You are on page 1of 22

ASPEK HUKUM DALAM PENINGKATAN PENANAMAN

MODAL (PMA)
MELALUI
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN
PELABUHAN BEBAS

Oleh
PRATOMO WALUJO, S.H., M.Sc.
Kepala Biro Hukum dan Humas
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

SEMINAR TENTANG ASPEK HUKUM


Pembentukan Kawasan Pelabuhan dan Perdagangan Bebas

Medan, 9 Agustus 2006


1
Tujuan Pembentukan Kawasan Khusus

 Sebagai pusat pengembangan dan pertumbuhan ekonomi di


wilayah tersebut dan sekitarnya
 Meningkatkan daya saing produk ekspor dan mempermudah
akses ekspornya
 Mempermudah pengelolaan dampak negatif terhadap
lingkungan
 Mendorong terciptanya efisiensi produksi
 Mendorong berkembangnya industri penunjang
 Mengantisipasi kebutuhan outsourcing industry antar zona
ekonomi khusus.

2
Bentuk-bentuk Kawasan Khusus
1. Kawasan Berikat : Kawasan Berikat Nusantara (KBN-
Jakarta Utara) dan Batam
2. Kawasan Industri : tersebar di Banten, Jabar, Jateng,
Jatim, Sumut dan Sulsel
3. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) :
13 KAPET.
4. Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
5. Kawasan Ekonomi Khusus.
3
Kawasan Berikat

Dasar Hukum :
 Dibentuk berdasarkan PP No. 43 Tahun 1997
tentang Kawasan Berikat (Bonded Zone).

 Kawasan Berikat adalah suatu kawasan dengan


batas-batas tertentu di wilayah pabean Indonesia
yang didalamnya diberlakukan ketentuan khusus di
bidang pabean.

4
Kawasan Industri

Dasar Hukum :
 Dibentuk berdasarkan Keppres No. 41 Tahun 1996
tentang Kawasan Industri

 Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan


kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana
dan sarana penunjang yang dikembangkan dan
dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah
memiliki Izin Usaha Kawasan Industri.

5
Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu (KAPET)
 Dasar Hukum :
Dibentuk berdasarkan Keppres Nomor 150 Tahun 2000 tentang
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET).

 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET),


merupakan wilayah geografis dengan batas-batas tertentu
yang memenuhi persyaratan :

a. Memiliki potensi untuk cepat berkembang, dan/atau


b. Mempunyai sektor unggulan yang dapat menggerakkan
pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya; dan/atau
c. Memiliki potensi pengembalian investasi yang besar.

6
Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Sabang
 Dasar Hukum :
Dibentuk berdasarkan UU No. 37 Tahun 2000 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
No.2 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Sabang menjadi Undang-undang

 Kawasan Perdagangan bebas dan pelabuhan bebas adalah


suatu kawasan yang berada dalam wilayah hukum negara
kesatuan RI yang terpisah dari daerah pabean sehingga bebas
dari pengenaan bea masuk, PPN, Pajak penjualan atas barang
mewah dan Cukai.

 Insentif fiskal yang diberikan : Pembebasan bea masuk dan


PPN atas pengimporan barang modal dan bahan baku.

7
Pengertian Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)

KEK adalah suatu kawasan yang direncanakan


khusus bagi pengembangan investasi yang
dilengkapi dengan infrastruktur dan sarana
penunjang serta fasilitas administrasi sebagai
kemudahan-kemudahan dalam melaksanakan
investasi, proses produksi maupun ekspor dan
impor.

8
PENTINGNYA INVESTASI ASING
(PMA)
Idealnya investasi bertumpu pada
kemampuan dalam negeri namun karena :
 Keterbatasan modal dalam negeri;
 Masih minimnya penguasaan teknologi;
 Keterbatasan akses pasar.
Untuk itu masih diperlukan investasi asing
(PMA).
9
PRASYARAT MASUKNYA INVESTASI ASING
1. Iklim investasi yang kondusif :
– Kepastian hukum/berusaha
– Stabilitas ekonomi, sosial, politik dan keamanan
– Kemudahan pelayanan (a.l. perizinan, keimigrasian,
kepabeanan, perpajakan dan pertanahan)
– Insentif (fiskal dan non fiskal) yang kompetitif
– Infrastruktur yang memadai
– Kondisi ketenagakerjaan

2. Perlindungan dan jaminan investasi :


– Nasionalisasi dan ekspropriasi termasuk kompensasi
kerugian
– Hak transfer/repatriasi modal dan keuntungan
– Hak penyelesaian sengketa melalui arbitrase internasional

Perlindungan dan jaminan dalam bentuk UU Penanaman Modal


serta perjanjian internasional (bilateral, regional dan
10
multilateral).
Upaya Mendorong investasi dalam Kawasan
Pelabuhan dan Perdagangan Bebas

1. Adanya kemudahan perizinan melalui pelayanan


terpadu di dalam kawasan tersebut.
2. Adanya insentif fiskal yang menarik dan konsisten
yang diberikan melalui pelayanan terpadu.
3. Prosedur impor-ekspor dipermudah melalui
pelayanan terpadu.
4. Infrastruktur berupa ketersediaan air, listrik,
telekomunikasi serta jalan akses maupun
pelabuhan harus dibangun secara terpadu.
5. Fasilitas pengolahan limbah disediakan oleh
badan pengelola.
11
USULAN PELAYANAN INVESTASI TERPADU DI DALAM
KAWASAN PELABUHAN DAN PERDAGANGAN BEBAS

1. Dibentuk Unit Pelayanan Investasi Terpadu yang


merupakan pelayanan melalui satu atap berbagai
perizinan yang dibutuhkan oleh investor untuk mendirikan
kegiatan investasi dalam Kawasan

2. Pada unit Pelayanan Investasi Terpadu ini akan


ditempatkan/ditugaskan pejabat senior setingkat Eselon
III dari berbagai instansi terkait pusat dan daerah yang
diberi wewenang penuh untuk menandatangani berbagai
dokumen/perizinan sesuai kewenangan instansi
masing-masing (lihat tabel)

12
Mekanisme Pelayanan Investasi Terpadu
Tanda Terima Permohonan Aplikasi

FRONT OFFICE (FO)


STAF STAF PEJABAT SETINGKAT
INVESTOR -Memeriksa formulir Lengkap
dan kelengkapan data/ -Membuat konsep Memeriksa/paraf ESELON III *)
Persetujuan/ konsep Menyetujui/
Perizinan Tandatangan dokumen

Tidak Lengkap

PERTEMUAN TEKNIS *) Dari Instansi :


DENGAN INVESTOR - Dep. Keuangan
Permohonan tidak - Dep. Perdagangan
lengkap, - Dep. NakerTrans
- Hanya apabila
dikembalikan - Dep. HukHam
diperlukan dan tidak - BKPM
untuk setiap - Pemerintah Kota/Kabupaten
permohonan Otorita Batam (Khusus KEK
- Yang mungkin perlu : Batam)
* verifikasi Daftar
Induk mesin/
peralatan dan
bahan baku.
* IMB
* Izin Lokasi
* AMDAL
* IUT

TATA USAHA
Penomoran/
pencatatan

Investor hanya perlu berhubungan dengan unit Pelayanan Investasi Terpadu, semua
dokumen/perizinan yang diperlukan akan diurus/diproses dan ditandatangani oleh pejabat yang
ditugaskan di unit kerja tersebut.
13
Penerapan Kebijakan PMA di
Kawasan Pelabuhan dan Perdagangan Bebas
Sabang

 Tetap memberlakukan ketentuan UU No. 1 thn 1967 tentang


PMA di kawasan tersebut
 Tetap memberlakukan ketentuan Keppres 96/2000 jo.No.
118/2000 tentang DNI dan ketentuan PP 20/1994 tentang
kepemilikan saham asing
 Perlu pelimpahan kewenangan pemberian berbagai perijinan
dari instansi teknis dan BKPM ke BPKS
 Dapat diberikan fasilitas fiskal berupa pembebasan
pengenaan bea masuk, PPN, Pajak penjualan atas barang
mewah dan Cukai
 Tetap mendapatkan jaminan investasi sesuai UU No. 1 Tahun
1967 tentang PMA.

14
PELAYANAN PENANAMAN MODAL
TERPADU DI BATAM

15
PELAYANAN PENANAMAN MODAL TERPADU DI BATAM

1. Pelayanan Penanaman Modal Terpadu di Batam yang berlokasi di


Gedung Sumatera Promotion Center telah di-launching pada
tanggal 25 Juli 2006 oleh Menteri Perdagangan bersama-sama
dengan Kepala BKPM.

2. Beroperasinya unit Pelayanan Terpadu telah dapat


mempersingkat waktu perijinan pusat untuk berinvestasi dari 151
hari menjadi 59 hari, dan perijinan daerah dapat di persingkat
dari 180 hari menjadi 56 hari, karena semua jenis perijinan pusat
dan daerah yang diperlukan dapat diselesaikan dalam satu atap.

3. Penyelenggaraan Pelayanan Penanaman Modal Terpadu Batam


merupakan etalase penanaman modal dan Pilot Project yang
kemudian akan dikembangkan untuk daerah-daerah lain.

16
PERIZINAN YANG LANGSUNG DITANGANI :

 Perizinan Penanaman Modal


 Imigrasi
 Perpajakan
 Kepabeanan
 Ketenagakerjaan
 Ijin-ijin pelaksanaan daerah

17
No Pejabat dari Dokumen/Perizinan Yang ditandatangani
Instansi

1 BKPM 1. Persetujuan baru PMDN dan PMA


2. Persetujuan perluasan PMDN dan PMA
3. Angka Pengenal Importir Terbatas (APIT)
4. Persetujuan dan fasilitas bea masuk atas daftar induk mesin/peralatan
dan bahan baku/penolong yang akan diimpor bagi proyek baru
5. Izin Usaha Tetap (IUT) PMDN dan PMA
2. Departemen 1. Penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)*)
Keuangan 2. Penerbitan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP)*)
3. Persetujuan dan fasilitas bea masuk atas daftar induk mesin/peralaan dan
bahan baku/penolong yang akan diimpor bagi proyek
pengem-bangan/perluasan usaha.
4. Rencana Impor Barang (RIB)
5. Fasilitas Kemudahan Impor Untuk Tujuan ekspor (KITE)
6. Fasilitas Perpajakan (PPN Impor dan PPh Impor)
7. Persetujuan dan perizinan lainnya untuk kemudahan impor dan ekspor
barang
Catatan:*) Sudah dapat dilakukan secara on-line, Depkeu akan memberikan
komputer dengan sistem on-line tersebut pada Unit Pelayanan Terpadu,
yang dapat digunakan oleh investor. 18
No. Pejabat dari Dokumen/Perizinan Yang ditandatangani
Instansi

3. Departemen 1. Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK)


Perdagangan 2. Izin impor mesin peralatan bukan baru & mesin/peralatan serta
bahan/barang (bahan baku) yang memerlukan izin khusus

4. Departemen Rekomendasi impor mesin/peralatan bukan baru dan bahan/


Perindustrian barang yang memerlukan izin impor khusus

5. Departemen 1. Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing


Tenaga Kerja (RPTKA)
dan 2. Rekomendasi TA.01 dan TA. 02
Transmigrasi
3. Izin Menggunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) dan
perpanjangan IMTA
4. Izin lainnya yang diperlukan oleh perusahaan yang menggu-
nakan tenaga kerja asing.

19
No. Pejabat dari Dokumen/Perizinan Yang ditandatangani
Instansi
6. Departemen 1. Pengesahan akta pendirian dan akta perubahan perusahaan
Hukum dan perseroan terbatas (PT)
HAM 2. Pemberitahuan kepada Perwakilan R.I. di luar negeri untuk
mengeluarkan Visa Tinggal Terbatas (Vitas) bagi tenaga kerja
asing yang akan bekerja pada perusahaan yang berlokasi di
KEK.
3. Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas) dan perpanjangan Kitas
4. Perizinan lainnya yang diperlukan oleh perusahaan yang berlokasi di
KEK yang menggunakan tenaga kerja asing.
7. Pemerintah 1. Angka Pengenal Importir Umum (APIU)
Provinsi 2. Angka Pengenal Importir Produsen (APIP)
3. Perizinan perdagangan lainnya yang dikeluarkan oleh pemerintah
provinsi.

20
No. Pejabat dari Dokumen/Perizinan Yang ditandatangani
Instansi

8. Pemda Kota 1. Izin Lokasi


2. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
3. Izin Undang-undang Gangguan (HO)
4. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
5. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
6. Surat Keterangan Asal Produk (SKA)*)
7. AMDAL
8. Perizinan daerah lainnya yang diperlukan untuk mendirikan usaha
di KEK

*) Khusus Sabang dikeluarkan BPKS

21
TERIMA KASIH

22

You might also like