You are on page 1of 16

Dosen pengampu : Dr. Nur Isra Ahmad, M.Pd.

PANDANGAN AGAMA TENTANG


KELUARGA BERENCANA
NAMA KELOMPOK X

NUR PUTRI AULIA : 202202195


NURHASIA : 202202198
NURUL MIFTAHUL JANNAH : 202202199
Pokok Pembahasan
1. Pengertian Keluarga Berencana (KB)
2. Pandangan Hukum Islam tentang
Keluarga Berencana
3. KB Menurut Pandangan Islam
Pengertian Keluarga
01 Berencana (KB)
Keluarga Berencana (KB) adalah gerakan untuk mengatur
kelahiran dengan slogan "dua anak lebih baik" dan
merupakan program pemerintah melalui BKKBN (Badan
Koordinsi Keluarga Berencana Nasional). Program KB
dapat dilakukan dengan menggunakan alat seperti pil KB,
spiral, dan lain sebagainya.
02 Pandangan Hukum Islam
tentang Keluarga
Hukum Ber-KB

KB dapat diterima oleh Islam karena tujuannya yang


sejalan dengan tujuan syari`at Islam, yaitu menciptakan
kemashlahatan bagi umatnya. KB bertujuan
menciptakan keluarga sejahtera dan melahirkan
keturunan yang tangguh. Selain itu, KB juga dapat
mencegah kemudlaratan. Oleh karena itu, KB
diperbolehkan dalam Islam karena memiliki manfaat
yang dapat melahirkan kemaslahatan dan mencegah
kemudlaratan.
Makna Keluarga Berencana
Para ulama sepakat bahwa KB yang dibolehkan dalam syari'at
adalah pengaturan kelahiran atau pencegahan kehamilan
sementara dengan kesepakatan suami-isteri karena situasi
tertentu untuk kepentingan keluarga. KB dalam arti pengaturan
keturunan ini tidak dilarang, namun pemandulan dan aborsi
yang tidak didasari medis yang syari'i tetap dilarang.
Kebolehan KB dengan batasan tersebut sudah banyak
difatwakan dan hampir menjadi Ijma' Ulama, namun kita harus
tetap memperhatikan jenis dan cara kerja alat/metode
kontrasepsi yang digunakan untuk KB.
Metode/ Alat Kontrasepsi dan Hukum Penggunaannya

Alat kontrasepsi yang diperbolehkan dalam Islam adalah yang


mencegah kehamilan sementara, dapat dipasang sendiri atau oleh
orang yang tidak haram memandang auratnya, dan tidak
menimbulkan mudarat. Saat ini, alat kontrasepsi yang tersedia sudah
memenuhi kriteria tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa KB
tidak bertentangan dengan ajaran Islam dan sudah menjadi
kesepakatan para ulama dalam forum-forum ke Islaman. KB dapat
membantu mewujudkan keluarga yang tangguh, mawardah, sakinah,
dan penuh rahmah.
03 KB Menurut Pandangan
Islam
Pandangan Al-Qur’an Tentang Keluarga
Berencana
Dalam al-Qur’an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita
laksaanakan dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah :
Surat An-Nisa’ ayat 9: “

“Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan


dibelakang mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap
kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.
Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga
Berencana

Dalam Hadits Nabi diriwayatkan:


“sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam
keadaan berkecukupan dari pada meninggalkan mereka menjadi
beban atau tanggungan orang banyak.”
Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga
Berencana
1. Ulama yang memperbolehkan:

Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri, dan Syaikh Syalthut termasuk dalam ulama yang
membolehkan program KB dengan syarat-syarat tertentu. Mereka berpendapat bahwa program
KB dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan menghindari kesulitan dalam mengasuh
anak. Selain itu, mereka menganggap tujuan program KB sebagai alasan untuk menjarangkan
kelahiran anak. Ulama yang membolehkan ini juga menegaskan bahwa perencanaan keluarga
tidak sama dengan pembunuhan, karena pembunuhan hanya berlaku ketika janin telah mencapai
tahap ketujuh dari proses penciptaan. Landasan pendapat mereka adalah ayat 12, 13, dan 14 dari
Surat al-Mu'minun.
2. Ulama yang melarang:

Prof. Dr. Madkour dan Abu A'la al-Maududi termasuk dalam ulama yang melarang
program KB. Mereka melarangnya karena dianggap sebagai tindakan membunuh
keturunan. Pendapat mereka didasarkan pada ayat Al-Qur'an yang berbunyi: "Janganlah
kamu membunuh anak-anak kamu karena takut (kemiskinan) kami akan memberi rizki
kepadamu dan kepada mereka." Mereka meyakini bahwa kehidupan manusia adalah
amanah dari Allah, dan menghentikan kelahiran dapat dianggap sebagai tindakan
membunuh potensial. Pandangan ulama mengenai program KB bervariasi dan bergantung
pada penafsiran individual mereka terhadap sumber-sumber Islam.
Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam

Cara KB yang diperbolehkan dalam Islam meliputi pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma,
tablet vaginal, dan tisu. Metode ini diperbolehkan selama tidak membahayakan nyawa ibu.
Metode KB permanen seperti vasektomi, tubektomi, dan histerektomi diharamkan karena
dianggap sebagai bentuk pengebirian.
Cara KB yang dilarang melibatkan merusak atau mengubah organ tubuh, seperti vasektomi,
tubektomi, dan aborsi. Hal ini bertentangan dengan tujuan pernikahan dalam menghasilkan
keturunan.
Alasan membolehkan KB termasuk memberikan istirahat bagi wanita antara dua kehamilan,
melindungi kesehatan ibu, mencegah penularan penyakit berbahaya, alasan finansial, dan
menjaga kecantikan ibu.
Lembaga fatwa di Indonesia secara umum menerima dan membolehkan KB dengan alasan
menjaga kesehatan ibu dan anak, pendidikan anak yang sehat, cerdas, dan berakhlak baik, serta
mengatasi keadaan darurat yang melibatkan keselamatan jiwa, kesehatan, dan pendidikan anak.
Program KB juga dianggap dapat mengurangi beban negara dan memberikan penghematan
energi, pangan, dan sumber daya lainnya. Oleh karena itu, pemerintah terus mendukung dan
mendorong program KB.
Terima kasih
"Jadilah mahasiswa agama yang berdedikasi,
yang selalu haus akan pengetahuan, berbagi
kebaikan dengan orang lain, dan menjadi
teladan yang baik dalam masyarakat."

You might also like