MEMBAWA PENGARUH TERHADAP SISTEM
PERDAGANGAN DUNIA.
• PERSAINGAN SEMAKIN KETAT
• KONSUMEN SEMAKIN KRITIS.
• PERATURAN, STANDAR DAN NORMA-NORMA MENJADI
PERSYARATAN UTAMA
• SETIAP PERUSAHAAN HARUS MAMPU MENINGKATKAN NILAI-
NILAI UNGGUL, MENINGKATKAN EFISIENSI DAN MENEKAN
BIAYA PRODUKSI.
• KASUS KECELAKAAN, KEBAKARAN DAN PENCEMARAN
LINGKUNGAN MENINGKAT DAN MENIMBULKAN DAMPAK BESAR
• DESAKAN EKSTERNAL UNTUK MENJAGA CITRA DAN KLAIM
MASYARAKAT.
• TEKNOLOGI
• KAPASITAS
• KERAGAMAN PRODUK
• INTENSITAS PRODUKSI MENINGKAT
• JENIS BAHAYA MENINGKAT
• KEPADATAN PENDUDUK DAN LOKASI INDUSTRI
• KESENJANGAN PEMBANGUNAN DENGAN SISTEM
PENGAMANAN
• K3 BELUM MENJADI BAGIAN INTEGRASI DALAM
SETIAP KEGIATAN
Kecelakaan
JENIS RISIKO : BAHAYA
Penyakit
Pencemaran
SUBSTITUTION
ENGINEERING
ADMINISTRATIVE
HSE
Approach
Engineering Human
Control Control
Engineering Control
Menciptakan lingkungan kerja yang
aman sejak tahap rancang bangun,
konstruksi dan operasi.
Pengendalian dengan melengkapi
sarana teknis pencegahan
kecelakaan.
Pengamanan kondisi berbahaya
di tempat kerja
Administrative Control
Pengaturan dan manajemen kerja
yang aman
Penerapan SOP dalam
menjalankan pekerjaan.
Peraturan dan prosedur
keselamatan
Pengaturan jam kerja dan sistim
manajemen dalam kegiatan
Surat Ijin Kerja
Human Control
Pencegahan kecelakaan melalui
pendekatan manusia.
Mencegah manusia/pekerja agar
tindak melakukan tindakan
berbahaya dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Menyediakan perlengkapan
keselamatan dalam bekerja
PERATURAN
&
PERUNDANGAN
K3
POKOK BAHASAN
PERATURAN
PEMERINTAH ( PP )
KEBIJAKAN MANAJEMEN
PERUSAHAAN
DIGUNAKAN SEBAGAI ACUAN DALAM PELAKSANAAN KERJA /
OPERASIONAL PERUSAHAAN UNTUK MENCAPAI KONDISI
OPERASI YANG AMAN DAN HANDAL DALAM BENTUK STK
( PEDOMAN, TKO, TKI )
Peraturan – Perundangan
terkait K3
UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
KESELAMATAN KERJA
UU No. 23 Tahun 1992 Tentang
KESEHATAN
UU No. 13 Tahun 2003 Tentang
SMK3
KETENAGAKERJAAN
LANDASAN HUKUM
1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan kepada tiap tenaga kerja baru
tentang :
- Kondisi dan bahaya yang dapat timbul dalam tempat kerjanya;
- Semua pengamanan dan alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat
kerjanya;
- Alat perlindungan bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
- Cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah yakin
bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut diatas.
3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang
berada dibawah pimpinannya dalam pencegahan kecelakaan dan penanggulangan
kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam
pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
4. Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat dan ketentuan yang
berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.
UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
Pengurus diwajibkan :
1. Secara tertulis menempatkan ditempat kerja yang dipimpinannya semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai undang-undang ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat
yang mudah dilihat dan dibaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
2. Memasang ditempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat yang mudah dilihat
dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
3. Menyediakan secara Cuma-Cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan
pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap
orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk
yang diperlukan menurut petunjuk pegai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
TENTANG KESELAMATAN KERJA
DASAR HUKUM K3
Pasal 35
(1) Pemberi kerja yang memerlukan tenaga kerja dapat merekrut sendiri
tenaga kerja yang dibutuhkan atau melalui pelaksana penempatan
tenaga kerja
(2) Pelaksana penempatan tenaga kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib memberikan perlindungan sejak rekruitmen sampai
penempatan tenaga kerja
(3) Pemberi kerja sebagaiamna diamksud pada ayat (1) dalam
mempekerjakan tenaga kerja wajib memberikan perlindungan yang
mencakup kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan baik mental
maupun fisik tenaga kerja
UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN
DASAR HUKUM K3
Pasal 86
(1) Setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja
b. Moral dan kesusilaan
c. Perlakuan yang seuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama.
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja / buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya K3.
(3) Perlindungan sebagaimana pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003
TENTANG KETENAGAKERJAAN
Pasal 87
UUD 1945
UU 22/2001
tentang
Minyak dan Gas Bumi
Amandemen*) Amandemen *)
RPP RPP PP 35 / 2004 PP 36 / 2004 RPP RPP
Kegiatan Hulu Migas Kegiatan Hilir Migas
Pembinaan dan Kontrak Kerjasama Pengaturan Penerimaan Negara
(Pasal 8, 18, 19 ayat (2), (Pasal 8 ayat (1), 30,
Pengawasan Migas Migas 20 ayat (6), 21 ayat (3), 22 Keteknikan Migas Bukan Pajak Migas
(Pasal 43) (Pasal 18) ayat (2), 31 ayat (5), 37 43 dan 49) (Pasal 40 ayat (6)) (Pasal 31 ayat (5))
dan 43)
PP No 42/2002 tentang BP PP No 67/ 2002 tentang
Migas BPH Migas
PEDOMAN REGULASI
*) Berdasarkan. Putusan Mahkamah Konstitusi tanggal 21 Desember 2004 pada Perkara Nomor 002/PUU-I/2003
tentang Permohonan Uji Materiil dan Formil atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan
Gas Bumi terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
DASAR HUKUM
OPTIMAL, EFISIEN, AMAN, ANDAL
DAN
AKRAB LINGKUNGAN
STANDA
KETEKNIKAN
PENGAWASAN
REGULASI
LEGISLAS
KETEKNIKAN
R
I/
KAIDAH
KEGIATAN USAHA MIGAS
DASAR HUKUM PENGELOLAAN MIGAS SAAT INI
Hak penguasaan negara atas sumber daya alam (Pengertian MK atas Psl 33 UUD
1945):
• Merumuskan kebijakan (beleid)
• Pengaturan (regelendaad)
• Pengurusan (bestuurdaad)
• Pengelolaan (beheerdaad)
• Pengawasan (toezichthoudendaad)
HULU
UU MIGAS No. 22/2001 HILIR
(Bab IV Pasal 11 Putusan MK 21 Desember 2004
(Bab V Pasal 23 s.d
s.d Pasal 21) Pasal 30)
Perpres Perpres
71/2005 55/2005
Depnakertrans
UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
“Domain” UU No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
Ialah aturan keselamatan kerja secara umum
dalam segala tempat kerja yang berada di dalam
(lingkup kewenangan) wilayah kekuasaan hukum RI termasuk di
dalamnya usaha pertambangan minyak dan gas
bumi
PP No. 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan
UU dan Pengawasan Keselamatan Kerja di
Bidang Pertambangan
PP
Menteri Pertambangan melakukan pengawasan
atas keselamatan kerja dalam bidang
pertambangan dan berpedoman kepada UU No. 1
Tahun 1970 (Ps. 2).
Dep. UU No. 22 Tahun 2001 tentang MPR 1930 Nomor 341 tentang Permen
Minyak dan Gas Bumi Peraturan Keselamatan Kerja
ESDM Peraturan Menteri Pertambangan
Pertambangan
No. 05/P/M/Pertamb/1977 tentang Kewajiban Memiliki
Sertifikat Kelayakan Konstruksi untuk Platform Migas di
PP No. 17 Tahun 1974 tentang Daerah Lepas Pantai
BU/BUT menjamin standar, mutu, Pengawasan Pelaksanaan
kaidah keteknikan yang baik, Eksplorasi dan Eksploitasi Migas Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi
keselamatan dan kesehatan kerja di Daerah Lepas Pantai No. 06P/0746/M.PE/1991 tentang Pemeriksaan Keselamatan
serta pengelolaan lingkungan hidup Kerja atas Instalasi, Peralatan dan Teknik yang
PP No. 11 Tahun 1979 tentang
{Ps. 40 (1, 2, 3)} Dipergunakan dalam Pertambangan Migas dan
Keselamatan Kerja pada
Pemurnian dan Pengolahan Pengusahaan Sumberdaya Panas Bumi
Minyak dan Gas Bumi
Peraturan Menteri Pertambangan No 300K/38/M.PE/1997
tentang keselamatan kerja pipa penyalur migas
PERATURAN KESELAMATAN KERJA MIGAS
www.esdm.go.id
LANDASAN HUKUM
www.esdm.go.id
LANDASAN HUKUM
www.esdm.go.id
UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 2001
(PASAL 40)
www.esdm.go.id
UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 2001
(PASAL 42)
www.esdm.go.id