You are on page 1of 82

METODA PENAMBANGAN

SISTEM TAMBANG

SURFACE UNDERGROUND

ORE ORE ORE


MECHANICAL AQUEOUS COAL
UNSUPPORTED SUPPORTED CAVING

OPEN PIT HYDRAULICKING ROOM&PILLAR CUT&FILL LONGWALL ROOM&PILLAR

QUARRYING DREDGING STOPE&PILLAR STULL SUBLEVEL LONGWALL

STRIP MINE BOREHOLE SHRINKAGE SQUARE SET BLOCK CAVING SHORTWALL

AUGERING LEACHING SUBLEVEL


DASAR PEMILIHAN METODA
PENAMBANGAN
Faktor Ekonomi,
Faktor Teknis,
Keselamatam Kerja dan Lingkungan,
Faktor Geometrri Cadangan,
Sifat Fisik dan Kondisi Batuan
UNTUNG - RUGI
Keuntungannva:
Ongkos penambangan per ton atau per BCM
pada umumnya lebih murah
Kondisi kerja lebih baik
Dapat menggunakan peralatan mekanik yang
lebih besar
Pcmakaian bahan peledak lebih efisien
Mining recovery lebih besar
Lebih aman
Grade Control lebih mudah
Kerugiannya
Dipengaruhi cuaca
Kedalaman penggalian terbatas
Masalah Disposal
Alat mekanik tersebar
Meninggalkan lahan bekas lubang tambang
yang cukup luas
Lebih banyak debu pada daerah sekitar
Relatif lebih merusak tatanan hidrologi
Pemilihan Sistem Penambangan
Besar Keuntungan

Pengembangan
Land Clearing Underbrushing
Felling
Pilling
Penggalian Awal Burning

Pengupasan Tanah Pucuk


Geometri Jenjang
Jalan Masuk
Pit Expansion
Lebar Minimum
Drop Cut
Untuk Penggalian
Shovel Centerline
Tahapan Pit Expansion
1. OPEN PIT/CUT/CAST/MINE

 BENTUK
PENAMBANGAN
TERBUKA YANG
DILAKUKAN UNTUK
MENGGALI ENDAPAN-
ENDAPAN BIJIH

BACK
2. QUARRY

 MERUPAKAN
PENAMBANGAN
TERBUKA YANG
DILAKUKAN UNTUK
MENGGALI ENDAPAN
BAHAN GALIAN
INDUSTRI

BACK
3. STRIP MINE

 MERUPAKAN
PENAMBANGAN
TERBUKA YANG
DILAKUKAN UNTUK
ENDAPAN-ENDAPAN
YANG LETAKNYA
MENDATAR ATAU
SEDIKIT MIRING
SISTIMATIKA KEGIATAN TAMBANG TERBUKA

Penambangan
terbuka
menggunakan
strip dan blok.
Biasanya tiap
strip
berdimensi
40x140m dan
didesain agar
dapat diakses
oleh truk
angkut
batubara
berukuran
besar.
BAGAN ALIR PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BUKIT ASAM
PERALATAN :
137 TRUCK (@ 85-185
TON)
31SHOVEL/BACK
HOE (S/D 30 M3
130 MOBILE
EQUIPMENT

OPERASI 24 JAM/HARI SELAMA 360 HARI/TAHUN


DESAIN DETAIL RENCANA PENAMBANGAN MENURUT URUTAN PENGUPASAN OVERBURDEN
DAN PENGGALIAN BATUBARA SEHINGGA DIPEROLEH PRODUK DENGAN KUALITAS YANG
DIINGINKAN. 7,5 BCM OVERBURDEN PERLU DIPINDAHKAN UNTUK MEMPEROLEH 1 TON
BATUBARA
BACK
ALLUVIAL MINE

 MERUPAKAN
PENAMBANGAN
TERBUKA YANG
DITERAPKAN PADA
ENDAPAN “ALLUVIAL”
ATAU ENDAPAN
“PLACER”
 ADA 3 MACAM:

1. MANUAL METHODE

2. HYDRAULICKING

3. DREDGING 
Manual Method

Penambangan yang dilakukan oleh tenaga manusia


dengan menggunakan alat-alat yang sederhana

BACK BACK
HYDRAULICKING

 CARA PENAMBANGAN DENGAN


MENGGUNAKAN KOMBINASI
POMPA DAN HYDRAULIC
GIANT (MONITOR)

 SYARAT UTAMA:
- ADA AIR YANG CUKUP
--> MATERIAL HASIL
PENGGALIAN DITAMPUNG
DALAM SUATU SUMURAN DAN
SELANJUTNYA DIPOMPA KE
INSTALASI JIG

BACK
DREDGING

CARA PENAMBANGAN
DENGAN KAPAL KERUK
(DREDGE)
SYARAT UTAMA:
- CUKUP AIR UNTUK
MENGAPUNGKAN KAPAL
KERUK
--> DIOPERASIKAN DILEPAS
PANTAI ATAU BISA JUGA
DI DARAT

BACK
BACK
AUGERING
METODE YANG
DIGUNAKAN PADA
PERMUKAAN
HIGHWALL ATAU
PENEMUAN
SINGKAPAN
BATUBARA DENGAN
PEMBORAN ATAU
PENGGALIAN
BUKAAN PADA
LAPISAN DI BAWAH
LAPISAN TANAH
PENUTUP
(OVERBURDEN)

BACK
BOREHOLE MINING

BOREHOLE DILAKUKAN
DENGAN MENGALIRKAN AIR
BERTEKANAN UNTUK
MENGAMBIL MATERIAL YANG
DIHISAP OLEH POMPA KE
PERMUKAAN

MINERAL : GARAM, FOSFAT


(YANG LARUT DALAM AIR)

BACK
LEACHING

PELARUT AKAN
DISIRKULASIKAN DALAM
DEPOSIT UNTUK
MELARUTKAN BIJIH, LALU
DIPOMPAKAN KE
PERMUKAAN.
MINERAL DIPISAHKAN DAN
PELARUT DAPAT
DIGUNAKAN KEMBALI

MINERAL: TEMBAGA,
MINERAL BERHARGA

BACK
Bagan Jenjang (Bench)
Layout Jenjang Open Pit
UKURAN JENJANG

1. HEAD QUARTER

WMINIMUM = Y + Wt + Ls + G + Wb

Keterangan:
WMINIMUM : lebar jenjang minimum
Y : lebar yang disediakan untuk pengeboran, m
Wt : lebar yang disediakan untuk alat-alat, m
Ls : panjang power shovel tanpa panjang boom
G : floor cutting radius dari power shovel, m
Wb : lebar untuk broken material, m
2. LEWIS (ELEMENT MINING)

TINGGI JENJANG:
a. Untuk Cara Hydraulicking yang baik: 200 ft dan
maximum 600 ft
b. Untuk dredging kedalaman ideal antara 50 – 80 ft,
tetapi ada sampai 130 m
c. Untuk open cut antara 12 – 75 ft; yang baik adalah 30
ft. Tambang bijih : max 225 ft.
3. L. SHEVYAKOV
(Mining of Mineral Deposit)

a. MATERIAL LUNAK
B = ( 1,00 – 1,50) Ro + L + L1 + L2

b. MATERIAL KERAS
B = N + L + L1 + L2
Keterangan:
B : lebar jenjang, m
Ro : digging radius dari alat muat, m
L : jarak antara sisi jenjang (bench) dengan rel, 3-4 m
L1 : lebar lori, 1,75 – 3,00 m
L2 : jarak untuk menjaga agar tidak longsor, m
N : lebar yang dibutuhkan untuk broken material, m
4. MELINKOV DAN CHEVNOKOY
(SAFETY IN OPEN CAST MINING)
a. LAPISAN LUNAK (SOFT STRATA)
B = 2R + C + C1 + L

b. LAPISAN KERAS (HARD STRATA)


B = a + C + C1 + L + A
Keterangan:
B : lebar jenjang, m
a : lebar broken material, m
A : lebar pemotongan pertama ( awal ), m
R : digging radius dari alat muat
C : jarak sisi jenjang broken material ke garis tengah rel, m
L : lebar yang diselesaikan untuk pengaman, m
5. POPOV
(THE WORKING OF MINERAL DEPOSIT)

A. TINGGI JENJANG DAN KEMIRINGAN


(I) KEMIRINGAN JENJANG TERGANTUNG DARI KANDUNGAN
AIR PADA MATERIAL.
 MATERIAL YANG KERING MEMUNGKINKAN
KEMIRINGAN JENJANG YANG LEBIH BESAR

(II) UMUMNYA TINGGI JENJANG 12 - 15 M DENGAN


KEMIRINGAN :
- BATUAN BEKU : 70-80º
- BATUAN SEDIMEN : 50-60º
- PASIR KERING : 40-50º
- BATUAN YANG ARGILACEOUS : 35-45º
B. LEBAR JENJANG
(I) LEBAR JENJANG ANTARA 40-60 M, BIASA JUGA 80-100 M
DENGAN MEMAKAI MULTI ROW BORE HOLE,
LEBAR MINIMUM BATUAN KERAS :
Vr = A + C + C1 + L + B

Keterangan:
Vr : lebar jenjang minimum, m
A : lebar broken material,m
C : jarak sisi timbunan ke garis tengah rel, m
C1 : 0,5 lebar lori = 2 - 3 m
6. YOUNG
(ELEMENTS OF MINING)
A. TINGGI JENJANG

TAMBANG BIJIH BESI : 20-40 FT


TAMBANG BIJIH TEMBAGA : 30-70 FT
LIMESTONE : MAX 200 FT

B. LEBAR JENJANG : 50 - 250 ft


C. KEMIRINGAN JENJANG : 45 - 65 º
7. E.P.PFIEIDER
(SURFACE MINING)
TINGGI JENJANG

L = Lm X Sf

Keterangan:
L : tinggi jenjang, m
Lm : maximum cutting height dari alat muat
Sf : swell factor
: = 1/3 untuk cara corner cut
= 0,5 untuk cara box cut
PERALATAN 1
CRAWLOADER WHEEL LOADER

LOADER BACK HOE SCRAPPER


PERALATAN 2
COMPACTOR BULDOZER

POWER SHOVEL BACK HOE


A. Lebar Jalan Angkut

Lebar jalan angkut diharapkan akan membuat lalu


lintas pengangkutan lancar dan aman

A.1 Lebar jalan angkut pada jalan lurus.


Lebar jalan angkut pada tambang biasanya dibuat
untuk jalur ganda dengan lalulintas satu arah
ataupun dua arah. Dalam kenyataannya, semakin
lebar jalan angkut, maka semakin baik pula
keamanan dan kelancarannya aktifitas
pengangkutan.
Lebar jalan angkut pada jalur ganda atau lebih menurut
standar AASHTO (American Association of state and
Highway Transportation Official) Manual Rular
Highway disign, harus ditambah dengan setengah lebar
alat angkut pada bagian tepi kiri dan kanan jalan.
L = n.Wt + (n+1)(1/2.Wt)

Keterangan:
L = lebar jalan angkut (meter)
n = jumlah jalur (meter)
Wt = lebar alat angkut (meter)
L min  n.Wt  (n  1)(1 / 2.Wt )
 
Dimana:
L min= lebar jalan angkut minimum, m
n = jumlah jalur
Wt = lebar alat angkut,m
A.2 Lebar jalan angkut pada jalan belokan
Lebar jalan angkut pada belokan atau tikungan selalu lebih besar dari pada
lebar jalan lurus
W min  2(U  Fa  Fb  Z )  C
U  Fa  Fb
Z
2
dimana :

C = lebar jalan angkut minimum pada belokan,m


W min = lebar jejak roda (center to center tires),m
U = lebar juntai (overhang) depan,m
Fa = lebar juntai belakang,m
Fb = lebar bagian tepi jalan,m
Z = lebar antara kendaraan (total lateral clearance),m
B. Jari-jari Tikungan
Tujuan jari-jari tikungan adalah untuk mengimbangi gaya sentrifugal yang
diakibatkan karena kendaran melalui tikungan sehingga tidak stabil.

W
R
Sin

Di mana:

R = jari-jari jalan angkut,m

W = jarak poros roda depan dan belakang,m

 = sudut penyimpamgan roda depan,


C. Superelevasi
Pada tikungan diperlukan suatu besaran yang dinamakan ‘superelevasi’ yang
gunanya untuk melawan gaya sentrifugal yang arahnya menuju keluar jalan

e  67 x S
R

Di mana:

e = “super elevation”, mm/m

S = kecepatan kendaran, km/jam

R = radius belokan, m
D. Kemiringan Jalan Angkut
Kemiringan jalan berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut
baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan. Kemiringan jalan
pada umumnya dinyatakan dalam persen (%).

TABEL 3.1
KEMIRINGAN MAKSIMUM VS KECEPATAN.

VR,Km/jam 120 110 100 80 60 50 40 <40

Kemiringan 3 3 44 5 8 9 10 10
maks,%
E.  Cross Slope
Cross slope adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan
terhadap bidang horizontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk
penampang melintang cembung.
KONSTRUKSI JALAN
TAMBANG
   Tujuan perkerasan pada jalan angkut adalah
untuk membangun dasar jalan yang mampu
menahan beban pada poros roda yang
diteruskan melalui lapisan-lapisan dibawahnya

     Faktor-faktor yang mempengaruhi jalan


angkut tambang yaitu :
a) kepadatan lalu lintas,
b) sifat fisik & mekanik bahan
c) daya dukung tanah dasar
KONSTRUKSI JALAN
TAMBANG
 Lapisan perkerasaan jalan angkut tambang terdiri :
lapisan permukaan,
lapisan pondasi atas, dan
lapisan pondasi bawah.

 Konstruksi jalan harus memperhitungankan


tekanan terbesar dari ban yang menyentuh tanah.

 Untuk menentukan ketebalan lapisan perkerasan


jalan angkut tambang menggunakan grafik CBR.
Tujuan Drainase (penirisan) jalan angkut tambang
adalah
1. Mencegah erosi pada tanah yang dilindungi
2. Keselamatan kerja alat angkut
3. Mencegah/mengurangi masuknya air ke dalam massa
batuan

4. Lokasi saluran penirisan ditempatkan dikiri kanan jalan


atau hanya pada satu sisi luar lereng
 Besar saluran penirisan disesuaikan dengan
besarnya curah hujan, daerah tangkapan air
 Bentuk saluran drainase berbentuk trapesium
yang banyak dibuat karena mudah membuatnya
 Saluran drainase selalu harus dirawat/dipelihara
baik bentuk atau kedalaman sehingga air selalu
mengalir dan tidak tumpah ke badan jalan
A. Jarak pandang yang aman
Jarak pandang yang aman (safe
sight distance) diperlukan oleh
pengemudi (operator) untuk melihat ke
depan secara bebas pada suatu tikungan
1.1 Kurva horizontal
1.2 Kurva vertikal
1.3 Kecepatan Aman
Batas kecepatan aman suatu kendaran tambang
sangat ditentukan oleh :
a) Kondisi kendaraan
b) Kemampuan kendaraan tersebut untuk dikendalikan
c) Kondisi jalan,
d) Geometri jalan
e) Jarak pandang
2. Rambu-rambu pada jalan
Untuk lebih menjamin menjamin keamanan sehubungan dengan di­
operasikannya suatu jalan angkut, maka perlu kiranya dipasang rambu-
rambu sepanjang jalan angkut tersebut terutama pada tempat-tempat
yang ber­bahaya.

Rambu-rambu dipasang untuk keselamatan:


 Pengemudi dan kendaraan itu sendiri;
 Binatang yang ada di sekitarjalan angkut;
 Masyarakat setempat yang biasa menggunakan jalan tambang;
 Kendaraan lain yang mungkin lewat pada jalan tersebut;
 Tanda adanya perempatan, pertigaan, persilangan dengan jalan
umum, misalnya rel keret api, dsb.
Jalur pengelak untuk menghindari kecelakaan
Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin tenjadi
karena kendaraan slip, rem blong atau sebab lain,
maka pada jalur angkut perlu dibuat jalur pengelak
(run away precaution)

Jalur pengelak untuk daerah yang sempit Jalur pengelak daerah yang luas
 Jarak pandang mengemudi harus lebih panjang dari jarak berhenti
alat berat
 Perlunya penempatan rambu-rambu lalu lintas jalan pada kondisi-
kondisi tidak aman (misalnya: tanda jalan menaik)
 Perlunya pemasangan rambu-rambu adanya pekerjaan penunjang
(misalnya: pemasangan gorong-gorong, perbaikan jembatan,
perawatan jalan)
 Perlunya pemasangan penerangan jalan pada tikungan,
perempatan, jembatan, tanjakan maupun turunan yang cukup
tajam.
 Perlunya dibuat jalur pengelak untuk menghindari kecelakaan
TAHAP-TAHAP PENAMBANGAN

A. Pembersihan Lahan
Cara-cara pembersihannya adalah sebagai berikut :
a.Untuk semak-semak/ pohon-pohon kecil cukup
didorong dengan blade dan tanah humus
dikumpulkan.
b.Untuk pohon yang agak besar (diameter
10cm < d < 25cm) dan akarnya kuat, dilakukan
dengan cara :
- Didorong berkali-kali dengan perlahan lalu
didorong sekaligus dengan blade diangkat
sedikit.
- Dengan dua bulldozer yang menarik rantai
baja.
c.Untuk pohon besar diameter lebih besar dari
25cm :
- Menggali tanah di sekelilingnya sampai akar-
akarnya putus lalu didorong hingga rubuh.
- Bila tidak roboh, ditarik dengan rantai oleh
bulldozer
- Bila pohonnya sangat kuat dan besar, harus
dilakukan dengan peledakan.
B. Pengupasan dan Pemindahan Tanah Penutup
Masalah yang selalu ditemukan pada pemindahan
tanah penutup, adalah pemakaian dan pemilihan
peralatan untuk pemindahan tanah penutup ini
dipilih secara cermat sesuai dengan produksi yang
direncanakan dan biaya yang relatif murah. Untuk
hal itu perlu diketahui :
Volume total material yang akan dipindahkan
Tebal, dll dari tanah pucuk
Tebal, sifat fisik/ kimia. Komposisi dll. Tanah
penutup.
Jarak angkut
Jarak angkut masing-masing alat :
1. Kereta api : tidak terbatas
2. Truk : 0,3 – 8 km
3. Scraper : 150 -1500 m
4. Front-end loader : kurang dari 300 m
5. Dozer : kurang dari 150 m
6. Skip : kurang dari 240 m
7. Belt conveyor : 0,3 – 16 km
C. Penimbunan Tanah Penutup
1. Pemilihan lokasi
2. Metode penimbunan
3. Pemilihan peralatan
- Track-type tractors
- Track-tipe loaders
- Landfill compactors
- Wheel loaders
D. Pembongkaran
1.Bila material termasuk lunak, mudah lepas maka
pembongkaran dilakukan dengan peralatan jadi
sebagai berikut :
a. Draglines
- Draglines mempunyai kemampuan untuk
menggali material yang di bawah tempat
berpijak.
- Dapat digunakan pada kondisi yang kurang
keras.
- Effisiensi produksi 75 – 80% dibanding
shovel.
- Membutuhkan atau tidak peralatan bantu
untuk mengangkut material ke pembuangan.
- Digunakan untuk tanah lepas dan material
lunak.
b. Shovel
- Dapat memberikan produksi yang tinggi.
- Dapat menangani semua jenis material
termasuk material berbongkah besar.
c. Scrappers
- Biasanya digabung dengan “rippers.
Effisiensi scrappers tergantung pada
keterampilan operator.
- Scrappers mobilitas tinggi.
- Terbatas sampai material yang lunak dan
bongkaran.
- Biasanya dalam operasinya tidak
memerlukan alat bantu untuk mengangkut
ke tempat pembuangan.
d. Bucket-wheel excavator
- Memerlukan capital cost yang tinggi.
- Terbatas pada material yang mudah digali.
- Produksi tinggi
- Memerlukan alat bantu untuk mengangkut
ke pembuangan.
e. Bulldozer dan ripper
2.Pembongkaran untuk material keras
a. Alat bor berdasarkan pergerakan dibedakan
menjadi :
- Percussive drilling
- Rotary drilling
- Rotary-crushing drilling
- Diamond drilling
- Jet-piersing
Jenis alat bor berdasarkan pergerakannya
dibedakan menjadi :
- Pneumatik
- Hydraulic
b. Perlengkapan yang digunakan dalam
pemboran adalah :
- Kompressor
- Rod
- Bit
c. Sedangkan dalam proses pembongkaran
diperlukan perlengkapan antara lain :
- Bahan peledak
- Detonator
- Fuse
- Galvanometer
- Blasting machine
3.Pengangkutan
a. Truck
- Memerlukan jalan yang bagus untuk
memperkecil biaya penggantian ban.
- Dapat beroperasi pada lereng dengan
kemiringan tertentu < 11%.
- Secara ekonomis jarak angkut ± 4 km.
- Sangat mobil
b. Lori
- Dapat mengangkut material yang besar,
jarak angkut jauh, unit cost rendah.
- Membutuhkan track
- Modal awal besar
- Kemiringan tidak lebih dari 3%.
- Biasa untuk material kasar dan bongkah.
c. Belt conveyor
- Dapat mengangkut material yang besar,
jarak angkut jauh, unit cost rendah.
- Sukar dipindah-pindahkan dan
membutuhkan ongkos besar.
- Modal permulaan tinggi.
- Kemiringan sampai 4%.
- Material yang diangkut berbatu kecil, agar
umur belt conveyor lama.
Perubahan dari Tambang Terbuka
Menjadi Tambang Bawah Tanah
URUTAN PENAMBANGAN DAN
REKLAMASI

Penambangan Mineral Logam Lubang


Terbuka

Rangkaian urutan 8 gambar


memperlihatkan urutan umum dari kegiatan
pertambangan dan reklamasi

You might also like