You are on page 1of 33

Pusdiklat PBJ LKPP

MATERI 2:
TUJUAN, KEBIJAKAN,
ETIKA, DAN PRINSIP PBJ Versi 4, 2021
Berdasarakan
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018,
Pelatihan PBJP Tingkat Dasar Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021,
dan Peraturan Turunannya.
Penyusun
BETA ROMADIYANTI

Editor Paparan Bahan Tayang


IMAM NAWAWI

2
TUJUAN
PEMBELAJARAN

Kompetensi Dasar
Peserta diharapkan mampu menjelaskan tujuan,
kebijakan, prinsip serta etika Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (PBJP).

Indikator Hasil Belajar


Peserta diharapkan mampu menjelaskan:
1. Tujuan PBJP
2. Kebijakan PBJP
3. Prinsip PBJP
4. Etika Pengadaan Pada PBJP

3
01 Tujuan PBJ

02 Kebijkan PBJ

03 Prinsip PBJ

04 Etika Pengadaan dalam PBJ


Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan
Etika PBJ 4
Apa tujuan PBJ?
TUJUAN PBJP
Menghasilkan B/J yang tepat*
untuk setiap uang yang dibelanjakan
*kualitas, kuantitas, waktu, biaya, lokasi dan penyedia.

Meningkatkan Penggunaan produk


Meningkatkan dalam negeri
Pengadaan
berkelanjutan
Tujuan Meningkatkan Peran serta
Mewujudkan Pemerataan PBJ UMK dan Koperasi
ekonomi dan perluasan
kesempatan berusaha
Meningkatkan Peran pelaku usaha
nasional
Meningkatkan
Keikutsertaan industri
Mendukung pelaksanaan
kreatif
penelitian dan pemanfaatan Pasal 4
Barang/Jasa Hasil Penelitian
01 Tujuan PBJ

02 Kebijakan PBJ

03 Prinsip PBJ

04 Etika Pengadaan dalam PBJ


Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan
Etika PBJ 7
KEBIJAKAN PBJP
1) Meningkatkan 2) Melaksanakan PBJ
Kualitas Perencanaan yang lebih transparan,
PBJ terbuka dan kompetitif
3) Memperkuat
4) Mengembangkan
kapasitas kelembagaan
E-marketplace PBJ
& SDM PBJ
5) Menggunakan 6) Mendorong
teknologi informasi dan penggunaan
komunikasi serta Barang/Jasa dalam
transaksi elektronik negeri & SNI
8) Mendorong
7) Memberikan pelaksanaan
kesempatan UMKM penelitian & industri
kreatif
9) Melaksanakan
Pengadaan
Berkelanjutan

Pasal 5
Apa hubungan antara tujuan dan
kebijakan PBJ?
HUBUNGAN TUJUAN DAN KEBIJAKAN PBJ
Tujuan PBJ Kebijakan PBJ
• Meningkatkan Kualitas Perencanaan PBJ
• Melaksanakan PBJ yang Lebih Transparan, Terbuka
Menghasilkan Barang/Jasa yang tepat
dan Kompetitif
untuk setiap uang yang dibelanjakan, diukur
• Memperkuat kapasitas kelembagaan & SDM PBJ
dari aspek kualitas, kuantitas, waktu, lokasi,
• Mengembangkan E-marketplace
biaya dan penyedia
• Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi
serta Transaksi Elektronik
Meningkatkan Penggunaan Produk Dalam Mendorong penggunaan barang/jasa dalam negeri &
Negeri SNI
Mewujudkan pemerataan ekonomi dan
memberikan perluasan kesempatan
berusaha Memberikan kesempatan UMKM
Meningkatkan Peran serta UMK dan  
Koperasi
Meningkatkan Peran pelaku usaha nasional
Mendukung pelaksanaan penelitian dan
pemanfaatannya Mendorong pelaksanaan penelitian & industri kreatif
Materi 1: Ketentuan Umum
Meningkatkan Keikutsertaan industri kreatif
KEBIJAKAN PBJ

1) Meningkatkan Kualitas Perencanaan PBJ

• Kualitas identifikasi kebutuhan


• Kualitas penetapan barang/jasa
• Kualitas penentuan cara pengadaan
barang/jasa
• Kualitas penjadwalan
• Kualitas penganggaran
KEBIJAKAN PBJ
2) Melaksanakan PBJ Yang Lebih Transparan,
Terbuka dan Kompetitif
memanfaatkan sistem informasi, antara lain:
SPS
E
SPSE (Sistem Pengadaan Secara Elektronik)

E-Katalog (Katalog Elektronik)

SiRUP (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan)

SiKaP (Sistem Informasi Kinerja Penyedia)

SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah)

Sistem Informasi PBJ Lain yang dikembangkan K/L/PD


KEBIJAKAN PBJ

3) Memperkuat Kapasitas Kelembagaan dan


SDM PBJ
UK
• Membentuk Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa
PBJ
(UKPBJ) berbentuk struktural
• SDM yang profesional dengan adanya Pengelola
PBJ
• SDM PBJ wajib memiliki sertifikat kompetensi
dibidang PBJ

Pasal 74, 75, & 88


KEBIJAKAN PBJ

4) Mengembangkan E-marketplace PBJ


Katalog
Elektronik Toko Daring
(Nasional, Sektoral (Online Shop)
& Lokal)
Pemilihan Penyedia
(e-tender/e-selection)

Pasal 70 ayat 2
KEBIJAKAN PBJ

5) Menggunakan Teknologi Informasi dan


Komunikasi serta Transaksi Elektronik

• K/L/Pemda menyelenggarakan fungsi LPSE


• Meningkatkan efektifitas dan efisiensi PBJ
• Mengembangkan perekonomian nasional dengan
mengembangkan e-marketplace

Pasal 73 ayat 1
KEBIJAKAN PBJ

6) Mendorong Penggunaan Barang/Jasa


Dalam Negeri dan SNI (1/5)

dalam pelaksanaan PBJ, K/L/Perangkat Daerah wajib:


• Memaksimalkan penggunaan barang/jasa hasil produksi dalam negeri
• Mempertimbangkan nilai TKDN dan nilai BMP
• Memberikan preferensi harga

Pasal 66 & 67
KEBIJAKAN PBJ

6) Mendorong Penggunaan Barang/Jasa


Dalam Negeri dan SNI (2/5)
Dalam pelaksanaan PBJ, K/L/Perangkat Daerah wajib :
Menggun
akan
barang/ja
sa hasil
Menggun
produksi
akan
dalam
produk
negeri,
dalam
termasuk
LKPP
negeridan/atau
rancangjika K/L/Pemda mencantumkan produk dalam
terdapat
bangun negeri dalam katalog elektronik Pasal 66
produk
dan
KEBIJAKAN PBJ

6) Mendorong Penggunaan Barang/Jasa


Dalam Negeri dan SNI (3/5)

Pengadaan Barang Impor dimungkinkan dalam hal:


1. Barang tersebut belum dapat diproduksi di
dalam negeri
2. volume produksi dalam negeri tidak mampu
memenuhi kebutuhan

Pasal 66
KEBIJAKAN PBJ
6) Mendorong Penggunaan Barang/Jasa
Dalam Negeri dan SNI (4/5)
Preferensi Harga

• insentif bagi produk dalam negeri pada pemilihan Penyedia berupa kelebihan harga yang dapat
diterima
• PBJ bernilai paling sedikit di atas
• Rp 1 M

• Diberikan terhadap barang/jasa yang memiliki TKDN paling rendah 25%


• Preferensi harga untuk barang/jasa paling tinggi 25%

• Preferensi harga pekerjaan konstruksi yang dikerjakan oleh badan usaha nasional paling tinggi
7.5% di atas harga penawaran terendah dari badan usaha asing

Pasal 67
KEBIJAKAN PBJ
6) Mendorong Penggunaan Barang/Jasa
Dalam Negeri dan SNI (5/5)
Rumus Perhitungan HEA

HEA = (1−KP) × HP
KP = Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) x Preferensi tertinggi
HP = Harga Penawaran setelah koreksi aritmatik
HEA adalah Hasil Evaluasi Akhir, KP adalah Koefisien Preferensi

• Pada HEA yang sama, pemilik TKDN terbesar menjadi pemenang


• Tidak mengubah harga penawaran, tetapi HEA dapat merubah urutan peringkat
pemenang Tender/Seleksi

Pasal 67
KEBIJAKAN PBJ

7) Kesempatan kepada UMKM (1/3)


• Mengalokasikan paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari
nilai anggaran belanja barang/jasa yang dikelolanya untuk
penggunaan produk usaha kecil dan/atau koperasi dari hasil
produksi dalam negeri.
• Paket pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
dengan nilai Pagu Anggaran sampai dengan
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah) diperuntukan
bagi usaha kecil dan/atau koperasi.
• Nilai paket Pengadaan Jasa Konsultansi konstruksi sampai
dengan Rp 1 M diperuntukan bagi usaha kecil dan/atau
koperasi.
• Nilai Pagu Anggaran pengadaan dikecualikan untuk paket
pekerjaan yang menuntut kemampuan teknis yang tidak dapat
dipenuhi oleh usaha kecil dan koperasi. Pasal 65 & Perlem LKPP 11/2021
KEBIJAKAN PBJ

7) Kesempatan kepada UMKM (2/3)


Peran serta Usaha Kecil

Usaha
Mikro

Usaha Kecil

Usaha
Kecil

Pasal 65
KEBIJAKAN PBJ

7) Kesempatan kepada UMKM (3/3)


Pengertian Usaha Mikro
• Usaha produktif
• Orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan
• Memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Pasal 1 angka 45
Pengertian Usaha Kecil
• Usaha ekonomi produktif
• Berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang perorangan atau badan Usaha
• Bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
Usaha Menengah atau Usaha Besar
• Memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Pasal 1 angka 46
KEBIJAKAN PBJ

8) Mendorong Penelitian dan Industri Kreatif

Penelitian Industri Kreatif

• PBJ diatur sendiri dalam • Mengintegrasikan aset dan


Peraturan Menristekdikti potensi industri kreatif
• Pelaksana diperluas • Mendorong inovasi
• Penelitian berbasis output • Meningkatkan kesadaran
• Dapat lebih dari 1 tahun potensi industri kreatif
• Apresiasi industri kreatif
termasuk HAKI

Pasal 62
KEBIJAKAN PBJ

9) Melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan (1/3)

PBJ yang bertujuan untuk mencapai nilai manfaat yang


menguntungkan secara ekonomis tidak hanya untuk K/L/Perangkat Daerah sebagai
penggunanya tetapi juga untuk masyarakat, serta signifikan mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan dalam keseluruhan siklus penggunaannya.

Pasal 1 angka 50
KEBIJAKAN PBJ

9) Melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan (2/3)


Memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup
Aspek Lingkungan
Aspek Ekonomi Aspek Sosial
Hidup
• biaya produksi • pemberdayaan usaha • pengurangan dampak
barang/jasa sepanjang kecil negatif terhadap
usia barang/jasa • jaminan kondisi kerja kesehatan
tersebut yang adil • kualitas udara
• pemberdayaan • kualitas tanah
komunitas/usaha lokal • kualitas air
• kesetaraan, dan • menggunakan SDA
• keberagaman sesuai dengan
ketentuan

Pasal 68
KEBIJAKAN PBJ

9) Melaksanakan Pengadaan Berkelanjutan (3/3)


Pelaksanaan Pengadaan Berkelanjutan

• PA/KPA Merencanakan dan menganggarkan


PBJ
• Pokja Pemilihan/ PP/agen pengadaan
Spesifikasi teknis/KAK dan rancangan
kontrak dalam PBJ
• PPK

Dokumen
Pemilihan Pasal 68 ayat 1
01 Tujuan PBJ

02 Kebijakan PBJ

03 Prinsip PBJ

04 Etika Pengadaan dalam PBJ


Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan
Etika PBJ 28
PRINSIP PBJ

Efisien Efektif

Transparan Terbuka

Bersaing Adil

Akuntabel Pasal 6
01 Tujuan PBJ

02 Kebijakan PBJ

03 Prinsip PBJ

04 Etika Pengadaan dalam PBJ


Materi 2: Tujuan, Kebijakan, Prinsip, dan
Etika PBJ 30
ETIKA PENGADAAN DALAM PBJ

Tidak menerima, Tertib &


menawarkan/ Tanggung Jawab
menjanjikan

Menghindari dan Profesional,


mencegah Mandiri &
penyalah gunaan
wewenang Etika Menjaga
Rahasia
Pengadaan
Menghindari Tidak saling
dan Mencegah mem-
Pemborosan pengaruhi
dan Kebocoran
Uang Negara

Menghindari Menerima &


Conflict Of tanggung jawab
Interest
Pasal 7
Pertentangan Kepentingan

Komisaris, atau personel inti pada suatu badan usaha, merangkap sebagai Direksi, Dewan Komisaris, atau p
n yang mengikuti Tender/Seleksi yang sama

cana/pengawas bertindak sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang direncanakannya/diawasinya, kecu


ngadaan Pekerjaan Terintegrasi

tan manajemen konstruksi berperan sebagai Konsultan Perencana

us/manajer koperasi merangkap sebagai PPK/Pokja Pemilihan/PP pada pelaksanaan PBJ di K/L/Perangkat

lihan/PP baik langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau menjalankan badan usaha Penyedia

usaha yang mengikuti Tender/Seleksi yang sama, dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung oleh p
likan sahamnya lebih dari 50% dikuasai oleh pemegang saham yang sama

Pasal 7
Terima Kasih.
https://ppsdm.lkpp.go.id

Pusdiklat.pbj@lkpp.go.id

0811-9182-444

pusdiklatpbj_lkpp

©2021 Pusdiklat PBJ LKPP

You might also like