Professional Documents
Culture Documents
Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri, dan Syaikh Syalthut termasuk dalam ulama yang
membolehkan program KB dengan syarat-syarat tertentu. Mereka berpendapat bahwa program
KB dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan menghindari kesulitan dalam mengasuh
anak. Selain itu, mereka menganggap tujuan program KB sebagai alasan untuk menjarangkan
kelahiran anak. Ulama yang membolehkan ini juga menegaskan bahwa perencanaan keluarga
tidak sama dengan pembunuhan, karena pembunuhan hanya berlaku ketika janin telah mencapai
tahap ketujuh dari proses penciptaan. Landasan pendapat mereka adalah ayat 12, 13, dan 14 dari
Surat al-Mu'minun.
2. Ulama yang melarang:
Prof. Dr. Madkour dan Abu A'la al-Maududi termasuk dalam ulama yang melarang
program KB. Mereka melarangnya karena dianggap sebagai tindakan membunuh
keturunan. Pendapat mereka didasarkan pada ayat Al-Qur'an yang berbunyi: "Janganlah
kamu membunuh anak-anak kamu karena takut (kemiskinan) kami akan memberi rizki
kepadamu dan kepada mereka." Mereka meyakini bahwa kehidupan manusia adalah
amanah dari Allah, dan menghentikan kelahiran dapat dianggap sebagai tindakan
membunuh potensial. Pandangan ulama mengenai program KB bervariasi dan bergantung
pada penafsiran individual mereka terhadap sumber-sumber Islam.
Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam
Cara KB yang diperbolehkan dalam Islam meliputi pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma,
tablet vaginal, dan tisu. Metode ini diperbolehkan selama tidak membahayakan nyawa ibu.
Metode KB permanen seperti vasektomi, tubektomi, dan histerektomi diharamkan karena
dianggap sebagai bentuk pengebirian.
Cara KB yang dilarang melibatkan merusak atau mengubah organ tubuh, seperti vasektomi,
tubektomi, dan aborsi. Hal ini bertentangan dengan tujuan pernikahan dalam menghasilkan
keturunan.
Alasan membolehkan KB termasuk memberikan istirahat bagi wanita antara dua kehamilan,
melindungi kesehatan ibu, mencegah penularan penyakit berbahaya, alasan finansial, dan
menjaga kecantikan ibu.
Lembaga fatwa di Indonesia secara umum menerima dan membolehkan KB dengan alasan
menjaga kesehatan ibu dan anak, pendidikan anak yang sehat, cerdas, dan berakhlak baik, serta
mengatasi keadaan darurat yang melibatkan keselamatan jiwa, kesehatan, dan pendidikan anak.
Program KB juga dianggap dapat mengurangi beban negara dan memberikan penghematan
energi, pangan, dan sumber daya lainnya. Oleh karena itu, pemerintah terus mendukung dan
mendorong program KB.
Terima kasih
"Jadilah mahasiswa agama yang berdedikasi,
yang selalu haus akan pengetahuan, berbagi
kebaikan dengan orang lain, dan menjadi
teladan yang baik dalam masyarakat."